Anda di halaman 1dari 22

PANDUAN

PERESEPAN INSTALASI FARMASI


DI RSU. BHAKTI YUDHA

RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI YUDHA


JL. RAYA SAWANGAN No. 2 A DEPOK 16436
TILP. 021. 7520082 FAX. 021.7520510
Panduan Peresepan Instalasi Farmasi - RSUBY i
Panduan Peresepan Instalasi Farmasi - RSUBY ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ..........................................................................................

Surat Keputusan Direktur ........................................................................... i

Kata Pengantar ........................................................................................... iii

Daftar Isi ................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN & DEFINISI ....................... 1

BAB II RUANG LINGKUP .......................................... 2

BAB III TATA LAKSANA ............................................ 3

BAB IV DOKUMENTASI ............................................. 10

Lampiran – Lampiran

Panduan Peresepan Instalasi Farmasi - RSUBY iii


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang


telah memberikan limpahan rahmat dan kemuliaan serta
kemudahan yang diberikan kepada kita semua, sehingga
dengan ijin Nya Pedoman Peresepan Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Umum Bhakti Yudha dapat terselesaikan.
Institusi yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan
RSU. Bhakti Yudha harus meningkatkan pelayanan yang lebih
bermutu dan mampu mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk itu Instalasi
Farmasi perlu menyelenggarakan peresepan yang baik agar
mutu pelayanan medis dan keselamatan pasien lebih terjamin
dan terlindungi.
Semoga Panduan Peresepan Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Umum Bhakti Yudha ini dapat bermanfaat
sebaik-baiknya oleh seluruh unit pelayanan terkait di RSU.
Bhakti Yudha, serta mampu meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan di RSU. Bhakti Yudha.
Depok, 11 April 2017
POKJA MPO
RSU. BHAKTI YUDHA

Tim Penyusun

Panduan Peresepan Instalasi Farmasi - RSUBY iv


BAB I

DEFINISI

1. Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat diartikan


pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya mengatur 1
(satu) kegiatan. Panduan dapat diterapkan dengan baik dan benar melalui
penerapan SPO.
2. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada
apoteker, baik dalam bentuk paper maupun electronik untuk menyediakan
dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku.
3. DPJP adalah dokter penanggungjawab pasien selama pasien dirawat di
Rumah Sakit
4. Formularium adalah dokumen yang selalu diperbaharui secara terus menerus,
yang berisi sediaan-sediaan obat yang terpilih dan informasi tambahan
penting lainnya yang merefleksikan pertimbangan klinik mutakhir staf medik
rumah sakit.
5. Komunikasi via telpon cara TEBAK (Tulis baca Konfirmasi) adalah salah
satu teknik komunikasi dimana pesan / instruksi lisan ditulis dengan jelas dan
dibaca ulang oleh penerima dan diterima oleh individu yang memberikan
perintah.

Panduan Peresepan Instalasi Farmasi - RSUBY 1


BAB II

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Panduan Peresepan Instalasi Farmasi meliputi pelayanan :


1. Penulisan Resep
2. Pencatatan Resep
3. Penyalinan Resep

Pada pasien-pasien di Instalasi Gawat Darurat, Rawat Jalan, Rawat Inap, Kamar Operasi,
dan ICU RSU. Bhakti Yudha.

Panduan Peresepan Instalasi Farmasi - RSUBY 2


BAB III

TATA LAKSANA

A. Peresepan

1. Petugas yang berhak melakukan permintaan dan peresepan sediaan farmasi.


a. Seluruh permintaan obat dan peresepan obat harus dilakukan oleh
dokter yang memiliki SIP, diberi kewenangan oleh direktur RSU Bhakti
Yudha untuk melakukan peresepan dan ditetapkan dengan Surat
Kebijakan Dokter Penulis Resep.
b. Dalam hal DPJP tidak ada di tempat atau instruksi terapi diberikan lewat
telepon maka dokter jaga yang melakukan penulisan resep.

2. Dokter wajib melakukan assesmen terkait obat yang sedang diminum atau
dibawa pasien dan mendata di rekam medis antara lain :
a. Nama obat
b. Dosis / frekuensi
c. Berapa Lama
d. Alasan minum obat
e. Berlanjut atau tidak saat rawat inap

3. Dokter wajib assesmen pasien terkait riwayat alergi obat dan mendata di
rekam medis antara lain :
a. Tanggal Kejadian
b. Nama obat
c. Severity alergi : ringan (tidak perlu terapi atau perlu terapi, gejala
hilang ≤ 24 jam), sedang (perlu terapi, gejala hilang > 24 jam) dan
berat (syok anaphilaksis, steven Johnson Syndrome).
d. Manifestasi reaksi alergi

Panduan Peresepan Instalasi Farmasi - RSUBY 3


4. Resep harus dituliskan untuk satu pasien sesuai dengan identitas di
resep. Dalam satu resep tidak boleh dituliskan untuk pasien lain (misalnya
untuk keluarganya).

5. Resep harus memuat data yang akurat untuk identifikasi pasien, yaitu:
a. Nama Pasien
b. Umur
c. Berat Badan
d. Tinggi Badan

6. Resep yang lengkap memenuhi unsur / syarat sebagai berikut :


a. Persyaratan administrasi meliputi :
1) Nama, umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan pasien
2) Nama, nomor ijin, alamat dan paraf dokter
3) Tanggal resep
4) Ruangan / unit asal resep.
b. Persyaratan farmasetik meliputi :
1) Nama Obat, bentuk dan kekuatan sediaan
2) Dosis dan jumlah obat
3) Stabilitas
4) Aturan dan cara penggunaan
c. Persyaratan klinis meliputi :
1) Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat
2) Duplikasi pengobatan
3) Alergi dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD)
4) Kontraindikasi
5) Interaksi Obat

7. Penulisan Obat sesuai Formularium RS


a. Obat generic diresepkan bagi pasien kelas tiga, atas permintan pasien,
dan atas pengkajian dokter terhadap riwayat pengobatan pasien.

Panduan Peresepan Instalasi Farmasi - RSUBY 4


b. Penulisan resep dengan nama dagang (bermerk) boleh disubstitusi
dengan generic bagi pasien kelas tiga, pasien JKN, atau atas permintaan
pasien, atau atas ketentuan penjamin.
c. Pasien JKN diutamakan diresepkan dengan obat yang masuk daftar
Formularium Nasional.
d. Perubahan terapi pasien dari obat generic ke obat dengan merk dagang
atau sebaliknya atau ganti terapi yang disebabkan visite dokter pengganti
atau konsulan atau rawat bersama maka yang menentukan adalah DPJP
dan terapi DPJP menjadi acuan perencanaan kebutuhan obat pasien rawat
inap.
e. Penggunaan obat diluar Formularium Rumah Sakit harus mendapat
persetujuan dari Direktur Pelayanan Medik setelah mendapatkan
rekomendasi dari komite Medis dan Tim Farmasi dan Terapi.

8. Penulisan nama dan jumlah obat


a. Obat tunggal ditulis dengan nama generik atau brand name sesuai
formularium RSU Bhakti Yudha.
b. Dilengkapi dengan bentuk sediaan (tablet, sirup, drop, injeksi, salep,
supp, ovula, dll) dan dosis sediaan (contoh 250 mg, 500 mg)
c. Nama obat dalam resep tidak diperbolehkan untuk disingkat.
d. Setiap item diberi tanda tangan / paraf dokter.
e. Jumlah obat :
1) Pasien Rawat Jalan diberikan untuk maksimal 10 hari, kecuali
pengobatan jangka panjang / kronis
2) Pasien Rawat Jalan dengan Jaminan JKN, obat untuk penyakit kronis
hanya diberikan untuk 7 hari.
3) Pasien Rawat Inap dengan Jaminan JKN, menggunakan system
ODD (Once Daily Doses) dimana obat diberikan maksimal untuk 24
Jam
4) Jumlah obat narkotik dan obat potensi disalahgunakan harus ditulis
dengan angka dan huruf, contoh : morphin inj II (dua).

Panduan Peresepan Instalasi Farmasi - RSUBY 5


5) Obat untuk pasien diberikan sampai waktu control pasien di rawat
jalan.

9. Aturan pakai :
a. Dosis pemberian obat non oral untuk anak-anak wajib dengan mg
(milligram)
b. Jika perlu atau p.r.n (pro re nata) harus dituliskan dosis maksimal dalam
sehari
c. Penulisan milliliter dengan “ml” (tidak “cc”) untuk mencegah kesalahan
transkripsi dengan C (sendok makan) atau cth (sendok teh)
d. Jika aturan pakai obat terlalu panjang untuk ditulis di kertas resep
(misalnya kortikosteroid oral dengan penurunan dosis berkala) boleh
dituliskan singkatan u.c. (usus cognitus) atau u.n. (usus notus). Kepada
pasien diserahkan kertas terpisah dengan keterangan lengkap cara
penggunaan obatnya hari demi hari.

10. Untuk pemesanan obat High Alert Medication dan LASA/NORUM


a. Instruksi tidak boleh diberikan hanya secara verbal.
b. Instruksi harus ditulis oleh DPJP atau dokter jaga dengan tulisan yang jelas
dan dapat dipahami oleh penerima resep
c. Instruksi ini harus mencakup minimal:
1) Nama pemberi instruksi dan nama penulis resep
2) Nama pasien dan nomer rekam medis
3) Tanggal dan waktu intruksi dibuat
4) Untuk high alert medications ditulis : Nama obat (zat aktif), dosis,
jalur pemberian, dan tanggal pemberian setiap obat
5) Kecepatan dan/ atau durasi pemberian obat
d. Dokter harus menuliskan diagnosis, kondisi, dan indikasi penggunaan
setiap high alert medications secara tertulis di rekam medik.
e. Informasi terbaru tentang pemberian elektrolit konsentrat akan
dievaluasi dan diberikan secara periodik yang menyangkut standar
pelayanan, dosis, dan konsentrasi obat (yang telah disetujui oleh Tim

Panduan Peresepan Instalasi Farmasi - RSUBY 6


Farmasi dan Terapi), serta informasi yang dibutuhkan untuk
mengoptimalisasi keselamatan pasien.
f. Permintaan kemoterapi harus ditulis pada “Formulir Permintaan
Pencampuran Obat Kanker” dan ditandatangani oleh DPJP, informasi ini
termasuk diagnosis, riwayat alergi pasien, tinggi badan, berat badan, dan
luas permukaan tubuh pasien. Hal ini memungkinkan farmasi dan
perawat untuk melakukan pengecekan ganda terhadap perhitungan dosis
berdasarkan berat badan dal luas permukaan tubuh.

11. Penanganan bila terjadi permasalahan dalam resep


a. Jika terdapat permasalahan dalam resep, yaitu permintaan obat-obatan
tidak lengkap, tidak terbaca, atau tidak jelas, tidak tepat pasien,
indikasi, obat, dosis, cara pemberian, waktu pemberian, adanya interaksi
obat, alergi, kontra indikasi, dan obat non formularium, ataupun obat
tidak tersedia di rumah sakit, maka petugas farmasi
melakukan konfirmasi kepada dokter penulis resep.
b. Jika terdapat obat yang kosong distributor maka Kepala Instalasi Farmasi
membuat surat pemberitahuan kepada dokter beserta alternatif
penggantinya
c. Kebutuhan terapi di luar perencanaan dan kebutuhan obat emergensi
selain yang tersedia dalam trolley emergency/emergensi kit bisa
menggunakan stok obat ruangan maupun pinjam ke depo farmasi dan
berikutnya mengganti dengan resep.

12. Automatic Stop Order (ASO)

Obat Automatic Stop Order adalah obat-obatan untuk pasien rawat inap yang
pada waktu terapi tertentu harus dilakukan assessment ulang terkait
lanjut/tidaknya terapi dan batas waktu peresepan. Apoteker dan atau perawat
harus memberikan feedback kepada penulis resep terkait data klinis dan data
laboratorium sebagai dasar reassessment terapi, kecuali ketorolak dan
meperidine.

Panduan Peresepan Instalasi Farmasi - RSUBY 7


13. Permintaan obat secara verbal atau melalui telepon
a. Apabila DPJP berhalangan hadir, maka ia dapat memberikan resep
secara verbal melalui telepon untuk situasi yang darurat
b. Resep verbal tidak boleh digunakan untuk kemudahan atau kenyamanan
bagi dokter.
c. Peresepan obat secara verbal wajib CABAK (Catat, Baca ulang, dan
Konfirmasi).
d. Peresepan obat melalui telepon tidak boleh dilakukan untuk kategori obat
berikut :
1) Kemoterapi (cytotoxics) (kecuali instruksi berhenti dan tunda)
2) Narkotika (kecuali instruksi nerhenti dan tunda)
3) Obat yang masuk kategori High Alert Medications.
e. Permintaan obat secara verbal dari DPJP harus ditulis oleh dokter jaga.

14. Peresepan Untuk Pasien Populasi Khusus


a. Resep pasien anak-anak harus mencantumkan data berat badan dalam kg
b. Resep pasien kemoterapi harus mencantumkan data berat badan dalam kg
dan tinggi badan dalam cm.

15. Batasan penulisan resep atau terapi khusus


a. Narkotika dan psikotropika tidak boleh atas permintaan pasien.
b. Kemoterapi hanya boleh diresepkan oleh dokter yang mempunyai SPK
Kemoterapi.
c. Obat Anestesi hanya boleh diresepkan oleh dokter Spesialis Anestesi
d. Pencampuran beberapa obat dalam satu sediaan tidak dianjurkan kecuali
telah terbukti aman dan efektif, penulisan nama bahan obat wajib
dilengkapi jumlah bahan obat (untuk bahan padat : microgram, milligram,
gram, untuk cairan : tetes, milliliter, liter)

16. Unit Farmasi rawat jalan dan rawat inap memiliki Daftar Nama Dokter yang
Berhak Menulis Resep di RS Umum Bhakti Yudha beserta specimen
tandatangannya.

Panduan Peresepan Instalasi Farmasi - RSUBY 8


17. Setiap obat yang diresepkan oleh dokter dan yang diberikan kepada pasien harus
ditulis di dalam rekam medis, termasuk dosis dan cara pemberiannya.

18. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) serta konsultasi obat yang diberikan
kepada pasien dicatat di dalam rekam medis atau dicantumkan dalam catatan
pemulangan pasien rawat inap. Pada pasien rawat jalan, informasi obat
diberikan dalam bentuk verbal dan leaflet serta didokumentasikan dalam Buku
Pelayanan Informasi Obat dan Buku Konsultasi Obat.

19. Obat yang telah dipakai pasien dengan menggunakan stok ruangan atau stok
emergensi maka penggantian dilakukan dengan diresepkan

Pencatatan Resep
Semua resep dan permintaan obat yang masuk ke Instalasi Farmasi harus dicatat dan
didokumentasikan dalam system informasi Rumah Sakit. Pencatatan secara manual
diperlukan untuk kepentingan pelaporan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Penyalinan Resep
1. Apabila sebuah resep perlu ditulis ulang dalam catatan medis yang baru,
maka harus dilakukan oleh dokter.
2. Apabila sebuah resep boleh digunakan kembali oleh pasien, maka dokter
harus menuliskan di lembar resep perintah untuk menyalin resep (iter).
3. Salinan resep hanya boleh dilakukan oleh Apoteker atau Tenaga Teknis
Kefarmasian.
4. Salinan resep rawat jalan dibuat dengan ketentuan :
a. Obat dalam resep belum diambil
b. Ada pengulangan (iter)
c. Jumlah obat baru diambil sebagian
d. Atas permintaan pasien (keterangan “det” bila sudah diambil)

Panduan Peresepan Instalasi Farmasi - RSUBY 9


Panduan Peresepan Instalasi Farmasi - RSUBY 10
REFERENSI

1. Joint Commission on accreditation of Healthcare Organizations. Pain: current


understanding of assessment, management, and treatments. National Pharmaceutical
Council, Inc; 2001.
2. Wallace MS, Staats PS. Pain medicine and management: just the facts. McGraw-
Hill; 2005.
3. National Institute of Health Warren Grant Magnuson Clinical Center. Pain
intensity instruments: numeric rating scale; 2003.
4. Wong D, Whaley L. Clinical handbook of ediatric nursing. Edisi ke-2. St. Louis:
C.V. Mosby Company; 1986. h. 373.
5. Ambuel, Hamlett KW, Marx CM, Blumer JL. Assessing distress in pediatric
intensive care environments: the COMFORT Scale. J Paed Psych. 1992;17:95-109.
6. Pain management. [diakses tanggal 23 Februari 2012]. Diunduh dari:
www.hospitalsoup.com
7. Institute for Clinical Systems Improvement (ICSI). Health care guideline:
assessment and management of acute pain. Edisi ke-6. ICSI; 2008.
8. Pain Management Task Group of the Hull & East Riding Clinical Policy Forum.
Adult pain management guidelines. NHS; 2006.
9. Institute for Clinical Systems Improvement (ICSI). Health care guideline:
assessment and management of chronic pain. Edisi ke-5. ICSI; 2011.
10. Argoff CE, McCleane G. Pain management secrets: questions you will be asked.
Edisi ke-3. Philadelphia: Mosby Elsevier; 2009.

Panduan Peresepan Instalasi Farmasi - RSUBY 11


Lampiran :
Tabel 1.
DAFTAR SINGKATAN YANG TIDAK BOLEH DIGUNAKAN
DI RSU. BHAKTI YUDHA

TIDAK BOLEH POTENSIAL MASALAH SEHARUSNYA


DIGUNAKAN DIGUNAKAN
U (unit) Akan bisa salah dengan ”0” atau ”4” Ditulis ”Unit”
IU (international unit) Akan bisa salah dengan ”IV” (intra Ditulis ”International Unit”
vena) , ”10”(sepuluh)
IWIR Tidak sesuai Ditulis meninggal atau ”†”
Tx Akan hampir sama “tindakan” Ditulis ”Terapi”
Px Bisa salah dengan ”prosesus Ditulis ”pemeriksaan”
xyfoideus” Ditulis ”
HB (Head box) Bisa sama dengan ”Hemoglobin” Ditulis ”Head Box”
NK Tidak komunikatif Ditulis ”Nasal Kanul”
SF (susu formula) Bisa salah dengan ”Sulfas Ferrosus” Ditulis ”susu formula”
FT (foto terapi) Bisa salah dengan ”Fisiotherapi” Ditulis ”Foto Therapi”
ASI L Bisa salah memahami Ditulis ”ASI Langsung”
PB, P/B (Pasien Baru) Bisa salah dengan ”Panjang Badan” Ditulis ”Pasien Baru”
Inc Tidak sesuai Ditulis ”Incubator”
RG (Rawat Gabung) Bisa salah dengan diet ”Rendah Ditulis ”Rawat Gabung”
Garam”
AB (antibiotik) Bisa salah dengan golongan darah Ditulis ”Antibiotik”
”AB”
SB Ditulis ”suhu badan”
AF (Alinamin F) Bisa salah dengan ”Atrial Fibrilasi” Ditulis ”Alinamin F”
Ma/mi Ditulis ”Makan/Minum”
Ka/ki Ditulis ”Kanan/kiri”
Obs (Observasi) Hampir sama dengan ”Obsgin” Ditulis ”Observasi”
Pac Tidak sesuai Ditulis ”Pacuan”
SC (Sectio Cesaria) Bisa salah dengan ”Sub Cutan” Ditulis ”Sectio Cesaria”
T.a.a/t.a.k Ditulis ”Tak Ada Kelainan”
a/i Tidak sesuai Ditulis ”Atas Indikasi”
T9 Tidak sesuai Ditulis ”Tunggu hasil”
R (residu) Bisa salah ”Respirasi” Ditulis ”Residu”
Lanj Ditulis ”Lanjutkan”
Spt Ditulis ”Spontan’
Inf (infeksi) Bisa salah dengan ”Infus” Ditulis ”Infeksi’
VS (Vena Sectie) Bisa salah dengan ”Vital Sign” Ditulis ”Vena Sectie”
Ind (Induksi) Bisa salah dengan ”Indikasi” Ditulis ’Induksi”
Dr (darah rutin) Bisa salah dengan ”Dokter” Ditulis ”darah rutin”
Sak (bangsal Sakinah) Ditulis Bangsal ”Sakinah”
TP (tali Pusat) Bisa salah dengan Tinggi Protein Ditulis ”Tapi pusat”
TN Tamu negara
Semua nama obat tidak boleh disingkat

Panduan Peresepan Instalasi Farmasi - RSUBY 12


Tabel 2.

OBAT – OBATAN DALAM KATEGORI HIGH ALERT MEDICATIONS

GOLONGAN
NAMA ZAT AKTIF NAMA OBAT
OBAT
Adrenergik
doBUTamin doBUTamin giulini inj
agonis, IV
doPamin giulini inj
dopamine

Ephinephrine (adrenalin) Ephinephrine inj generik


Obat anastesi
Isoflurane Forane
umum, inhalasi
Sevoflurane Sevofluarane, Sevorane
Obat anastesi Fentanyl inj
Fentanyl
umum, IV Durogesic patch
Ketamine injeksi generic
Ketamine
Ketalar
Recofol injeksi 20 mg/ml
Propofol
Safol injeksi
Anti aritmia,
Amiodarone Cordarone injeksi
Intra Vena
Digoxin Fargoxin injeksi
Diltiazem Herbesser injeksi
Lidokain injeksi generik
Lidokain Pehacain (kombinasi dengan
epinephrin)
Anti trombotik Warfarin Simarc tablet 2 mg
Heparin Inviclot injeksi
Fondaparinux Arixtra injeksi
Dabigatran Pradaxa tablet
Rivaroxaban Xarelto table 10 mg dan 15 mg
Obat
5-fluorouracil Curacil injeksi 500 mg
kemoterapi
Anastrozole Arimidex tablet
Bevacizumab Avastin 100 mg
Bicalutamide Casodex tablet
Bleomycin Bleocin injeksi15 mg

Panduan Peresepan Instalasi Farmasi - RSUBY 13


GOLONGAN
NAMA ZAT AKTIF NAMA OBAT
OBAT
Capecitabin Xeloda tablet 500 mg
Carboplatin injeksi 150 mg
Carboplatin
Carboplatin injeksi 450 mg
Cisplatin injeksi 10 mg
Cisplatin
Cisplatin injeksi 50 mg
Endoxan injeksi 200 mg
Cyclophosphamide
Endoxan injeksi 500 mg
Cyclophosphamide inj 500 mg
Cyclophosphamide inj 1000 mg
Dacarbazine Dacarbazine injeksi 200 mg
Doxorubicin injeksi 50 mg
Doxorubicin
Doxorubicin injeksi 10 mg
Brexel injeksi 20 mg
Docetaxel
Brexel injeksi 80 mg
Posyd injeksi 100 mg
Etoposid
Etopul injeksi 100 mg
Gefitinib Iressa tablet
Gemzar injeksi 200 mg
Gemzitabine
Gemzar injeksi 1000 mg
Hydroxi urea Cytodrox tablet
Tapros 1,88 mg, Tapros 3,75 mg,
Leuprorelin acetate Tapros 3 M injeksi
Endrolin injeksi
Methotrexate tablet 2,5 mg
Methotrexate
Texorate tablet 2,5 mg
Mitomycin Mitomycin injeksi 10 mg
Oxaliplatin Rexta injeksi 50 mg
Paxus injeksi 30 mg
Paclitaxel
Paxus injeksi 100 mg
Mabthera injeksi 100 mg
Rituximab
Mabthera injeksi 500 mg
Trastuzumab Herceptin injeksi 440 mg
Tamofen 10 mg, Tamofen 20 mg
Tamoxifen
tablet
Vinblastin Vinblastin injeksi 10 mg
Vincristin injeksi 1 mg
Vincristin Vincristin injeksi 2 mg

Panduan Peresepan Instalasi Farmasi - RSUBY 14


GOLONGAN
NAMA ZAT AKTIF NAMA OBAT
OBAT
Obat
hipoglikemi Glibenklamid Glibenklamid generik 5 mg
oral
Glimepiride tablet generic 1 mg, 2
mg, 3 mg, 4 mg.
Glimepiride Amaryl tablet 1 mg, 2 mg, 3 mg, 4
mg.
Metrix tablet1 mg, 2 mg, 3 mg, 4
mg.
Diamicron MR tablet 30 mg, 60
Gliclazide
mg
Glucodex tablet
Glikuidon tablet 80 mg 30 mg
generik
Gliquidone
Glurenorm tablet 30 mg
Metformin tablet generic 500 mg,
850 mg
Metformin Nevox XR tablet 500 mg
Glucophage tablet 500 mg, 850 mg
Gludepatic tablet 500 mg
Pioglitazone generik 15 mg, 30 mg
Pioglitazone Actos tablet 15 mg, 30 mg
Pionic tablet 15 mg, 30 mg
Acarbose generik
Acarbose
Glucobay tablet 50 mg, 100 mg
Glucovance tablet 2,5 mg/500 mg
Glibenklamid-Metformin
Glucovance 5 mg/500 mg
Amaryl M tablet 1 mg/250 mg
Glimepiride- Metformin
Amaryl M tablet 2 mg/ 500 mg
Sitagliptin Januvia tablet 25 mg
Saxagliptin Onglyza tablet 5 mg
Linagliptin Trajenta tablet 5 mg
Novorapid flexpen 300 unit
internasional
Insulin Insulin rapid action Apidra flexpen 300 unit
internasional
Humalog kwikpen 100 unit
internasional
Novomix injeksi300 UI
Insulin intermediate action Humalog mix kwikpen 100 unit
internasional
Lantus injeksi 300 UI
Insulin long action Levemir injeksi 300 UI

Panduan Peresepan Instalasi Farmasi - RSUBY 15


GOLONGAN
NAMA ZAT AKTIF NAMA OBAT
OBAT
Miloz injeksi 5 mg/5ml
Sedativ Intra Midazolam Miloz injeksi 15 mg/3 ml
Vena Sedacum injeksi5 mg/5ml
Sedacum injeksi 15 mg/3 ml
Sedative oral
Chloral hydrat Chloral Hydrat pulv
for children
Narkotik Pethidin injeksi 50 mg
Pethidin
opioid Clopedin injeksi 50 mg
Morphin injeksi 10 mg
Morphin
MST tablet 10 mg
Codein generic tablet
Codikaf tablet
Kodein Codipront kapsul
Codipront syrup
Codipront cum expectoran syrup
Codipront cum expectoran
Neuromuscular
Succinilcholin Quelicin injeksi
blocking agent
Atracurium Tramus injeksi
Vecuronium bromide Ecron injeksi
Larutan
Kalium Chloride KCl injeksi
Konsentrat
Magnesium Sulfat Magnesium Sulfat injeksi40%
Dextrose
Dextrose 40% Dextrose 40% injeksi
hipertonik
Sodium
Chloride Sodium Chloride 3% NaCl 3% injeksi
Hipertonik
Obat khusus
(specific Oxytocin injeksi intra vena Syntocinon injeksi
medication)

Panduan Peresepan Instalasi Farmasi - RSUBY 16


Tabel 3.

DAFTAR Obat AUTOMATIC STOP ORDER

NAMA OBAT MAKSIMAL KETERANGAN


LAMA
Anti infeksi oral 4 hari 24 jam sebelum penghentian
Anti infeksi IV 4 hari harus dikomunikasikan dengan
Anti infesi topical 10 hari penulis resep untuk dilakukan
(salep / mata / telinga); assessment ulang berdasar pada
nystatin oral data & respon klinis serta data
Antikoagulan (heparin, 7 hari laboratorium
fundaparinux, LWMH)
Warfarin 14 hari
Ketorolac (oral & IV) 5 hari Mencegah ESO pada saluran
cerna dan ginjal
Meperidine 2 hari Menghindari akumulasi
metabolit yang toksik

Panduan Peresepan Instalasi Farmasi - RSUBY 17

Anda mungkin juga menyukai