Anda di halaman 1dari 11

PEDOMAN PERESEPAN ATAU PERMINTAAN OBAT DAN INSTRUKSI

PENGOBATAN

DI INSTALASI FARMASI

RUMAH SAKIT UMUM ALMANSYUR MEDIKA BANJARBARU


KATA PENGANTAR

Dalam pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit Umum Almansyur


Medika Banjarbaru sangatlah diperlukan berbagai dokumen rumah
sakit. Dokumen tersebut dapat dalam bentuk regulasi maupun sebagai
bukti pelaksanaan kegiatan.
Untuk dapat terjadinya persamaan persepsi dalam penyusunan
dokumen yang terkait dengan pelaksaan akreditasi rumah sakit, maka
disusunlah Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi ini.
Dengan adanya panduan ini, diharapkan dapat membantu rumah
sakit menyiapkan dokumen yang merupakan bagian yang cukup penting
dari proses akreditasi rumah sakit. Pada dasarnya, dokumen akreditasi
terdiri dari 2 jenis, yaitu :
1. Regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman/panduan, prosedur dan
program.
2. Bukti pelaksanaan kegiatan.
Semoga Buku Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi ini dapat
bermanfaat bagi rumah sakit dan pihak-pihak lainnya yang terkait dengan
penyelenggaraan akreditasi rumah sakit.
Akhirnya saran dan koreksi demi perbaikan buku Panduan ini sangat
kami harapkan, Terima Kasih.

Banjarbaru, 18 Desember 2019


RSU Almansyur Medika.

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter yang diberi izin
berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku kepada Apoteker
untuk menyiapkan dan atau membuat, meracik serta menyerahkan obat
kepada pasien. Untuk penulisan resep di Rawat Jalan di RSU Almansyur
Medika menggunakan blanko resep dengan kop rumah sakit, sedangkan
penulisan resep di Rawat Inap RSU Almansyur Medika Banjarbaru
menggunakan lembar resep dengan kop rumah sakit.

1.2 Penulisan Resep


Penulisan resep artinya pemberian obat secara tidak langsung, ditulis dengan
tinta, tulisan tangan pada kop resmi, format dan kaidah penulisan sesuai
dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku yang mana
permintaan tersebut disampaikan kepada petugas atau apoteker agar
diberikan obat dalam bentuk sediaan dan jumlah tertentu sesuai indikasi.
Dengan demikian pemberian obat lebih rasional, tepat, aman, efektif, dan
ekonomis.

1.3 Latar Belakang Penulisan Resep


Dalam system distribusi obat nasional, peran dokter sebagai “ medical care”
dan apoteker sebagai “ pharmaeceuticsl care” harus berada dalam satu tim
yang solid dengan tujuan yang sama yaitu melayani kesehatan dan
menyembuhkan pasien. Salah satu tujuan dokte dalam menuliskan resep
adalah untuk meminimalkan kesalahan dalam pemberian obat sehingga
memudahkan pasien untuk mendapatkan perbekalan farmasi ssesuai dengan
kebutuhannya. Melalui penulisan resep pula, peran dan tanggung jawab
dokter dalam pengawasa distribusi obat kepada masyarakat ditingkatkan
karena tidak semua golongan obat
dapat diserahkan kepada pasien.

1.4 Tujuan Penulisan Resep


a. Meminimalkan kesalahan dalam pemberian obat sehingga memudahkan
pasien untuk mendapatkan perbekalan farmasi sesuai dengan kebutuhan
nya.
b. Sebagai peran dan tanggung jawab dokter dalam pengawasan distribusi
obat kepada masyarakat dapat ditingkatkan karena tidak semua golongan
obat dapat diserahkan kepada pasien.
c. Pelayanan beorientasi kepada pasien.
BAB II

RUANG LINGKUP

Seluruh Kelompok Staf Medis, maupun dokter yang diberi izin praktek di RS
Almansyur Medika Banjarbaru berdasarkan peraturan perundang – undangan yang
berlaku. Setiap penulisan obat harus menyesuaikan ketentuan status pasien.
Tujuan penulisan resep agar dapat mengaplikasikan pengetahuan dokter dalam
memberikan obat kepada pasien melalui blanko atau instruksi pengobatan denga
RSU Almansyur Medika yang telah diberi stampel ruang perawatan atau poliklinik
setempat.tulisan harus jelas dan dapat dibaca, dengan menggunakan istilah dan
singkatan lazim, dengan demikian seoramg dokter harus mengetahui dan paham
obat yang masuk dalam daftar Formularium Rumah Sakit yang dibuat oleh Komite
Farmasi dan Terapi RSU Almansyur Medika Banjarbaru. Untuk menghindari
kesalahan pembacaan oleh tenaga di Instalasi Farmasi, maka dokter penulis resep
harus menuliskan resep dengan jelas, terbaca dan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
BAB III

TATA LAKSANA

3.1 Penatalaksanaan penulisan resep adalah sebagai berikut :

A. penulisan berdasarkan blanko resep adalah sebagai berikut :

 Ruangan / Poli diisi sesuai dengan ruangan rawat jalan/rawat


inap
 tanggal diisi sesuai dengan tanggal penulisan resep
 alargi obat diisi jika ada ditulis nama obat, dan jika tidak ada
maka ditulis (-)
 tanda R/ pada setiap sediaan
 nama pasien
 alamat pasien
 nomor rekam medic
 tanggal lahir/umur pasien
 berat badan pasien (untuk pasien anak)
 tinggi badan pasien (untuk obat sitostatika)
 untuk obat jadi ditulis :
- nama obat (contoh : amoxicillin, ampicillin)
- bentuk sediaan 9 (contoh : tablet, injeksi)
- kekuatan ( contoh : 500 mg, 1mg)
- jumlah sediaan (contoh : X, XV)
 untuk obat racikan ditulis :
- nama setiap jenis / bahan obat
- jumlah bahan obat (microgram, milligram, gram ; untuk cairan
tetes, milliliter, liter
 tanda tangan setelah menulis resep
 tanda tangan penerima resep diisi setelah obat diterima pasien
 kolom penerimaan resep, pengentrian resep, penyiapan,
penegecekan, penyerahan, dan informasi obat diisi sesuai dengan
nama apoteker dan asisten apoteker yang memberikan pelayanan
resep.

B. Setiap obat yang diresepkan harus sesuai dengan yang tercantum


dalam Formularium RSU Almansyur Medika.
C. Kelanjutan terapi obat yang sempat dihentikan karena operasi atau
sebab lain harus dituliskan kembali dalam bentuk resep atau
instruksi pengobatan baru
D. Perubahan terhadap resep atau instruksi pengobatan harus diganti
dengan resep atau instruksi pengobatan baru.
E. Resep atau instruksi pengobatan yang tidak memenuhi kelengkapan
yang ditetapkan tidak dapat dilayani oleh instalasi farmasi
F. Resep atau instruksi pengobatan yang tidak dapat dibaca atau tidak
jelas maka asisten apoteker/apoteker/perawat yang menerima
resep/instruksi pengobatan harus menghubungi dokter penulis resep
sesuai dengan Standar Procedure Operasional (SPO) penanganan
resep yang tidak jelas/tidak lengkap.
G. Instruksi lisan harus diminimalkan dan apabila terjadi maka harus
diulang kembali pengerjaan nya oleh penerima pesan
(Apoteker/Asisiten Apoteker/Perawat) serta ditulis saat pengulangan
tersebut dan dilakukan rekonfirmaasi. Pelaksanaan mengikuti SPO
penerimaan pesanan secara verbal/melalui telepon.
H. Aturan pakai seperti frekuensi, dosis, rute pemberian dan aturan
pakai “jika perlu” (PRN) harus dituliskan indikasi untuk penggunaan
dan dosis maksimal dalam sehari
I. Tidak diperbolehkan menggunakan singkatan yang kemungkinan
akan menimbulkan kesalahan interpretasi.

Demikian pedoman peresepan atau permintaan obat dan instruksi pengobatan


di instalasi farmasi ini untuk dijadikan sebagai pegangan dalam pelaksanaan bagi
Kelompok Staf Medis.

Direktur RSU Almansyur Medika,

dr. Nurlenny Saleh, MM


NIK. 032014-3-0050
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM ALMANSYUR MEDIKA
NOMOR : 0 /FARM/RSUAM/I.03/I/2020
TENTANG
PEDOMAN PERESEPAN ATAU PERMINTAAN OBAT DAN INSTRUKSI
PENGOBATAN DI INSTALASI FARMASI

RUMAH SAKIT UMUM ALMANSYUR MEDIKA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan kefarmasian


maka perlu dilakukan regulasi mengenai pedoman
peresepan atau permintaan obat dan instruksi
pengobatan di instalasi farmasi:
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
konsederan huruf a tersebut diatas maka ditetapkan
keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Almansyur
Medika Banjarbaru

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan;

2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang


Rumah Sakit;

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit;

4. Peraturan Menteri Kesehatan


No.417/MENKES/PER/ II/2011 tentang Komisi
Akreditasi Rumah Sakit;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 34 Tahun 2017 Tentang
Akreditasi Rumah Sakit.

6. Keputudan Walikota Banjarbaru Nomor....


tanggal.... Tentang Izin Operasional Rumah Sakit
Umum Almansyur Medika Banjarbaru.

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Almansyur


7. Medika Banjarbaru Nomor.... Tanggal.... Tentang
Hospital Bylaews Rumah Sakit Umum Almansyur
Medika Banjarbaru .
MEMUTUSKAN

Menetapkan : PEDOMAN PERESEPAN ATAU PERMINTAAN OBAT DAN


INSTRUKSI PENGOBATAN DI INSTALASI FARMASI

Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter yang


KESATU :
diberi izin berdasarkan peraturan perundang – undangan yang
berlaku kepada Apoteker untuk menyiapkan dan atau
membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada pasien.
Untuk penulisan resep di rawat jalan di RSU Almansyur Medika
menggunakan blanko resep dengan kop rumah sakit,
sedangkan penulisan resep di rawat inap RSU almansyur
medika menggunakan lembar resep dengan kop rumah sakit.

KEDUA : Penulisan resep artinya pemberian obat secara tidak langsung,


ditulis dengan tinta, tulisan tangan pada kop resmi, format dan
kaidah penulisan sesuai dengan peraturan perundang –
undangan yang berlaku yang mana permintaan tersebut
disampaikan kepada petugas atau apoteker agar diberikan obat
dalam bentuk sediaan dan jumlah tertentu sesuai indikasi.
Dengan demikian pemberian obat lebih rasional, tepat, aman,
efektif, dan ekonomis.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila


terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam penetapan ini maka
akan dilakukan perbaikan sebagaimana merstinya.

Ditetapkan di : Banjarbaru
Pada tanggal : 2020
Direktur RSU Almansyur Medika,

dr. Nurlenny Saleh, MM


NIK. 032014-3-0050
PEDOMAN PERESEPAN ATAU PERMINTAAN OBAT
DAN INSTRUKSI PENGOBATAN DI INSTALASI
FARMASI
No.Dokumen No.Revisi Halaman
1/2

RSU Almansyur
Medika
Tanggal Ditetapkan,
Terbit Direktur
SPO

Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter


yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang –
undangan yang berlaku kepada Apoteker untuk
menyiapkan dan atau membuat, meracik serta
menyerahkan obat kepada pasien. Untuk penulisan
PENGERTIAN resep di Rawat Jalan di RSU Almansyur Medika
Banjarbaru menggunakan blanko resep dengan kop
rumah sakit, sedangkan penulisan resep di Rawat Inap
RSU almansyur medika menggunakan lembar resep
dengan kop rumah sakit.

a. Meminimalkan kesalahan dalam pemberian obat


sehingga memudahkan pasien untuk mendapatkan
perbekalan farmasi sesuai dengan kebutuhan nya.
b. Sebagai peran dan tanggung jawab dokter dalam
TUJUAN pengawasan distribusi obat kepada masyarakat
dapat ditingkatkan karena tidak semua golongan
obat dapat diserahkan kepada pasien.
c. Pelayanan beorientasi kepada pasien.

1. Sesuai SK Direktur Nomor ……. tentang Panduan


Pelayanan Farmasi RS Almansyur Medika..
2. Sesuai SK Direktur Nomor ……………. tentang
Kebijakan Pengelolaan Perbekalan Farmasi.
KEBIJAKAN 3. SesuaiSK Direktur Nomor …………………………
tentang Kebijakan Prosedur Operasional RS
Almansyur Medika..

PROSEDUR Penatalaksanaan penulisan resep adalah sebagai

3
berikut :

A. penulisan berdasarkan blanko resep adalah sebagai


berikut :

 Ruangan / Poli diisi sesuai dengan ruangan rawat


jalan/rawat inap
 tanggal diisi sesuai dengan tanggal penulisan resep
 alargi obat diisi jika ada ditulis nama obat, dan jika
tidak ada maka ditulis (-)
 tanda R/ pada setiap sediaan
 nama pasien
 alamat pasien
 nomor rekam medic
 tanggal lahir/umur pasien
 berat badan pasien (untuk pasien anak)
 tinggi badan pasien (untuk obat sitostatika)
 untuk obat jadi ditulis :
- nama obat (contoh : amoxicillin, ampicillin)
- bentuk sediaan 9 (contoh : tablet, injeksi)
- kekuatan ( contoh : 500 mg, 1mg)
- jumlah sediaan (contoh : X, XV)
 untuk obat racikan ditulis :
- nama setiap jenis / bahan obat
- jumlah bahan obat (microgram, milligram, gram
- untuk cairan tetes, milliliter, liter
 tanda tangan setelah menulis resep
 tanda tangan penerima resep diisi setelah obat
diterima pasien
 kolom penerimaan resep, pengentrian resep,
penyiapan, penegecekan, penyerahan, dan informasi
obat diisi sesuai dengan nama apoteker dan asisten
apoteker yang memberikan pelayanan resep.
 B. Setiap obat yang diresepkan harus sesuai dengan
yang tercantum dalam Formularium RSU Almansyur
Medika.
 C. Kelanjutan terapi obat yang sempat dihentikan
karena operasi atau sebab lain harus dituliskan
kembali dalam bentuk resep atau instruksi
pengobatan baru
 D. Perubahan terhadap resep atau instruksi
pengobatan harus diganti dengan resep atau instruksi
pengobatan baru.
 E. Resep atau instruksi pengobatan yang tidak
memenuhi kelengkapan yang ditetapkan tidak dapat
dilayani oleh instalasi farmasi
 F. Resep atau instruksi pengobatan yang tidak dapat
dibaca atau tidak jelas maka asisten
apoteker/apoteker/perawat yang menerima
resep/instruksi pengobatan harus menghubungi
dokter penulis resep sesuai dengan Standar Procedure

4
Operasional (SPO) penanganan resep yang tidak
jelas/tidak lengkap.
 G. Instruksi lisan harus diminimalkan dan apabila
terjadi maka harus diulang kembali pengerjaan nya
oleh penerima pesan (Apoteker/Asisiten
Apoteker/Perawat) serta ditulis saat pengulangan
tersebut dan dilakukan rekonfirmaasi. Pelaksanaan
mengikuti SPO penerimaan pesanan secara
verbal/melalui telepon.
 H. Aturan pakai seperti frekuensi, dosis, rute
pemberian dan aturan pakai “jika perlu” (PRN) harus
dituliskan indikasi untuk penggunaan dan dosis
maksimal dalam sehari
 I. Tidak diperbolehkan menggunakan singkatan yang
kemungkinan akan menimbulkan kesalahan
interpretasi.

1. Unit Rawat Jalan


UNIT TERKAIT 2. Unit Rawat Inap

Banjarbaru
Direktur RSU Almansyur Medika,

dr. Nurlenny Saleh, MM


NIK. 032014-3-0050

Anda mungkin juga menyukai