Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN OGAN ILIR

UNIT PELAKSANA TEKNIS


PUSKESMAS TANJUNG RAJA
Jalan Kesehatan No. 54, Kec. Tanjung Raja Telp.0812 – 71272557 KabupatenOganIlirProvinsi Sumatera Selatan
Email:pkmtanjungrajaoganilir@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS TANJUNG RAJA
Nomor : 445/ / II/ PKM.TRA/2023

TENTANG

PELAYANAN FARMASI
DI UPT PUSKESMAS TANJUNG RAJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS TANJUNG RAJA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas,


diperlukan penyelenggaraan pelayanan farmasi yang bermutu
tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Farmasi di Puskesmas dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya kebijakan Pimpinan sebagai landasan
bagi penyelenggaraan pelayanan Farmasi di Puskesmas Tanjung
Raja;
c. bahwa untuk menunjang hal tersebut di atas dipandang perlu
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Puskesmas Tanjung Raja;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;


2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009, tentang Pekerjaan
Kefarmasian;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 889/Menkes/Per/V/2011
tahun 2011 tentang Registrasi, Ijin Praktek dan Ijin Kerja Tenaga
Kefarmasian;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73
Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 54
Tahun 2018 Tentang Penyusunan Dan Penerapan Formularium
Nasional Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan;

MEMUTUSKAN

Menetapka : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TANJUNG RAJA TENTANG


n PELAYANAN FARMASI DI UPT PUSKESMAS TANJUNG RAJA,
Kesatu : Menetapkan pelayanan farmasi sebagai mana terlampir dalam surat
keputusan ini

Kedua Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan


apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
DITETAPKAN DI TANJUNG RAJA
PADA TANGGAL:
:
KEPALA UPT PUSKESMAS
TANJUNG RAJA,

H. RUHUL AMIN, S.Kep, Ners

LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN


NOMOR : 445/ / II/ PKM.TRA/2023
TANGGAL :
TENTANG PELAYANAN FARMASI DI UPT
PUSKESMAS TANJUNG RAJA
1. METODE UNTUK MENILAI, MENGENDALIKAN PENYEDIAAN DAN
PENGGUNAAN OBAT
 Metode Konsumsi
a. Pengumpulan dan pengelolaan data
b. Analisa data untuk informasi dan evaluasi
c. Perhitungan perkiraan kebutuhan obat
 Metode Morbilitas
 Sistem VEN
- Kelompok V : Kelompok obat-obatan yang sangat essensial
atau vital (obat penyelamat/life saving drugs) vaksin dan obat-
obatan untuk mengatasi penyakit-penyakit penyebab kematian
terbesar
- Kelompok E : Kelompok obat-obatan yang bekerja kausal
yaitu obat-obat yang bekerja pada sumber penyebab penyakit.
- Kelompok N : Kelompok obat-obatan yang penunjang yaitu
obat yang kerjanya ringan dan biasa digunakan untuk
menimbulkan kenyamanan untuk mengatasi keluhan ringan.

2. MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT.


Puskesmas sebagai pusat pelayanan primer yang harus menjamin ketersediaan
obat bagi pelanggan puskesmas.

3. JAM BUKA PELAYANAN FARMASI


Pelayanan Farmasi buka dari jam 08:00 WIB sampai dengan selesai.

4. KETENTUAN TENTANG PETUGAS YANG BERHAK MEMBERI RESEP.


a. Penulisan Resep merupakan kewenangan seorang dokter dan dokter gigi
b. Persyaratan petugas yang berhak memberi resep bagi pelanggan di Puskesmas
antara lain :
 Dokter umum yang telah memiliki ijin praktek
 Dokter Gigi yang telah memiliki ijin praktek
 Perawat umum yang telah memiliki ijin praktek
 Perawat Gigi yang telah memiliki ijin praktek
 Bidan yang telah memiliki ijin

5. KETENTUAN TENTANG PETUGAS YANG BERHAK MENYEDIAKAN OBAT


a. Penyediaan obat merupakan kegiatan profesi kefarmasian yang membutuhkan
keterampilan dan pertanggung jawaban secara proesional.
b. Persyaratan petugas yang berhak menyediakan obat bagi pelanggan di
puskesmas antara lain :
1. Apoteker yang telah memiliki Surat Ijin Praktek Apoteker (SIPA) di
puskesmas Tanjung Raja
2. Tenaga Tekhnis Kefarmasian yang telah memiliki Surat Ijin Praktek Asisten
Apoteker (SIPAA)
3. Tenaga Non Teknis Kefarmasian terlatih dibawah pengawasan dan
tanggung jawab Apoteker.

6. KETENTUAN TENTANG PETUGAS YANG DIBERIKAN KEWENANGAN DALAM


PENYEDIAAN OBAT JIKA PETUGAS YANG MEMENUHI PERSYARATAN
TIDAK ADA
Tenaga yang diberi kewenangan menyediakan obat perlu dinerikan pelatihan
khusus tentang pengetahuan dan keterampilan penyediaan obat

7. KETENTUAN TENTANG PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN


OBAT.
Peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat merupakan rangkain kegiatan dalam
rangka prosedur penerimaan resep,pemesanan dan pengelolaan obat di unit kerja
pelayanan dengan tujuan utuk menjamin keamanan dan ketersediaan obat sesuai
kebutuhan untuk pelayanan puskesmas dengan menggunakan metode konsusmsi
dan system VEN.

8. PENANGANAN OBAT YANG RUSAK DAN KADALUARSA


 Obat yang pada dasarnya adalah bahan kimia yang dapat mengalami
perubahan sehingga mengakibatkan berubah fungsi dan pengaruhnya pada
kesehatan manusia
 Dengan berubahnya fungsi dan pengaruh obat terhadap kesehatan manusia
maka keadaan obat disebut telah rusak/kadaluarsa dan tidak boleh dikonsumsi
oleh pelanggan.
 Penanggan obat rusak dan kadaluarsa :
1. Mengidentifikasi obat yang sudah rusak/kadaluarsa
2. Memisahkan obat yang rusk atau kadaluarsa dari penyimpanan obat lainnya
3. Membuat catatat jenis dan jumlah obat yang rusak atau kadaluasa untuk
dikirimkan kembali ke Gudang Farmasi Kota (GFK).

9. KETENTUAN TENTANG PETUGAS YANG DIBERHAK MERESEPKAN OBAT


PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA.
 Penulisan resep obat psikotropika dan narkotika merupakan kewenangan
seorang dokter.
 Psikotropika dan Narkotika adalah golongan obat dengan tingkat pengawasan
tertinggi sehingga penulisan resepnya tidak bias didelegasikan kepada tenaga
paramedic.
 Peresepan obat Psikotropika dan Narkotika
1. Dokter penulis resep adalah dokter yang telah memiliki ijin praktek dokter
Resep psikotropika dan Narkotika ditulis dengan jelas dan dapat dibaca
tanpa menimbulkan kemungkinan salah tafsir.
2. Setiap resep dilengkapi dengan : kekuatan takaran, jumlah yang harus
diberikan, dosis pemakian dan dibubuhi tanda tangan penuh oleh dokter
penulis resep

10. REKONSILIASI
a. Mendapatkan riwayat pengobatan lengkap dengan verifikasi daftar pengobatan
dengan pasien dan keluarga serta komunikasi dengan dokter dan petugas
farmasi
b. Mendokumendasikan nama obat, dosis, frekuensi pemberian dan daftar obat
c. Menentukan kapan obat harus diberikan membandingkan daftar obat dengan
indikasi dan riwayat pengobatan untuk memastikan kelengkapan dan
keakuratan
d. Menyesuaikan pengobatan dengan semua pointer masuk penerimaan,
pengiriman dan pemulangan
e. Menyesuaikan pengobatan dengan perubahan pada kondisi pasien
f. Mengkomunikasikan perbedaan – perbedaan diantara praktisi – praktisi lain
sesuai kebutuhan
g. Mengintruksikan pasien dan keluarga untuk memperbaharui rencana
pengobatan dengan dokter pada setiap pertemuan.
h. Mengintruksikan pasiendan keluarga untuk mendapatkan semua pengobatan
dari satu farmasi untuk menurunkan resiko terjadinya kesalahan
i. Mengintruksikan pasiendan keluarga untuk berperan aktif dalam manajemen
pengobatan.

11. PERSYARATAN PENYIMPANAN OBAT


Penyimpanan obat secara umum adalah:
a. Ikuti petunjuk penyimpanan pada label atau kemasan
b. Simpan obat dalam kemasan asli dan wadah tertutup rapat
c. Simpan pada suhu kamar dan hindari sinar matahari langsung
d. Jangan menyimpan obat di tempatpanasataulembab
e. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku
kecuali jika tertulis pada etiket obat
f. Jangan menyimpanobat yang telah kadaluar saatau rusak
g. Jangan meninggalkan obat di dalam mobil untuk jangka waktu lama
h. Jauhkan obat dari jangkauan anak – anak

Sistim penyimpanan obat :


a. Berdasarkan urutan alphabet nama obatnya
b. Berdasarkan bentuk sediaan seperti sirup , tablet dan salep atau krim

Kondisi penyimpanan khusus:


a. Obat golongan narkotika dan Psikotropika di simpan dalam lemari khusus dan
terkunci
b. Obat – obatseperti vaksin dan supossitoria harus di simpan dalam lemari
pendingin untuk menjamin stabilitas sediaan
c. Beberapa cairan mudah terbakar seperti aseton, eter dan alcohol di simpan
dalam lemari yang berventilasi baik, jauh dari bahan yang mudah terbakar dan
peralatan elektronik.

12. PENCATATAN, PEMANTAUAN, PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT, DAN


KTD
a. Menganalisis laporan efek samping obat dan KTD
b. Mengidentifikasi obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalamii
efek samping obat dan KTD
c. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
d. Ketersediaan formulir monitoring efek samping obat
e. Mencatat kejadian KTD
f. Ketersediaan buku pencatatan KTD
g. Melaporkan ke pusat monitoring efek samping obat nasional
h. Kerjasama dengan tim kesehatan lain
13. KETENTUAN TENTANG PENYEDIAAN OBAT EMERGENSI
a. Untuk menjamin penanganan pasien gawat darurat secara tepat, cepat, terarah
dan berkualitas, maka diperlukan penyediaan obat-obat emergensi di ruangan
tindakan
b. Petugas di ruang tindakan bertanggung jawab akan ketersediaan obat-obat
emergensi tersebut, baik dalam hal pemesanan maupun keamanannya.
c. Obat-obat emergensi ini dapat dipergunakan bila terjadi kegawatdaruratan
pasien di setiap ruang pelayanan.
d. Daftar obat-obat emergensi di unit pelayanan antara lain:
1. Epineprin / Adrenalin Injeksi
2. Lidokain / PehacainInjeksi
3. DexamethasonInjeksi
4. Ranitidine Injeksi
5. Gentamycin Injeksi
6. Stesolid Rectal
7. Fitomenadion Injeksi
8. Lidocain Injeksi
9. Cairan NaCl
10. Cairan Ringer Lactat
11. Rivanol
12. Alkohol 70% 1 L
13. Ventolin Nebulazer
14. Povidon Iodida 10% 300ml
15. H2O2

14. PENDELEGASIAN KUNCI LEMARI PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA


Berdasarkan Permenkes RI Nomor 3 Tahun 2015 bahwa Lemari khusus
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) harus memenuhi syarat sebagai
berikut;
 Terbuat dari bahan yang kuat;
 Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci yang berbeda;
harus diletakkan dalam ruang khusus di sudut gudang, untuk Instalasi Farmasi
Pemerintah;
 Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum, untuk Apotek,
Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, Instalasi Farmasi Klinik, dan
Lembaga Ilmu Pengetahuan ;
 Kunci lemari khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab/Apoteker yang
ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan.

Maka dari itu perlu pendelegasian pemegang kunci lemari psikotropika dan
narkotika diserahkan kepada Kepala TU. Adapun tujuan pendelegasian ini adalah
bilamana Apoteker penanggung jawab sedang tidak berada di tempat atau ada
keperluan lain sehingga Pelayanan farmasi tetap berjalan sebagaimana mestinya.

15. PELAYANAN SIRUP KERING


Suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh petugas obat dalam melayani resep obat
yang berupa sirup kering.Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Petugas mengambil sirup dan menambahkan air masak yang dingin sedikit
demi sedikit
2. Petugas obat mengocok sampai sediaan sirup tercampur secara homogen
dan tambah air lagi sampai tanda batas.
3. Petugas memberi etiket obat pada sirup yang telah disiapkan dan beri tulisan
“harus dihabiskan”.
4. Petugas menyerahkan obat kepada pelanggan disertai pemberian informasi
obat yang jelas dan benar
5. Petugas memastikan pasien memahami informasi obat yang disampaikan
petugas obat
16. PENDISTRIBUSIAN OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI.
Suatu proses kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat dan bahan medis habis
pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan setiap ruangan
pelayanan.
a. Petugas obat bertugas mendistribusikan obat dan bahan medis habis pakai ke
ruang pelayanan dan pustu-pustu
b. Petugas obat menerima LPLPO pustu dan Laporan Pemakaian obat dan bahan
medis habis pakai dari setiap ruangan pelayanan
c. Petugas obat mengevaluasi LPLPO dengan memperhatikan sisa stok obat,
pemakaian obat bulan lalu, jumlah kunjungan resep dan tingkat kecukupan obat
di Puskesmas.
d. Apabila permintaan obat dari ruangan pelayanan tidak sesuai dengan tingkat
kecukupan obat di puskesmas maka akan dilakukan penyesuain pada LPLPO.
e. Bila telah sesuai, petugas obat menyalin permintaan ke dokumen mutasi barang
keluar dan diajukan ke Kepala Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan.
f. Apabila permintaan disetujui maka petugas obat akan mempersiapkan obat
yang akan didistribusikan.
g. Petugas obat akan menginformasikan mengenai waktu pendistribusian obat
kepada petugas pengelola obat di pustu dan ruangan pelayanan.
h. Setelah obat diterima,petugas pengelola obat mendatangani dokumen bukti
barang keluar sebagai bukti serah terima.
i. Setiap pengeluaran obat di gudang akan dicatat di Kartu Stok obat dan Buku
Distribusi Obat.

17. PEMUSNAHAN RESEP


Resep yang telah disimpan dalam jangka waktu lima tahun dapat dimusnahkan
dengan tujuan agar petugas memahamitentang cara dan prosedur pemusnahan
resep.
 Tata Cara Pemusnahan Resep :
1. Resep Narkotika dihitung lembarannya.
2. Resep lain ditimbang
3. Resep dihancurkan lalu dikubur atau dibakar
 Membuat berita acara pemusnahan resep sesuai format terlampir
 Mengirimkan berita acarapemusnahan resep ke Dinas Kesehatan

KEPALA UPT PUSKESMAS


TANJUNG RAJA,

H. RUHUL AMIN,S.Kep, Ners

Anda mungkin juga menyukai