Anda di halaman 1dari 7

KLINIK PRATAMA RAWAT INAP

” WAHYU HUSADA”
JL. Sudirman RT/RW 09/02, Desa Besuk, Kec Gurah, Kab Kediri
Telp. 0354-545753 Email : wahyu.husadakediri@yahoo.com

KEPUTUSAN DIREKTUR KLINIK PRATAMA RAWAT INAP


WAHYU HUSADA
NOMOR:

TENTANG
KONSELING OBAT

Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan


RumahSakit Permata Bunda, maka diperlukan
penyelenggaraanpelayanan Farmasi yang bermutu
tinggi;
2. Bahwa agar pelayanan Farmasi di Rumah Sakit
PermataBunda dapat terlaksana dengan baik, perlu
adanya kebijakanDirektur Rumah Sakit Permata
Bunda sebagai landasan bagipenyelenggaraan
pelayanan Farmasi di Rumah Sakit PermataBunda ;
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksuddalam poin 1 dan 2 diatas, maka perlu
ditetapkan denganKeputusan Direktur Rumah Sakit
Permata Bunda
Mengingat 1. 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009tentang Rumah Sakit;
2. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun
2009Tentang Narkotika;
3. 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
IndonesiaNomor 2 Tahun 2017 Tentang Perubahan
PenggolonganNarkotika;
4. 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
IndonesiaNomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan
PenggolonganPsikotropika;
5. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998
tentangPengamanan Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan ;
6. 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51
TentangPekerjaan Kefarmasian ;
7. 7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 72Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian DiRumah Sakit;
8. 8. Surat Keputusan Penggangkatan Direktur
No.001/PT.MMC/III/2013 tentang penggangkatan
Direktur RumahSakit Permata Bunda;
9. 9.Pedoman Perorganisasian Instalasi Farmasi

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KONSELING OBAT DI KLINIK

PERTAMA : Keputusan direktur klinik rawat inap wahyu husad


tentang kebijakan pelayanan klinik
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan dengan ketentuan apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan pada keputusan ini, akan
dilakukan pembetuulan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di Kediri,
DIREKTUR KLINIK RAWAT INAPWAHYU HUSADA

dr.

KEBIJAKAN PELAYANAN
FARMASI KLINIK RAWAT INAP WAHYU HUSADA
A. Pengaturan dan manajemen :

1. pelaksanaan pekerjaan kefarmasian meliputi pemilihan, pengadaan,


penyimpanan,permintaan/peresepan, penyalinan, distribusi, persiapan,
pengeluaran, pemberian, dokumentasi dan pemantauan terapi obat-obatan.

2.Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap semua sediaan


farmasi/perbekalanfarmasi yang beredar di rumah sakit.

3.Sediaan farmasi/ perbekalan terdiri dari obat, bahan obat, alat kesehatan,
reagensia,radiofarmasi, dan gas medis.

4. Pelayanan farmasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem


pelayanan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

5. Pelaayanan farmasi dilaksanakan dengan sistem satu pintu.

6.Instalasi farmasi dipimpin oleh Apoteker, berijasah sarjana farmasi yang


telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker,
yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker dan Surat Izin Praktek
Apoteker.

7. Kepala Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap segala aspek


hukum dan peraturan-peraturan farmasi baik terhadap administrasi
sediaan farmasi dan pengawasaan distribusi.

B. Pemilihan dan pengadaan :

1.Pengadaan obat di rumah sakit dilaksanakan mengacu pada Formularium


rumah sakit dan Formularium Nasional untuk JKN – BPJS. Proses pengadaan
dilaksanakan sesuai undang - undang yang berlaku, yang melibatkan jalur
distribusi obat yang resmi, dengan pengelolaan yang dikendalikan secara
penuh rumah sakit.

2.Pemilihan obat masuk formularium dan penghapusan obat dari formularium


harus mengikuti kriteria yang berlaku.

3.Bila sesuatu obat dalam resep tidak tersedia di instalasi farmasi, ada proses
yang ditetapkan rumah sakit untuk pemberitahuan kepada dokter penulis
resep, saran substitusi, atau pengadaannya.

4.Pengawasan penggunaan obat di rumah sakit dilaksanakan oleh Panitia


Farmasi dan Terapi.

5.Anggota Panitia Farmasi dan Terapi telah diputuskan sesuai SK Direktur.

6.Panitia Farmasi dan Terapi terlibat dalam proses pemesanan, penyaluran,


pemberian dan monitoring pengobatan pasien, evaluasi dan penggunaan obat
dalam formularium rumah sakit.

7.Kriteria dan prosedur untuk penambahan dan pengurangan obat dari


formularium ditetapkan oleh rumah sakit.

8. Panitia Farmasi dan Terapi melakukan monitoring penggunaan obat


baru serta timbulnya KTD akibat obat baru yang ditambahkan dalam
formularium.
9.Formularium ditelaah minimal satu kali dalam setahun, berdasarkan
informasi tentang keamanan dan efektifitasnya. Proses telaah Formularium
dilakukan oleh Panitia Farmasi dan Terapi

10.Prosedur persetujuan dan pengadaan obat – obat yang diperlukan dalam


pelayanan tetapi tidak tersedia dalam stok telah ditetapkan oleh rumah sakit.

C. Penyimpanan :

1.Penyimpanan obat dan perbekalan farmasi khusus (obat yang dibawa oleh
pasien, obat emergency, obat program kesehatan) dilaksanakan berdasarkan
prosedur yang telah ditetapkan rumah sakit.

2.Rumah sakit tidak melakukan penyimpanan dan pengelolaan obat


sitostatika,
Total Parental Nutrition (TPN) dan produk steril karena belum ada fasilitas BSC
(BiologicalSafety Cabinet)

3.Rumah sakit menetapkan proses dan peralatan untuk pengamanan obat dan
perbekalan farmasi lainnya.

4.Perbekalan farmasi khusus meliputi obat-obat narkotik dan psikotropi, obat-


obat High Alert, elektrolit pekat, bahan berbahaya dan beracun, produk
nutrisi, dan bahan radioaktif, dikelola dengan prosedur yang telah ditetapkan
rumah sakit.

5. Obat yang dibawa pasien dari luar, setelah melalui proses rekonsiliasi obat
dan terapi boleh dilanjutkan, disimpan di Instalasi Farmasi rumah sakit untuk
dilalukan proses ODD.

6.Sebagai proses monitoring dan evaluasi kondisi penyimpanan obat dan alat
kesehatan,ditunjuk satu orang petugas farmasi untuk melakukan infeksi
secara berkala setiap dua minggu sekali.

7.Obat emergency tersedia di unit-unit pelayanan pasien dan pengelolaannya


dimonitor sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan rumah sakit.

8.Sistem penarikan obat telah diatur sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan rumah sakit.

9.Obat-obat yang kadaluarsa dan ketinggalan jaman dipisahkan,


disimpan dan dimusnahkan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan
oleh rumah sakit.

D. Penyiapan dan pengeluaran :


1. Rumah sakit menyediakan fasilitas bangunan, ruangan dan peralatan yang
memenuhi ketentuan dan perundang-undangan kefarmasian yang berlaku.

2.Pelayanan obat dilaksanakan dalam area yang bersih dan aman, sesuai
dengan prosedur yang sudah ditetapkan rumah sakit.

3.Instalasi Farmasi Rumah Sakit Permata Bunda memberikan pelayanan 24


jam.

4.Petugas farmasi yang kompeten melaksanakan proses skrining resep


sebelum melayaniresep.

5.Ada prosedur yang ditetapkan rumah sakit bila resep dokter tidak terbaca.
6.Pelayanan resep di rawat jalan dilaksanakan dengan sistem pelayanan resep
individual.

7.Pelayanan resep di rawat inap dilaksanakan dengan sistem


One Day Dose Dispensing (ODDD).

8. Rumah sakit menyediakan sistem komputerisasi untuk proses pengelolaan


mutasi stok dan pencatatan pelayanan obat yang terintegrasi.

E. Pemberian :

1. Petugas farmasi yang berwenang memberikan obat adalah Apoteker yang


telah memiliki SIPA dan Tenaga Teknis Kefarmasian yang telah memiliki
SIKTTK.

2. Dalam pemberian obat pada pasien rawat inap, wewenang


pemberian obat di delegasikan kepada perawat. Perawat yang berwenang
adalah perawat yang telah ditentukan kewenangannya sesuai Penugasan Klinis
Perawat.

3. Dokter yang berwenang memberikan obat adalah semua dokter yang telah
mendapatkan Surat Penugasan (Clinical Appointmet) dari Direktur Rumah
Sakit yang memuat kewenangan klinis (Clinical Previleges) yang boleh
dilakukan di rumah sakit.

4.Petugas farmasi melakukan proses telaah obat sebelum memberikan obat.

5.Perawat melakukan proses telaah obat dan serah terima dengan


menggunakan form 7 benar.
a.Benar Pasien
b.Benar Obat
c.Benar Dosis
d.Benar Waktu
e.Benar Cara Pemberian
f.Benar Dokumentasi
g.Benar Informasi

6. Rumah sakit menyediakan sarana edukasi dan konseling bagi pasien yang
menggunakan obat sendiri.

7. Proses dokumentasi dan pengelolaan obat yang dibawa pasien masuk ke


rumah sakit, dilakukan dalam proses Rekonsiliasi Obat oleh Apoteker
dan pengelolaan obat berikutnya dilakukan oleh instalasi farmasi.

8.Rumah sakit tidak melakukan penerimaan, penyimpanan dan


pendistribusian obat sampel yang ditujukan untuk uji klinis kepada pasien.

F. Pemantauan

1.Ada proses monitoring efek samping obat (MESO) dan pemantauan reaksi
obat tidak dikehendaki (ROTD) yang dilaksanakan secara kolaboratif, dengan
prosedur yang sudah ditetapkan rumah sakit.

2.Monitoring efek samping obat (MESO) dan pemantauan reaksi obat tidak
dikehendaki (ROTD) yang terpantau, ditulis di dalam dokumen rekam medik
pasien dan dilaporkan selambat-lambatnya 2 X 24 jam dalam bentuk laporan
MESO.

3.Instalasi Farmasi ikut serta dalam proses peningkatan mutu dan


keselamatan pasien bersama Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Ditetapkan di:

Pada Tanggal
:
DIREKTUR KLINIK RAWAT INAP WAHYU HUSADA
dr.

Anda mungkin juga menyukai