TENTANG
PEMBERLAKUKAN PEDOMAN PENULISAN RESEP DI RUMAH SAKIT
Menimbang :
a. Bahwa Resep adalah permintaan tertulis dari Dokter, Dokter gigi atau
Dokter hewan kepada Apoteker untuk membuat dan memberikan
obat kepada pasien.
b. Bahwa Rumah Sakit perlu memperhatikan tentang tata cara
peresepan, pemesanan dan pencatatan resep, karena peresepan
obat yang tidak terbaca atau pemesanan yang mengacaukan
keselamatan pasien bisa menunda pengobatan.
c. Bahwa Rumah Sakit perlu mengatur tindakan untuk mengurangi
tidak terbacanya resep.
d. Bahwa untuk mekanisme tersebut diatas maka rumah sakit perlu
menerbitkan Panduan tentang Penulisan Resep.
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
2. Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009
Tentang Pekerjaan Kefarmasian
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah
Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
31 Tahun 2016 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin kerja tenaga
kefarmasian.
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Waled
Pada Tanggal : 24 Januari 2022
dr.M.LUTHFI,Sp.PD-KHOM.,FINASIM.,MMRS
Pembina Tk.I
NIP. 19710215 200212 1002
LAMPIRAN : Keputusan Direktur RSUD Waled Kabupaten Cirebon
NOMOR :
TANGGAL : 24 Januari 2022
TENTANG : Pemberlakuan Pedoman Penulisan Resep
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Obat merupakan salah satu komponen yang tak tergantikan dalam pelayanan
kesehatan. Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistim fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi (Anonim, 2006).
Obat merupakan salah satu bagian dalam peningkatan kualitas hidup pasien
sehingga diperlukan adanya manajemen yang harus berperan secara kritis untuk
memastikan keselamatan pasien (Anonim, 2011).
Rumah sakit perlu memperhatikan tentang tata cara peresepan, pemesanan
dan pencatatan yang aman diarahkan oleh kebijakan dan prosedur. Para staf
medis, keperawatan, farmasi dan administratif berkolaborasi untuk
mengembangkan dan memonitor kebijakan dan prosedur. Staf yang terkait dilatih
untuk praktek penulisan resep, pemesanan dan pencatatan yang benar. Karena
peresepan obat yang tidak terbaca atau pemesanan yang mengacaukan
keselamatan pasien bisa menunda pengobatan, maka kebijakan rumah sakit
mengatur tindakan untuk mengurangi tidak terbacanya resep.
Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau
prosedur untuk membuat cara penulisan resep yang tepat untuk mengurangi
kesalahan pemberian obat (medication errors) berdasarkan system yang ada
dirumah sakit.
B. DEFINISI
Resep dalam arti yang sempit adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter
gigi, dokter hewan kepada apoteker untuk membuatkan obat dalam bentuk
sediaan tetentu dan menyerahkannya kepada pasien.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan keselamatan pasien dalam kebenaran pemberian obat
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan kesadaran sejawat penulisan resep akan pentingnya
penulisan resep yang dapat dibaca
b. Mengurangi tidak terbacanya resep yang dapat memperpanjang waktu
tunggu obat
c. Mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat
d. Meningkatkan mutu pelayanan farmasi dalam rangka penulisan resep yang
tepat
BAB II
RUANG LINGKUP KEGIATAN
BAB III
TATA LAKSANA PENULISAN RESEP
Ditetapkan di : Waled
Pada tanggal : 24 Januari 2022