Anda di halaman 1dari 15

PEDOMAN DAN PERESEPAN OBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


…/SPO/RSUAM/I.03/2 ../..
020
STANDAR Direktur RSU Almansyur
PROSEDUR Tanggal terbit : Medika
OPERASIONAL
(SPO)

PENGERTIAN Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk


biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi
untuk manusia.
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi,
dokter hewan kepada Apoteker, untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang
berlaku.
Pemberian obat adalah proses penggunaan obat sesuai
dengan instruksi dokter dengan memperhatikan karakter
fisika kimia dari obat tersebut, berupa stabilitas dan
interaksi obat.
Kaidah 5 Benar adalah kaidah dalam pemberian obat
dengan mempertimbangkan ketepatan dalam 5 aspek
meliputi ketepatan pasien, ketepatan dosis, ketepatan
waktu pemberian, ketepatan bentuk sediaan dan
ketepatan cara pemberian.
TUJUAN Tujuan dari Pedoman ini adalah untuk menginformasikan
kepada seluruh staf tentang prinsip peresepan yang aman
dan untuk meningkatkan kesadaran atas potensi risiko
yang dapat ditimbulkan. Seluruh tenaga kesehatan
diharapkan untuk mematuhi pedoman ini untuk
memastikan dan menjunjung tinggi pelayanan pasien
yang aman dan berkualitas tinggi.
KEBIJAKAN Seluruh permintaan obat dan peresepan obat harus
dilakukan oleh dokter yang praktek dan memiliki surat
izin praktek sebagai dokter di RSU Almansyur Medika. Hal
ini harus dilakukan secara tertulis baik secara elektronik
atau ditulis tangan dalam bentuk resep.
Staf keperawatan tidak boleh memberikan obat kepada
pasien yang tidak diresepkan. Instruksi secara verbal
tidak dapat digunakan kecuali dalam kondisi darurat
(mengancam jiwa pasien).
Seluruh dokter yang dapat meresepkan obat harus
menyerahkan spesimen tanda tangannya kepada farmasi
sebelum peresepan
Yang berhak menuliskan resep adalah dokter, dokter gigi
yang praktek dan memiliki surat izin praktek sebagai
dokter di RSU Almansyur Medika
Setiap resep yang dilayani telah melalui pengkajian
berupa kelengkapan administrasi resep dan kesesuaian
dosis oleh tenaga farmasi.
Pemberian obat kepada pasien dengan memperhatikan
prinsip 5 benar (pasien, obat, dosis, interval, dan rute
pemberian obat).
Penulisan resep dapat dengan menulis pada blanko kertas
resep dan atau memasukkan data melalui electronic
prescribing.
Resep yang tidak terbaca dan atau tidak lengkap
penulisannya harus dikonfirmasikan kepada dokter
penulis resep untuk didapat kepastian yang sebenarnya.
Setiap obat yang diresepkan jika tidak tersedia di RSU
Almansyur Medika, petugas farmasi akan menawarkan
obat yang sesuai padanannya untuk disetujui kepada
pasien dan atau dokter penulis resep.
Setiap resep pasien baru rawat inap harus melampirkan
daftar pemakaian obat sebelum masuk rumah sakit untuk
mencegah terjadinya duplikasi pemakaian obat.
Pengelolaan obat high alert diatur dalam pedoman
pengelolaan obat high alert dan beberapa Standar
Prosedur Operasional (SPO) obat high alert.
Obat yang dibutuhkan penggunaannya dalam waktu
segera harus menuliskan tanda “CITO” pada pojok kanan
atas lembar resep.
Pemesan obat secara verbal melalui telefon dilakukan oleh
dokter yang memiliki izin praktek dan dikenal oleh
petugas farmasi. Penulisan perintah dokter dilakukan
oleh petugas farmasi dengan menggunakan metode repeat
back pengulangan ejaan.
Pencatatan dan input data pemakaian obat dan alat
kesehatan pasien rawat inap dilakukan oleh petugas
farmasi berdasarkan data lembar pemakaian obat pasien.
Obat yang tidak digunakan oleh pasien dicatat dan
selanjutnya tidak diberikan sampai dibutuhkan kembali.
Kejadian salah pemberian obat harus ditindaklanjuti
segera dengan membuat kronologis kejadian dan
melaporkan kepada kepala unit untuk dicarikan sebab
dan solusi dari kejadian tersebut.
Obat rusak dan kadaluarsa dimusnahkan setiap tiga
bulan sekali dengan membuat berita acara pemusnahan.
Penulisan Resep
TATALAKSANA
Resep ditulis pada blanko kertas resep RSU Almansyur
Medika.
Pada bagian atas blanko kertas resep dibubuhi stempel
dokter penulis resep.
Tulisan jelas dan dapat terbaca.
Obat ditulis dalam nama generik atau nama dagang pada
kolom yang tersedia dan sesuai dengan formularium RSU
Almansyur Medika yang berlaku.
Cantumkan :
Tanggal penulisan resep.
Nama dokter penulis resep dan no izin praktek/ no izin
dokter.
Tanda R/ pada setiap sediaan atau campuran sediaan.
Nama obat dilengkapi dengan bentuk sediaan obat
(contoh : injeksi, tablet, salep dll) serta kekuatannya
( contoh : 500 mg, 1 g dll).
Jumlah sediaan yang diminta ( contoh : V tablet, I tube dll).
Bila obat berupa racikan, tulisan nama setiap jenis/ bahan
obat dinyatakan dalam satuan berat untuk bahan padat
( microgram, milligram, gram) dan satuan isi/ volume
untuk cairan (tetes, milliliter, liter).
Cara penyiapan menjadi sediaan yang diinginkan (dibuat
puyer, dimasukkan dalam kapsul).
Aturan pakai ( contoh : 2 kali sehari, 3 kali sehari).
Setiap R/ diberi garis tutup dan dibubuhi paraf. Untuk
obat Narkotika diberi garis tutup dan dibubuhi tanda
tangan.
Pro : nama pasien yang jelas, sama seperti dalam rekam
medis.
Umur atau berat badan pasien.
Lantai dan ruang perawatan untuk resep pasien rawat
inap.
Penyiapan Obat Pengkajian resep :
telaah kelengkapan resep sesuai kaidah penulisan resep.
Hubungi dokter penulis resep jika ditemukan ketidak
lengkapan.
Telaah kesesuaian dosis. Hubungi dokter jika ditemukan
masalah dalam dosis pemberian.
Telaah ketersediaan obat. Hubungi dokter jika obat tidak
tersedia, tawarkan obat sejenis dengan potensi yang sama.
Pengemasan dan penyerahan obat.
Obat dikemas dan diserahkan dengan memperhatikan
prinsip 5 benar. Petugas yang menyerahkan obat berbeda
dengan petugas yang menyiapkan obat. Tata laksana
penyiapan obat merujuk pada SPO pelayanan resep farmasi
rawat jalan dan pelayanan resep dosis unit di farmasi rawat
inap.
Pemberian obat
Pemberian obat kepada pasien rawat jalan dilakukan oleh
asisten apoteker atau apoteker dengan memberikan
informasi cara penggunaan obat yang tepat.
Pemberian obat kepada pasien rawat inap dilakukan oleh
perawat dengan memperhatikan prinsip 5 benar dan
kestabilan fisika kimia dari obat.
Pemberian obat harus dilakukan pemeriksaan kesesuaian
meliputi ketepatan pasien, ketepatan dosis obat, ketepatan
bentuk sediaan obat, ketepatan waktu pemberian dan
ketepatan cara pemberian obat.

1. DIREKTUR
UNIT TERKAIT
2. APOTEK
3. APOTEKER
4. TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN
5. DOKTER
6. PASIEN
7. NERS KEPERAWATAN

Ditetapkan di : Banjarbaru
Pada tanggal : 2020

Direktur RSU Almansyur Medika,

dr. Nurlenny Saleh, MM


NIK. 032014-3-0050
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM ALMANSYUR MEDIKA
TENTANG

PEDOMAN DAN PERESEPAN OBAT

NOMOR : 03/FARM/RSUAM/I.03/I/2020

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ALMANSYUR

MEDIKA

Menimbang : a. dalam rangka untuk peningkatan pelayanan kefarmasian


maka perlu dilakukan regulasi tentang pedoman dan
peresepan obat

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


konsederan huruf a tersebut diatas maka ditetapkan
keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Almansyur
Medika Banjarbaru

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan;

2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang


Rumah Sakit;

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit;

4. Peraturan Menteri Kesehatan


No.417/MENKES/PER/ II/2011 tentang Komisi
Akreditasi Rumah Sakit;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 34 Tahun 2017 Tentang
Akreditasi Rumah Sakit.

6. Keputudan Walikota Banjarbaru Nomor.... tanggal....


Tentang Izin Operasional Rumah Sakit Umum
Almansyur Medika Banjarbaru.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Almansyur
7. Medika Banjarbaru Nomor.... Tanggal.... Tentang Hospital
Bylaews Rumah Sakit Umum Almansyur Medika
Banjarbaru .

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PEDOMAN DAN PERESEPAN OBAT

Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk


KESATU :
biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki
sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. Resep adalah
permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan
kepada Apoteker, untuk menyediakan dan menyerahkan obat
bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku. Pemberian obat
adalah proses penggunaan obat sesuai dengan instruksi dokter
dengan memperhatikan karakter fisika kimia dari obat tersebut,
berupa stabilitas dan interaksi obat. Kaidah 5 Benar adalah
kaidah dalam pemberian obat dengan mempertimbangkan
ketepatan dalam 5 aspek meliputi ketepatan pasien, ketepatan
dosis, ketepatan waktu pemberian, ketepatan bentuk sediaan
dan ketepatan cara pemberian.

KEDUA : Tujuan dari Pedoman ini adalah untuk menginformasikan


kepada seluruh staf tentang prinsip peresepan yang aman dan
untuk meningkatkan kesadaran atas potensi risiko yang dapat
ditimbulkan. Seluruh tenaga kesehatan diharapkan untuk
mematuhi pedoman ini untuk memastikan dan menjunjung
tinggi pelayanan pasien yang aman dan berkualitas tinggi.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila


terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam penetapan ini maka
akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Banjarbaru
Pada tanggal : 2020
Direktur RSU Almansyur Medika,

dr. Nurlenny Saleh, MM


NIK. 032014-3-0050
PEDOMAN

TATA CARA PENGELOLAAN DAN PENYIMPANAN


OBAT-OBAT EMERGENCY

I. PENGERTIAN

Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk


biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk
manusia.
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi,
dokter hewan kepada Apoteker, untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang
berlaku.
Pemberian obat adalah proses penggunaan obat sesuai
dengan instruksi dokter dengan memperhatikan karakter
fisika kimia dari obat tersebut, berupa stabilitas dan
interaksi obat.
Kaidah 5 Benar adalah kaidah dalam pemberian obat dengan
mempertimbangkan ketepatan dalam 5 aspek meliputi
ketepatan pasien, ketepatan dosis, ketepatan waktu
pemberian, ketepatan bentuk sediaan dan ketepatan cara
pemberian.
II. TUJUAN

Tujuan dari Pedoman ini adalah untuk menginformasikan


kepada seluruh staf tentang prinsip peresepan yang aman
dan untuk meningkatkan kesadaran atas potensi risiko yang
dapat ditimbulkan. Seluruh tenaga kesehatan diharapkan
untuk mematuhi pedoman ini untuk memastikan dan
menjunjung tinggi pelayanan pasien yang aman dan
berkualitas tinggi.

III. KEBIJAKAN

1. Sesuai SK Direktur Nomor tentang


Panduan Pelayanan Farmasi Rumah Sakit Umum Almansyur
Medika.
2. Sesuai SK Direktur Nomor tentang
Kebijakan Pengelolaan Perbekalan Farmasi.
3. Sesuai SK Direktur Nomor tentang Kebijakan
Prosedur Operasional Rumah Sakit Umum Almansyur Medika.

IV. PENANGGGUNG JAWAB ORGANISASI

Direktur utama bertanggung jawab untuk memastikan


bahwa mekanisme telah tersedia untuk implementasi,
pengawasan dan penyesuaikan pedoman secara menyeluruh
dan bahwa hak pasien dihormati, dapat diakses, dimengerti
oleh seluruh staf terkait. Direktur Utama mendelegasikan
tanggung jawabnya untuk pelaksanaan, pengawasan dan
kepatuhan kepada Menejer Penunjang Medis
Menejer Penunjang Medis bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa seluruh kepala unit medis
Menyebarluaskan pedoman ini dalam ruang lingkup yang
menjadi tanggung jawabnya
Menerapkan pedoman ini dalam ruang lingkup yang menjadi
tanggung jawabnya
Mengidentifikasi dan mengalokasikan sumber daya yang
tepat untuk mematuhi pedoman ini
Memastikan bahwa seluruh staf telah menerima informasi
terkait pedoman ini
Kepala unit terlibat dalam ruang lingkup pedoman ini
bertanggungjawab dalam implementasi pedoman dalam
lingkup pekerjaannya dan memastikan bahwa:
Seluruh staf memiliki akses terhadap informasi tentang
pedoman ini serta prosedur yang terkait dengan pedoman
SPO yang mendukung pedoman ini telah tersedia dan
dipantau kepatuhannya. &.) Seluruh staf yang terlibat dalam
ruang lingkup pedoman ini bertanggung jawab
Tanggung jawab staf medis: Memastikan pedoman ini
dipatuhi
Seluruh staf yang terlibat dalam ruang lingkup pedoman ini
bertanggung jawab dalam implementasi pedoman ini dan
harus memastikan bahwa:
Seluruh staf memahami dan mematuhi pedoman ini
Akan menggunakan kebijakan ini dalam hubungannya
dengan seluruh pedoman dan SPO RSU Almansyur Medika.
Staf dapat mengisi laporan insiden (Incident report) bila
ketidakpatuhan ditemukan

V. PELAKSANA

Apoteker
Asisten Apoteker
VI. KEBIJAKAN

Seluruh permintaan obat dan peresepan obat harus


dilakukan oleh dokter yang praktek dan memiliki surat izin
praktek sebagai dokter di RSU Almansyur Medika. Hal ini
harus dilakukan secara tertulis baik secara elektronik atau
ditulis tangan dalam bentuk resep.
Staf keperawatan tidak boleh memberikan obat kepada
pasien yang tidak diresepkan. Instruksi secara verbal tidak
dapat digunakan kecuali dalam kondisi darurat (mengancam
jiwa pasien).
Seluruh dokter yang dapat meresepkan obat harus
menyerahkan spesimen tanda tangannya kepada farmasi
sebelum peresepan
Yang berhak menuliskan resep adalah dokter, dokter gigi
yang praktek dan memiliki surat izin praktek sebagai dokter
di RSU Almansyur Medika
Setiap resep yang dilayani telah melalui pengkajian berupa
kelengkapan administrasi resep dan kesesuaian dosis oleh
tenaga farmasi.
Pemberian obat kepada pasien dengan memperhatikan
prinsip 5 benar (pasien, obat, dosis, interval, dan rute
pemberian obat).
Penulisan resep dapat dengan menulis pada blanko kertas
resep dan atau memasukkan data melalui electronic
prescribing.
Resep yang tidak terbaca dan atau tidak lengkap
penulisannya harus dikonfirmasikan kepada dokter penulis
resep untuk didapat kepastian yang sebenarnya.
Setiap obat yang diresepkan jika tidak tersedia di RSU
Almansyur Medika, petugas farmasi akan menawarkan obat
yang sesuai padanannya untuk disetujui kepada pasien dan
atau dokter penulis resep.
Setiap resep pasien baru rawat inap harus melampirkan
daftar pemakaian obat sebelum masuk rumah sakit untuk
mencegah terjadinya duplikasi pemakaian obat.
Pengelolaan obat high alert diatur dalam pedoman
pengelolaan obat high alert dan beberapa Standar Prosedur
Operasional (SPO) obat high alert.
Obat yang dibutuhkan penggunaannya dalam waktu segera
harus menuliskan tanda “CITO” pada pojok kanan atas
lembar resep.
Pemesan obat secara verbal melalui telefon dilakukan oleh
dokter yang memiliki izin praktek dan dikenal oleh petugas
farmasi. Penulisan perintah dokter dilakukan oleh petugas
farmasi dengan menggunakan metode repeat back
pengulangan ejaan.
Pencatatan dan input data pemakaian obat dan alat
kesehatan pasien rawat inap dilakukan oleh petugas farmasi
berdasarkan data lembar pemakaian obat pasien. Obat yang
tidak digunakan oleh pasien dicatat dan selanjutnya tidak
diberikan sampai dibutuhkan kembali.
Kejadian salah pemberian obat harus ditindaklanjuti segera
dengan membuat kronologis kejadian dan melaporkan
kepada kepala unit untuk dicarikan sebab dan solusi dari
kejadian tersebut.
Obat rusak dan kadaluarsa dimusnahkan setiap tiga bulan
sekali dengan membuat berita acara pemusnahan.

VII. TATALAKSANA

Penulisan Resep
Resep ditulis pada blanko kertas resep RSU Almansyur
Medika.
Pada bagian atas blanko kertas resep dibubuhi stempel
dokter penulis resep.
Tulisan jelas dan dapat terbaca.
Obat ditulis dalam nama generik atau nama dagang pada
kolom yang tersedia dan sesuai dengan formularium RSU
Almansyur Medika yang berlaku. Cantumkan :
Tanggal penulisan resep.
Nama dokter penulis resep dan no izin praktek/ no izin
dokter.
Tanda R/ pada setiap sediaan atau campuran sediaan.
Nama obat dilengkapi dengan bentuk sediaan obat (contoh :
injeksi, tablet, salep dll) serta kekuatannya ( contoh : 500
mg, 1 g dll).
Jumlah sediaan yang diminta ( contoh : V tablet, I tube dll).
Bila obat berupa racikan, tulisan nama setiap jenis/ bahan
obat dinyatakan dalam satuan berat untuk bahan padat
( microgram, milligram, gram) dan satuan isi/ volume untuk
cairan (tetes, milliliter, liter).
Cara penyiapan menjadi sediaan yang diinginkan (dibuat
puyer, dimasukkan dalam kapsul).
Aturan pakai ( contoh : 2 kali sehari, 3 kali sehari).
Setiap R/ diberi garis tutup dan dibubuhi paraf. Untuk obat
Narkotika diberi garis tutup dan dibubuhi tanda tangan.
Pro : nama pasien yang jelas, sama seperti dalam rekam
medis.
Umur atau berat badan pasien.
Lantai dan ruang perawatan untuk resep pasien rawat inap.
Penyiapan Obat
Pengkajian resep :
telaah kelengkapan resep sesuai kaidah penulisan resep.
Hubungi dokter penulis resep jika ditemukan ketidak
lengkapan.
Telaah kesesuaian dosis. Hubungi dokter jika ditemukan
masalah dalam dosis pemberian.
Telaah ketersediaan obat. Hubungi dokter jika obat tidak
tersedia, tawarkan obat sejenis dengan potensi yang sama.
Pengemasan dan penyerahan obat.
Obat dikemas dan diserahkan dengan memperhatikan
prinsip 5 benar. Petugas yang menyerahkan obat berbeda
dengan petugas yang menyiapkan obat. Tata laksana
penyiapan obat merujuk pada SPO pelayanan resep farmasi
rawat jalan dan pelayanan resep dosis unit di farmasi rawat
inap.
Pemberian obat
Pemberian obat kepada pasien rawat jalan dilakukan oleh
asisten apoteker atau apoteker dengan memberikan
informasi cara penggunaan obat yang tepat.
Pemberian obat kepada pasien rawat inap dilakukan oleh
perawat dengan memperhatikan prinsip 5 benar dan
kestabilan fisika kimia dari obat.
Pemberian obat harus dilakukan pemeriksaan kesesuaian
meliputi ketepatan pasien, ketepatan dosis obat, ketepatan
bentuk sediaan obat, ketepatan waktu pemberian dan
ketepatan cara pemberian obat.

VIII. EVALUASI

Evaluasi dilakukan setiap tiga bulan sekali meliputi evaluasi


ketepatan dan kelengkapan penulisan resep, ketepatan
penyiapan obat, ketepatan pemberian obat. Maupun
ketersediaan obat untuk menilai pedoman ini sudah berjalan
dengan baik dan benar.

IX. DOKUMENTASI DAN PELAPORAN

Semua resep disimpan dalam wadah dan tempat yang aman


dalam jangka waktu 5 tahun.
Resep yang sudah melebihi waktu yang telah ditentukan
dapat dilakukan pemusnahan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Pemakaian obat Narkotika, Psikotropika dan prekursor
dilaporkan setiap bulannya melalui aplikasi SIPNAP
Pelaporan Insiden terkait medication error dilakukan setiap
bulan.

Ditetapkan di : Banjarbaru
Pada tanggal : 2020
Direktur RSU Almansyur Medika,

dr. Nurlenny Saleh, MM


NIK. 032014-3-0050

Anda mungkin juga menyukai