Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN PELAYANAN UNIT FARMASI

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SUKAHENING
Jalan Raya Sukahening Nomor 105, Telepon : (0265) 420296
E-mail : pkm.sukahening@gmail.com
Sukahening - 46154
PANDUAN No. Dokumen :

PELAYANAN No. Revisi :


Tanggal :
UNIT FARMASI
Terbit
UPT PUSKESMAS Halaman :

SUKAHENING

BAB I
DEFINISI

Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur,


meracik, memformulasi, mengidentifikasi, mengkombinasi, menganalisis serta
menstandarkan obat dan pengobatan juga sifat-sifat obat beserta pendistribusian dan
penggunaannya secara aman. Farmasi dalam bahasa Yunani disebut farmakon yang
berarti medika atau obat.
Farmasi merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang
merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai
tanggungjawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat.
BAB II
RUANG LINGKUP

A. KOMPETENSI PETUGAS

NO Uraian Nama Pendidikan

1. Kepala Unit Dede Daniati Profesi Apoteker


Farmasi
2. Apoteker Dede Daniati Profesi Apoteker
3. Asisten Apoteker -

Hari kerja untuk petugas Farmasi di UPT Puskesmas Rajapolah adalah 6


hari kerja dalam 1 minggu, dan jam kerja standar di UPT Puskesmas Rajapolah
adalah 42 jam seminggu.
Adapun untuk tata tertib jam kerja sebagai berikut:
 Batas toleransi keterlambatan 10 menit.
 Ijin meninggalkan jam kerja wajib mendapatkan persetujuan atasan langsung
dengan alasan yang dapat dipertanggung jawabkan urgensinya.

B. Sasaran Pelayanan
1. Pasien Rawat Jalan
2. Pasien PONED
3. Pasien Ruang Tindakan
C. Jobdesk Petugas.
Petugas farmasi melayani penerimaan resep setiap pasien tanpa kecuali,
dari skrinning resep, penyiapan sampai pemberian obat.
Adapun kegiatan tambahan di antaranya :

- Menyusun Rencana Kebutuhan Obat


- Menyusun Formularium Obat Puskesmas
- Laporan obat JKN
- Menyusun Formularium Obat Puskesmas
- Laporan PIO
- LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat)
- Laporan POR (Indikator Peresepan)
- Laporan Kesesuaian Peresepan dengan Formularium
- Ketersediaan Obat berdasarkan Formularium
- Menerima dan mencatat obat yang datang ke gudang
- Pencatatan dan pelaporan psikotropika
- Pelaporan Pemantauan Ketersediaan obat dan vaksin indikator
- Pengambilan obat ke Gudang Farmasi
- Mencatat setiap obat yang dikeluarkan dari apotek dalam buku obat harian
- Menulis indikator peresepan
- Menerima dan merapihkan obat yang datang ke gudang
- Mencatat Exp. Date setiap obat yang datang di buku khusus
BAB III

TATA LAKSANA

Pelayanan Farmasi merupakan salah satu produk pelayanan yang dimiliki


oleh UPT Puskesmas Sukahening dalam upaya memenuhi kebutuhan
pengobatan pasien. Pelayanan farmasi adalah serangkaian proses kegiatan
asuhan kefarmasian yang berkesinambungan dimulai dari skrining resep,
penyiapan obat, penyerahan obat, pemberian informasi, dan konseling. Asuhan
kefarmasian rawat jalan dan rawat inap pada umumnya adalah kegiatan
penyiapan resep dari dokter. Pelayanan farmasi meliputi pelayanan resep dari
dokter maupun permintaan obat dari bidan. Adapun alur pelayanan resep rawat
jalan dan PONED adalah sebagai berikut:
1. Skrining resep
Skrining resep adalah kegiatan untuk mengetahui kebenaran,
kerasionalan obat serta menghindari Medication Error dan Drug Related
Problem. Resep harus dilakukan telaah dan validasi oleh apoteker dengan jalan
membaca, menginterpretasi dan menganalisis resep.Telaah tersebut meliputi:
a. Ketepatan obat, dosis, frekuensi dan rute pemberian
b. Duplikasi terapi
c. Alergi atau reaksi sensitivitas yang sesungguhnya maupun yang potensial
terjadi.
d. Interaksi sesungguhnya maupun yang potensial terjadi antara obat dengan obat-
obatan lain atau makanan.
e. Variasi dari krIteria penggunaan yang ditentukan puskesmas.
f. Berat badan pasien dan informasi fisiologis pasien
g. Kontra indikasi yang lain.
Apoteker mengambil keputusan secara professional berdasarkan analisis,
secara mandiri ataupun berkolaborasi dengan atau tanpa tenaga kesehatan lain.

2. Penyiapan (Dispensing)
Dispensing merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap
validasi, interpretasi, menyiapkan/meracik obat, memberi etiket, menyerahkan obat
dengan pemberian informasi yang memadahi disertai system dokumentasi.
Dispensing sediaan farmasi dilakukan dengan:
a. Obat-obat yang dibutuhkan disiapkan berdasarkan standar etika, standar praktek
dan ilmu farmasi.
b. Obat disiapkan dalam lingkungan yang bersih, aman dan sesuai dengan undang-
undang, peraturan serta prakter professional.
c. Obat-obat diberi label identitas pasien (nama pasien), nama obat,
dosis/konsentrasi, rute/cara pemberian, dan waktu pemberian dengan
mencantumkan tanggal penyiapan.
d. Sebelum obat diberikan kepada pasien atau petugas bangsal untuk pasien rawat
inap, obat yang sudah disiapkan harus dilakukan telaah obat dengan resep atau,
waktu frekuensi pemberian dengan resep, jumlah dosis dengan resep, rute
pemberian dengan dan identitas pasien.
e. Obat diserahkan oleh farmasis dengan informasi yang memadahi.
Dalam hal permintaan obat tidak tersedia di Instalasi Farmasi, maka Instalasi
Farmasi boleh mengganti dengan obat yang isisnya sama, yang masuk
Formularium Nasional atau Formularium Rumah Sakit dengan melakukan
konfirmasi kepada dokter.

3. Pemberian Obat
Pemberian obat adalah penyerahan obat dari petugas kesehatan kepada
pasien dalam rangka proses terapi selama di rumah sakit. Obat yang dimaksud bisa
berupa obat berbentuk tablet, kapsul, serbuk, pil, kaplet, sirup yang diberikan
secara oral, obat tetes mata dan salep yang diberikan secara topical, atau obat
yang diberikan secara injeksi intra vena, intra muscular, intra tektal, inhalasi
maupun obat lain. Puskesmas menjamin pemberian obat pada pasien memenuhi 7
prinsip (7B) :
a. Benar pasien
b. Benar obat
c. Benar dosis
d. Benar rute pemberian
e. Benar waktu pemberian
f. Benar Informasi
g. Benar Dokumentasi

4. Pengelolaan Obat Yang Dibawa Pasien


Obat yang dibawa oleh pasien merupakan obat yang dibawa dan sedang
digunakan pasien sebelum pasien masuk rumah sakit untuk rawat inap. Obat
maupun suplemen yang dibawa pasien dari rumah harus dilaporkan kepada dokter
penanggungjawab pasien untuk dapat ditentukan apakah dapat dilanjuktan untuk
dikonsumsi, harus deihentikan sementara atau dihentikan seterusnya selama pasien
dirawat di rumah sakit. Apabila dokter menyetujui untuk diteruskan maka obat
diserahkan kepada perawat ruangan untuk diatur pemberiannya sesuai dengan
instruksi dokter.

Obat yang dibawa pasien dan tidak boleh digunakan selama perawatan
harus dibawa pulang ke rumah oleh keluarga pasien, jika tidak ada keluarga yang
mendampingi pasien, maka obat disimpan terpisah dalam kantong plastik yang
diberi label identitas p asien serta label obat serta label obat
tidak boleh digunakan, disimpan dalam kotak obat perawat serta akan dikembalikan
saat pasien meninggalkan rumah sakit.

Obat-obat yang dibawa oleh pasien harus diserahkan kepada tenaga


medis (dokter/perawat) dengan menggunakan form serah terima obat pasien. Obat-
obat tersebut harus diidentifikasi oleh Apoteker apakah obat masih baik atau belum
kadaluarsa. Semua obat-obatan baik yang diberikan oleh oleh dokter maupun yang
dibawa sendiri dari rumah harus dituliskan dalam Kartu Instruksi Pemberian Obat
(KIPO) pasien lengkap dengan dosis, lama pemberian dan cara pemberian. Obat-
obat yang masih bias dilanjutkan pemberiannya disimpan tersimpan dan diberi label
khusus serta pemberiannya dilakukan oleh perawat.
BAB IV

DOKUMENTASI

Berikut laporan kegiatan yang harus dilakukan oleh petugas farmasi

1. LPLPO
2. Obat Harian
3. Indikator Peresepan
4. Pemantauan ketersediaan obat dan vaksin
5. Laporan obat Psikotropika
6. Laporan JKN
7. Laporan PIO (Pemberian Informasi Obat)
8. RKO (Rencana Kebutuhan Obat) tiap tahun
9. Laporan kesesuaian peresepan dengan formularium
10. Laporan ketersediaan obat berdasarkan formularium.

Anda mungkin juga menyukai