Anda di halaman 1dari 5

RUMAH SAKIT UMUM SUMEKAR

Jl. Arya Wiraraja No. 99 Lingkar Timur – 69417


Telp.(0328) 6762407 Fax. 6762407
SUMENEP

PERATURAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT UMUM SUMEKAR

NOMOR : /SK/RSUD.SS/ /2018

TENTANG
KEBIJAKAN KESERAGAMAN SISTEM PENYIAPAN DAN PENYERAHAN OBAT (TELAAH
RESEP, PENYIAPAN OBAT, PELABELAN DAN TELAAH OBAT)
DI RUMAH SAKIT UMUM SUMEKAR
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM SUMEKAR

NOMOR : /SK/RSUD.SS/ /2018

TENTANG
KEBIJAKAN KESERAGAMAN SISTEM PENYIAPAN DAN PENYERAHAN OBAT (TELAAH
RESEP, PENYIAPAN OBAT, PELABELAN DAN TELAAH OBAT)
DIRUMAH SAKIT UMUM SUMEKAR SUMEKAR

MENIMBANG : 1. Bahwa untuk meningkatkan keselamatan pasien dan penggunaan obat yang tepat,
aman dan rasional di rumah sakit, perlu diatur proses penelaahan resep yang efektif
sebelum obat disalurkan
2. Bahwa yang dimaksud telaah resep adalah cara mengkaji resep meliputi kejelasan
tulisan resep, berat badan pasien untuk pasien anak, tepat obat, tepat dosis, tepat
rute, tepat waktu, duplikasi, alergi, interaksi obat, dan kontra indikasi lainnya
(penelaahan berdasarkan administrasi, farmsetika dan klinis)
3. Bahwa untuk penelaahan resep perlu dilakukan oleh petugas yang kompeten dan
difasilitasi dengan program komputer, dimana software harus diupdate secara
berkala.
4. Bahwa untuk mendapatkan pelayanan kefarmasian yang bermutu, berkualitas, dan
mempertimbangkan keselamatan pasien di Rumah Sakit diperlukan suatu pedoman
Pelabelan Obat.
5. Bahwa pelabelan obat yang tepat adalah penentu utama dari ketepatan pemberian
obat dan dapat mengurangi kesalahan pemberian obat.
6. Bahwa untuk menyiapkan dan menyerahkan obat yang tepat dan benar, maka perlu
ditetapkan Surat Keputusan Direktur tentang Keseragaman Sistem penyiapan dan
penyerahan obat

MENGINGAT : 1. Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 2009 tentang kesehatan.


2. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang RI Nomor 7 tahun 1963 tentang Farmasi.
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 72 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1197 tahun 2004 tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Noo. 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang
keselamatan pasien
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD UMUM SUMEKAR
TENTANG KEBIJAKAN KESERAGAMAN SISTEM PENYIAPAN DAN PENYERAHAN OBAT
(TELAAH RESEP, PELABELAN DAN TELAAH OBAT) DI RUMAH SAKIT UMUM SUMEKAR

AIMAN
KEDUA : Tata cara telaah resep yang dilakukan meliputi :
a. persyaratan administrasi
b. persyaratan farmasis
c. persyaratan klinis
KETIGA : Setelah obat ditelaah, resep dilayani (obat disiapkan ke dalam bentuk yang paling siap
untuk digunakan dan diberi label/etiket) karena itu perlu ditetapkan tata cara
pelabelan/etiket
KEEMPAT : Telaah obat meliputi 5 informasi, yaitu :
1. identitas pasien
2. ketepatan obat
3. dosis
4. rute pemberian
5. waktu pemberian
KELIMA : Petugas penelaah resep, penyiapan dan penelaah obat mempunyai kompetensi yang
baik, baik pendidikan dan pelatihan sesuai kewenangan yang diberikan dan telah
mendapat penilaian kompetensi.
KEENAM : Penelaahan resep difasilitasi dengan catatan pasien yang menerima obat serta software
computer untuk meng cross check penggunaan obat, adanya interaksi atau alergi, soft
ware agar di up date secara berkala
KETUJUH : Petugas yang menyiapkan dan menyerahkan obat adalah petugas yang terlatih dan
memiliki kompetensi untuk menyiapkan dan menyerahkan obat.
KEDELAPAN : Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan evaluasi minimal 1 tahun
sekali.

KESEMBILAN : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka akan dilakukakan
perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Sumenep,
Pada tanggal : …………

DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
SUMEKAR

(………………………………..)
LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
NOMOR :
TANGGAL :
KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD SULTAN SULAIMAN TENTANG KEBIJAKAN TELAAH
RESEP
1. Setiap resep yang masuk di Instalasi Farmasi Rumah Sakit harus dilakukan telaah resep terlebih dulu,
sebelum obat diserahkan kepada pasien.
2. Telaah resep yang dilakukan meliputi:
a. Persyaratan administrasi meliputi :
1) Identifikasi dokter : Nama lengkap, tanda tangan dokter, Nomor SIP
2) Inscriptio : tempat, tanggal penulisan resep atau nama unit/ruangan
sumber resep.
3) Identifikasi pasien : Nama, umur, jenis kelamin, nomor RM, untuk anak
dicantumkan berat badan pasien.
b. Persyaratan farmasis, meliputi :
1) Praescriptio : Nama obat, jumlah & kekuatan/dosis obat
2) Ordinatio : cara pembuatan, bentuk sediaan obat yang dipilih
atau diinginkan dan Jumlahnya.
3) Signatura : aturan penggunaan obat (frekuensi pemakaian) dan
informasi lain yang diperlukan
4) Stabilitas sediaan
c. Persyaratan klinis, meliputi
1) Tepat : pasien, obat, dosis, indikasi, waktu penggunaan, rute,
2) Duplikasi pengobatan
3) Interaksi obat
4) Alergi dan reaksi yang tidak dikehendaki
5) Kontra indikasi
3. Setiap pasien memiliki profil pengobatan untuk membantu proses telaah resep atau pengobatan.
4. Telaah resep tidak perlu dilakukan pada keadaan darurat atau bila dokter pemesan hadir untuk
pemesanan, pemberian dan monitoring pasien (misal di kamar bedah atau IGD) atau dalam tindakan
radiologi intervensional atau diagnostik imajing dimana obat merupakan bagian dari prosedur.
5. Telaah resep tetap dilakukan ketika Apoteker tidak hadir, telaah resep ketika apoteker tidak hadir
dilakukan oleh Tenaga Teknis Kefarmasian yang ditunjuk ataupun yang sudah terlatih.
6. Jika resep yang tertulis tidak memenuhi persyaratan, maka harus segera dilakukan klarifikasi kepada
dokter penulis resep sebelum diberikan kepada pasien.
7. Semua klarifikasi dan pertanyaan kepada dokter penulis resep harus dilakukan pendokumentasian.

LAMPIRAN II KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


NOMOR :
TANGGAL :

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD SULTAN SULAIMAN TENTANG


PELABELAN OBAT YANG SIAP DIGUNAKAN

1. Pelabelan perbekalan farmasi adalah pemberian label atau etiket pada obat, bahan obat dan bahan kimia.
2. Pelabelan perbekalan farmasi dilakukan oleh petugas farmasi (Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian)
3. Pelabelan perbekalan farmasi dilakukan pada obat minum (tablet, kaplet, kapsul, puyer, sirup), obat
suppositoria, salep, krim, lotion, tetes mata, tetes telinga, obat semprot, dan obat injeksi.
4. Penyimpanan Obat : Obat, sediaan farmasi dan bahan kimia yang sudah dikeluarkan dari wadah aslinya
harus diberi label atau etiket.
5. Pelabelan obat, sediaan farmasi dan bahan kimia yang dikeluarkan dari bahan asli meliputi :
a. Nama
b. Konsentrasi( kekuatan )
c. Tanggal kadaluarsa
d. Peringatan
6. Penyiapan :
a. Semua Perbekalan Farmasi yang disiapkan dari Instalasi Farmasi harus diberi label atau etiket.
b. Semua perbekalan farmasi yang disiapkan perawat harus diberi label atau etiket.
c. Label atau etiket ditempelkan setelah obat dimasukkan dalam wadah.
d. Label etiket Obat untuk pasien rawat inap harus mencantumkan :
i. Identitas pasien (nama pasien, tanggal lahir, nomor RM)
ii. Nama Ruang/ kamar pasien
iii. Tanggal cetak label
iv. Nama Obat dan jumlah (dituliskan nama merek dagang, apabila obatnya paten/ branded;
dituliskan nama generic apabila obatnya generik).
v. Kekuatan obat
vi. Bentuk sediaan obat
vii. Waktu pemberian obat
viii. Aturan pakai obat
ix. Cara pakai obat
x. Aturan penyimpanan obat (khusus obat yang penyimpanan di kulkas)
xi. Petunjuk khusus pemakaian obat
xii. Tanggal kadaluwarsa obat atau Beyond Use Date (untuk obat racikan maksimal 30 hari
digunakan setelah peracikan)
e. Label etiket obat untuk pasien rawat jalan harus mencantumkan :
i. Identitas pasien (nama pasien, tanggal lahir, nomor RM)
ii. Nama, kekuatan, bentuk sediaan dan jumlah obat
iii. Aturan pakai
iv. Waktu pemberian obat
v. Cara pakai obat
vi. Aturan penyimpanan obat (khusus obat yang penyimpanan di kulkas)
vii. Petunjuk khusus pemakaian obat
viii. Tanggal cetak label
ix. Tanggal kadaluwarsa obat atau Beyond Use Date (untuk obat racikan maksimal 30 hari
digunakan setelah peracikan)
f. Label etiket obat menggunakan system komputer, apabila ada kerusakan dalam system atau
kepadatan pelayanan label etiket menggunakan cara ditulis manual.
g. Obat injeksi yang telah disiapkan atau dilarutkan/dicampur namun belum akan diberikan, harus
diberi label yang berisi :
i. Identitas pasien (nama pasien, tanggal lahir, nomor RM) ditempel di plastic etiket
terpisah dengan obat.
ii. Nama obat
iii. Kekuatan obat
iv. Tanggal dan jam penyiapan / pencampuran
h. Obat infus yang telah dilarutkan atau dicampur dengan obat injeksi harus diberi label yang berisi
:
i. Identitas pasien (nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis) di botol infus.
ii. Nama obat injeksi dalam infus
iii. Kekuatan obatnya
iv. Tanggal dan jam penyiapan / pencampuran
i. Obat yang digunakan untuk banyak pasien didokumentasikan di buku pendokumentasian
pemakaian obat untuk banyak pasien oleh perawat dan harus diberi label pada tempat obatnya,
meliputi :
i. Nama obat
ii. Kekuatan obat
iii. Tanggal buka pertama segel obat
j. Obat injeksi di instalasi bedah sentral dan kamar operasi SEC pelabelannya ditempel di spuit
disposible, isinya meliputi :
i. Nama obat
ii. Kekuatan obat
iii. Tanggal segel obat dibuka pertama
KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD SULTAN SULAIMAN TENTANG KEBIJAKAN TELAAH OBAT
Telaah obat adalah tindakan yang dilakukan apotker/TTK setelah obat disiapkan dan dilabeli, yaitu
sebelum obat diberikan kepada pasien/keluarga pasien. Telaah obat dilakukan meliputi 5 informasi :
1. Benar Pasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa. Cocokkan kembali identitas pasien yang tertera
dalam etiket dengan identitas pasien pada resep. Identitas pasien (nama, nomor RM, tgl lahir, dll)

2. Benar Obat
Sebelum obat diberikan, obat harus diperiksa. Cocokkan kembali obat yang sudah disiapkan dengan obat
yang diminta dokter pada resep termasuk kekuatan obat, bentuk sediaan obat (tablet, sirup, injeksi,
suppositoria, salep, semprot, nebule, puyer dll).

3. Benar Dosis
Tenaga farmasi menyiapkan obat dalam bentuk dan dosis yang paling siap untuk digunakan pasien. Karena
itu sebelum obat diberikan, dosis obat harus diperiksa. Perhatikan kembali dosis obat / kekuatan obat /
komposisi obat yang telah disiapkan, aturan pakai yang tertera pada label/etiket apakah sesuai dengan dosis
obat yang diminta dokter pada resep untuk tiap kali konsumsi pasien.

4. Benar Cara/Rute Pemberian


Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute
terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat,
serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal,
inhalasi.
Sebelum obat diberikan,rute pemberian harus diperiksa. Cocokkan kembali apakah rute pemberian yang
tertera pada etiket/label sesuai dengan rute pemberian yang diresepkan oleh dokter. Perhatikan juga dengan
bentuk sediaan yang diminta. Hal ini juga berguna untuk membantu tenaga farmasi menjelaskan kepada pasien
cara penggunaan obat tersebut saat pemberian obat.

5. Benar Waktu
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau
mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh
kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak
boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada
obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya
asam mefenamat.

6. Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu diberikan.
Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan
dilaporkan.

7. Benar Informasi
1. Semua rencana tindakan/ pengobatan harus dikomunikasikan pada pasien & atau keluarganya,
termasuk pasien di ICU (hak pasien!).
2. Jelaskan tujuan & cara mengkonsumsi obat yang benar.
3. Jelaskan efek samping yang mungkin timbul.
4. Rencana lama terapi juga dikomunikasikan pada pasien.
5. semua informasi yang telah diberikan pada pasien & keluarganya ini ditulis dalam “Form Edukasi
Pasien” yang ada di dalam paket rekam medik dan ditandatangani oleh dokter, tenaga profesional
lainnya dan pasien/ keluarga pasien.

Anda mungkin juga menyukai