Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SLEMPIT
Jl. Raya Slempit No.147 Kedamean Telepon (031) 7911963
Website : pkmslempit.blogspot.com Email : pkmslempit@gmail.com
GRESIK 61175

KEPUTUSAN
KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS SLEMPIT
NOMOR : 445/028/437.52.24/2018

TENTANG

PENANGGUNG JAWAB PENGELOLA DAN PELAYANAN OBAT


PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS SLEMPIT

KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS SLEMPIT,

Menimbang : a. bahwa untuk menunjang penyediaan, penggunaan dan


pengendalian obat dipandang perlu untuk menunjuk
penanggung jawab pengelola dan pelayanan obat;
b. bahwa yang berhak memberi diagnosa dan resep untuk

mengobati seorang pasien adalah seorang dokter /


dokter gigi yang lulus kompentensi dan memiliki surat
ijin praktek yang masih berlaku;
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis Puskesmas
Slempit tentang Penanggung Jawab Pengelola dan
Pelayanan Obat pada Unit Pelaksana Teknis Puskesmas
Slempit;

Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indosnesia Nomor 29 Tahun


2004 Tentang Pratik Kedokteran;
2. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 Republik
Indonesia tentang Kesehatan;
3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun

2014 tentang Tenaga Kesehatan;


2

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
39 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Program
Indonesia sehat dengan Keluarga Sehat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal


Bidang Kesehatan;
7.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas;
8.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian

9. di Puskesmas;
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS


PUSKESMAS SLEMPIT TENTANG PENANGGUNG JAWAB
PENGELOLA DAN PELAYANAN OBAT PADA UNIT
PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS SLEMPIT.

KESATU :
Menentukan Penanggung Jawab pengelola dan petugas yang
berhak memberi resep dan menyediakan obat sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan ini yang merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

KEDUA :
Kepala Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Slempit menunjuk
petugas Gudang Obat dan Kamar Obat, sebagai berikut :
1. Menetapkan Tia Restyana Hikmmatul Ilmiah S. Farm
sebagai penanggung jawab pengelolaan obat di Unit
Pelaksana Teknis Puskesmas Slempit; dan
2. Menetapkan Sri Murniani, A.Md. Kep. sebagai pelaksana
pelayanan obat di Unit Pelaksana Teknis Puskesmas
Slempit.
3

KETIGA :
Dalam hal diperlukan, untuk membantu kelancaran
pelayanan obat, maka akan ditunjuk petugas untuk
diperbantukan.
KEEMPAT :
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila
terdapat kekeliruan, akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Gresik
pada tanggal 03 Januari 2018

KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS


PUSKESMAS SLEMPIT,

JA’IMAN
LAMPIRAN KEPUTUSAN
KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS SLEMPIT
NOMOR : 445/028/437.52.24/2018
TANGGAL : 03 Januari 2018

I. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGELOLAAN DAN PELAYANAN


OBAT
1. Sebagai petugas penanggung jawab Pengelolaan Obat di Gudang Obat
Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Slempit bertugas:
a) Melakukan perencanaan usulan kebutuhan obat tahunan dengan
memperhatikan anggaran, penggunaan obat secara rasional, efisiensi
penggunaan obat sehingga perkiraan jenis dan jumlah obat dan
perbekalan kesehatan mendekati kebutuhan.
b) Melakukan permintaan obat rutin (3 bulan sekali) dan permintaan
khusus (untuk menghindari kekosongan obat, atau ada kejadian luar
biasa) ke UPPF untuk memenuhi kebutuhan obat sesuai dengan pola
penyakit dengan merujuk pada formularium puskesmas.
c) Melakukan penerimaan obat dengan kewajiban pengecekan terhadap
obat yang diterima, mencakup jenis, bentuk sediaan, dan jumlah
obat, tanggal kadaluarsa dan no. batch, kondisi fisik kemasan obat.
Bila ada ketidaksesuaian, maka wajib untuk dikembalikan /
dimintakan ganti.
d) Melakukan penyimpanan obat yang telah diterima yang merupakan
kegiatan pengamanan agar aman (tidak hilang), terhindar kerusakan
fisik maupun kimia dan mutunya terjamin. Dalam hal ini setiap obat
masuk dicatat jumlah, no batch dan waktu kadaluarsa di kartu stok.
Pengeluaran obat memakai sistem FIFO dan FEFO.
e) Melakukan pendistribusian obat untuk memenuhi kebutuhan di unit
pelayanan kesehatan; antara lain : Kamar Obat, Pustu, Ponkesdes
dan Polindes melalui gudang obat, untuk posyandu, pusling,
posbindu, baksos, Pelayanan 24 jam dan Rawat Darurat, dan
pelayanan melalui ruang farmasi; dengan jenis, mutu, jumlah dan
tepat waktu. Dalam hal ini perlu diperhatikan FIFO, FEFO dan
Tanggal Kadaluarsa.
f) Melakukan pengendalian agar tidak terjadi kelebihan dan
kekosongan obat yang terdiri dari pengendalian persediaan
(menghitung pemakaian rata-rata perbulan yang menjadi pedoman
2

permintaan obat dan melakukan stok opname), pengendalian


penggunaan ( untuk menjaga kualitas pelayanan obat dan efisiensi
pemanfaatan dana obat); monitoring peresepan dilakukan oleh
petugas di Pemeriksaan Umum; penanganan obat hilang, rusak atau
kadaluarsa.
g) Menjaga kondisi lingkungan fisik yang bisa mempengaruhi mutu obat
dan perbekalan kesehatan seperti suhu, cahaya matahari, debu,
binatang kecil.
h) Melakukan manajemen administrasi dan penyimpanan arsip yang
baik sehingga bisa dilakukan evaluasi atas semua proses diatas.
i) Melakukan evaluasi semua proses diatas untuk perbaikan
kedepannya
2. Sebagai petugas penanggung jawab Pelayanan Obat di kamar obat Unit
Pelaksana Teknis Puskesmas Slempit bertugas :
a) Melakukan permintaan obat ke gudang obat puskesmas sesuai
kebutuhan pengobatan.
b) Menyimpan dan mencatat penerimaan obat di buku/software register
obat dan perbekalan kesehatan
c) Melakukan pelayanan peresepan (menerima resep, skrining resep,
meracik/dispensing, memberi etiket, dan menyerahkan obat ke
pasien) serta KIE untuk pasien tertentu (lansia, bayi/anak,
menderita penyakit kronis, komplikasi, mendapat resep polifarmasi)
dan PIO (bagi pasien yang meminta)
d) Melakukan pelaporan MESO, KNC, KTD bila ditemukan kasus.
e) Menjaga kondisi lingkungan fisik yang bisa mempengaruhi mutu obat
dan perbekalan kesehatan seperti suhu, cahaya matahari, debu,
binatang kecil.
f) Melakukan manajemen administrasi dan penyimpanan arsip yang
baik sehingga bisa dilakukan evaluasi atas semua proses diatas.
g) Melakukan evaluasi semua proses diatas untuk perbaikan
kedepannya
3

II. PERSYARATAN PETUGAS YANG BERHAK MEMBERI RESEP DI UNIT


PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS SLEMPIT
1. Semua kegiatan pengobatan dan penulisan resep di Unit Pelaksana
Teknis Puskesmas Slempit dilaksanakan oleh dokter/dokter gigi sesuai
kompetensinya dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki Surat Tanda Registrasi.
b. Memiliki surat lulus kompentensi yang masih berlaku.
c. Memiliki Surat Ijin Praktik Dokter/Dokter gigi di Unit Pelaksana
Teknis Puskesmas Slempit yang masih berlaku.
2. Apabila dokter/dokter gigi tidak dapat menjalankan tugasnya di bidang
pengobatan karena sesuatu hal (misal: menghadiri rapat), maka tugas
diagnosa dan pemberian resep didelegasikan kepada petugas pelayanan
kesehatan yang memiliki surat lulus kompetensi dan surat ijin praktek
yang masih berlaku, pengetahuan dan pengalaman tentang farmasi,
yaitu perawat/perawat gigi/bidan yang bertugas pada hari itu.

III. PERSYARATAN PETUGAS YANG BERHAK MENYEDIAKAN OBAT


Penyediaan obat di Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Slempit
dilaksanakan oleh:
 Petugas kesehatan yang memiliki pengetahuan di bidang farmasi atau
mendapat delegasi kewenangan dari kepala puskesmas.
 Memberikan pelatihan bagi petugas yang diberi kewenangan
menyediakan obat tetapi belum sesuai persyaratan.

IV. PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT


Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam
kegiatan pengendalian obat. Tujuan kegiatan pengendalian obat agar
tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan
dasar, yang terdiri dari:
1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata perbulan pada
tahun lalu di Puskesmas.
2. Menentukan:
- Stok optimum
- Stok pengaman/penyangga (bufferstock)
4

3. Menentukan waktu tunggu.


Pengendalian obat terdiri dari:
1. Pengendalian Persediaan.
2. Pengendalian Penggunaan.
3. Penanganan Obat Hilang.
1) Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan
terhadap stok kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok.
Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan perlu diperhitungkan
keadaan stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau
jika dimungkinkan memesan, maka dapat dihitung jumlah obat yang
dapat dipesan dengan rumus:

Q = SK + SP (WT x D) – SS
Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata – rata per bulan
Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal
yang perlu diperhatikan adalah:
1. Mencantumkan jumlah stok rata- rata pada LPLPO.
2. Melaporkan kepada UPPF Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik
apabila terdapat pemakaian yang melebihi rencana.
3. Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala
Puskesmas tentang pemakaian obat tertentu yang banyak dan
obat lainnya masih mempunyai persediaan banyak.
4. Stok Opname dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan antara
kartu stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap jenis obat.
Pemeriksaan ini dilakukan setiap bulan.
2) Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk
menjaga kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi
pemanfaatan dana obat.
5

Pengendalian penggunaan meliputi:


a. Prosentase penggunaan antibiotik.
b. Prosentase penggunaan injeksi.
c. Prosentase rata – rata jumlah resep.
d. Prosentase penggunaan obat generik.
e. Kesesuaian dengan Formularium Puskesmas.
3) Penanganan Obat Hilang, Obat Rusak dan Kadaluwarsa
a. Penanganan Obat Hilang
Tujuan dilaksanakan penanganan obat hilang adalah memastikan
ketersediaan obat yang digunakan untuk pelayanan obat. Obat
dinyatakan hilang apabila jumlah obat dalam gudang obat
ditemukan kurang dari catatan sisa stok pada kartu stok. Stok
opname dilakukan secara berkala satu bulan sekali.
Dalam menangani obat hilang, maka langkah – langkah yang harus
dilakukan adalah:
a) Petugas pengelola obat mencatat jenis dan jumlah obat yang
hilang pada Kartu Stok.
b) Petugas pengelola obat menyusun daftar jenis dan jumlah obat
yang hilang untuk dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.
c) Kepala Puskesmas memeriksa dan memastikan kejadian
tersebut kemudian menerbitkan Berita Acara Obat Hilang.
d) Kepala Puskesmas menyampaikan laporan kejadian tersebut
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik disertai
Berita Acara Obat Hilang.
e) Apabila hilangnya obat karena pencurian, maka dilaporkan
kepada Kepolisian.
b. Penanganan Obat Rusak/Kadaluwarsa
Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk
melindungi pasien dari efek samping penggunaan obat
rusak/kadaluarsa.
Dalam menangani obat rusak/kadaluarsa, maka langkah–
langkah yang harus dilakukan adalah:
a) Petugas Farmasi mengumpulkan obat rusak/kadaluarsa dalam
gudang obat.
b) Obat yang rusak/kadaluarsa dikurangkan dari catatan sisa stok
pada Kartu Stok oleh petugas farmasi.
6

c) Petugas farmasi menerima laporan dan mengumpulkan obat


rusak / kadaluarsa dari unit internal (UGD, Rawat Inap,
Poli,dll), eksternal (polindes, pustu, posbindu, dll), dan ruang
Farmasi.
d) Petugas farmasi merekap laporan dan menghitung nilai obat
rusak / kadaluwarsa tiap 6 bulan.
e) Petugas farmasi melaporkan obat rusak/kadaluarsa kepada
Kepala Puskesmas.
f) Kepala Puskesmas melaporkan dan mengirimkan kembali obat
rusak/kadaluwarsa kepada UPPF Dinas Kesehatan Kabupaten
Gresik.

V. PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT


1. PERESEPAN
a. Penulisan Resep
Peresepan adalah proses pemesanan atau permintaan obat
dari dokter, dokter gigi, dan praktisi lainnya yang berizin kepada
pengelola obat di UPT Puskesmas Slempit untuk menyediakan
atau membuatkan obat dan menyerahkannya kepada pasien.
Resep merupakan sarana komunikasi profesional antara dokter,
penyedia obat dan pasien (pengguna obat). Isi resep merupakan
refleksi dari proses pengobatan. Untuk itu agar pengobatan
berhasil, resep harus rasional.
b. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan
oleh dokter atau praktisi lain yang berizin harus memahami isi
resep
c. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan
oleh dokter atau praktisi lain yang berizin harus memperhatikan :
 Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep
 Pemberian obat melalui loket
 Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien
 Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai
dan efek samping obat kepada pasien atau keluarga pasien.
7

2. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di Puskesmas Slempit berasal dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Gresik. Obat yang diperkenankan untuk
disediakan di Puskesmas Slempit adalah obat-obat yang tercantum
dalam DOEN yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di UPT
Puskesmas Slempit diajukan oleh Kepala UPT Puskesmas Slempit
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik dengan
menggunakan format LPLPO, sedangkan permintaan dari sub unit pada
Kepala Puskesmas dilakukan secara periodik menggunakan LPLPO sub
unit.
Tujuan dari permintan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan
obat di UPT Puskesmas Slempit sesuai dengan pola penyakit ada di
wiliyah kecamatan Gresik.

3. PENGELOLAAN OBAT
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal
untuk menjamin tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat
penyimpanan, tepat waktu pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat
mutunya ditiap unit pelayanan kesehatan.

KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS


PUSKESMAS SLEMPIT,

JA’IMAN

Anda mungkin juga menyukai