Anda di halaman 1dari 5

KLINIK PERMATA GADING

Dsn.Dukuhan RT 3 RW 4 Gadingwatu Menganti Gresik


Telp. 085648159993

KEPUTUSAN KEPALA KLINIK PERMATA GADING


NOMOR : ........./............/........./2016

TENTANG
PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT

Menimbang : a. Bahwa untuk menunjang layanan klinis di Puskesmas,


maka perlu didukung oleh pelayanan obat yang baik.
b. Bahwa untuk menunjang pelayanan klinis di Klinik
diperlukan adanya kebijakan tentang penyediaan obat
yang menjamin ketersediaan obat yang dibutuhkan di
Klinik.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b,
perlu menetapkan Keputusan Kepala Klinik Susunan Baru
tentang Penyediaan Obat Yang Menjamin Ketersediaan
Obat.
Mengingat : a. UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan.
b. Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian.
c. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/
2004 tentang Kebijakan Dasar Klinik.
d. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.922 tahun 2008
tentang Obat dan Perbekalan Kesehatan.
e. Peraturan Menteri Kesehatan
No.1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN

 MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA KLINIK PERMATA GADING


TENTANG PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN
KETERSEDIAAN OBAT.

: Menentukan penyediaan obat yang menjamin ketersediaan


 Pertama
obat sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.
: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
 Kedua
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya,
maka akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

Gresik,
Pimpinan Klinik Permata Gading

dr. Aji Yusworo


NIP.19780725 200801 2 018
Daftar : Surat Keputusan Kepala
Klinik
Lampiran :

Nomor :

Tanggal :

PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT

Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam kegiatan


pengendalian obat. Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadi kelebihan dan
kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar, yang terdiri dari:

1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di Puskesmas dan


seluruh unit pelayanan.
2. Menentukan:
- Stok optimum
- Stok pengaman/penyangga (buffer stock)
3. Menentukan waktu tunggu.

Pengendalian obat terdiri dari:


1. Pengendalian Persediaan.
2. Pengendalian Penggunaan.
3. Penanganan Obat Hilang.

1. Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap stok kerja,
stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan
perlu diperhitungkan keadaan stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau
jika dimungkinkan memesan, maka dapat dihitung jumlah obat yang dapat dipesan
dengan rumus:

Q = SK + SP (WT x D) – SS

Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata – rata per minggu/ per bulan

Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang perlu
diperhatikan adalah:
1. Mencantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok.
2. Melaporkan kepada Kepala Klinik apabila terdapat pemakaian yang melebihi
rencana.
3. Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala Puskesmas tentang
pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat lainnya masih mempunyai persediaan
banyak.

Pemeriksaan Besar (pencacahan) dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan antara kartu


stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap jenis obat. Pemeriksaan ini dilakukan
setiap bulan.

2. Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas
pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi:
a. Prosentase penggunaan antibiotik.
b. Prosentase penggunaan injeksi.
c. Prosentase rata – rata jumlah R/.
d. Prosentase Obat penggunaan obat generik.
e. Kesesuaian dengan Pedoman.

3. Penanganan Obat Hilang, Obat Rusak dan Kadaluwarsa


a. Penanganan Obat Hilang
Tujuan dilaksanakan penanganan obat hilang adalah sebagai bukti
pertanggungjawaban Kepala klinik sehingga diketahui persediaan obat saat itu. Obat
juga dinyatakan hilang apabila jumlah obat dalam tempat penyimpanannya ditemukan
kurang dari catatan sisa stok pada kartu stok. Pengujian silang antara jumlah obat
dalam tempat penyimpanan dengan catatan sisa stok dilakukan secara berkala satu
tahun sekali oleh Kepala klinik.
Dalam menangani obat hilang, maka langkah – langkah yang harus dilakukan adalah:
1. Petugas pengelola obat menyusun daftar jenis dan jumlah obat yang hilang untuk
dilaporkan kepada Kepala klinik.
2. Kepala Puskesmas memeriksa dan memastikan kejadian tersebut kemudian
menerbitkan Berita Acara Obat Hilang.
3. Kepala Puskesmas menyampaikan laporan kejadian tersebut kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kota Bandar Lampung disertai Berita Acara Obat Hilang.
4. Petugas pengelola obat mencatat jenis dan jumlah obat yang hilang pada Kartu
Stok.
5. Apabila jumlah obat yang tersisa tidak mencukupi kebutuhan pelayanan, maka
petugas pengelola obat segera mengajukan permintaan obat kepada Dinas
Kesehatan Kota Bandar Lampung dengan menggunakan LPLPO.
6. Apabila hilangnya obat karena pencurian, maka dilaporkan kepada Kepolisian.

b. Penanganan Obat Rusak/Kadaluwarsa


Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi pasien dari
efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa.
Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang harus
dilakukan adalah:
1. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat.
2. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada Kartu Stok
oleh petugas pengelola obat.
3. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala
Puskesmas.
4. Kepala Puskesmas melaporkan dan mengirimkan kembali obat rusak/kadaluwarsa
kepada Kepala Klinik Permata Gading.

Gresik,
Pimpinan Klinik Permata Gading

dr. Aji Yusworo


NIP.19780725 200801 2 018

Anda mungkin juga menyukai