Anda di halaman 1dari 5

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PADANGAN

KABUPATEN BOJONEGORO
NOMOR : 440/088/SK/412.202.23/2017

TENTANG

PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPTD PADANGAN

Menimbang : a. bahwa untuk menunjang layanan klinis di Puskesmas, maka


perlu didukung oleh pelayanan obat yang baik;
b. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis di UPT Puskesmas
Padangan diperlukan adanya kebijakan tentang penyediaan
obat yang menjamin ketersediaan obat yang dibutuhkan
Puskesmas;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu
menetapkan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Padangan
tentang Penyediaan Obat Yang Menjamin Ketersediaan Obat.

Mengingat : 1. UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;


2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian;
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/Men.Kes/SK/II/
2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas;
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1121 tahun 2008
tentang Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik Dan
Perbekalan Kesehatan Untuk Pelayanan Kesehatan Dasar.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PADANGAN


TENTANG PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN
KETERSEDIAAN OBAT

KESATU : Menentukan penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat


sebagaimana terlampir dalam keputusan ini;
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan, maka akan diadakan
pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Padangan
Pada Tanggal : 08 Januari 2017

KEPALA UPTD PUSKESMAS PADANGAN

ARMAN FATHONY
Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS
PADANGAN TENTANG PENYEDIAAN OBAT
YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT
Nomor : 440 /088/SK/412.202.23 /2017
Tanggal : 08 Januari 2017

PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT

Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam kegiatan


pengendalian obat.Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadi kelebihan dan
kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar, yang terdiri dari:
1. Memperkirakan / menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di Puskesmas
dan seluruh unit pelayanan.
2. Menentukan:
- Stok optimum
- Stok pengaman/penyangga (bufferstock)
3. Menentukan waktu tunggu.

Pengendalianobatterdiridari:
1. Pengendalian Persediaan.
2. Pengendalian Penggunaan.
3. Penanganan Obat Hilang.

1. Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan
terhadap stok kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Sedangkan
untuk mencukupi kebutuhan perlu diperhitungkan keadaan stok yang seharusnya
ada pada waktu kedatangan obat atau jika dimungkinkan memesan, maka dapat
dihitung jumlah obat yang dapat dipesan dengan rumus:

Q = SK + SP (WT x D) – SS

Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata – rata per minggu/ per bulan
Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang perlu
diperhatikan adalah:
1. Mencantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok.
2. Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro apabila
terdapat pemakaian yang melebihi rencana.
3. Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala Puskesmas
tentang pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat lainnya masih
mempunyai persediaan banyak.
Pemeriksaan Besar (pencacahan) dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan
antara kartu stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap jenis obat.
Pemeriksaan ini dilakukan setiap bulan.
2. Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga
kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi:
a. Prosentase penggunaan antibiotik.
b. Prosentase penggunaan injeksi.
c. Prosentase rata – rata jumlah R/.
d. Prosentase Obat penggunaan obat generik.
e. Kesesuaian dengan Pedoman.
3. Penanganan Obat Hilang, Obat Rusak dan Kadaluwarsa
a. Penanganan Obat Hilang
Tujuan dilaksanakan penanganan obat hilang adalah sebagai bukti
pertanggungjawaban Kepala Puskesmas sehingga diketahui persediaan obat
saat itu. Obat juga dinyatakan hilang apabila jumlah obat dalam tempat
penyimpanannya ditemukan kurang dari catatan sisa stok pada kartu stok.
Pengujian silang antara jumlah obat dalam tempat penyimpanan dengan
catatan sisa stok dilakukan secara berkala satu tahun sekali oleh Kepala
Puskesmas.
Dalam menangani obat hilang, maka langkah – langkah yang harus dilakukan
adalah:
1. Petugas pengelola obat menyusun daftar jenis dan jumlah obat yang
hilang untuk dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.
2. Kepala Puskesmas memeriksa dan memastikan kejadian tersebut
kemudian menerbitkan Berita Acara Obat Hilang.
3. Kepala Puskesmas menyampaikan laporan kejadian tersebut kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro disertai Berita Acara
Obat Hilang.
4. Petugas pengelola obat mencatat jenis dan jumlah obat yang hilang pada
Kartu Stok.
5. Apabila jumlah obat yang tersisa tidak mencukupi kebutuhan pelayanan,
maka petugas pengelola obat segera mengajukan permintaan obat
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro dengan menggunakan
LPLPO.
6. Apabila hilangnya obat karena pencurian, maka dilaporkan kepada
Kepolisian.

b. Penanganan Obat Rusak/Kadaluwarsa


Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi
pasien dari efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa.

Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang


harus dilakukan adalah:
1. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat.
2. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada
Kartu Stok oleh petugas pengelola obat.
3. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada
Kepala Puskesmas.
4. Kepala Puskesmas melaporkan dan mengirimkan kembali obat
rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Bojonegoro.

KEPALA UPTD PUSKESMAS PADANGAN

ARMAN FATHONY

Anda mungkin juga menyukai