DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PERAWATAN
BERINGIN RAYA
JL. Budi Utomo No. 5 Kota Bengkulu Kode Pos xxxx
Telp. (0736) xxxxx
TENTANG
PELAYANAN FARMASI DI UPTD PUSKESMAS PERAWATAN BERINGIN RAYA
Ditetapkan di : Bengkulu
Pada Tanggal :
Buyung Saukani
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS
PERAWATAN BERINGIN RAYA
NOMOR 800/nmr/namapkm/bln/2017
TENTANG PELAYANAN FARMASI
UPTD PUSKESMAS PERAWATAN
BERINGIN RAYA
1. Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap stok
kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Sedangkan untuk mencukupi
kebutuhan obat perlu diperhitungkan sisa stok yang seharusnya ada pada waktu
kedatangan obat berikutnya atau jika memungkinkan memesan, maka dapat dihitung
jumlah obat yang dipesan dengan rumus:
Q = SK +SP (WT x D) -SS
Keterangan :
Q = jumlah obat yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
SS = sisa stok
D = pemakaian rata-rata per minggu atau per bulan
Petugas yang berhak memberikan resep adalah dokter, dokter gigi. Jika dokter
atau dokter gigi berhalangan hadir maka diberikan wewenang atau pelimpahan tugas
kepada perawat yang berdinas di poli tersebut.
A. Peresepan
a. Penulisan Resep
Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari dokter,
dokter gigi, dan praktisi lainnya yang berijin kepada pengelola obat di Puskesmas
Perawatan Beringin Raya untuk menyediakan atau membuatkan dan
menyerahkannya kepada pasien. Resep merupakan sarana komunikasi
profesional antara dokter, penyedia obat dan pasien (pengguna obat). Isi resep
merupakan refleksi dari proses pengobatan. Untuk itu, agar obat berhasil, resep
harus rasional.
b. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh
dokter atau praktisi lain yang berizin harus memahami isi resep dan
memperhatikan:
1. Nama obat
2. Jenis dan bentuk sediaan obat
3. Nama dan Umur pasien
4. Dosis
5. Cara pemakaian dan aturan pemberian
6. Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas
7. Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang dimaksud
tidak tersedia
8. Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari tempatnya
9. Pemasangan etiket/ label obat pada kemasan obat
c. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh
dokter atau praktisi lain harus memperhatikan:
1. Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep
2. Pemberian obat melalui loket
3. Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien
B. Pemesanan Obat
Sumber penyediaan obat di Puskesmas Perawatan Beringin Raya berasal dari
Dinas Kesehatan Kota Bengkulu. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di
Puskesmas Perawatan Beringin Raya adalah obat-obat yang tercantum dalam DOEN
yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di Puskesmas Perawatan
Beringin Raya diajukan oleh Kepala Puskermas Perawatan Beringin Raya kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu dengan menggunakan format LPLPO,
sedangkan permintaan dari sub unit ke Kepala Puskesmas dilakukan secara periodik
menggunakan LPLPO sub unit.
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di
Puskesmas Perawatan Beringin Raya sesuai dengan pola penyakit yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Perawatan Beringin Raya.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara lain :
1. Menentukan jenis permintaan obat
a. Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kota
Bengkulu untuk Puskesmas Perawatan Beringin Raya
b. Permintaan Khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila :
Kebutuhan meningkat
Terjadi Kekosongan
Ada KLB atau Bencana
2. Data yang diperlukan antara lain sebagai berikut:
a. Data pemakaian obat periode sebelumnya
b. Jumlah kunjungan resep
c. Jadwal distribusi obat dari Gudang Farmasi Kota Bengkulu
d. Sisa Stok
3. Menghitung kebutuhan obat dengan cara :
Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan pemakaian
pada periode sebleumnya.
SO = SK + SWK + SWT + SP
Permintaan = SO – SS
Keterangan :
SO = Stok Minimum
SK = Stok Kerja (Stok pada periode berjalan)
SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat
SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (Lead Time)
SP = Stok Penyanggah
SS = Sisa Stok
Stok Kerja Pemakaian rata-rata periode distribusi
Waktu Kekosongan Lamanya kekosongan obat yang dihitung dalam
hari
Waktu Tunggu Dihitung mulai dari permintaan obat oleh
Puskesmas Perawatan Beringin Raya sampai
dengan penerimaan obat di Puskesmas
Perawatan Beringin Raya
Stok Penyanggah Persediaan obat untuk mengantisipasi terjadinya
peningkatan kunjungan, keterlambatan
kedatangan obat. Besarnya ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara Puskesmas dan
Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kota
Bengkulu.
Sisa Stok Sisa obat yang masih tersedia di Puskesmas
Perawatan Beringin Raya pada akhir periode
distribusi
Stok Optimum Stok ideal yang haruis tersedia dalam eaktu
periode tertentu agar tidak terjadi kekosongan
C. Pengelolaan Obat
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk
menjamin tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan,tepat waktu
pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat mutunyadi tiap unit pelayanan
kesehatan.
Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan :
1. Perencanaan dan permintaan
2. Penerimaan
3. Penyimpanan dan distribusi
4. Pencatatan dan Pelaporan
5. Supervisi dan evaluasi pengelolaan obat
Expire date obat adalah waktu yang tertera pada kemasan obat yang
menunjukkan batas waktu yang diperbolehkan untuk mengkonsumsi obat tersebut
karena diharapkan masih memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Untuk masa
kadaluarsa, berhubungan dengan stabilitas obat dan masa simpan obat.
Obat yang sudah melewati masa kadaluarsa dapat membahayakan karena
berkurangnya stabilitas obat tersebut sehingga dapat menyebabkan efek toksik
(racun). Hal ini dikarenakan kerja obat sudah optimal dan kecepatan reaksinya telah
menurun, sehingga obat yang masuk ke dalam tubuh hanya akan mengendap dan
dapat menjadi racun. Obat yang belum kadaluarsa, tetapi ditemukan telah rusak
terjadi dikarenakan penyimpanan yang salah, sehingga dapat menyebabkan zat di
dalam obat tersebut rusak. Tanda kerusakan obat disertai dengan perubahan bentuk,
warna, bau, rasa atau konsistensi. Oleh karena itu harus diperhatikan cara
penyimpanan obat yang baik.
Untuk memberikan perlindungan pasien dari penggunaan obat dari segi
persyaratan mutu, keamanan, maka dilakukan penanganan terhadap obat rusak atau
kadaluarsa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Penanganan obat rusak atau kadaluarsa adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi obat yang rusak atau kadaluarsa
2. Obat yang rusak atau kadaluarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada kartu
stok oleh petugas pengelola obat
3. Mengumpulkan obat rusak atau kadaluarsa dan disimpan dari tempat yang
terpisah dari penyimpanan obat lainnya
4. Membuat catatan nama, no. batch, jumlah dan tanggal kadaluarsa obat yang
rusak, kemudian dilaporkan kepada Kepala Puskesmas dan dan ditandatangani
oleh Kepala Puskesmas.
5. Melaporkan dan mengirim obat tersebut ke UPTD farmasi kota Bengkulu
Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari dokter,
kepada unit penunjang obat yang ada. Dalam pemberian obat psikotropika dan
narkotika hanya dapat dilakukan apabila:
1. Peresepan obat psikotropika dan narkotika hanya boleh ditulis oleh dokter
2. Resep merupakan resep asli dan ditangani langsung oleh dokter pemerik sa atau
pemberi resep
3. Jika tidak ditandatangani resep bisa ditolak atau dapat dilakukan konfirmasi ke
dokter yang menulis resep
4. Resep yang ditulis harus jelas dari jenisnya, jumlah dan cara penggunaan
5. Resep psikotropika diberi garis merah dibawah nama obat dan obat narkotika
diberi garis biru di bawah nama resep obat dan ditandatanganisejajar garis merah
atau biru
6. Dibelakang resep ditulis nama dan alamat pasien yang lengkap
7. Resep yang berisi obat psikotopika dan narkotika disimpan dalam lemari obat
dalam keadaan terkunci, menjadi satu dengan obat psikotropika.
Jika terjadi KTD pada saat pelayanan farmasi di Puskesmas Perawatan Beringin
Raya harus dicatat di dalam buku pencatatan KTD, selanjutnya di laporkan kepada
Kepala Puskesmas untuk ditindaklanjuti.
Buyung Saukani