Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KUTAMUKTI
Jalan Raya Poris Desa. Kutamukti Kec. Kutawaluya Kab. Karawang 41358
puskesmaskutamukti@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS KUTAMUKTI
NOMOR :

TENTANG
PENGELOLAAN OBAT PUSKESMAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,


KEPALA UPTD PUSKESMAS KUTAMUKTI,

Menimbang : a. bahwa untuk menunjang pelayanan farmasi klinik


Menimbang di UPTD Puskesmas Kutamukti, maka perlu
didukung oleh pengelolaan obat yang baik;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a,
perlu menetapkan Keputusan Kepala UPTD
Puskesmas Kutamukti tentang Pengelolaan Obat
Puskesmas;
Mengingat : 1. Undang-undang UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 114, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51
tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1691/ MENKES / PER / VIII / 2011 Tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas;
Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 tahun 1978
6.
tentang Penyimpanan Narkotika;
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
7.
128/Men.Kes/SK/II/ 2004 tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas;
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 679 tahun
8.
2003 tentang Registrasi dan Izin Kerja Asisten
Apoteker;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KUTAMUKTI


TENTANG PENGELOLAAN OBAT PUSKESMAS
Kesatu : Pengelolaan obat UPTD Puskesmas Kutamukti
sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Karawang
Pada Tanggal : 2019
KEPALA UPTD PUSKESMAS KUTAMUKTI

Didi Moh Ali Turmudi

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KUTAMUKTI

Nomor :

Tanggal :

PENGELOLAAN OBAT PUSKESMAS

1. PENGERTIAN
Pengelolaan obat adalah suatu rangkaian kegiatan UPTD Puskesmas
Kutamukti yang mencakup perencanaan, permintaan obat, penerimaan obat,
penyimpanan, distribusi, pengendalian, pelayanan obat,dan pencatatan serta
pelaporan.
Obat merupakan komponen yang esensial dari setiap pelayanan
kesehatan di UPTD Kutamukti. Oleh karena itu, pengelolaan yang baik dan
benar serta efektif dan efesien secara berkesinambungan sangatlah peting bagi
UPTD Puskesmas Kutamukti.
Obat dan perbekalan kesehatan lainnya di UPTD Puskesmas Kutamukti
harus dikelola secara optimal untuk menjamin tercapainya tepat jumlah, tepat
jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu pemdistribusian, tepat penggunaan dan
tepat mutunya sehingga pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas Kutamukti
akan berjalan dengan baik.

2. TUJUAN
Pengelolaan obat merupakan suatu rangkaian yang menyangkut aspek
perencanaan, pengadaan, distribusi, penyimpanan dan penggunaan obat
dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada dengan tujuan menjamin
kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan obat yang efisien,
efektif dan rasional.

3. RUANG LINGKUP
Dalam ruang lingkup pengelolaan obat tersebut terkandung fungsi-fungsi
yang harus dijalankan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Ruang
lingkup pengeloaan obat antara lain adalah :
A. Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan


kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam rangka pemenuhan
kebutuhan Puskesmas. Tujuan perencanaan antara lain :

1) Mendapat perkiraan jenis dan jumlah obat yang mendekati


kebutuhan
2) Meningkatkan penggunaan obat secara rasional
3) Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.

Perencanaan kebutuhan obat untuk Puskesmsas dilaksanakan setiap


periode (Tahun) oleh seorang petugas pengelola obat Puskesmas. Dalam proses
perencanaan kebutuhan obat di Puskesmas, pengelola obat mengirimkan data
kebutuhan obat puskesmas dengan LPLPO Puskesmas yang dilaporkan kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten melalui Gudang Farmasi Kabupaten.

B. Permintaan Obat
Sumber penyediaan obat di UPTD Puskemas Kutamukti berasal dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang. Obat yang diperkenankan untuk
disediakan di Puskesmas adalah obat esensial yang jenis dan itemnya telah
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan dengan merujuk pada Daftar Obat Esensial
Nasional. Selain itu, sesuai dengan kesepakatan global maupun Keputusan
Menteri Kesehatan maka hanya obat generik saja yang diperkenankan tersedia
di Puskesmas.

Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di UPTD Puskesmas


Kutamukti diajukan oleh Kepala Puskesmas Kutamukti kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Karawang dengan menggunakan format LPLPO,
sedangkan permintaan dari sub unit ke Kepala Puskesmas dilakukan secara
periodik menggunakan LPLPO sub unit melalui petugas Pengelola Obat
Puskesmas.

Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di


UPTD Puskesmas Kutamukti sesuai dengan pola konsumsi dan pola penyakit
yang ada di wilayah Desa Kutamukti Kecamatan Kutawaluya.

Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat di UPTD


Puskesmas Kutamukti antara lain:

a. Menentukan jenis permintaan obat


1) Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Karawang untuk UPTD Puskesmas Kutamukti.
2) Permintaan Khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
 kebutuhan meningkat
 terjadi kekosongan
 ada KLB atau Bencana
b. Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan antara lain:
1) Data pemakaian obat periode sebelumnya.
2) Jumlah kunjungan resep.
3) Jadwal distribusi obat dari Gudang Farmasi Kabupaten Tangerang.
4) Sisa Stok.

c. Menghitung kebutuhan obat dengan cara:

Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan


pemakaian pada periode sebelumnya.

SO = SK + SWK + SWT +

Sedangkan untuk menghitung permintaan obat dapat dilakukan dengan


menggunakan rumus:
Permintaan = SO - SS

Keterangan:

SO = Stok Optimum

SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan)

SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat

SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (Lead Time)

SP = Stok Penyangga

SS = Sisa Stok

Stok Kerja Pemakaian rata – rata periode distribusi.


Waktu Lamanya kekosongan obat dihitung dalam hari.
Kekosongan
Waktu Tunggu Dihitung mulai dari permintaan obat oleh UPTD
Puskesmas Kutamukti sampai dengan penerimaan
obat di UPTD Puskesmas Kutamukti
Stok Penyangga Persediaan obat untuk mengantisipasi terjadinya
peningkatan kunjungan, keterlambatan kedatangan
obat. Besarnya ditentukan berdasarkan kesepakatan
antara Puskesmas dan Gudang Farmasi Dinas
Kesehatan Kabupaten Karawang.
Sisa Stok Sisa obat yang masih tersedia di UPTD Puskesmas
Kutamukti pada akhir periode distribusi.
Stok Optimum Stok ideal yang harus tersedia dalam waktu periode
tertentu agar tidak terjadi kekosongan.

C. Penerimaan Obat

Penerimaan obat adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan dan


yang diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola di
bawahnya. Penerimaan obat bertujuan agar obat yang diterima sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas.

Petugas penerima obat wajib melakukan pengecekan terhadap obat yang


diserahterimakan, meliputi kemasan, jenis dan jumlah obat, bentuk sediaan
obat sesuai dengan isi dokumen (LPLPO), dan ditanda tanganioleh petugas
penerima serta diketahui oleh Kepala Puskesmas.
Petugas penerima dapat menolak apabila terdapat kekurangan dan
kerusakan obat. Setiap penambahan obat, dicatat dan dibukukan pada buku
penerimaan obat dan kartu stok.

D. Penyimpanan Obat

Penyimpanan obat adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-


obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik
maupun kimia dan mutunya tetap terjamin. Tujuan penyimpanan yang baik
agar obat yang tersedia di unit pelayanan kesehatan mutunya dapat
dipertahankan serta terjamin keamananannya.

Sarana penyimpanan obat di UPTD Puskesmas Kutamukti yaitu berupa


gudang penyimpanan. Gudang penyimpanan obat di UPTD Puskesmas
Kutamukti merupakan jenis gudang tertutup dalam suatu bangunan yang
beratap dan berdinding. Beberapa hal mengenai sarana penyimpanan obat di
UPTD Puskesmas Kutamukti antara lain :

1. Kondisi gudang Obat

Kondisi dari gudang penyimpanan obat di UPTD Puskesmas Kutamukti


Sekurang-kurangnya adalah harus sesuai dengan syarat sebagai berikut :

a. Cukup luas dan penyimpanan digunakan khusus untuk penyimpanan


obat
b. Ruangan kering tidak lembab
c. Ada ventilasi agar ada aliran udara dan tidak lembab/panas.
d. Terdapat pencahayaan yang cukup
e. Jendela berteralis sehingga aman dan bergorden agar terlindung dari
cahaya matahari langsung
f. Lantai dibuat dari tegel keramik dan tersedianya alas papan (palet).
g. Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda.
h. Tersedia Lemari/rak yang ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan
penyimpanan obat dan besarnya gudang
i. Tersedia lemari khusus yang terkunci untuk penyimpanan obat
narkotika dan psikotropika.
j. Tersedian lemari pendingin untuk penyimpanan obat khusus (Oksitosin
Injek dan Methylergimetrin Injek)
k. Tersedia Pengukur suhu dan kelembaban ruangan
l. Tersedia alat pendingin udara (AC) dan pengatur ventilasi udara
(Exhaust Fan)
m. Tersedia alat pemadam kebakaran (APPAR)

2. Pengaturan Penyimpanan Obat


Obat yang disimpan di gudang obat UPTD Puskesmas Kutamukti harus
disimpan dengan pengaturan dan penyusunan yang sesuai syarat, sebagai
berikut :
a. Obat dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan
b. Cantumkan nama masing-masing obat pada rak dengan rapi
c. Kartu Stok Obat diletakan dekat dengan obatnya
d. Obat disusun secara alfabet berdasarkan nama generiknya.
e. Masing-masing obat disusun dengan sistem First In First Out
(FIFO), artinya obat yang datang pertama kali harus dikeluarkan lebih
dahulu dari obat yang datang kemudian dan First Expired First Out
(FEFO), artinya obat yang lebih awal kadaluarsa harus dikeluarkan lebih
dahulu dari obat yang kadaluarsa kemudian.
f. Obat yang sudah diterima, disusun sesuai dengan
pengelompokkan untuk memudahkan pencarian, pengawasan dan
pengendalian stok obat.
g. Pemindahan harus hati-hati supaya tidak pecah / rusak.
h. Golongan antibiotik harus disimpan dalam wadah tertutup rapat,
terhindar dari cahaya matahari dan disimpan di tempat kering.
i.Obat injeksi disimpan dalam tempat terhindar dari cahaya matahari.
j.Bentuk tablet salut disimpan dalam wadah tertutup rapat dan
pengambilannya menggunakan sendok.
k. Obat yang mempunyai waktu kadaluarsa diberikan tanda atau
label sebagai berikut :
 Warna Hijau: Masa kadaluarsa obat lebih dari 12
bulan
 Warna Kuning : Masa kadaluarsa obat 6
bulan sampai 12 bulan
 Warna Merah : Masa kadaluarsa obat
kurang dari 6 bulan
l.Penyimpanan tempat untuk obat dengan kondisi khusus, harus
diperhatikan dan disimpan sesuai dengan petunjuk pabriknya seperti
lemari tertutup rapat, lemari pendingin, kotak kedap udara dan lain
sebagainya.
m. Cairan diletakkan di rak bagian bawah.
n. Beri tanda semua wadah obat dengan jelas, apabila ditemukan
obat dengan wadah tanpa etiket, jangan digunakan.
o. Obat yang mempunyai volume besar disimpan dalam dus dan
pada dus harus tercantum jumlah isi dus, kode lokasi, tanggal diterima,
tanggal kadaluarsa, nama produk / obat.
p. Susunan obat yang berjumlah besar di atas papan kayu/palet
dengan rapi dan teratur.
q. Gunakan lemari khusus untuk menyimpan narkotika dan
psikotropika
r. Obat yang rusak / kadaluarsa telah dikumpulkan dan disimpan
secara terpisah dari obat lain
s. Beberapa cairan mudah terbakar seperti aseton, eter dan alkohol
disimpan dalam rak/lemari yang berventilasi baik, jauh dari bahan yang
mudah terbakar dan peralatan elektronik. Cairan ini disimpan terpisah
dari obat-obatan.

3. Dokumentasi penyimpanan obat


Dalam kegiatan penyimpanan obat di UPTD Puskesmas Kutamukti
disertai beberapa dokumen penyimpanan, diantaranya adalah sebagai berikut :
 Catatan penerimaan dan pengeluaran obat
 Lembar/kartu mutasi obat untuk catatan setiap obat yang keluar
dari gudang obat puskesmas (SBBK)
 Kartu stok obat
E. Distribusi Obat
Pendistribusian obat merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan
obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit
pelayanan kesehatan Puskesmas.
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan
kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah
dan waktu yang tepat.

Sub-sub unit di UPTD Puskesmas Kutamukti dan jaringannya antara lain


adalah sebagai berikut :

1. Sub unit pelayanan kesehatan di dalam gedung UPTD Puskesmas


Kutamukti yang terdiri dari :
 Ruang Tindakan (IGD);
 Poli Kesehatan Gigi;
 Poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA);
 Laboratorium;
 Program (Gizi, Lansia, P2M, UKS dll);
2. Puskesmas Keliling;
3. Posyandu; dan
4. Unit Kesehatan Karyawan (UKK).

Pendistribusian ke sub unit pelayanan kesehatan di dalam gedung UPTD


Puskesmas Kutamukti dilakukan secara kombinasi yaitu dengan cara
pemberian Obat sesuai resep yang diterima dan penyerahan obat sesuai
kebutuhan sub unit pelayanan kesehatan tersebut, sedangkan pendistribusian
ke jaringan Puskesmas (pusling, ukk, posyandu) dilakukan dengan cara
penyerahan Obat sesuai dengan kebutuhan (floor stock).

F. Pengendalian Obat

Pengendalian obat adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya


sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah
ditetapkan sehingga tidak terjadi kekurangan/kekosongan obat di unit
pelayanan kesehatan dasar. Yang bertujuan untuk menghindari kejadian
kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
Pengendalian obat di unit pelayanan kesehatan dasar atau puskesmas
terdiri dari :
1. Pengendalian persediaan.
2. Pengendalian penggunaan.
3. Penanganan obat hilang, rusak, dan kadaluwarsa.

Kegiatan pengendalian obat di unit pelayanan dasar atau puskesmas


meliputi :
1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu
di Puskesmas dan seluruh sub unit pelayanan kesehatan. Jumlah stok ini
disebut stok kerja.
2. Menentukan :
 Stok optimum adalah jumlah stok obat yang diserahkan kepada
unit pelayanan agar tidak mengalami kekurangan.
 Stok pengaman/penyangga (buffer stock) adalah jumlah stok yang
disediakan untuk mencegah terjadinya sesuatu hal yang tidak
terduga, seperti keterlambatan pengiriman dari gudang farmasi
kabupaten.
3. Menentukan waktu tunggu (leadtime) adalah waktu yang
diperlukan dari mulai pemesanan sampai obat diterima

Untuk memudahkan dan menjadi lebih jelas setiap melakukan pengendalian


diperlukan adanya sasaran yang ditetapkan dengan jelas.

1. Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan
terhadap stok kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok.
Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan perlu diperhitungkan keadaan
stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau jika
dimungkinkan memesan, maka dapat dihitung jumlah obat yang dapat
dipesan dengan rumus :

Q = SK + SP (WT x D) – SS

Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata – rata per minggu/ per bulan

Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang
perlu diperhatikan adalah:
a. Mencantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok.
b. Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang apabila
terdapat pemakaian yang melebihi rencana.
c. Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala
Puskesmas tentang pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat
lainnya masih mempunyai persediaan banyak.

Pemeriksaan Besar (pencacahan) dimaksudkan untuk mengetahui


kecocokan antara kartu stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap
jenis obat. Pemeriksaan ini dilakukan setiap bulan, triwulan, semester
atau setahun sekali.
2. Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga
kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana
obat. Pengendalian penggunaan meliputi:
a. Prosentase penggunaan antibiotik.
b. Prosentase penggunaan injeksi.
c. Prosentase rata – rata jumlah R/.
d. Prosentase Obat penggunaan obat generik.
e. Kesesuaian dengan Pedoman.
Instrumen yang digunakan dalam kegiatan pengendalian penggunaan ini
adalah Indikator Peresepan Obat di Puskesmas yang dilaksanakan setiap
bulan kemudian di laporkan kepada kepala puskesmas dan kepala seksi
kefarmasian dinas kesehatan.
3. Penanganan obat hilang, rusak dan kadaluwarsa
a. Penanganan obat hilang
Kejadiaan obat hilang dapat terjadi karena adanya peristiwa pencurian
obat dari tempat penyimpanannya oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab. Obat juga dinyatakan hilang apabila jumlah obat
dalam tempat penyimpanan ditemukan kurang dari catatan sisa stok pada
kartu stok obat yang bersangkutan.
Tujuan dari penanganan obat hilang adalah sebagai bukti pertangung
jawaban kepala Puskesmas sehingga diketahui persediaan obat saat itu.
Untuk menangani kejadian obat hilang ini, perlu dilakukan langkah –
langkah sebagai berikut :
1. Petugas pengelola obat yang mengetahui kejadian obat hilang
segera menuyusn daftar jenis dan jumlah obat yang hilang, serta
melaporkan kepada kepala Puskesmas.
Kemudian daftar obat tersebut dijadikan sebagai bukti lampiran Berita
Acara Kehilangan Obat.
2. Kepala Puskesmas kemudian memeriksa dan memastikan kejadian
tersebut, serta menerbitkan Berita Acara Obat Hilang.
3. Kepala Puskesmas menyampaikan laporan kejadian tersebut
kepada kepala Dinas Kesehatan Kabupaten, disertai Berita Acara Obat
Hilang.
4. Petugas gudang pengelola obat selanjutnya mencatat jenis dan
jumlah obat yang hilang tersebut pada masing-masing kartu stok.
5. Apabila jumlah obat yang tersisa diperhitungkan tidak lagi
mencukupi kebutuhan pelayanan, segera dipersiapkan lembar
permintaan obat tambahan untuk mengajukan tambahan obat ke
gudang farmasi kabupaten.
6. Apabila hilangnya obat tersebut karena kasus pencurian maka
kepala Puskesmas wajib melaporkan kasus tersebut kepada kepolisian
dengan membuat berita acara.

b. Penanganan Obat Rusak/Kadaluwarsa


Penanganan obat rusak/kadaluwarsa merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan dengan tujuan melindungi pasien dari efek samping
penggunaan obat yang tidak layak pakai dikarenakan rusak atau telah
habis masa kadaluwarsanya.
Jika petugas pengelola obat menemukan obat yang tidak layak
pakai(karena rusak/kadaluwarsa), maka perlu dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Petugas kamar obat, Pusling (Puskesmas Keliling) atau unit
pelayanan kesehatan lainnya segera melaporkan dan mengirimkan
kembali obat tersebut kepada petugas pengelola gudang obat
Puskesmas.
2. Petugas pengelola gudang obat mengumpulkan obat rusak dalam
tempat penyimpanan khusus terpisah jauh dari tempat penyimpanan
obat baik didalam atau diluar gudang obat Puskesmas.
3. Petugas pengelola gudang obat membuat daftar jenis dan jumlah
obat yang rusak/kadaluwarsa, yang kemudian daftar obat tersebut
dijadikan sebagai bukti lampiran Berita Acara Pengamatan Mutu Obat.
4. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok
pada Kartu Stok oleh petugas pengelola gudang obat.
5. Petugas pengelola gudang obat melaporkan obat
rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Puskesmas.
6. Kepala Puskesmas kemudian memeriksa dan memastikan kejadian
tersebut, serta menerbitkan Berita Acara Pengamatan Mutu Obat.
7. Petugas pengelola obat melaporkan dan mengirimkan kembali obat
rusak/kadaluarsa kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten melalui
Gudang Farmasi Kabupaten disertai Berita Acara Pengembalian Obat
Rusak/Kadaluarsa.

G. Pemusnahan dan Penarikan


Pemusnahan dan penarikan obat yang tidak dapat digunakan harus
dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pemusnahan dilakukan untuk obat apabila terjadi :


1. Produk obat tidak memenuhi persyaratan mutu;
2. telah kadaluwarsa;
3. tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan
kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan; dan/atau
4. dicabut izin edarnya.

Sedangkan, Penarikan obat dilakukan terhadap produk yang izin edarnya


dicabut oleh Menteri.

Akan tetapi UPTD Puskesmas Kutamukti tidak melakukan pemusnahan


dan pengembalian obat ke BPOM atau pemilik izin edar secara individual
melainkan UPTD Puskesmas Kutamukti hanya melaksanakan pengumpulan
obat yang akan dimusnahkan atau ditarik, kemudian obat-obat tersebut
diserahkan kembali ke Dinas Kabupaten untuk diproses lebih lanjut. Oleh
karena itu tahapan pemusnahan dan penarikan obat di UPTD Puskesmas
Kutamukti yaitu terdiri dari:
1. Membuat daftar Obat yang akan dimusnahkan atau yang akan
dikembalikan(ditarik);
2. Menyiapkan Berita Acara Pengembalian Obat ke Gudang Farmasi
Kabupaten bedasarkan sebabnya (misal : obat rusak, obat kadaluarsa
atau obat ditarik dari peredarannya);
3. Mengembalikan obat ke Dinas Kesehatan Kabupaten melalui
Gudang Farmasi Kabupaten.

H.Administrasi

Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh


rangkaian kegiatan dalam pengelolaan obat, baik obat yang diterima, disimpan,
didistribusikan dan digunakan di UPTD Puskesmas Kutamukti.

Pencatatan dan pelaporan data obat merupakan rangkaian kegiatan

dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara tertib, meliputi obat-obatan

yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di unit pelayanan

kesehatan.

Pencatatan dan pelaporan digunakan sebagai bukti bahwa suatu kegiatan

telah dilakukan, sebagai sumber untuk melakukan pengaturan dan


pengendalian serta sebagai sumber data untuk pembuatan laporan lain atau

laporan berikutnya.

Sarana yang biasa digunakan untuk pencatatan dan pelaporan obat

adalah LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) dan kartu

stok obat.

I. EVALUASI PENGELOLAAN OBAT

Evaluasi adalah serangkaian prosedur untuk menilai suatu program dan


memperoleh informasi tentang keberhasilan pencapaian tujuan, kegiatan, hasil
dan dampak serta biayanya. Fokus utama dari evaluasi adalah mencapai
perkiraan yang sistematis dari dampak program.

Tujuan dari evaluasi pengelolaan obat yaitu :

a. Menetapkan kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam program yang


sedang berjalan dan mencari solusinya.
b. Memprediksi kegunaan dari pengembangan program dan
memperbaikinya.
c. Mengukur kegunaan program-program yang inovatif.
d. Meningkatkan efektifitas program, manajemen dan administrasi.
e. Mengetahui kesesuaian antara sasaran yang diinginkan dengan hasil
yang dicapai.

J. INDIKATOR PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS

Yang dapat dijadikan sebagai indikator pengelolaan obat di puskesmas


adalah :

1. Kesesuaian item obat yang tersedia dengan DOEN.


2. Kesesuaian ketersediaan obat dengan pola penyakit.
3. Tingkat ketersediaan obat.
4. Ketepatan permintaan obat.
5. Prosentase dan nilai obat rusak/kadaluarsa.
6. Ketepatan distribusi obat.
7. Prosentase rata-rata bobot dari variasi persediaan.
8. Prosentase rata-rata waktu kekosongan obat.
9. Prosentase penggunaan obat tertentu.
10. Polifarmasi
11. Prosentase obat rasional
12. Prosentase obat yang tidak diresepkan.
13. Prosentase penulisan resep obat generik.

Anda mungkin juga menyukai