Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN PASER

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SULILRAN BARU
Jl. Nusa Indah Telp. 0543-2705381 Suliliran Baru
Paser Belengkong 76271
Email : pkmslb2020@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SULILIRAN BARU


NOMOR : 440/ /SK-ADM/PKM-SLB/2022

TENTANG

PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI

KEPALA UPTD PUSKESMAS SULILIRAN BARU,

Menimbang : a. Bahwa penyediaan obat merupakan langkah awal


pengelolaan di Puskesmas untuk melayani keperluan
pelanggan dalam penanganan kesehatannya sehingga perlu
diberikan kewenangan kepada petugas yang berhak untuk
menyediakan obat dengan mengetahui persyaratan
penyimpanan obat sehingga tidak terjadi pemberian obat
yang kadaluarsa;
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a menetapkan
Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pengelolaan Sediaan
Farmasi yang Menjamin Ketersediaan Obat di Puskesmas
Suliliran Baru

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2014Tentang Tenaga Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009, tentang
Pekerjaan Kefarmasian;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
889/Menkes/Per/V/2011 tahun 2011 tentang Registrasi, Ijin
Praktek dan Ijin Kerja Tenaga Kefarmasian;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Puskesmas

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG
PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DI UPTD PUSKESMAS
SULILIRAN BARU.
Kesatu : Pengelolaan sediaan farmasi yang dimaksud adalah seperti
terlampir dalam keputusan ini;
Kedua : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
penetapan surat keputusan ini, akan ditinjau dan diadakan
perubahan seperlunya.

Ditetapkan di : Suliliran Baru


Padatanggal :

KEPALA UPTD PUSKESMAS


SULILIRAN BARU,

dr. Asnurathab Chairiri


LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD
PUSKESMAS SULILIRAN BARU
NOMOR :
TENTANG :

PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI

Penilaian obat merupakan proses untuk mengetahui seberapa banyak obat yang
tersedia dan tidak tersedia untuk pelayanan kesehatan di Puskesmas Suliliran Baru
dengan mengevaluasi permintaan obat selama 6 bulan dari data LPLPO. Untuk
penyediaan obat petugas pengelola obat membuat perencanaan kebutuhan obat
tahunan dan menentukan stok minimal masing-masing obat dan apabila tidak dapat
dipenuhi agar dapat dilakukan pengadaan sesuai dengan E-katalog. Dalam
mengendalikan obat petugas memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai
dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan,
dan kekurangan/kekosongan obat diunit pelayanan Puskesmas Suliliran Baru. Dalam
praktek pelayanan obat menggunakan obat yang rasional.
Pengelolaan sediaan farmasi di puskesmas suliliran baru terdiri dari:
1. Perencanaan
2. Pengadaan
3. Penerimaan
4. Penyimpanan
5. Pendistribusian
6. Pemusnahan
7. Pengendalian
8. Administrasi
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan bagi keperluan Puskesmas
Suliliran Baru harus mengikuti Standard Prosedur Operasional yang menjamin
ketersediaan obat untuk Puskesmas Suliliran Baru. Berikut penjelasan tahapan
kegiatan yang dilakukan dalam pengelolaan sediaan farmasi:

1. Perencanaan
Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi di puskesmas Suliliran Baru
dilaksanakan oleh apoteker dan tenaga teknis kefarmasian (TTK) pengelolan ruang
farmasi. Perencanaan yang baik dapat mencegah kekosongan atau kelebihan stok
obat dan menjaga keersediaan obat dan BMHP di puskesmas.
Tahapan perencanaan meliputi:
a. Pemilihan
Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis sediaan farmasi dan
BMHP sesuai dengan kebutuhan. Proses pemilihan obat dilakukan oleh dinas
kesehatan yang mengacu pada kebutuhan di puskesmas. Pemilihan obat di
puskesmas suliliran baru harus mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional
(DOEN) dan Formularium Nasional. Yang selanjutnya dibuat Formularium
puskesmas. Kriteria obat yang masuk dalam Formularium Puskesmas yaitu:
1) Obat yang masuk dalam formularium puskesmas adalah obat yang tercantum
dalam DOEN dan FORNAS untuk faskes tingkat pertama
2) Berdasarkan standar pengobatan/pedoman diagnose dan terapi
3) Mengutamakan penggunaan obat generic
4) Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien
5) Obat yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman
b. Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan antara lain data penggunaan obat periode
sebelumnya (data konsumsi), sisa stok dan usulan kebutuhan obat dari semua
jaringan pelayanan puskesmas.
c. Memperkirakan kebutuhan periode yang akan dating ditambah stok penyanggah
(buffer stok)
Buffer stock ditentukan dengan mempertimbangkan waktu tunggu,
penerimaan obat dan kemungkinan perubahan pola penyakit dan kenaikan
jumlah kunjungan, bervariasi tergantung kepada kebijakan puskesmas
d. Menyusun dan menghitung rencana kebutuhan obat menggunakan metode yang
sesuai
e. Data pemakaian, sisa stok dan permintaan kebutuhan obat puskesmas
dituangkan dalam Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)
puskesmas
f. Laporan pemakaian berisi jumlah pemakaian obat dalam dua bulan dan lembar
permintaan berisi jumlah kebutuhan obat puskesmas dalam 2 bulan juga,
g. LPLPO puskesmas ini yang menjadi dasar untuk rencana kebutuhan obat di
puskesmas suliliran baru dan digunakan sebagai data pengajuan kebutuhan
obat ke Gudang farmasi Kabupaten Paser

2. Pengadaan
Pengadaan obat di puskesmas, dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
melakukan permintaan ke Gudang Farmasi Kabupaten dan pengadaan mandiri
(pembelian)
a. Permintaan
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara lain:
1) Menentukan jenis permintaan obat
a) Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Landak untuk Puskesmas Suliliran Baru.
b) Permintaan Khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
- Kebutuhan meningkat;
- Terjadi kekosongan;
- Ada KLB atau bencana.
2) Menentukan jumlah permintaan obat Data yang diperlukan antara lain:
a) Data pemakaian obat periode sebelumnya;
b) Jumlah kunjungan resep;
c) Jadwal distribusi obat dari Instalasi Farmasi Kabupaten Landak;
d) Sisa Stok.
3) Menghitung kebutuhan obat dengan cara:
Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan

SO = SK + SWK + SWT + SP
pemakaian pada periode sebelumnya.

Sedangkan untuk menghitung permintaan obat dapat dilakukan


dengan menggunakan rumus:

Permintaan = SO - SS

Keterangan:

SO = Stok Optimum

SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan)

SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu


kekosongan obat

SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu


tunggu (Lead Time)

SP = Stok Penyangga

SS = Sisa Stok

Stok Kerja Pemakaian rata – rata periode distribusi.


Waktu Lamanya kekosongan obat dihitung dalam hari.
Kekosongan
Waktu Tunggu Dihitung mulai dari permintaan obat oleh Puskesmas Suliliran
Baru sampai dengan penerimaan obat di Puskesmas Suliliran Baru.

Stok Penyangga Persediaan obat untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan


kunjungan, keterlambatan kedatangan obat. Besarnya ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara Puskesmas dan Instalasi
Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Paser.
SisaStok Sisa obat yang masih tersedia di Puskesmas Suliliran Baru pada
akhir periode
distribusi.
Stok Optimum Stok ideal yang harus tersedia dalam waktu periode tertentu
agar tidak terjadi kekosongan.
b. Pengadaan Mandiri
Pengadaan obat secara mandiri oleh Puskesmas dilaksanakan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. Puskesmas dapat melakukan
pembelian obat ke distributor. Dalam hal terjadi kekosongan persediaan dan
kelangkaan di fasilitas distribusi, Puskesmas dapat melakukan pembelian obat ke
apotek.

3. Penerimaan
Penerimaan sediaan farmasi dan BMHP dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota
(IFK) dan sumber lainnya merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh
apoteker atau tenaga teknis kefarmasian (TTK) penanggungjawab ruang farmasi di
puskesmas. Apoteker dan TTK penanggungjawab ruang farmasi bertanggungjawab
untuk memeriksa kesesuaian jenis, jumlah dan mutu obat pada dokumen
penerimaan. Pemeriksaan mutu meliputi pemeriksaan label, kemasan dan jika
diperlukan bentuk fisik obat. Setiap obat yang diterima harus dicatat jenis, jumlah dan
tanggal kadaluarsanya dalam buku penerimaan dan kartu stok obat.
Bila terjadi keraguan terhadap mutu obat dapat dilakukan pemeriksaan mutu di
laboratorium yang ditunjuk pada saat pengadaan dan merupakan tanggung jawab
pemasok yang menyediakan dan dicantumkan dalam perjanjian jual beli. Petugas
penerima obat bertanggung jawab atas pemeriksaan fisik dan kelengkapan dokumen
yang menyertainya.
Sediaan farmasi dan BMHP hasil permintaan dapat dilakukan penerimaan
setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau
pejabat yang diberi wewenang. Petugas penerima obat wajib melakukan pengecekan
terhadap obat yang diserahterimakan sesuai dengan isi dokumen dan ditandatangani
oleh petugas penerima serta diketahui oleh Kepala Puskesmas. Petugas penerima
dapat menolak apabila terdapat kekurangan dan kerusakan obat. Setiap
penambahan obat dicatat dan dibukukan pada buku penerimaan obat dan kartu
stok.

4. Penyimpanan
Persyaratan Penyimpanan Obat:
a. Petugas obat menerima obat dari Instalasi Farmasi Kabupaten dengan
memeriksa keadaan obat yang diterima antara lain : kesesuaian jenis, jumlah,
tanggal kadaluarsa serta kondisi fisik obat;
b. Petugas obat menyusun obat kedalam rak obat secara alfabetis untuk setiap
bentuk sediaan;
c. Petugas obat mengendalikan sirkulasi obat mengikuti sistem FIFO (First In First
Out) dan FEFO (First Expired First Out);
d. Petugas obat menyimpan obat Narkotika dan Psikotropika dalam lemari khusus;
e. Petugas obat menyimpan sediaan cair dipisahkan dari sedian padat;
f. Petugas obat menyimpan vaksin,dan suppositoria dalam lemari pendingin
dan melakukan control suhu setiap hari;
g. Petugas obat mencatat semua obat kedalam Buku Penerimaan
Puskesmas dan Buku Pengeluaran obat;
h. Petugas obat mencatat semua obat yang diterima dan dikeluarkan ke dalam
kartu stok obat sebagai kartu kendali persediaan;
i. Petugas obat membuat laporan persediaan obat melalui LPLPO setiap bulannya;
j. Petugas obat melaporkan LPLPO kepada Kepala Puskesmas dan GFK Paser.

5. Pendistribusian
Pendistribusian adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan sediaan farmasi
dan BMHP dari puskesmas induk untuk memenuhi kebutuhan pada jaringan
pelayanan puskesmas seperti Pusban dan Polindes. Langkah-langkah distribusi obat:
a. Menetukan frekuensi distribusi
b. Menentukan jumlah dan jenis obat yang diberikan dengan mempertimbangkan:
1) Pemakaian rata-rata per bulan untuk setiap jenis obat
2) Sisa stok
3) Pola penyakit
4) Jumlah kunjungan di masing-masing jaringan pelayanan puskesmas
c. Melaksanakan penyerahan obat ke jaringan pelayanan puskesmas
Obat diserahkan bersama-sama dengan form LPLPO pusban atau polindes
yang ditandatangani oleh penanggung jawab pusban/polindes dan pengelola
gudang obat puskesmas suliliran baru

6. Pemusnahan
a. Pemusnahan Obat
Sediaan farmasi yang rusak / kadawularsa dimusnahkan melalui pihak ketiga
dengan bekerja sama dengan penanggung jawab kesehatan lingkungan
dipuskesmas suliliran baru. Sedangkan untuk obat narkotika, psikotropika dan
OOT/prekursor dikembalikan ke GFK dengan disertai berita acara pemusnahan.
b. Pemusnahan Resep
Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
dimusnahkan. Pemusnahan resep dilakukan oleh apoteker atau penanggung
jawab disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas kesehatan lainnya dengan
dibakar dengan disertai berita acara pemusnahan resep dan dilaporkan kepada
GFK.

7. Administrasi
Kegiatan administrasi terdiri dari:
a. Pencatatan
Pencatatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memonitor
keluar dan masuknya obat di puskesmas suliliran baru. Pencatatan pemasukan
dan pengeluaran obat dan BMHP dicatat dalam buku, dan kartu stok. Petugas
farmasi harus mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran obat di puskesmas.
b. Pelaporan
Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan administrasi
sediaan farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehatan yang disajikan kepada
pihak yang berkepentingan. Jenis laporan yang dibuat oleh tenaga kefarmasian
puskesmas suliliran baru, meliputi:
1) LPLPO
2) Laporan Obat Rusak/kadaluarsa
3) Laporan Psikotropika dan Narkotika
4) Kepatuhan terhadap fomularium
5) Laporan pelayanan kefarmasian (PIO dan Konseling)
6) Laporan penggunaan obat rasional
7) Laporan obat program

Ditetapkan di : Suliliran Baru


Pada tanggal :

KEPALA UPTD PUSKESMAS


SULILIRAN BARU,

dr. Asnurathab Chairiri

Anda mungkin juga menyukai