DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KEJAJAR 2
TENTANG
PERESEPAN,PEMESANAN,DAN PENGELOLAAN PUSKESMAS KEJAJAR 2
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KEJAJAR 2 TENTANG
PERESEPAN,PEMESANAN,DAN PENGELOLAAN OBAT
PUSKESMAS KEJAJAR 2;
KESATU : Tentang peresepan,pemesanan,dan pengelolaan obat yang
berlaku di Puskesmas Kejajar 2 ,sebagaimana rincian pada
lampiran keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan atau perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Wonosobo
Pada Tanggal :1 Februari 2018
MADURI
Lampiran : Surat Keputusan
Kepala Puskesmas Kejajar 2
Nomor : 440/ /2018
Tanggal : 1 Februari 2018
Tentang : Peresepan,pemesasan,dan
pengelolaan Obat Puskesmas
Kejajar 2
A. PERESEPAN
a. Penulisan Resep
Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari
dokter, dokter gigi, dan praktisi lainnya yang berijin kepada pengelola obat di
Puskesmas Kejajar 2 untuk menyediakan atau membuatkan obat dan
menyerahkannya kepada pasien. Resep merupakan sarana komunikasi
profesional antara dokter, penyedia obat dan pasien (pengguna obat). Isi
resep merupakan refleksi dari proses pengobatan. Untuk itu, agar obat
berhasil, resep harus rasional.
b. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan
oleh dokter atau praktisi lain yang berizin harus memahami isi resep dan
memperhatikan:
1. Nama obat
2. Jenis dan bentuk sediaan obat
3. Nama dan umur pasien
4. Dosis
5. Cara pemakaian dan aturan pemberian
6. Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas
7. Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang
dimaksud tidak tersedia
8. Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari
tempatnya
9. Pemasangan etiket / label obat pada kemasan obat
c. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan
oleh dokter atau praktisi lain yang berizin harus memperhatikan:
1. Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep
2. Pemberian obat melalui loket
3. Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien
4. Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai dan
efek samping obat kepada pasien atau keluarga pasien.
B. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di Puskesmas Kejajar 2 berasal dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Wonosobo. Obat yang diperkenankan untuk
disediakan di Puskesmas Kejajar 2 adalah obat – obat yang tercantum dalam
DOEN yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di Puskesmas
Kejajar 2 diajukan oleh Kepala Puskesmas Kejajar 2 kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Wonosobo dengan menggunakan format LPLPO,
sedangkan permintaan dari sub unit ke Kepala Puskesmas dilakukan secara
periodik menggunakan LPLPO sub unit.
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat
di Puskesmas Kejajar 2 sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah
Kecamatan Kejajar .Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam
permintaan obat antara lain:
1. Menentukan jenis permintaan obat
a. Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Wonosobo untuk Puskesmas Kejajar
2.
b. Permintaan Khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
kebutuhan meningkat
terjadi kekosongan
ada KLB atau Bencana
2. Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan antara lain:
a. Data pemakaian obat periode sebelumnya.
b. Jumlah kunjungan resep.
c. Jadwal distribusi obat dari Gudang Farmasi Kabupaten
Wonosobo.
d. Sisa Stok.
3. Menghitung kebutuhan obat dengan cara:
Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan
pemakaian pada periode sebelumnya.
SO = SK + SWK + SWT + SP
Permintaan = SO - SS
Keterangan:
SO = Stok Optimum
SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu
kekosongan obat
SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu
(Lead Time)
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok
C. PENGELOLAAN OBAT
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal
untuk menjamin tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan,
tepat waktu pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat mutunya di tiap unit
pelayanan kesehatan.
Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan:
1. perencanaan dan permintaan,
2. penerimaan,
3. penyimpanan dan distribusi,
4. pencatatan dan pelaporan serta
5. supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.