Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KOTA BOGOR

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BONDONGAN
Jl. Pahlawan No. 106/68A BogorSelatan
Telp. 0251-8341983 Kota Bogor
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
KOTA BOGOR BONDONGAN

KEPUTUSAN KEPALA UPTD. PUSKESMAS BONDONGAN


Nomor : 065/ /Pusk.Bond/15

TENTANG
PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT
UPTD PUSKESMAS BONDONGAN

KEPALA UPTD. PUSKESMAS BONDONGAN

Menimbang : a. bahwa untuk menunjang layanan klinis di


Puskesmas, maka perlu didukung oleh pelayanan
obat yang baik;
b. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis di
UPTD Puskesmas Bondongan diperlukan adanya
kebijakan tentang peresepan, pemesanan dan
pengelolaan obat Puskesmas;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a
dan b, perlu menetapkan Keputusan Kepala
Puskesmas Bondongan Kota Bogor tentang
Peresepan, Pemesanan dan Pengelolaan Obat;
Mengingat : 1. UU Nomor 29 Tahun 2004, tentang Praktik
Kedokteran;
2. UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;
3. Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian;
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.922 tahun
2008 tentang Obat dan Perbekalan Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan No.1691/MENKES/
PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BONDONGAN


KOTA BOGOR TENTANG PERESEPAN,
PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT DI UPTD
PUSKESMAS BONDONGAN.
PERTAMA : Menentukan peresepan, pemesanan dan
pengelolaan obat sebagaimana terlampir dalam
KEDUA : keputusan ini.
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam penetapannya, maka akan diadakan
pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan Di : Bogor
Pada Tanggal : 01 APRIL 2015

KEPALA PUSKESMAS BONDONGAN

Andy Aprianto
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA
UPTD. PUSKESMAS BONDONGAN
NOMOR : 065/ /Pusk.Bond/15
TENTANG : PERESEPAN PEMESANAN
DAN PENGELOLAAN OBAT
UPTD. PUSKESMAS BONDONGAN

PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT


DI UPT PUSKESMAS BONDONGAN

A. PERESEPAN
a. Penulisan Resep
Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis
dari dokter, dokter gigi, dan praktisi lainnya yang berijin kepada
pengelola obat di UPTD Puskesmas Bondongan untuk menyediakan
atau membuatkan obat dan menyerahkannya kepada pasien. Resep
merupakan sarana komunikasi profesional antara dokter, penyedia
obat dan pasien (pengguna obat). Isi resep merupakan refleksi dari
proses pengobatan. Untuk itu, agar obat berhasil, resep harus
rasional.

Kriteria resep yang tepat, aman dan rasional yaitu:


1. Tepat obat sesuai dengan diagnosis penyakitnya.
2. Tepat indikasi penyakit.
3. Tepat pemilihan obat.
4. Tepat dosis.
5. Tepat cara pemberian obat.
6. Tepat pasien.

Bahasa dalam penulisan resep menggunakan bahasa latin yang


sudah digunakan sebagai bahasa ilmu kesehatan karena bahasa latin
tidak mengalami perubahan (statis), sehingga resep obat yang ditulis
dalam bahasa latin tidak akan terjadi salah tafsir.
Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam
resep untuk pasien rawat jalan dan rawat inap di UPTD Puskesmas
Bondongan harus tercantum:
1. Tanggal penulisan resep.
2. Nama pasien.
3. Umur pasien.
4. Alamat pasien.
5. Diagnosis penyakit.
6. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat.
7. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan per oral.
8. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan
parenteral pada kolom suntikan.
9. Tanda tangan dan nama terang petugas penulis resep.
10. Tanda seru dan paraf penulis resep untuk resep yang
mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis
maksimum.
11. Kode pasien Umum, Askes dan Askes PNS.

b. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang
diresepkan oleh dokter atau praktisi lain yang berizin harus
memahami isi resep dan memperhatikan:
1. Nama obat
2. Jenis dan bentuk sediaan obat
3. Nama dan umur pasien
4. Dosis
5. Cara pemakaian dan aturan pemberian
6. Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak
jelas
7. Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat
yang dimaksud tidak tersedia
8. Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat
dari tempatnya
9. Pemasangan etiket / label obat pada kemasan obat

c. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang
diresepkan oleh dokter atau praktisi lain yang berizin harus
memperhatikan:
1. Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep
2. Pemberian obat melalui loket
3. Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien
4. Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai
dan efek samping obat kepada pasien atau keluarga pasien.

B. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di Puskesmas Bondongan berasal dari
Gudang Farmasi Kota Bogor (GFK). Obat yang diperkenankan untuk
disediakan di Puskesmas Bondongan adalah obat – obat yang
tercantum dalam Formularium Nasional yang telah ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di UPT
Puskesmas Bondongan diajukan oleh Kepala UPT Puskesmas
Bondongan kepada Kepala Gudang Farmasi Kota Bogor (GFK) dengan
menggunakan format LPLPO, sedangkan permintaan dari sub unit ke
pengelola obat dilakukan secara periodik menggunakan LPLPO sub
unit.
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi
kebutuhan obat di UPT Puskesmas Bondongan sesuai dengan pola
penyakit yang ada di wilayah Kecamatan Bondongan.
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat
antara lain:
1. Menentukan jenis permintaan obat
a. Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh
Gudang Farmasi Kota Bogor (GFK) untuk Puskesmas
Bondongan.
b. Permintaan Khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
 kebutuhan meningkat
 terjadi kekosongan
 ada KLB atau Bencana
2. Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan antara lain:
a. Data pemakaian obat periode sebelumnya.
b. Jumlah kunjungan resep.
c. Jadwal distribusi obat dari Gudang Farmasi Kota
Bogor.
d. Sisa Stok.
3. Menghitung kebutuhan obat dengan cara:
Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama
dengan pemakaian pada periode sebelumnya.

SO = SK + SWK + SWT + SP

Sedangkan untuk menghitung permintaan obat dapat


dilakukan dengan menggunakan rumus:

Permintaan = 2 X Pemakaian Bulan lalu

Keterangan:
SO = Stok Optimum
SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan
obat
SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (Lead
Time)
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok

Stok Kerja Pemakaian rata – rata periode distribusi.


Waktu Lamanya kekosongan obat dihitung dalam hari.
Kekosongan
Waktu Tunggu Dihitung mulai dari permintaan obat oleh Puskesmas
Bondongan sampai dengan penerimaan obat di
Puskesmas Bondongan.
Stok Penyangga Persediaan obat untuk mengantisipasi terjadinya
peningkatan kunjungan, keterlambatan kedatangan
obat. Besarnya ditentukan berdasarkan kesepakatan
antara Puskesmas dan UPT Gudang Farmasi
Puskesmas Bondongan Kota Bogor.
Sisa Stok Sisa obat yang masih tersedia di Puskesmas Bondongan
pada akhir periode distribusi.
Stok Optimum Stok ideal yang harus tersedia dalam waktu periode
tertentu agar tidak terjadi kekosongan.

C. PENGELOLAAN OBAT
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara
optimal untuk menjamin tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat
penyimpanan, tepat waktu pendistribusian, tepat penggunaan dan
tepat mutunya di tiap unit pelayanan kesehatan.
Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi
kegiatan:
1. perencanaan dan permintaan,
2. penerimaan,
3. penyimpanan dan distribusi,
4. pencatatan dan pelaporan serta
5. supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.

Ditetapkan Di : Bogor
Pada Tanggal : 01 APRIL 2015

KEPALA PUSKESMAS BONDONGAN

Andy Aprianto

Anda mungkin juga menyukai