Anda di halaman 1dari 6

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KOTARAJA

KEPUTUSAN KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KOTARAJA


KOTA JAYAPURA

NOMOR : 055 TAHUN 2016

TENTANG

PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KOTARAJA


KOTA JAYAPURA

Menimbang : a. bahwa untuk menunjang layanan klinis di Puskesmas, maka


perlu didukung oleh pelayanan obat yang baik ;

b. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis di Puskesmas Kotaraja


diperlukan adanya kebijakan tentang peresepan, pemesanan dan
pengelolaan obat Puskesmas ;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu


menetapkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kotaraja tentang
Peresepan, Pemesanan dan Pengelolaan Obat Puskesmas.

Mengingat : a. UU Nomor 29 Tahun 2004, tentang Praktik Kedokteran;

b. UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;

c. Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan


Kefarmasian;

d. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/ 2004


tentang Kebijakan Dasar Puskesmas;
e. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.922 tahun 2008 tentang
Obat dan Perbekalan Kesehatan;

MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT


KOTARAJA TENTANG PERESEPAN, PEMESANAN DAN
PENGELOLAAN OBAT
KESATU : Menentukan peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat
sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.

KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat


kekeliruan maka keputusan ini akan dibetulkan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jayapura
Pada tanggal :10 Mei 2017

KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KOTARAJA


KOTA JAYAPURA

JELLY VANNY SERAN, SKM


NIP.19700712 199703 2 008
Lampiran : Surat Keputusan Kepala
Puskesmas Kotaraja
Kota Jayapura
Nomor : 055 Tahun 2017
Tanggal : 10 Mei 2017

PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT


DI PUSKESMAS KOTARAJA

A. PERESEPAN
a. Penulisan Resep
Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari
dokter, dokter gigi, dan praktisi lainnya yang berijin kepada pengelola obat di
Puskesmas Kotaraja untuk menyediakan atau membuatkan obat dan
menyerahkannya kepada pasien. Resep merupakan sarana komunikasi
profesional antara dokter, penyedia obat dan pasien (pengguna obat). Isi
resep merupakan refleksi dari proses pengobatan. Untuk itu, agar obat
berhasil, resep harus rasional.
Kriteria resep yang tepat, aman dan rasional yaitu:
1. Tepat obat sesuai dengan diagnosis penyakitnya.
2. Tepat indikasi penyakit.
3. Tepat pemilihan obat.
4. Tepat dosis.
5. Tepat cara pemberian obat.
6. Tepat pasien.
Bahasa dalam penulisan resep menggunakan bahasa latin yang
sudah digunakan sebagai bahasa ilmu kesehatan karena bahasa latin tidak
mengalami perubahan (statis), sehingga resep obat yang ditulis dalam
bahasa latin tidak akan terjadi salah tafsir.
Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep
untuk pasien rawat jalan dan rawat inap di Puskesmas Kotaraja harus
tercantum:
1. Tanggal penulisan resep.
2. Nama pasien.
3. Umur pasien.
4. Alamat pasien.
5. Diagnosis penyakit.
6. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat.

7. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan per oral.
8. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan parenteral pada
kolom suntikan.
9. Tanda tangan dan nama terang petugas penulis resep.
10. Tanda seru dan paraf penulis resep untuk resep yang mengandung
obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimum.
11. Kode pasien Umum, Askes dan Askes PNS.

b. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan
oleh dokter atau praktisi lain yang berizin harus memahami isi resep dan
memperhatikan:
1. Nama obat
2. Jenis dan bentuk sediaan obat
3. Nama dan umur pasien
4. Dosis
5. Cara pemakaian dan aturan pemberian
6. Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas
7. Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang
dimaksud tidak tersedia
8. Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari
tempatnya
9. Pemasangan etiket / label obat pada kemasan obat

c. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan
oleh dokter atau praktisi lain yang berizin harus memperhatikan:
1. Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep
2. Pemberian obat melalui loket
3. Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien
4. Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai dan efek
samping obat kepada pasien atau keluarga pasien.

B. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di Puskesmas Kotaraja berasal dari Dinas
Kesehatan Kota Jayapura. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di
Puskesmas Kotaraja adalah obat – obat yang tercantum dalam DOEN yang
telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di Puskesmas
Kotaraja diajukan oleh Kepala Puskesmas Kotaraja kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kota Jayapura dengan menggunakan format LPLPO, sedangkan
permintaan dari sub unit ke Kepala Puskesmas dilakukan secara periodik
menggunakan LPLPO sub unit.
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di
Puskesmas Kotaraja sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah
Kecamatan Kotaraja.
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara
lain:
1. Menentukan jenis permintaan obat
a. Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan
Kota Jayapurauntuk Puskesmas Kotaraja.
b. Permintaan Khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
 kebutuhan meningkat
 terjadi kekosongan
 ada KLB atau Bencana
2. Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan antara lain:
a. Data pemakaian obat periode sebelumnya.
b. Jumlah kunjungan resep.
c. Jadwal distribusi obat dari Gudang Farmasi Kota Jayapura
d. Sisa Stok.
3. Menghitung kebutuhan obat dengan cara:
Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan
pemakaian pada periode sebelumnya.

SO = SK + SWK + SWT + SP

Sedangkan untuk menghitung permintaan obat dapat dilakukan dengan


menggunakan rumus:

Permintaan = SO - SS

Keterangan:
SO = Stok Optimum
SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan
obat
SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (Lead
Time)
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok

Stok Kerja Pemakaian rata – rata periode distribusi.


Waktu Lamanya kekosongan obat dihitung dalam hari.
Kekosongan
Waktu Tunggu Dihitung mulai dari permintaan obat oleh Puskesmas
Kotaraja sampai dengan penerimaan obat di Puskesmas
Kotaraja.
Stok Persediaan obat untuk mengantisipasi terjadinya
Penyangga peningkatan kunjungan, keterlambatan kedatangan obat.
Besarnya ditentukan berdasarkan kesepakatan antara
Puskesmas dan Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kota
Jayapura.
Sisa Stok Sisa obat yang masih tersedia di Puskesmas Kotaraja pada
akhir periode distribusi.
Stok Optimum Stok ideal yang harus tersedia dalam waktu periode tertentu
agar tidak terjadi kekosongan.

C. PENGELOLAAN OBAT
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk
menjamin tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat
waktu pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat mutunya di tiap unit
pelayanan kesehatan.

Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan:


1. perencanaan dan permintaan,
2. penerimaan,
3. penyimpanan dan distribusi,
4. pencatatan dan pelaporan serta
5. supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.

KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KOTARAJA


KOTA JAYAPURA

JELLY VANNY SERAN, SKM


NIP.19700712 199703 2 008

Anda mungkin juga menyukai