DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PICUNG
Jl. Raya Saketi-Malingping, KM.15 Picung Pandeglang 42275
Email : puskesmas.picung@gmail.com
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Picung
Pada Tanggal : 05 Januari 2018
Penagggung Jawab Puskesmas Picung
SUFYANSORI,
Lampiran : Keputusan Penanggung Jawab Puskesmas Picung
Nomor : C.034/SK/PKM-PCG/I/2018
Tanggal : 05 Januari 2018
1. PERESEPAN
a. Penulisan Resep
Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari dokter, dokter
gigi, dan praktisi lainnya yang berijin kepada pengelola obat di Puskesmas Picung untuk
menyediakan atau membuatkan obat dan menyerahkannya kepada pasien. Resep
merupakan sarana komunikasi profesional antara dokter, penyedia obat dan pasien
(pengguna obat). Isi resep merupakan refleksi dari proses pengobatan. Untuk itu, agar
obat berhasil, resep harus rasional.
Kriteria resep yang tepat, aman dan rasional yaitu:
1) Tepat obat sesuai dengan diagnosis penyakitnya,
2) Tepat indikasi penyakit,
3) Tepat pemilihan obat,
4) Tepat dosis,
5) Tepat cara pemberian obat,
6) Tepat pasien,
Bahasa dalam penulisan resep menggunakan bahasa latin yang sudah digunakan
sebagai bahasa ilmu kesehatan karena bahasa latin tidak mengalami perubahan (statis),
sehingga resep obat yang ditulis dalam bahasa latin tidak akan terjadi salah tafsir.
Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep untuk pasien rawat jalan
di Puskesmas Picung harus tercantum:
a. Tanggal penulisan resep,
b. Nama pasien,
c. Umur pasien,
d. Alamat pasien,
e. Diagnosis penyakit,
f. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat,
g. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan per oral,
h. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan parenteral pada kolom suntikan,
i. Tanda tangan dan nama terang petugas penulis resep,
j. Tanda seru dan paraf penulis resep untuk resep yang mengandung obat yang
jumlahnya melebihi dosis maksimum,
k. Kode pasien Umum dan BPJS.
b. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter
atau praktisi lain yang berizin harus memahami isi resep dan memperhatikan:
1) Nama obat,
2) Jenis dan bentuk sediaan obat,
3) Nama dan umur pasien,
4) Dosis,
5) Cara pemakaian dan aturan pemberian,
6) Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas,
7) Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang dimaksud tidak
tersedia,
8) Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari tempatnya,
9) Pemasangan etiket / label obat pada kemasan obat.
c. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter
atau praktisi lain yang berizin harus memperhatikan:
1) Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep,
2) Pemberian obat melalui loket,
3) Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien,
4) Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai dan efek samping obat
kepada pasien atau keluarga pasien.
2. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di Puskesmas Picung berasal dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Pandeglang. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di Puskesmas Picung
adalah obat–obat yang tercantum dalam DOEN yang telah ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di Puskesmas Picung diajukan
oleh Penanggung Jawab Puskesmas Picung kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Pandeglang dengan menggunakan format LPLPO, sedangkan permintaan dari sub unit ke
Kepala Puskesmas dilakukan secara periodik menggunakan LPLPO sub unit.
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di Puskesmas
Picung sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah Kecamatan Picung.
Kegiatan–kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara lain:
a. Menentukan jenis permintaan obat
1) Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Pandeglang untuk Puskesmas Picung.
2) Permintaan Khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
a) kebutuhan meningkat,
b) terjadi kekosongan,
c) ada KLB atau Bencana.
b. Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan antara lain:
1) Data pemakaian obat periode sebelumnya,
2) Jumlah kunjungan resep,
3) Jadwal distribusi obat dari UPTD Gudang Farmasi Kabupaten Pandeglang,
4) Sisa Stok.
3. Menghitung kebutuhan obat dengan cara:
Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan pemakaian pada
periode sebelumnya.
SO = SK + SWK + SWT + SP
Keterangan:
SO = Stok Optimum
SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat
SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (Lead Time)
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok
Stok Kerja Pemakaian rata–rata periode distribusi.
Waktu Kekosongan Lamanya kekosongan obat dihitung dalam hari.
Waktu Tunggu Dihitung mulai dari permintaan obat oleh Puskesmas Picung
sampai dengan penerimaan obat di Puskesmas Picung.
Stok Penyangga Persediaan obat untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan
kunjungan, keterlambatan kedatangan obat. Besarnya ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara Puskesmas dan UPTD Gudang
Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang.
Sisa Stok Sisa obat yang masih tersedia di Puskesmas Picung pada akhir
periode distribusi.
Stok Optimum Stok ideal yang harus tersedia dalam waktu periode tertentu agar
tidak terjadi kekosongan.
3. PENGELOLAAN OBAT
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk menjamin
tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu pendistribusian, tepat
penggunaan dan tepat mutunya di tiap unit pelayanan kesehatan.
Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan:
a. perencanaan dan permintaan,
b. penerimaan,
c. penyimpanan dan distribusi,
d. pencatatan dan pelaporan serta
e. supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.
SUFYANSORI,