Anda di halaman 1dari 6

RUMAH SAKIT SAMARITAN

Jln. Towua No. 77 Telp : 0812 2233 4455


Email : rssamaritanpalu@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SAMARITAN PALU


NOMOR : 133/SKEP-DIR/RS-SMRT/I-2018

TENTANG

KEBIJAKAN KESERAGAMAN SISTEM PENYIAPAN DAN PENYERAHAN OBAT


(TELAAH RESEP, PENYIAPAN OBAT, PELABELAN DAN TELAAH OBAT
RUMAH SAKIT SAMARITAN PALU

DIREKTUR RUMAH SAKIT SAMARITAN PALU

Menimbang : 1. Bahwa untuk meningkatkan keselamatan pasien dan penggunaan obat


yang tepat, aman dan rasional di rumah sakit, perlu diatur proses
penelaahan resep yang efektif sebelum obat disalurkan
2. Bahwa yang dimaksud telaah resep adalah cara mengkaji resep meliputi
kejelasan tulisan resep, berat badan pasien untuk pasien anak, tepat
obat, tepat dosis, tepat rute, tepat waktu, duplikasi, alergi, interaksi
obat, dan kontra indikasi lainnya (penelaahan berdasarkan administrasi,
farmsetika dan klinis).
3. Bahwa untuk mendapatkan pelayanan kefarmasian yang bermutu,
berkualitas, dan mempertimbangkan keselamatan pasien di Rumah
Sakit diperlukan suatu pedoman Pelabelan Obat.
4. Bahwa pelabelan obat yang tepat adalah penentu utama dari ketepatan
pemberian obat dan dapat mengurangi kesalahan pemberian obat.
5. Bahwa untuk menyiapkan dan menyerahkan obat yang tepat dan benar,
maka perlu ditetapkan Surat Keputusan Direktur tentang Keseragaman
Sistem penyiapan dan penyerahan obat.

Menginggat : 1. UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. UU RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. PP RI No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015
tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan dan pelaporan Narkotika,
Psikotropika dan Prekursor Farmasi.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SAMARITAN
TENTANG KEBIJAKAN KESERAGAMAN SISTEM PENYIAPAN
DAN PENYERAHAN OBAT (TELAAH RESEP, PELABELAN DAN
TELAAH OBAT) DI RUMAH SAKIT SAMARITAN
Kedua : Tata cara telaah resep yang dilakukan meliputi :
a. persyaratan administrasi
b. persyaratan farmasis
c. persyaratan klinis
RUMAH SAKIT SAMARITAN
Jln. Towua No. 77 Telp : 0812 2233 4455
Email : rssamaritanpalu@gmail.com

Ketiga : Setelah obat ditelaah, resep dilayani (obat disiapkan ke dalam bentuk yang
paling siap untuk digunakan dan diberi label/etiket) karena itu perlu
ditetapkan tata cara pelabelan/etiket.

Keempat : Telaah obat meliputi 5 informasi, yaitu :


1. identitas pasien
2. ketepatan obat
3. dosis
4. rute pemberian
5. waktu pemberian

Kelima : Petugas penelaah resep, penyiapan dan penelaah obat mempunyai


kompetensi yang baik, baik pendidikan dan pelatihan sesuai kewenangan
yang diberikan dan telah mendapat penilaian kompetensi.

Keenam : Petugas yang menyiapkan dan menyerahkan obat adalah petugas yang
terlatih dan memiliki kompetensi untuk menyiapkan dan menyerahkan
obat.

Ketujuh : Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun dan apabial terdapat kekeliruan
dikemudian hari, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan Di : Palu
Pada tanggal : 5 Januari 2018

Direktur RS Samaritan Palu,

dr. Welly Hongkriwang, DTMH


RUMAH SAKIT SAMARITAN
Jln. Towua No. 77 Telp : 0812 2233 4455
Email : rssamaritanpalu@gmail.com

LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT 


NOMOR  : 133/SKEP-DIR/RS-SMRT/I-2018
TANGGAL : 5 Januari 2018

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SAMARITAN


TENTANG KEBIJAKAN TELAAH RESEP

1. Setiap resep yang masuk di Instalasi Farmasi Rumah Sakit harus dilakukan telaah resep terlebih


dulu, sebelum obat diserahkan kepada pasien.
2. Telaah resep yang dilakukan meliputi:
a. Persyaratan administrasi meliputi :
1) Identifikasi dokter : Nama lengkap, tanda tangan dokter, Nomor SIP
2) Inscriptio : tempat, tanggal penulisan resep atau nama unit/ruangan sumber resep.
3) Identifikasi pasien : Nama, umur, jenis kelamin, nomor RM, untuk anak dicantumkan
berat badan pasien.
b. Persyaratan farmasis, meliputi :
1) Praescriptio : Nama obat, jumlah & kekuatan/dosis obat
2) Ordinatio : cara pembuatan, bentuk sediaan obat yang dipilih atau diinginkan
dan Jumlahnya.
3) Signatura : aturan penggunaan obat (frekuensi pemakaian) dan informasi lain
yang diperlukan
4) Stabilitas sediaan
c.  Persyaratan klinis, meliputi
1) Tepat : pasien, obat, dosis, indikasi, waktu penggunaan, rute,
2) Duplikasi pengobatan
3) Interaksi obat
4) Alergi dan reaksi yang tidak dikehendaki
5) Kontraindikasi
3.  Setiap pasien memiliki profil pengobatan untuk membantu proses telaah resep
atau pengobatan.
4. Telaah resep tidak perlu dilakukan pada keadaan darurat atau bila dokter pemesan hadir untuk
pemesanan, pemberian dan monitoring pasien (misal di kamar bedah atau IGD) atau dalam
tindakan radiologi intervensional atau diagnostik imajing dimana obat merupakan bagian dari
prosedur.
5. Telaah resep tetap dilakukan ketika Apoteker tidak hadir, telaah resep ketika apoteker tidak
hadir dilakukan oleh Tenaga Teknis Kefarmasian yang ditunjuk ataupun yang sudah terlatih.
6. Jika resep yang tertulis tidak memenuhi persyaratan, maka harus segera dilakukan klarifikasi
kepada dokter penulis resep sebelum diberikan kepada pasien.
7. Semua klarifikasi dan pertanyaan kepada dokter penulis resep harus
dilakukan pendokumentasian.
RUMAH SAKIT SAMARITAN
Jln. Towua No. 77 Telp : 0812 2233 4455
Email : rssamaritanpalu@gmail.com

LAMPIRAN II KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


NOMOR : 133/SKEP-DIR/RS-SMRT/I-2018
TANGGAL : 5 Januari 2018

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SAMARITAN


TENTANG PELABELAN OBAT YANG SIAP DIGUNAKAN

1. Pelabelan perbekalan farmasi adalah pemberian label atau etiket pada obat, bahan obat dan
bahan kimia.
2. Pelabelan perbekalan farmasi dilakukan oleh petugas farmasi (Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian).
3. Pelabelan perbekalan farmasi dilakukan pada obat minum (tablet, kaplet, kapsul, puyer, sirup),
obat suppositoria, salep, krim, lotion, tetes mata, tetes telinga, obat semprot, dan obat injeksi.
4. Penyimpanan Obat : Obat, sediaan farmasi dan bahan kimia yang sudah dikeluarkan dari wadah
aslinya harus diberi label atau etiket.
5. Pelabelan obat, sediaan farmasi dan bahan kimia yang dikeluarkan dari bahan asli meliputi :
a. Nama
b. Konsentrasi( kekuatan )
c. Tanggal kadaluarsa
d. Peringatan
Penyiapan :
a. Semua Perbekalan Farmasi yang disiapkan dari Instalasi Farmasi harus diberi label atau
etiket.
b. Semua perbekalan farmasi yang disiapkan perawat harus diberi label atau etiket.
c. Label atau etiket ditempelkan setelah obat dimasukkan dalam wadah.
d. Label etiket Obat untuk pasien rawat inap harus mencantumkan :
i. Identitas pasien (nama pasien, tanggal lahir, nomor RM)
ii. Nama Ruang/ kamar pasien
iii. Tanggal cetak label.
iv. Nama Obat dan jumlah (dituliskan nama merek dagang, apabila obatnya paten/branded;
dituliskan nama generic apabila obatnya generik).
v. Kekuatan obat
vi. Bentuk sediaan obat
vii. Waktu pemberian obat
viii. Aturan pakai obat
ix. Cara pakai obat
x. Aturan penyimpanan obat (khusus obat yang penyimpanan di kulkas)
xi. Petunjuk khusus pemakaian obat
xii. Tanggal kadaluwarsa obat atau Beyond Use Date (untuk obat racikan maksimal 30 hari
digunakan setelah peracikan)
e. Label etiket obat untuk pasien rawat jalan harus mencantumkan :
 Identitas pasien (nama pasien, tanggal lahir, nomor RM)
 Nama, kekuatan, bentuk sediaan dan jumlah obat.
 Aturan pakai.
 Waktu pemberian obat.
 Cara pakai obat.
 Aturan penyimpanan obat (khusus obat yang penyimpanan di kulkas).
 Petunjuk khusus pemakaian obat.
 Tanggal cetak label.
 Tanggal kadaluwarsa obat atau Beyond Use Data (untuk obat racikan maksimal 30 hari
digunakan setelah peracikan
RUMAH SAKIT SAMARITAN
Jln. Towua No. 77 Telp : 0812 2233 4455
Email : rssamaritanpalu@gmail.com

f. Obat injeksi yang telah disiapkan atau dilarutkan/dicampur namun belum akan diberikan,
harus diberi label yang berisi :
 Identitas pasien (nama pasien, tanggal lahir, nomor RM) ditempel di plastik etiket
terpisah dengan obat.
 Nama obat
 Kekuatan obat
 Tanggal dan jam penyiapan / pencampuran
 Obat infus yang telah dilarutkan atau dicampur dengan obat injeksi harus diberi label
yang berisi :
- Identitas pasien (nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis) di botol infus.
- Nama obat injeksi dalam infus.
- Kekuatan obatnya.
- Tanggal dan jam penyiapan / pencampuran
g. Obat yang digunakan untuk banyak pasien didokumentasikan di buku pendokumentasian
pemakaian obat untuk banyak pasien oleh perawat dan harus diberi label pada tempat
obatnya, meliputi :
 Nama obat
 Kekuatan obat
 Tanggal buka pertama segel obat
RUMAH SAKIT SAMARITAN
Jln. Towua No. 77 Telp : 0812 2233 4455
Email : rssamaritanpalu@gmail.com

LAMPIRAN III KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


NOMOR : 133/SKEP-DIR/RS-SMRT/I-2018
TANGGAL : 5 Januari 2018

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SAMARITAN


TENTANG KEBIJAKAN TELAAH OBAT

Telaah obat adalah tindakan yang dilakukan apotker/TTK setelah obat disiapkan dan dilabeli,
yaitu sebelum obat diberikan kepada pasien/keluarga pasien. Telaah obat dilakukan meliputi 5
informasi :
1. Benar Pasien Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa. Cocokkan kembali
identitas pasien yang tertera dalam etiket dengan identitas pasien pada resep. Identitas pasien
(nama, nomor RM, tgl lahir, dll).
2. Benar Obat Sebelum obat diberikan, obat harus diperiksa. Cocokkan kembali obat yang sudah
disiapkan dengan obat yang diminta dokter pada resep termasuk kekuatan obat, bentuk
sediaan obat (tablet, sirup, injeksi, suppositoria, salep, semprot, nebule, puyer dll).
3. Benar Dosis Tenaga farmasi menyiapkan obat dalam bentuk dan dosis yang paling siap untuk
digunakan pasien. Karena itu sebelum obat diberikan, dosis obat harus diperiksa. Perhatikan
kembali dosis obat / kekuatan obat / komposisi obat yang telah disiapkan, aturan pakai yang
tertera pada label/etiket apakah sesuai dengan dosis obat yang diminta dokter pada resep
untuk tiap kali konsumsi pasien.
4. Benar Cara/Rute Pemberian Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor
yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan
respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat
dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi. Sebelum obat
diberikan,rute pemberian harus diperiksa. Cocokkan kembali apakah rute pemberian yang
tertera pada etiket/label sesuai dengan rute pemberian yang diresepkan oleh dokter.
Perhatikan juga dengan bentuk sediaan yang diminta. Hal ini juga berguna untuk membantu
tenaga farmasi menjelaskan kepada pasien cara penggunaan obat tersebut saat pemberian
obat.
5. Benar Waktu Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk
mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum
sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum
makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena
susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus
diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya
asam mefenamat.
6. Benar Dokumentasi Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu
dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak
dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.
7. Benar Informasi
 Semua rencana tindakan/ pengobatan harus dikomunikasikan pada pasien & atau
keluarganya, termasuk pasien di ICU.
 Jelaskan tujuan & cara mengkonsumsi obat yang benar.
 Jelaskan efek samping yang mungkin timbul.
 Rencana lama terapi juga dikomunikasikan pada pasien.
 Semua informasi yang telah diberikan pada pasien & keluarganya ini ditulis dalam Form
Edukasi Pasien yang ada di dalam paket rekam medik dan ditandatangani oleh dokter,
tenaga profesional lainnya dan pasien/ keluarga pasien

Anda mungkin juga menyukai