Anda di halaman 1dari 6

PERESEPAN DAN PEMBERIAN INFORMASI PENGGUNAAN OBAT

No. Dokumen :

No. Revisi : 001

SOP
Tanggal Terbit : 16 Agustus 2022

Halaman :

Susilo Hermianto, SKM


UPT Puskesmas
NIP. 197509071995021001
Srimulyo

1. Pengertian Peresepan dan pemberian informasi penggunaan obat adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan

obat dan informasi-informasi secara jelas dan tepat kepada kepada pasien mengenai indikasi, dosis, cara penggunaan

obat,penyimpanan dan efek samping yang mungkin terjadi berdasarkan resep yang tertulis.

2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk menyediakan obat dan informasi-informasi secara jelas dan

tepat kepada kepada pasien mengenai indikasi, dosis, cara penggunaan obat,penyimpanan dan efek samping yang

mungkin terjadi berdasarkan resep yang tertulis.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Srimulyo Nomor …… tentang Kebijakan Pelayanan Obat.

4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016, tentang Standard Pelayanan

Kefarmasian di Puskesmas.

2. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Modul

TOT Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Tahun 2008.

5. Langkah-langkah/ Alat dan Bahan:

Prosedur
1. ATK

2. Etiket/Label

3. Resep manual

4. Buku Pengeluaran Psikotropika/Narkotika/Prekursor/OOT

5. Kartu stok

6. Wadah obat racikan dan non racikan

7. Lumpang dan Alu

Petugas yang Melaksanakan:

1. Dokter

2. Apoteker

3. Asisten Apoteker

Langkah-Langkah:

Peresepan:

1. Dokter menyiapkan kertas resep

2. Dokter menulis kelengkapan administrasi resep berupa nama dokter, paraf, tanggal penulisan resep, nama
pasien, tanggal lahir pasien/umur dan berat badan untuk pasien anak-anak.

3. Dokter menuliskan tanda R/, nama/komposisi obat, dosis, aturan pakai (signatura), bentuk/sediaan, dan

jumlah obat.

4. Dokter memberi tandatangan pada resep Narkotika Psikotropika.

5. Dokter memastikan kelengkapan penulisan resep, sebelum menyerahkan resep obat kepada pasien.

Pelayanan Resep:

1. Petugas menerima resep dan memberi paraf pada kolom “T” (Terima)

2. Petugas memberi nomor urut resep dan waktu diterima resep.

3. Petugas menelaah resep, jika terdapat keraguan terhadap resep tersebut baik itu nama obat, dosis, jumlah

obat, aturan pakai obat, frekuensi obat dan bentuk sediaan, petugas mengkonfirmasi kepada dokter penulis resep.

4. Petugas menuliskan hasil konfirmasi pada lembar resep

5. Khusus resep Narkotika/Psikotropika/Prekursor/Obat-obat Tertentu, petugas memberi garis berwarna

merah dibawah nama obat yang termasuk golongan Narkotika/Psikotropika/Prekursor/Obat-obat Tertentu, jika resep

belum ditandatangani dokter penulis resep petugas mengkonfirmasi kepada dokter dan meminta dokter

menandatangani resep tersebut.

6. Pengambilan obat Narkotika/Psikotropika/Prekursor/Obat-obat Tertentu dilakukan oleh petugas pemegang

kunci pintu luar dan petugas pemegang kunci pintu dalam. Petugas mencatat resep dan jumlah pengeluaran obat

dalam buku serta kartu stok Narkotika/Psikotropika/Prekursor/Obat-obat Tertentu. Petugas mengunci lemari

Narkotika/Psikotropika/Prekursor/Obat-obat Tertentu.

7. Penyiapan obat non racikan :

a. Petugas menyiapkan obat sesuai resep.

b. Petugas memeriksa tanggal kadaluwarsa obat dan keadaan fisik obat

c. Petugas memasukkan pada wadah yang sesuai.

d. Petugas memberi label obat dengan etiket yang sesuai. Etiket berwarna putih untuk obat yang diminum

secara oral, sedangkan etiket berwarna biru untuk obat pemakaian luar. Penulisan pada etiket terdiri dari nama

pasien, tanggal, dosis, cara pemakaian, frekuensi pemakaian, dan kegunaan obat.

e. Petugas memberi paraf pada kolom “K” (Kemas) pada resep.

8. Penyiapan obat racikan :

a. Petugas menyiapkan alat peracikan.

b. Petugas menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) untuk peracikan, yang meliputi jas farmasi, masker, dan

sarung tangan.

c. Petugas menyiapkan obat-obatan yang akan diracik sesuai dengan jumlah yang tertulis pada resep.

d. Petugas memeriksa tanggal kadaluwarsa obat dan keadaan fisik obat

e. Petugas menggerus semua obat hingga homogen.

f. Petugas membagi obat sejumlah yang tertulis pada resep kedalam pembungkus obat racikan.

a. Petugas membungkus hasil racikan dan dan memasukkan kedalam wadah.

b. Petugas memberi label obat dengan menulis pada etiket yang terdiri dari nama pasien, tanggal, dosis, cara
pemakaian, frekuensi pemakaian, dan kegunaan obat.

g. Petugas memberi paraf.

h. Petugas membersihkan alat peracikan.

9. Petugas yang akan menyerahkan obat mengecek kembali obat yang sudah disiapkan sebelum diserahkan

kepada pasien (mengenai penulisan nama pasien pada etiket, aturan pakai serta jenis dan jumlah obat).

10. Petugas mendahulukan penyerahan obat untuk pasien yang menggunakan kalung kuning sebagai penanda

pasien beresiko jatuh.

11. Petugas memanggil nama pasien dan umur sesuai nomor urut

12. Petugas mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama pasien, umur pasien, dan keluhan pasien serta

berat badan untuk pasien anak-anak.

13. Petugas mencatat waktu diserahkan obat kepada pasien.

14. Untuk pasien ART/Anti Retroviral Terapi menandatangani pengambilan obat pada Lembar Kartu Follow up

pasien.

15. Petugas menyerahkan dan menyampaikan informasi kepada pasien yaitu tentang nama obat, manfaat,

dosis, cara pemakaian, frekuensi pemakaian, dan efek samping obat.

16. Petugas memberikan informasi kepada pasien tentang efek samping obat, dapat secara lisan atau tertulis,

yaitu :

a. Antihistamin dapat menyebabkan mengantuk, sehingga untuk pasien dewasa dilarang mengemudi selama

menggunakan obat tersebut dan untuk pasien anak usia sekolah hindari penggunaan obat jika pergi ke sekolah.

b. Analgetik dapat mengiritasi lambung sehingga diminum harus sesudah makan.

c. Hidroklortiazid 25 mg dapat menyebabkan buang air terus menerus sehingga jangan diminum di malam

hari.

d. Kaptopril dapat menyebabkan batuk, sehingga pasien jangan khawatir batuk akan berhenti jika konsumsi

Kaptopril berhenti.

e. Tablet tambah darah dapat menyebabkan sembelit dan tinja berawarna merah sehingga pasien dianjurkan

mengkonsumsi makanan berserat tinggi.

f. Antiretrovial (pada pasien baru) dapat menyebabkan mual, pusing, kehilangan keseimbangan, dan gangguan

saraf pusat.

17. Petugas memberikan informasi kepada pasien tentang cara penyimpanan obat di rumah, dapat secara lisan

atau tertulis, yaitu :

a. Obat disimpan di suhu ruang.

b. Obat disimpan terhindar dari sinar matahari langsung.

c. Obat dijauhkan dari jangkauan anak-anak.

d. Obat tidak disimpan di lemari pendingin, kecuali obat dengan karakteristik khusus.

e. Petugas menyarankan untuk memeriksa penyimpanan obat di rumah secara rutin tentang kondisi obat.

18. Petugas memastikan pemahaman pasien mengenai efek samping obat atau efek yang tidak diharapkan.dan

memberi kesempatan pasien/keluarga untuk bertanya.


19. Petugas meminta pasien memberi tandatangan dan nomor telepon dan atau alamat pada resep. Jika

pengambilan obat diwakilkan keluarga atau kerabat pasien maka disertai pencatatan hubungan dengan pasien.

20. Petugas memberi paraf.

6. Bagan Alir -

7. Hal-hal yang harus 1. Pada pengkajian awal klinis dokter menanyakan riwayat alergi obat dan dokter mengkonfirmasi kepada

diperhatikan Petugas Farmasi jika ditemukan pasien yang alergi terhadap suatu obat.

2. Obat-obat yang diberi informasi efek samping adalah antihistamin analgetik, Hidroklortiazid 25 mg,

Kaptopril, tablet tambah darah, dan Antiretrovial (pada pasien baru).

3. Petugas memberi informasi kepada pasien jika mengalami ruam-ruam kulit, gatal, gemetar, dada berdebar,

mata bengkak, mata gatal dan berarir, kehilangan keseimbangan, perut terasa perih dan sesak nafas setelah minum

obat maka pasien segera dianjurkan untuk kembali ke puskesmas.

4. Petugas farmasi harus memastikan Benar Pasien, Benar Obat, Benar Dosis, Benar Frekuensi, Benar Rute

Pemberian, dan Benar Dokumentasi.

5. Resep disimpan selama 3 tahun dan dimusnahkan sesuai Undang-Undang yang berlaku.

8. Unit Terkait Semua unit Layanan

9. Dokumen Terkait 1. Resep

PERESEPAN DAN PEMBERIAN INFORMASI PENGGUNAAN OBAT

No. Dokumen :

DT No. Revisi :

Tgl. Terbit :

UPT Puskesmas Susilo Hermianto, SKM

Srimulyo NIP. 197509071995021001

TDK BER
NO LANGKAH KEGIATAN YA TDK
LAKU

Peresepan

1 Apakah Dokter menyiapkan kertas resep?

2 Apakah Dokter menulis kelengkapan administrasi resep berupa nama dokter, paraf, tanggal penulisan

resep, nama pasien, tanggal lahir pasien/umur?

3 Apakah Dokter menuliskan tanda R/, nama/komposisi obat, dosis, aturan pakai (signatura),

bentuk/sediaan, dan jumlah obat?

4 Apakah Dokter memberi paraf pada resep Non Narkotika Psikotropika?

5 Apakah Dokter memberi tandatangan pada resep Narkotika Psikotropika?

6 Apakah Dokter memastikan kelengkapan penulisan resep, sebelum menyerahkan resep obat kepada

pasien?

Pelayanan Resep

1 Apakah Petugas menerima resep dan memberi paraf pada kolom “T” (Terima)?

2 Apakah Petugas memberi nomor urut resep dan waktu diterima resep?
3 Apakah Petugas menelaah resep, jika terdapat keraguan terhadap resep tersebut baik itu nama obat,

dosis, jumlah obat, aturan pakai obat, frekuensi obat dan bentuk sediaan, petugas mengkonfirmasi

kepada dokter penulis resep?

4 Apakah Petugas menuliskan hasil konfirmasi pada lembar resep?

5 Apakah Khusus resep Narkotika/Psikotropika/Prekursor/Obat-obat Tertentu, petugas memberi garis

berwarna merah dibawah nama obat yang termasuk golongan

Narkotika/Psikotropika/Prekursor/Obat-obat Tertentu?

6 Apakah Pengambilan obat Narkotika/Psikotropika/Prekursor/Obat-obat Tertentu dilakukan oleh

petugas pemegang kunci pintu luar dan petugas pemegang kunci pintu dalam. Petugas mencatat

resep dan jumlah pengeluaran obat dalam buku serta kartu stok

Narkotika/Psikotropika/Prekursor/Obat-obat Tertentu. Petugas mengunci lemari

Narkotika/Psikotropika/Prekursor/Obat-obat Tertentu?

7 Penyiapan obat non racikan :

a. Apakah Petugas Petugas menyiapkan obat sesuai resep?

b. Apakah Petugas memeriksa tanggal kadaluwarsa obat dan keadaan fisik obat?

c. Apakah Petugas memasukkan pada wadah yang sesuai?

d. Apakah Petugas memberi label obat dengan etiket yang sesuai. Etiket berwarna putih untuk

obat yang diminum secara oral, sedangkan etiket berwarna biru untuk obat pemakaian luar?

e. Apakah Petugas memberi paraf pada kolom “K” (Kemas) pada resep?

8 Penyiapan obat racikan :

a. Apakah Petugas menyiapkan alat peracikan?

b. Apakah Petugas menggunakan APD ( Alat Pelindung Diri ) untuk peracikan, yang meliputi

jas farmasi, masker, dan sarung tangan?

c. Apakah Petugas menyiapkan obat-obatan yang akan diracik sesuai dengan jumlah yang

tertulis pada resep?

d. Apakah Petugas memeriksa tanggal kadaluwarsa obat dan keadaan fisik obat?

e. Apakah Petugas menggerus semua obat hingga homogen?

f. Apakah Petugas membagi obat sejumlah yang tertulis pada resep kedalam pembungkus

obat racikan?

g. Apakah Petugas membungkus hasil racikan dan melakukan pelabelan dengan etiket yang

sudah disiapkan?

h. Apakah Petugas memberi paraf pada kolom “R” (Racik) dan “K” (Kemas) obat pada resep?

i. Apakah Petugas membersihkan alat peracikan?

9 Apakah Petugas mengecek kembali obat yang sudah disiapkan sebelum diserahkan kepada pasien

(mengenai penulisan nama pasien pada etiket, aturan pakai serta jenis dan jumlah obat)?

10 Apakah Petugas mendahulukan penyerahan obat untuk pasien yang menggunakan kalung kuning

sebagai penanda pasien beresiko jatuh?

11 Apakah Petugas memanggil nama pasien dan umur sesuai nomor urut?

12 Apakah Petugas mengidentifikasi pasien dengan menanyakan Nama pasien, tanggal lahir pasien atau

alamat pasien, dan keluhan pasien, serta berat badan untuk pasien anak-anak?.

13 Apakah Petugas mencatat waktu diserahkan obat kepada pasien?

14 Apakah Untuk pasien ART/Anti Retroviral Terapi menandatangani pengambilan obat pada Lembar

Kartu Follow up pasien?

15 Apakah Petugas menyerahkan dan menyampaikan informasi kepada pasien yaitu tentang nama obat,

manfaat, dosis, cara pemakaian, frekuensi pemakaian, dan efek samping obat?

16 Apakah Petugas memberikan informasi kepada pasien tentang cara penyimpanan obat di rumah

yaitu :

a. Obat disimpan di suhu ruang.


b. Obat disimpan terhindar dari sinar matahari langsung.

c. Obat dijauhkan dari jangkauan anak-anak.

d. Obat tidak disimpan di lemari pendingin, kecuali obat dengan karakteristik khusus.

e. Petugas menyarankan untuk memeriksa penyimpanan obat di rumah secara rutin tentang

kondisi obat.

17 Apakah Petugas memastikan pemahaman pasien mengenai efek samping obat atau efek yang tidak

diharapkan.dan memberi kesempatan pasien/keluarga untuk bertanya?

18 Apakah Petugas meminta pasien memberi tandatangan dan nomor telepon dan atau alamat pada

resep. Jika pengambilan obat diwakilkan keluarga atau kerabat pasien maka disertai pencatatan

hubungan dengan pasien?

19 Apakah Petugas memberi paraf di kolom “S” (Serah) pada resep?

Compliance rate (CR) = ∑ Ya x 100 % = %

∑ Ya+Tidak

Mengetahui,

Wakil Manajemen Mutu Auditor

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai