Anda di halaman 1dari 10

PEMBERIAN INFORMASI PENGGUNAAN

OBAT DAN PEMBERIAN INFORMASI


TENTANG EFEK SAMPING OBAT ATAU EFEK
YANG TIDAK DIHARAPKAN
No Dokumen:
440/02/SOP/....../PKM.MDK/2018
No Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 1 Juni 2018
Halaman : 10

UPT PUSKESMAS dr. Lilysiana Dewi H


MERDEKA 197207062002122004

1. Pengertian Pemberian informasi penggunaan obat adalah proses kegiatan yang


meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus dikerjakan agar pasien
memahami cara penggunaan obat yang diterima.
Pemberian informasi tentang efek samping obat adalah kegiatan
memberikan informasi tentang efek samping suatu obat agar tidak
terjadi efek samping obat yang tidak diinginkan untuk tujuan terapi yang
dimaksudkan pada dosis yang dianjurkan.
2. Tujuan Agar pasien mendapat obat sesuai dengan resep dokter dan mendapat
informasi serta mengerti bagaimana cara penggunaan obat dan
memberikan informasi tentang efek samping obat kepada pasien agar
tidak terjadi efek obat yang tidak diinginkan.
3. Kebijakan Kebijakan kepala UPT Puskesmas Merdeka No. .....................................
tentang Penunjang Pelayanan Klinis.
4. Referensi  Buku Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan di Puskesmas,Depkes RI 2004.
 Pedoman Pelayanan kefarmasian Di Puskesmas, Depkes RI
2006.
 Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun
2016 tentang Standart Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas.
5. Prosedur a. Petugas farmasi memanggil nama pasien.
b. Petugas farmasi memeriksa ulang identitas dan alamat pasien.
c. Petugas farmasi memastikan bahwa yang menerima obat adalah
pasien atau keluarga pasien.
SOP PEMBERIAN INFORMASI PENGGUNAAN OBAT DAN PEMBERIAN INFORMASI TENTANG EFEK SAMPING OBAT ATAU EFEK YANG
TIDAK DIHARAPKAN Hal 1 dari 10
d. Petugas farmasi menyerahkan obat sessuai yang tertulis pada
resep.
e. Petugas Farmasi memberikan informasi obat mengenai :
- Nama obat
- Sediaan obat
- Dosis obat
- Aturan pakai obat
- Penyimpanan obat
- Indikasi obat
- Efek samping obat
f. Petugas memastikan pasien memahami informasi obat yang
disampaikan petugas farmasi.
g. Petugas farmasi meminta paraf dan nama jelas pasien sebagai
tanda bukti pemberian informasi obat dan pengambilan resep.
6. Unit Terkait  Ruang Farmasi

SOP PEMBERIAN INFORMASI PENGGUNAAN OBAT DAN PEMBERIAN INFORMASI TENTANG EFEK SAMPING OBAT ATAU EFEK YANG
TIDAK DIHARAPKAN Hal 2 dari 10
7. Catatan perubahan

N Tanggal mulai
Yang dirubah Perubahan
o Diberlakukan

LAMPIRAN

SOP PEMBERIAN INFORMASI PENGGUNAAN OBAT DAN PEMBERIAN INFORMASI TENTANG EFEK SAMPING OBAT ATAU EFEK YANG
TIDAK DIHARAPKAN Hal 3 dari 10
INFORMASI OBAT YANG DIPERLUKAN PASIEN ADALAH :
a. Waktu penggunaan obat, misalnya berapa kali obat digunakan dalam sehari,
apakah di waktu pagi, siang, sore, atau malam. Dalam hal ini termasuk
apakah obat diminum sebelum atau sesudah makan.
b. Lama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih ada atau harus
dihabiskan meskipun sudah terasa sembuh. Obat antibiotika harus dihabiskan
untuk mencegah timbulnya resistensi.
c. Cara penggunaan obat yang benar akan menentukan keberhasilan
pengobatan. Oleh karena itu pasien harus mendapat penjelasan mengenai
cara penggunaan obat yang benar terutama untuk sediaan farmasi tertentu
seperti obat oral obat tetes mata, salep mata, obat tetes hidung, obat semprot
hidung, tetes telinga, suppositoria dan krim/salep rektal dan tablet vagina.

PETUNJUK MENGENAI CARA PENGGUNAAN OBAT :


1. Petunjuk Pemakaian Obat Oral (pemberian obat melalui mulut)
o Adalah cara yang paling lazim, karena sangat praktis, mudah dan aman.
Yang terbaik adalah minum obat dengan segelas air.
o Ikuti petunjuk dari profesi pelayan kesehatan (saat makan atau saat perut
kosong)
Minum obat saat makan
Minum obat sebelum makan
Minum obat setelah makan
o Obat untuk kerja diperlama (long acting) harus ditelan seluruhnya. Tidak
boleh dipecah atau dikunyah.
o Sediaan cair, gunakan sendok obat atau alat lain yang telah diberi ukuran
untuk ketepatan dosis. Jangan gunakan sendok rumah tangga.
o Jika penderita sulit menelan sediaan obat yang dianjurkan oleh dokter
minta pilihan bentuk sediaan lain.
2. Petunjuk Pemakaian obat oral untuk bayi/anak balita :
o Sediaan cair untuk bayi dan balita harus jelas dosisnya, gunakan sendok
takar dalam kemasan obatnya.

SOP PEMBERIAN INFORMASI PENGGUNAAN OBAT DAN PEMBERIAN INFORMASI TENTANG EFEK SAMPING OBAT ATAU EFEK YANG
TIDAK DIHARAPKAN Hal 4 dari 10
o Segera berikan minuman yang disukai anak setelah pemberian obat yang
terasa tidak enak/pahit.
3. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Mata
o Ujung alat penetes jangan tersentuh oleh benda apapun (termasuk mata)
dan selalu ditutup rapat setelah digunakan.
o Untuk glaukoma atau inflamasi, petunjuk penggunaan yang tertera pada
kemasan harus diikuti dengan benar.
o Cara penggunaan adalah cuci tangan, kepala ditengadahkan, denganjari
telunjuk kelopak mata bagian bawah ditarik ke bawah untuk membuka
kantung konjungtiva, obat diteteskan pada kantung konjungtiva dan mata
ditutup selama 1-2 menit, jangan mengedip.
o Ujung mata dekat hidung ditekan selama 1-2 menit.
o Tangan dicuci untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar pada
tangan.
4. Petunjuk Pemakaian Obat Salep Mata
o Ujung tube salep jangan tersentuh oleh benda apapun (termasuk mata).
o Cara penggunaan adalah cuci tangan, kepala ditengadahkan, dengan jari
telunjuk kelopak mata bagian bawah ditarik ke bawah untuk membuka
kantung konjungtiva, tube salep mata ditekan hingga salep masuk dalam
kantung konjungtiva dan mata ditutup selama 1-2 menit. Mata digerakkan
ke kiri-kanan, atas-bawah.
o Setelah digunakan, ujung kemasan salep diusap dengan tissue
bersih(jangan dicuci dengan air hangat) dan wadah salep ditutup rapat.
o Tangan dicuci untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar pada
tangan.
5. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Hidung
o Hidung dibersihkan dan kepala ditengadahkan bila penggunaan
obatdilakukan sambil berdiri dan duduk atau penderita cukup berbaring
saja.
o Kemudian teteskan obat pada lubang hidung dan biarkan selama
beberapa menit agar obat dapat tersebar dalam hidungUntuk posisi
duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha.

SOP PEMBERIAN INFORMASI PENGGUNAAN OBAT DAN PEMBERIAN INFORMASI TENTANG EFEK SAMPING OBAT ATAU EFEK YANG
TIDAK DIHARAPKAN Hal 5 dari 10
o Setelah digunakan, alat penetes dibersihkan dengan air panas dan
keringkan dengan tissue bersih.

6. Petunjuk Pemakaian Obat Semprot Hidung


o Hidung dibersihkan dan kepala tetap tegak. Kemudian obatdisemprotkan
ke dalam lubang hidung sambil menarik napas dengancepat.
o Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha.
o Setelah digunakan, botol alat semprot dicuci dengan air hangat
tetapijangan sampai air masuk ke dalam botol kemudian
dikeringkandengantissue bersih.
7. Pemakaian Obat Tetes Telinga
o Ujung alat penetes jangan menyentuh benda apapun termasuktelinga.
o Cuci tangan sebelum menggunakan obat tetes telinga.
o Bersihkan bagian luar telinga dengan cotton bud/kapas bertangkai
pembersih telinga.
o Jika sediaan berupa suspensi, sediaan harus dikocok terlebih dahulu.
o Cara penggunaan adalah penderita berbaring miring dengan telinga yang
akan ditetesi obat menghadap ke atas. Untuk membuat lubang telinga
lurus sehingga mudah ditetesi maka bagi penderita dewasa daun telinga
ditarik ke atas dan ke belakang, sedangkan bagi anak-anak daun telinga
ditarik ke bawah dan ke belakang. Kemudian obat diteteskan dan biarkan
selama 5 menit.
o Bersihkan ujung penetes dengan tissue bersih.
8. Petunjuk Pemakaian Obat Supositoria
o Cuci tangan, suppositoria dikeluarkan dari kemasan, suppositoriadibasahi
dengan air.
o Penderita berbaring dengan posisi miring, dan suppositoria dimasukkan
ke dalam rektum.
o Masukan supositoria dengan cara bagian ujung supositoria didorong
dengan ujung jari sampai melewati otot spinter rektal; kira-kira ½ - 1 inchi
pada bayi dan 1 inchi pada dewasa.

SOP PEMBERIAN INFORMASI PENGGUNAAN OBAT DAN PEMBERIAN INFORMASI TENTANG EFEK SAMPING OBAT ATAU EFEK YANG
TIDAK DIHARAPKAN Hal 6 dari 10
o Jika suppositoria terlalu lembek untuk dapat dimasukkan, maka sebelum
digunakan sediaan ditempatkan dalam lemari pendingin selama 30 menit
kemudian tempatkan pada air mengalir sebelum kemasan dibuka.
o Setelah penggunaan suppositoria, tangan penderita dicuci bersih.

9. Petunjuk Pemakaian Obat Krim/Salep rektal


o Bersihkan dan keringkan daerah rektal, kemudian masukkan salep atau
krim secara perlahan ke dalam rektal.
o Cara lain adalah dengan menggunakan aplikator. Caranya adalah
aplikator dihubungkan dengan wadah salep/krim yang sudah dibuka,
kemudian dimasukkan ke dalam rektum dan sediaan ditekan sehingga
salep/krim keluar. Buka aplikator dan cuci bersih dengan air hangat dan
sabun. Tidak untuk ditelan.
o Setelah penggunaan, tangan penderita dicuci bersih.
10. Petunjuk Pemakaian Obat Vagina
o Cuci tangan sebelum menggunakan obat dan gunakan aplikator sesuai
dengan petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan harus diikuti
dengan benar.
o Jika penderita hamil, maka sebelum menggunakan obat sebaiknya
berkonsultasi terlebih dahulu dengan profesional perawatan kesehatan.
o Penderita berbaring dengan kedua kaki direnggangkan dan dengan
menggunakan aplikator obat dimasukkan ke dalam vagina sejauh
mungkin tanpa dipaksakan dan biarkan selama beberapa waktu.
o Setelah penggunaan, aplikator dan tangan penderita dicuci bersih dengan
sabun dan air hangat.
d. Efek yang akan timbul dari penggunaan obat yang akan dirasakan, misalnya
berkeringat, mengantuk, kurang waspada, tinja berubah warna, air kencing
berubah warna dan sebagainya.
e. Hal-hal lain yang mungkin timbul, misalnya efek samping obat, interaksi obat
dengan obat lain atau makanan tertentu, dan kontraindikasi obat tertentu
dengan diet rendah kalori, kehamilan, dan menyusui.

SOP PEMBERIAN INFORMASI PENGGUNAAN OBAT DAN PEMBERIAN INFORMASI TENTANG EFEK SAMPING OBAT ATAU EFEK YANG
TIDAK DIHARAPKAN Hal 7 dari 10
- Efek samping obat adalah setiap respons obat yang merugikan dan tidak
diharapkan serta terjadi karena penggunaan obat dengan dosis atau
takaran normal.
- Salah guna obat adalah penggunaan bermacam-macam obat tetapi
efeknya tidak sesuai, tidak rasional, tidak tepat dan tidak efektif.
- Bahaya salah guna obat antara lain menimbulkan efek samping yang
tidak diinginkan, pengeluaran untuk obat menjadi lebih banyak atau
pemborosan, tidak bermanfaat atau menimbulkan ketagihan.
- Upaya pencegahan
Agar kejadian efek samping dapat ditekan serendah mungkin, selalu
dianjurkan untuk melakukan hal-hal berikut:
 Selalu harus ditelusur riwayat rinci mengenai pemakaian obat oleh
pasien pada waktu-waktu sebelum pemeriksaan, baik obat yang
diperoleh melalui resep dokter maupun dari pengobatan sendiri.
 Gunakan obat hanya bila ada indikasi jelas, dan bila tidak ada
alternatif non-farmakoterapi.
 Hindari pengobatan dengan berbagai jenis obat dan kombinasi
sekaligus.
 Berikan perhatian khusus terhadap dosis dan respons pengobatan
pada: anak dan bayi, usia lanjut, dan pasien-pasien yang juga
menderita gangguan ginjal, hepar dan jantung. Pada bayi dan anak,
gejala dini.
 Efek samping seringkali sulit dideteksi karena kurangnya
kemampuan komunikasi, misalnya untuk gangguan
pendengaran.Perlu ditelaah terus apakah pengobatan harus
diteruskan, dan segera hentikan obat bila dirasa tidak perlu lagi.
 Bila dalam pengobatan ditemukan keluhan atau gejala penyakit
baru, atau penyakitnya memberat, selalu ditelaah lebih dahulu,
apakah perubahan tersebut karena perjalanan penyakit komplikasi,
kondisi pasien memburuk, atau justru karena efek samping obat.
- Penanganan efek samping
 Segera hentikan semua obat bila diketahui atau dicurigai terjadi
efek samping. Bukanlah tindakan yang tepat bila mengatasi efek

SOP PEMBERIAN INFORMASI PENGGUNAAN OBAT DAN PEMBERIAN INFORMASI TENTANG EFEK SAMPING OBAT ATAU EFEK YANG
TIDAK DIHARAPKAN Hal 8 dari 10
samping dengan menambah konsumsi obat untuk mengobati efek
yang timbul tanpa disertai dengan penghentian obat yang dicurigai
berefek samping. Hal ini justru akan bernilai tidak efektif , dan efek
samping tetap terus terjadi.

Upaya penanganan klinik tergantung bentuk efek samping dan kondisi


penderita. Pada bentuk-bentuk efek samping tertentu diperlukan penanganan
dan pengobatan yang spesifik. Misalnya untuk syok anafilaksi (suatu reaksi
alergi) diperlukan pemberian adrenalin dan obat serta tindakan lain untuk
mengatasisyok. Contoh lain misalnya pada keadaan alergi, diperlukan
penghentian obat yang dicurigai, pemberian antihistamin atau kortikosteroid
(bila diperlukan).

SOP PEMBERIAN INFORMASI PENGGUNAAN OBAT DAN PEMBERIAN INFORMASI TENTANG EFEK SAMPING OBAT ATAU EFEK YANG
TIDAK DIHARAPKAN Hal 9 dari 10
Lampiran SOP tentang Pemberian Informasi Penggunaan Obat Dan
Pemberian Informasi Tentang Efek Samping Obat Atau Efek Yang Tidak
Diharapkan
Nomor 440/02/SOP/....../PKM.MDK/2018
Tentang daftar tilik Pemberian Informasi Penggunaan Obat Dan Pemberian
Informasi Tentang Efek Samping Obat Atau Efek Yang Tidak Diharapkan

DAFTAR TILIK PEMBERIAN INFORMASI PENGGUNAAN OBAT DAN


PEMBERIAN INFORMASI TENTANG EFEK SAMPING OBAT ATAU EFEK
YANG TIDAK DIHARAPKAN

NO URAIAN KEGIATAN YA TIDAK TDD


1 Apakah petugas memeriksa ulang identitas pasien ketika
pemanggilan?
2 Apakah petugas menyerahkan obat disertai pemberian
informasi obat mengenai penggunaan obat dan efek samping
obat?
3 Apakah petugas memastikan pasien mengerti informasi obat
yang sudah dijelaskan?
4 Apakah petugas meminta paraf dan nama pasien dan pasien?
Jumlah

Compliance rate (CR) : ……………..%


Bogor,.................
Pelaksana / Auditor

(...............................)

SOP PEMBERIAN INFORMASI PENGGUNAAN OBAT DAN PEMBERIAN INFORMASI TENTANG EFEK SAMPING OBAT ATAU EFEK YANG
TIDAK DIHARAPKAN Hal 10 dari 10

Anda mungkin juga menyukai