Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BESAR

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KECAMATAN DARUSSALAM
Jl. LAMBARO ANGAN KECAMATAN DARUSSALAM KABUPATEN ACEH BESAR
E-mail: pkm.darussalam@gmail.com

KERANGKA ACUAN RUANG APOTIK


PUSKESMAS DARUSSALAM TAHUN 2017

A. PENDAHULUAN
Pelayanan Kefarmasian merupakan bagian Integral dari sistim Pelayanan Kesehatan
termasuk didalamnya Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas yang merupakan Unit Pelaksana
Tekhnis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dengan makin kompleksnya Upaya Pelayanan
Kesehatan khususnya masalah therapy obat telah menuntut kita untuk memberikan perhatian
dan orientasi pelayanan Farmasi kepada pasien.

B. LATAR BELAKANG
Pelayanan kefarmasian bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan, termasuk
didalamnya pelayanan kefarmasian di Pukesmas.
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 30 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Puskesmas dijelaskan bahwa Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
meliputi 2 (dua) kegiatan, kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Obat
dan Bahan Medis Habis Pakai dan Kegiatan Farmasi Klinik. Pelayanan Resep
merupakan salah satu kegiatan Farmasi klinik yang dilaksanakan secara langsung dan
bertanggungjawab kepada pasien. Kegiatan ini dimulai dari penerimaan resep, skrining
resep, penyiapan obat, dan Pemberian Informasi Obat.

C. TUJUN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


Tujuan umum:
Terlaksananya pelayanan Kefarmasian yang bermutu di Puskesmas.
Tujuan khusus:
- Sebagai acuan bagi Apoteker dan Asisten Apoteker untuk melaksanakan Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas.
- Sebagai pedoman bagi dinas kesehatan dalam pembinaan pelayanan kefarmasian di
puskesmas.
-
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
a. ADMINISTRASI
Administrasi adalah rangkaian aktivitas pencatatan, pelaporan, pengarsipan
dalam rangka penatalaksanaan pelayanan kefarmasiaan yang tertib baik untuk
sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan maupun pengelolaan resep supaya lebih
mudah dimonitor dan dievaluasi.

1
1. Perencanaan.
2. Permintaan obat ke intalasi farmasi kabupaten / kota.
3. Penerimaan.
4. Penyimpanan menggunakan kartu stok atau computer.
5. Pendistribusian dan pelaporan menggunakan form LP-LPO.

b. PELAYANAN RESEP
Pelayanan resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter
hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien
sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Pelayanan adalah proses resep
dilakukan sebagai berikut;
1. Penerimaan resep
Setelah menerima menerima resep dari pasien dilakukan hal-hal sebagai
berikut;
a. Pemeriksaan kelengkapan administrative resep,yaitu; nama dokter,nomor
surat izin peraktek (SIP), alamat praktek dokter, paraf dokter,tanggal
penulisan resep, nama obat, jumlah obat, cara penggunaan, nama pasien,
umur pasien, dan jenis kelamin pasien.
b. Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, yaitu bentuk sediaan,
dosis,potensi,stabilitas, cara dan lama penggunaan obat.
c. Pertimbangkan klinik, seperti alergi, efek samping, interaksi dan
kesesuaian dosis.
d. Konsultasikan dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada resep atau
obatnya tidak tersedia.
2. Peracikan obat
Setelah memeriksa resep dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Pengambilan obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan menggunakan
alat degan memperhatikan nama obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan
fisik obat.
b. Peracikan obat.
c. Pemberian etiket warna putih untuk obat dalam / oral dan etiket warna biru
untuk obat luar, serta menempelkan label “kocok dahulu “ pada sediaan
obat dalam bentuk larutan.
d. Memasukkan obat kedalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk obat
yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan penggunaan yang salah.
3. Penyerahan obat
Penyerahan obat setelah peracikan obat, dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Sebelum obat diserahka kepada pasien harus dilakukan
pemeriksaan kembali mengenai penulisan nama pasien pada
etiket, cara penggunaan serta jenis dan jumlah obat

2
b. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan
cara yang baik dan sopan,mengingat pasien dalam kondisi
tidak sehat mungkin emosinya kurang stabil.
c. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau
keluarganya. .
d. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain
yang terkait dengan obat tersebut,antara lain manfaat
obat,makanan dan minuman yang di harus
dihindari,kemungkinan efek samping,cara penyimpanan obat
dan lain-lain.

c. PELAYANAN INFORMASI OBAT.


Pelayanan Informasi obat harus benar,jelas,mudah dimengerti,akurat,tidak bias
(Samar-samar), etis,bijaksana dan terkini sangat diperlukan dalam upaya
penggunaan obat yang rasional oleh pasien. Sumber informasi Obat adalah buku
Farmakope,Infoemasi Spesialite Obat Indonesia (ISO).
Informasi obat juga dapat diperoleh dari setiap Kemasan atau Brosur obat yang
berisi :
- Nama dagang obat jadi.
- Komposisi : Bobot,isi atau jumlah tiap wadah
- Dosis pemakaian.
- Cara pemakain.
- Khasiat atau kegunaan
- Kontra indikasi (bila ada).
Informasi obat yang diperlukan pasien adalah :
a. Waktu Penggunaan Obat,misalnya berapa kali obat digunakan dalam
sehari,apakah diwaktu pagi,siang,sore atau malam.
Dalam hal ini termasuk apakah obat diminum sebelum atau sesudah
makan.
b. Lama penggunaan obat,apakah selama keluhan masih ada atau harus
dihabiskan meskipun sudah terasa sembuh. Obat Antibiotik harus
dihabiskan untuk mencegah timbulnya resistensi.
c. Cara penggunaan obat yang benar akan menentukan keberhasilan
pengobatan. Oleh karena itu pasien harus mendapat penjelasan
mengenai cara penggunaan obat yang benar terutama untuk sediaan
farmasi tertentu seperti Obat Oral,Obat Tetes Mata,Salap Mata,Tetes
Telinga dan Supositoria.

d. CARA PENYIMPANAN OBAT.


Penyimpanan obat secara umum adalah :

3
a. Ikuti petunjuk penyimpanan pada tabel kemasan .
b. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
c. Simpan obat pada suhu kamar dan hindari sinar matahari langsung.
d. Jangan menyimpan obat ditempat panas atau lembab.
e. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku
kecuali jika tertulis pada etiket obat.
f. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak.
g. Jangan meninggalkan obat didalam mobil untuk jangka waktu lama.
h. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
Beberapa sistim yang umum dalam pengaturan obat :
a. Obat disusun sesuai alphabet.
b. Penyimpanan obat disusun berdasarkan FIFO dan FEFO.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Pelayanan kefarmasian Klinis dilakukan di ruang Apotik sesuai dengan standar pelayanan
Kefarmasian.

F. SASARAN
Terlaksananya kegiatan pelayanan kefarmasian kepada seluruh masyarakat wilayah kerja.
Puskesmas.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Pelaksanaan kegiatan Pelayanan Kefarmasian pada Puskesmas.
No. Kegiatan 2017

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 Pelayanan resep √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 PIO √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 Penyusunan Obat √ √ √ √ √ √
berdasarkan FIFO
dan FEFO
4. Pencatatan dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pelaporan

H. BIAYA YANG DIGUNAKAN UNTUK KEGIATAN KEFARMASIAN


Rincian biaya yang dibutuhkan adalah sbb :
1. Biaya persiapan sarana dan prasarana pelayanan kefarmasian.

I. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

4
Sebagai tindak lanjut terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas perlu dilakukan
monitoring dan evaluasi kegiatan secara berkala. Monitoring merupakan bagian pemantauan
terhadap pelayanan kefarmasian dan evaluasi merupakan proses penilaian kinerja pelayanan
kefarmasian itu sendiri.
Hal-hal yang perlu dimonitor dan di evaluasi dalam pelayanan kefarmasian di Puskesmas
antara lain :
- Sumber daya manusia (SDM).
- Pengelolaan sediaan Farmasi ( Perencanaan ,dasar perencanaan , pengadaan,penerimaan
dan pendistribusian ).
- Pelayanan farmasi klinik ( pemeriksaan kelengkapan resep,penyiapan
sediaan,pengecekan hasil peracikan dan penyerahan obat yang disertai informasinya
serta pemantauan pemakaian obat bagi penderita penyakit tertentu seperti TB,Malaria
dan Diare
- Mutu pelayanan ( tingkat kepuasan pasien ).
Dengan bergesernya Paradigma Kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan
obat menjadi pelayanan yang komprehensif ,maka di harapkan dengan tersusunnya buku
pedoman pelayanan kefarmasian di Puskesmas akan terjadi peningkatan mutu pelayanan
kefarmasian di Puskesmas kepada masyarakat.
Disamping itu pula diharapkan pedoman ini bermanfaat bagi Apoteker dan asisten Apoteker
yang berkerja di Puskesmas dalam memberikan pelayanan kefarmasian yang bermutu agar
tercapai penggunaan obat yang rasional.

J. PENUTUP

Demikian kerangka acuan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Darussalam di buat


untuk memperoleh kebutuhan masyarakat dan meningkatkan Mutu Pelayanan Kefarmasian.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas

Hasbi, SKM
NIP. 19661231 198711 1 017

Anda mungkin juga menyukai