Anda di halaman 1dari 47

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TUGAS RESUME
PENGKAJIAN DAN PELAYANAN RESEP

NAMA : WIDYA SUMARNI


STAMBUK : 15120200114
DOSEN : Dr. Apt. Hasnaeni, S.Si., M.Sc

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
RESUME PENGKAJIAN DAN PELAYANAN RESEP
Ruang lingkup pelayanan farmasi klinik menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit, meliputi :
1. Pengkajian dan pelayanan resep
2. Penelusuran riwayat penggunaan obat
3. Rekonsiliasi obat
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
5. Konseling
6. Visite
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
10. Dispensing sediaan steril
11. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)
12. Pelayanan kefarmasian di rumah (Home Care)
DEFINISI
Pengkajian dan pelayanan resep merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam
penyiapan obat (dispensing) yang meliputi :
1. Penerimaan
2. Pengkajian resep
3. Pemeriksaan ketersediaan produk
4. Penyiapan
5. Telaah obat
6. Penyerahan disertai pemberian informasi
MEDICATION ERROR
Kesalahan terapi (medication error) sering terjadi di praktek umu maupun
Rumah Sakit. Kesalahan yang terjadi bisa karena persiapan yang salah, dan itu
terjadi karena kesalahan dalam proses pengambilan keputusan. Setiap langkah
mulai pengumpulan data pasien (anamnesis, pemeriksaan jasmani, dan
pemeriksaan penunjang lainnya) berperan penting untuk pemilihan obat dan
akhirnya penulisan resep. Kesalahan pemilihan jenis obat, dosis, cara pemberian,
penulisan yang sulit dubaca merupakan factor yang bisa meningkatkan kesalahan
terapi.
PENYEBAB MEDICATION ERROR
Factor penyebab medication error adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya pengetahuan tentang obat
2. Kurangnya informasi tentang pasien
3. Kesalahan dan kehilangan arsip
4. Kesalahan pada tulisan
5. Kesalahan interaksi dengan pemberi pelayanan yang lain
6. Kesalahan dalam perhitungan dosis
7. Masalah dalam memasukkan obat melalu selang infus lewat parenteral
8. Pengontrolan yang kurang
9. Masalah dalam penyimpanan dan pengantaran obat
10. Kesalahan dalam preparasi
11. Kekurangan standarisasi
Pengkajian resep dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
kesalahan pencantuman informasi, penulisan resep yang buruk dan penulisan
resep yang tidak tepat. Dampak dari kesalahan tersebut sangat beragam, mulai
yang tidak memberi risiko sama sekali hingga terjadinya kecacatan atau bahkan
kematian.
TUJUAN
 Kegiatan pengkajian resep dilakukan dengan tujuan untuk
mengidentifikasi masalah terkait obat sebelum disiapkan
 Pelayanan resep bertujuan agar pasien mendapatkan obat dengan tepat dan
bermutu. Menjelaskan cara oenyimpanan dan stabilitas obat agar mutunya
tetap terjaga.
PELAKSANA
Menurut SNARS 2018 (Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit) :
Pengkajian resep dilakukan oleh Apoteker, meliputi:
 Ketepatan identitas pasien, obat, dosis, frekuensi, aturan minum/makan
obat, dan waktu pemberian
 Duplikasi pengobatan
 Potensi alergi dan sensitivitas
 Interaksi antara obat dengan obat lain atau dengan makanan
 Variasi kriteria penggunaan dari Rumah Sakit
 Berat badan pasien dan/atau informasi fisiologik lainnya
 Kontraindikasi
Menurut Petunjuk Teknis :
Dalam pengkajian resep, tenaga teknis kefarmasian diberi kewenangan
terbatas hanya dalam aspek administrative dan farmasetik.
PERSIAPAN
Dokumen regulasi yang disiapkan :
 SPO pengkajian dan pelayanan resep
 Sarana dan fasilitas meliputi :
1) Lembar resep/modul peresepan dalam system informasi
2) Daftar tilik (ceklis) pengkajian resep (disatukan dengan lembar
resep atau tersedia dalam system informasi farmasi)

3) Timbangan
4) Kalkulator
5) Alat tulis
6) Sumber informasi obat (Contoh : MIMS, ISO, DIH, Software
Informasi Obat)
7) Komputer
8) Mortar + Stamper
PELAKSANAAN PENGKAJIAN RESEP
1. Terima resep elektronik atau manual yang diserahkan ke bagian farmasi
2. Jika sudah menggunakan system informasi, cetak resep elektronik
3. Jika resep manual tidak terbaca, hubungi dokter penulis resep
Harus memenuhi 3 syarat utama (rawat inap dan rawat jalan), yaitu :
 Syarat administrasi
 Syarat farmasetik
 Syarat klinik
4. Periksa kelengkapan administrative berupa :
a. Identitas pasien
 Nama
 No. rekam medis/tanggal lahir
 Jenis kelamin
 Berat badan
 Tinggi badan
*Berat badan : harus diketahui untuk pasien pediatrik, geriatric,
kemoterapi, gangguan ginjal, epilepsy, gangguan hati, dan pasien
bedah
*Tinggi badan : harus diketahui untuk pasien pediatrik, kemoterapi
b. Identitas penulis resep
 Nama dokter penulis resep
 No. SIP dokter (khusus resep narkotika)
 Alamat
 Paraf
 Kewenangan klinis dokter, serta akses lain
c. Identitas resep
 Tanggal penulisan resep
 Ruangan/unit asal resep
*Jaminan yang digunakan pasien (jika umum, lakukan persetujuan
tentang harga obat)
5. Lakukan pengkajian dari aspek farmasetik, meliputi :
 Nama obat
 Bentuk sediaan
 Kekuatan sediaan
 Dosis dan jumlah obat
 Stabilitas
 Aturan dan cara penggunaan
*Kompatibilitas (tambahan dari petunjuk standar pelayanan
kefarmasian di Rumah Sakit)

6. Lakukan pengkajian dari aspek persyaratan klinik, meliputi :


 Ketepatan indikasi
 Dosis
 Waktu penggunaan obat
 Duplikasi pengobatan
 Alergi dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD)
 Kontraindikasi
 Interaksi obat
7. Lakukan pengkajian dari aspek regulasi Rumah Sakit, sebagai contoh
pengkajian antibiotika dilakukan apakah sudah sesuai dengan kebijakan
Rumah Sakit tentang restriksi antibiotika
8. Pencatatan pengkajian dilakukan pada daftar tilik
9. Berikan tanda centang di kolom “Ya” jika hasil pengkajian sesuai atau beri
tanda centang “Tidak” jika hasil pengkajian tidak sesuai pada masing-
masing aspek yang perlu dikaji
10. Informasikan dan minta persetujuan tentang harga resep pada pasien non
jaminan/umum
11. Buat laporan kesalahan penggunaan obat tahap peresepan berdasarkan
catatan pengkajian resep yang tidak sesuai, laporan dibuat setiap bulan
PELAKSANAAN PELAYANAN RESEP
1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep yang sudah dilakukan
pengkajian :
a. Menghitung kebutuhan jumlah obat sesuai dengan resep
b. Mengambil obat yang dibutuhkan pada rute penyimpanan dengan
memperhatikan nama obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik
obat. Lakukan double check kebenaran identitas obat yang diracik,
terutama jika termasuk obat high alert/LASA
2. Melakukan peracikan obat bila diperlukan
Memberi etiket disesuaikan dengan system penyiapan obat yang
diresepkan. Pada etiket obat dengan system resep individu, memuat
informasi :
 Nama lengkap pasien
 No. Rekam medis dan/atau tanggal lahir
 Nama obat, aturan pakai
 Instruksi khusus
 Tanggal kadaluwarsa obat
 Tanggal penyiapan obat
Pada etiket di kantong obat dengan system dosis unit, memuat informasi :
 Nama lengkap pasien
 No. rekam medis dan/atau tanggal lahir
 Instruksi khusus
 Tanggal penyiapan obat
3. Sebelum obat diserahkan kepada perawat (untuk pasien rawat inap) atau
kepada pasien/keluarga (untuk pasien rawat jalan) maka harus dilakukan
telaah obat yang meliputi pemeriksaan kembali untuk memastikan obat
yang telah disiapkan sesuai dengan resep dokter. Aspek yang diperiksa
dalam telaah obat meliputi 5 tepat, yakni :
 Tepat obat
 Tepat pasien
 Tepat dosis
 Tepat rute
 Tepat waktu pemberian
4. Pada penyerahan obat untuk pasien rawat jalan, maka harus disertai
pemberian informasi obat, meliputi :
 Nama obat
 Kegunaan/indikasi
 Aturan pakai
 Efek terapi dan efek samping
 Cara penyimpanan obat
5. Jika regulasi Rumah Sakit memperbolehkan pengantaran obat ke rumah
pasien dilakukan oleh jasa pengantar, maka kerahasiaan pasien harus tetap
terjaga. Misalnya, resep dalam amplop tertutup, obat dikemas tertutup.

ALUR PELAYANAN OBAT


1. Resep masuk
2. Telaah resep
3. Input SIM Rumah Sakit
4. Penyiapan obat
5. Telaah obat
6. Penyerahan
TELAAH RESEP
Kejelasan penulisan resep
1. Pastikan tulisan resep terbaca dengan jelas
2. Disarankan untuk menggunakan electronic prescribing
3. Pastikan semua data yang ada pada resep dituliskan
4. Untuk identitas pasien, menggunakan stiker
5. Jika tulisan tidak terbaca, konfirmasi ke dokter penulis resep
6. Waspada potensi LASA (Look Alike Sound Alike)/NORUM (Nama Obat
Rupa Ucapan Mirip)
Tepat obat
1. Pastikan obat yang diresepkan sesuai dengan spesialisasi dokter
(bandingkan dengan retriksi formularium Rumah Sakit/Nasional)
2. Pastikan jumlah obat sesuai dengan kebutuhan pasien dan retriksi
formularium Rumah Sakit
3. Pastikan obat sesuai dengan diagnose pasien (lihat rekam medik pasien)
4. Pastikan bentuk sediaan sesuai dengan pasien
5. Pastikan obat yang diresepkan sesuai dengan kondisi klinik/diagnose
pasien (resep elektronik)
Tepat dosis
1. Pastikan dosis sesuai dengan pasien
2. Untuk obat tertentu (sitotoksik) pastikan data berat badan dan tinggi badan
ada
3. Untuk pasien anak, sesuaikan dengan berat badan dan usia
4. Untuk pasien dengan gangguan hati dan ginjal, perhatikan!
5. Untuk mempermudah, masukkan informasi obat di SIM Rumah Sakit atau
gunakan alat bantu (tools) aplikasi mobile (Lexicomp, Uptodate,
Micromedex, Medscape)

BSA (m2) =
√ Berat Badan ( kg ) x Tinggi Badan(cm)
3600
Tepat cara pemberian
1. Pastikan cara/rute pemberian ada dalam signa pada resep
2. Pastikan instruksi lengkap untuk pemberian IV infus/syringe pump (misal:
syringe pump 20 mg/kg dalam 50 mL NaCl tiap 24 jam)
3. Untuk obat pro renata pastikan kapan harus diminum (missal: jika masih
demam)
Tepat waktu pemberian
1. Pastikan waktu pemberian ada dalam signa
2. Disarankan menggunakan aturan jam
3. Jika pemberian 1 kali sehari, pastikan waktu pemberian sesuai dengan
obatnya (missal: simvastatin diminum malam hari sebelum tidur)
Tepat frekuensi pemberian
1. Pastikan frekuensi pemberian ada dalam signa
2. Disarakankan menggunakan aturan jam
3. Pastikan frekuensi penggunaan obat sesuai dengan aturan masing-masing
obat
Tidak ada interaksi obat
1. Pastikan tidak ada interaksi obat yang berbahaya
2. Interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan
3. Gunakan tools Drug Interaction Checker untuk mempermudah
4. Jika terdapat interaksi yang berbahaya, komunikasikan dengan penulis
resep
5. Jika terdapat interaksi moderate (sedang), komunikasikan ke Apoteker
klinis untuk melakukan monitoring
6. Tidak semua obat yang berinteraksi harus diganti
Tidak ada duplikasi
1. Pastikan tidak ada obat yang sama. Kategori duplikasi meliputi :
 Merek beda, komposisi sama
 Dokter berbeda, meresepkan obat yang sama
 Obat dalam golongan yang sama (kebanyakan analgetika, NSAID)
2. Jika terjadi, konfirmasi ke dokter penulis resep untuk
pembatalan/penggantian
Tidak ada kontraindikasi
1. Pastikan obat tidak kontraindikasi untuk pasien. Pasien dengan potensi
kontraindikasi :
 Bayi dan anak
 Ibu hamil/menyusui
 Geriatric (usia>60 tahun)
2. Jika terjadi kontraindikasi, komunikasian ke penulis resep
Tertera dalam formularium Rumah Sakit
1. Pastikan obat yang diresepkan tercantum dalam formularium Rumah Sakit
2. Komunikasikan ke penulis resep untuk pergantian jika terdapat
ketidaksesuaian
TELAAH OBAT
Tepat pasien
1. Pastikan nama pasien yang ada pada resep sesuai dengan nama pasien
yang ada pada etiket
2. Konfirmasi kembali bahwa pasien yang mengambil obat adalah pasien
yang dipanggil
3. Jika obat diantarkan ke ruangan perawatan, pastikan bahwa pasien benar
dirawat pada ruang perawatan tersebut
4. Pastikan pasien bertanda tangan pada saat penyerahan resep
Tepat obat
1. Pastikan semua obat yang terdapat dalam resep ada (cek jumlah dan
kesesuaiannya)
2. Pastikan pasien menerima obat sesuai dengan jumlah obat yang diresepkan
Tepat dosis
1. Pastikan dosis pada resep sesuai dengan etiket
2. Waspadai penggantian kekuatan sediaan obat (missal: asam mefenamat
250 mg diganti menjadi 500mg)
Tepat rute pemberian
1. Pastikan rute pemberian pada resep sesuai dengan etiket
2. Gunakan warna etiket yang sesuai (putih: enteral/oral, biru: parenteral)
Tepat waktu pemberian
1. Pastikan waktu pemberian pada resep sesuai dengan etiket
PENYERAHAN RESEP
Setelah penyiapan obat, dilakukan hal sebagai berikut :
1) Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan
pemeriksaan kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket,
cara penggunaan serta jenis dan jumlah obat (kesesuaian antara
penulisan etiket dengan resep)
2) Memanggil nama dan nomor tunggu pasien
3) Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien
4) Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat
5) Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain yang
terkait dengan obat tersebut, antara lain manfaat obat, makanan dan
minuman yang harus dihindari, kemungkinan efek samping, cara
penyimpanan obat
6) Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara
yang baik dan sopan, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat
mungkin emosinya kurang stabil
7) Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau
keluarganya
8) Membuat Salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh
apoteker (bila diperlukan)
9) Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan yang
memudahkan untuk pelaporan
EVALUASI
1. Evaluasi pengkajian dan pelayanan resep dilakukan secara berkala
setidaknya setiap 3 bulan. Evaluasi meliputi jumlah penyampaian
konfirmasi dan rekomendasi kepada penulis resep terkait kesalahan
penulisan resep, kesalahan penyiapan obat, kepatuhan penulisan resep
sesuai formularium nasional, kepatuhan pelayanan sesuai formularium
nasional dan kecepatan pelayanan resep
2. Evaluasi ini dapat dijadikan sebagai bahan dalam kajian system
manajemen dan penggunaan obat tahunan
RESUME PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)
Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian
informasi, rekomendasi obat yang independent, akurat, tidak bias, terkini, dan
komprehensif yang dilakukan oleh apoteker kepada dokter, apoteker, perawat,
profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain di luar Rumah sakit.
 Perkembangan obat yang semakin cepat dengan bermunculannya obat-
obat baru
 Literatur obat yang semakin banyak dan kompleks
 Kebutuhan informasi obat yang obyektif dan patient oriented
Tugas PIO :
 Mendukung pelayanan kefarmasiaan dengan menjawab pertanyaan
 Memberikan informasi secara aktif melalui bulletin dan website
 Melakukan edukasi kepada tenaga kesehatan mahasiswa dan masyarakat
 Terlibat dengan kegiatan KFT
- Mengembangkan kebijakan penggunaan obat
- Membuat dan merevisi formularium
Fungsi PIO :
 Mendukung pelaksanaan formularium
 Mendukung pekerjaan apoteker di bangsal
 Membantu dokter mengambil keputusan terapi
 Upgrading formularium
 Meningkatkan professional tas apoteker
 Sebagai materi edukasi dan konseling bagi nakes dan pasien
Pelayanan informasi obat (PIO) dilakukan oleh Apoteker :
 Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik
 Menunjukkan kompetensi professional dalam penelusuran, penyeleksian
dan evakuasi sumber informasi
 Mengetahui tentang fasilitas perpustakaan di dalam dan di luar rumah
sakit, metodologi penggunaan data elektronik
 Memiliki latar belakang pengetahuan tentang terapi obat
 Memiliki kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun
Sasaran informasi obat :

Pasien, keluarga, pasien dan


atau masyarakat umum

Nakes : dokter, dokter gigi,


apoteker, perawat, bidan, dll

Pihak lain : manajemen RS,


tim/kepanitian klinik, komite
dll
Tujuan PIO :
 Menunjang ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional, berorientasi
kepada pasien, tenaga kesehatan dan pihak lain
 Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan , kebijakan yang
berhubungan dengan obat terutama bagi KFT
 Menyediakan dan memberikan informasi obat kepada pasien, tenaga
kesehatan, dan pihak lain.
Manfaat PIO :
 Promotif : Penyuluhan dan CBIA
 Preventif : Penyuluhan HIV,TB dan bahaya merokok dan narkotika
 Kuratif : Edukasi saat rawat inap
 Rehabiliatif : Rumatan metadon, program berhenti merokok
Pekerjaan PIO :
 Pelayanan aktif : tidak menunggu pertanyaan melainkan aktif memberikan
informasi
 Pelayanan pasif : pelayanan memberikan informasi obat sebagai jawaban
atas pertanyaan yang diterima
Ruang lingkup Pelayanan PIO :
1. Pelayanan
 Menjawab pertanyaan
 Menerbitkan bulletin
 Menyiapkan materi untuk brosur/leaflet informasi obat
2. Pendidikan
 Mengajar dan membimbing mahasiswa
 Membuat/ menyampaikan makalah seminar/symposium
 Memberikan Pendidikan pada nakes dalam hal informasi obat
3. Penelitian
 Melakukan penelitian evaluasi penggunaan obat
 Melakukan penelitian penggunaan obat baru
Persiapan :
1. Informal
Memberikan informasi mengenai penggunaan obat Ketika melakukan
kegiatan farmasi klinik, misalnya Ketika melakukan pemantauan terapi di
ruang rawat apoteker menjawab pertanyaan dari perawat mengenai waktu
pemberiaan obat.
2. Formal
Pengorganisasian dan ruangan, peralatan, sumber atau Pustaka
Cara mengajukan pertanyaan :
 Lisan
 Telepon
 SMS/WA
 Email
 Tertulis
Pendekatan sistematis dalam menjawab permintaan informasi obat , memiliki 7
step:
1. Dapatkan data penanya
2. Dapatkan informasi latar belakang
3. Tentukan dan golongkan pertanyaan sebenarnya
4. Tentukan strategi dan lakukan pencarian
5. Lakukan evaluasi, Analisa, dan sintesi
6. Formulasi dan berikan jawaban
7. Tindak lanjut dan dokumentasi
Sumber Informasi PIO
1. Primer
 Kebanyakan up to date
 Mengenalkan teori- teori/ penemuan-penemuan baru
 Memperbaiki teori yang sudah ada
 Dapat ditemukan informasi mengenai obat-obat yang sudah diteliti
Contoh : laporan hasil penelitian, laporan kasus, studi evaluasi,
laporan deskripsi
2. Sekunder
System indeks yang berisi kumpulan abstrak dari berbagai macam atikel
jurnal. Contoh : medline, NEJM,Science Direct, dll
3. Tersier
Buku referensi yang berisi materi yang umum , lengkap, dan mudah
dipahami. Contoh textbook, compendia, farmakope, pedoman praktis
Evaluasi Pustaka
1. Primer
 Bagian bahan dan metode
 Sampel
 Desain studi
2. Sekunder
 Waktu ialah jarak waktu majalah diterbitkan
 Jurnal Pustaka : jumlah Pustaka ilmiah
 Selektivitas pengindeksian/pengabstrakan : cetak standar atau
terkomputerisasi
 Harga
3. Tersier
 Penulis dan atau editor
 Tanggal publikasi
 Penerbit
 Daftar Pustaka

Clinical Practice Guidelines :


 National Guidelines Clearinghouse (www.guidelines.gov)
 New Zealand Guidelines Grup (www.nzgg.org.nz)
 National institute for Health and Clinical Excellenge (NICE)
(www.nice.org.uk)
 Veterans Health Administration (www.oqp.med.va.gov/cpg.htm ,
www.pbm.va.gov)
High Quality Systematic Reviews :
Drug Effevtiveness Review Project (DERP)
 Contains systematic reviews of various drug classes
 Developed by the OHSU Evidence-based Practice Center (www.ohsu.edu,
www.oreogonrx.gov)
 Canadian Agency for Drugs & Technology in health (www.cadt.ca)
 Therapeutics inititive (www.ti.ubc.ca)
 Agency for Health Care Research and Quality Effective Healthcare
Program (www.effectivehealthcare.ahrq.gov)
 Cochrane Collaboration (subscription) (www.coachrane.org)
 Center for Reviews and Dissemination (CRD)
(www.crd.york.ac.uk/crdweb)
Specific search engine :
 Drug infonet (www.druginfonet.com)
 Medhunt (www.hon.ch)
 Internet drug index (www.rxlist.com)
 PEDINFO (pediatric) (www.pedinfo.org)
 PubMed (www.ncbi.nml.nih.gov/pubmed)
Hati hati dalam menentukan validitas dan reabilitas informasi yang ditemukan
online
Petunjuk online :
 Tentukan identitas pengarang dan reputasi organisasi yang memberi
sponsor untuk menentukan kredibilitas sumber
 Kapan website terakhir di “update”
 Apakah referensi dicantumkan
 Bila ada sponsor , apakah informasi berkaitan dnegan produk sponsor
 View website dengan tiga kata terkahir pada web addres : edu, gov, ord
(dikeluarkan oleh institusi Pendidikan, agensi pemerintah US, organisasi
swasta) dot-com web kemungkinan bias
TAHAPAN PELAKSANAAN SALAH SATU KEGIATAN PIO (Menjawab
pertanyaan) :
Melakukan penilian (critical Memformulasikan jawaban dan
Apoteker menerima pertanyaan
appraisal) terhadap jawaban menyampaikan jawaban kepada
lewat telepon, pesan tertulis
yang ditemukan dari minimal 3 penanya secara verbal atau
atau tatap muka
literatur tertulis

Mengidentifikasi penanya Menetapkan urgensi


nama, status (dokter, perawat, pertanyaan dan melakukan
Melakukan follow-up dengan
apoteker, asisten apoteker, penelusuran secara sistematis,
menanyakan ketetapan
pasien/keluarga pasien, mulai dari sumber informasi
jawaban
dietisien, umum), asal unit kerja tersier, sekunder, dan primer
penanya jika diperlukan

menanyakan secara rinci


Mendokumentasikan kegiatan
data/informasi terkait
Mengidentfikasi pertanyaan yang dilaksanakan dan
pertanyaan dan menanyakan
apakah akan diterima atau mencatat waktu yang
tujuan permintaan informasi
dirujuk ke unit kerja terkait diperlukan untuk menyiapkan
(perawatan pasien, pendidikan,
jawaban
penelitian, umum

Dokumentasi :
Setelah terjadi interaksi antara penanya dan pemberi jawaban, maka
kegiatan tersebut harus di dokumentasikan. Pendokumentasikan sangat penting
karena dapat membantu menelusuri Kembali data informasi yang dibutuhkan
dalam wak tu yang relatif lebih singkat. Pendokumentasian tersebut juga
memperjelas beban kerja dari apoteker. Dokumentasikan yang dilakukan
meliputi :
1. No. dokumen
2. Nama penanya
3. Profesi (tenaga kesehatan, pasien, masyarakat umum)
4. Telepon
5. Alamat
6. Tanggal dan jam pertanyaan diterima
7. Metode bertanya
8. Penyampaian jawaban (segera <24 jam, >24 jam)
9. Tanggal dan jam jawaban diberikan
10. Metode menjawab
11. Latar belakang pertanyaan
12. Kategori pertanyaan
13. Jawaban yang diberikan
14. Referensi
15. Paraf dan nama apoteker yang menjawab pertanyaan
EVALUASI
 Dilakukan evaluasi setiap akhir bulan dengan merekapitulasi jumlah
pertanyaan, penanya, jenis pertanyaan, ruangan, dan tujuan pemberian
informasi
 Evaluasi ini digunakan untuk menilai/mengukur keberhasilan pelayanan
informasi obat itu sendiiri dengan cara membandingkan tingkat
keberhasilan sebelum dan sesuadah dilaksanakan pelayanan informasi obat
 Untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan PIO yang dilakukan , harus
ada indicator yang digunakan. Indicator tersebut ialah :
1. Meningkatnya jumlah pertanyaan yang diajukan
2. Menurunnya jumlah pertanyaan yang tidak dapat dijawab
3. Meningkatnya kualitas kinerja pelayanan
4. Meningkatnya jumlah produk yang dihasilkan(leaflet, bulletin,
ceramah)
5. Meningkatnya pertanyaan berdasar jenis pertanyaan dan tingkat
kesulitan
6. Menurunnya keluhan atas pelayanan
PIO pada pasien & keluarga pasien sering dikenal dengan konseling atau KIE
(Komunikasi, Informasi, Edukasi)
Aktivitas pada pasien :
 Mendengar
 Bertanya
 Menilai/ menafsirkan
 Memberik informasi : aktif dan pasif
 Memberi saran
 Memotivasi
Memberikan informasi
1. Aktif
 Pelayanan informasi kepada pasien atau keluarga pasien di RS
 Bersama apoteker melakukan penyuluhan kepada masyarakat sekitar
 Bersama apoteker melakukan homecare pada pasien
 Bersama apoteker melakukan bakti sosial atau kunjungan ke tempat-
tempat yang perlu untuk dikunjungi guna mensosialisasikan
sehubungan dengan obat
2. Pasif
Mengumpulkan materi secara berkala untuk pembuatan brosur , leaflet
poster dan madding untuk dipasang pada dinding sarana kesehatan. Hal ini
dapat membantu kita untuk memberikan informasi kepada pasien secara
tidak langsung, dibuat dengan semenarik mungkin untuk membuat pasien
tertarik membacanya.

Prosedur pemberian informasi kepada pasien :


1. Persiapan
a. Penampilan petugas pemberi informasi : periksa kerapihan pakaian
seragam dan periksa kelengkapan atribut.
b. Alat-alat : alat tulis, materi edukasi, formular penilaian kebutuhan
informasi.
2. Pelaksanaan
1. Ucapkan salam (Selamat pagi/sore/malam bapak, ibu)
2. Perkenalan diri dan jelaskan tugas dan peran anda/ saya…
(nama,profesi), di… saya akan memberikan informasi kepada
bapak/ibu… mengenai…)
3. Pastikan identitas pasien (minta pasien/keluarga menyebutkan
namanya)
4. Lakukan penilaian pasien meliputi :
 Bahasa yang digunakan
 Kemampuan baca
 Emosional
 Hambatan fisik dan kognitif
 Kesiapan menerima informasi
5. Ciptakan suasana yang nyaman
6. Jelaskan materi informasi kepada pasien dan atau keluarga
7. Dorong pasien dan keluarga untuk bertaya mengenai materi yang
diberikan
8. Lakukan verifikasi kepasa pasien dan keluarga terhadap materi
informasi yang telah diberikan :
a. Apabila kondisi pasien pada tahap cara pemberian edukasi baik
dan senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah
menanyakan Kembali informasi yang telah diberikan,
pertanyaannya adalah (dari penjelasannya yang telah di
sampaikan apakah bapak/ibu/saudara… sudah dimengerti?)
b. Apabila kondisi pasien pada tahap cara pemberian informasi
mengalami hambatan fisik, maka verfikasinya adalah dengan
pihak keluarganya dengan pihak keluarganya dengan
pertanyaan yang sama(dari penjelasan yang telah diberikan,
apakah bapak/ibu/sdr…. Sudah mengerti? Kalau sudah coba
diulang apa yang saya sampaikan tadi….)
c. Apabila kondisi pasien pada tahap cara pemberian informasi
ada hambatan emosional(marah atau depresi) maka
verifikasinya adalah dengan tanyakan apakah penjelasan perlu
dihentikan saat imi dan nanti petugas akan Kembali lagi
(Bapak/ibu/sdr… apakah penjelasan saat ini perlu dihentikan
& nanti saya akan datang lagi bila bapak/ibu/sdr sudah siap
untuk menlanjutkan penjelasan ini)
9. Berikan formular pemberian informasi untuk di tanda tangani oleh
pasien dan keluarga & petugas pemberi edukasi dan dilampirkan di
status pasien.
10. Berikan nomor telepon yang bisa dihubungi jika sewaktu-waktu
diperlukan atau bisa datang langsung ke kantor
11. Tawarkan bantuan Kembali (Apakah masih ada yang dapat saya
bantu?)
12. Ucapkan terima kasig dan lekas sembuh
Take home messages :
 Informasi obat diperlukan agar obat dapat digunakan oleh pasien secara
tepatm menghasilkan outcome terapi yang diharapkan, dan mencegah
kerjadian/efek yang tidak diinginkan
 Apoteker merupakan salah satu professional kesehatan yang
bertanggungjawab dan kompeten dalam memberikan informasi obat
 Penyedia informasi obat harus dapat melakukan pencarian, evaluasi,
analisis, dan penyimpanan informasi secara tepat.
 Pemberian informasi bisa bersifat aktif(inisiatif dari pemberi informasi)
ataupu bersifat pasif (mendapat pertanyaan dan menjawab)
 Kita tidak harus mengetahui semua hal tentang obat , tetapi kira harus tahu
dimana mencari informasi obat yang valid dan dapat menyampaikan
dengan tepat.
TUGAS
1. Buatlah SOP pelayanan resep (dari resep datang - pasien menerima
obat)
a. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENERIMAAN RESEP
Halaman 1/2
LOGO RS No. 001
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
BAHAGIA
SELALU PENERIMAAN RESEP Tanggal berlaku
01/08/2021
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan terhadap pelayanan
sediaan farmasi-alat kesehatan dengan Resep dokter
2. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker
3. PROSEDUR
1) Resep diterima
2) Memeriksa kebenaran dokter yang tertera dalam resep (jika meragukan
segera hubungi dokternya).
3) Memeriksa kebenaran pasien yang tertera dalam resep (cek nama, umur
dan alamat), jika tidak sesuai dengan pasien dimaksud dikonfirmasi
pada penulis resep atau ditolak.
4) Memastikan sediaan farmasi-alkes sesuai dengan tujuan terapi pasien,
jika tidak sesuai diperbaiki atau dikonfirmasi pada penulis resep/ditolak
tergantung dari situasi dan besar kecilnya ketidaksesuaian tersebut.
5) Mengecek ketersediaan sediaan farmasi-alkes di apotek dengan yang
tertulis di resep.
o Jika sediaan farmasi-alkes tidak tersedia atau habis stoknya
maka sediaan farmasi-alkes pada resep tidak diberi harga dan
diberi tanda (*)
o Sediaan farmasi-alkes yang tertulis di resep tersedia stoknya di
apotek maka sediaan farmasi-alkes tersebut di cek harganya di
catatan list harga.
6) Jika ada sediaan farmasi-alkes yang tidak tersedia di apotik, pasien dan
atau dokter diberitahu termasuk alternatif pengganti jika ada.
7) Memberitahukan harga yang harus dibayar
o Pasien diminta membayar jika ia setuju dengan harga yang harus
dibayar
o Jika Pasien tidak membawa uang yang cukup, apoteker harus
bertindak terutama untuk antibiotik, jika harga obat terlalu mahal
bagi pasien maka apoteker menghubungi dokter dan
mengkonsultasikan dengan dokter penulis resep untuk
mengganti antibiotik tersebut dengan nama dagang yang
harganya mampu dibayar oleh pasien atau ditawarkan pada
pasien secara langsung untuk diganti dengan merek lain yang
lebih murah.
8) Ketika harga sudah sesuai terjadi pembayaran
9) Memberi nomor urut yang sesuai dengan nomor resep pada pasien
dengan tujuannya.
o Agar tidak terjadi kesalahan pada penerimaan sediaan farmasi-
alkes
o Sebagai nomor antrian pasien agar lebih teratur dan tertib.
o Untuk mempermudah dalam pengecekan jika ada sesuatu
sebagai nomor resep yang masuk di apotek.
10) Nomor antrian di berikan pada pasien yang bersangkutan, selanjutnya
ditukar dengan obatnya setelah proses penyiapan selesai.
Dilaksanakan Oleh Diperiksa Oleh

Anonimous Apt. Widya Sumarni, S.Farm


b. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENYIAPAN DAN
LABELLING SEDIAAN FARMASI-ALAT KESEHATAN
Halaman 1/2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
No. 001
LOGO RS PENYIAPAN DAN LABELING
BAHAGIA
SELALU SEDIAAN FARMASI-ALAT Tanggal berlaku
KESEHATAN
01/08/2021
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan penyiapan dan
labeling sediaan farmasi-alat kesehatan
2. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker / teknisi kefarmasian.
3. PROSEDUR
1) Sediaan Farmasi –Alat Kesehatan diambil dari rak.
2) Item, jumlah dan kekuatan Sediaan Farmasi –Alat Kesehatan yang
diambil harus sesuai dengan resep.
3) Setiap pengambilan Sediaan Farmasi –Alat Kesehatan, harus mencatat
pada masing-masing kartu stok.
4) Setelah semua Sediaan Farmasi –Alat Kesehatan pada resep disiapkan,
ditulis etiket pada masing-masing Sediaan Farmasi –Alat Kesehatan.
5) Untuk Sediaan Farmasi yang penggunaannya secara per oral, etiket
yang digunakan adalah etiket berwarna putih, sedangkan Sediaan
Farmasi yang digunakan non oral dan alat kesehatan menggunakan
etiket berwarna biru.
6) Penulisan etiket harus jelas dan mudah dipahami oleh orang lain
o Penulisan etiket meliputi : tanggal pembuatan resep, nomor
resep, nama pasien, aturan penggunaan, dan waktu penggunaan.
o Pada saat pemberian etiket juga dilakukan pengecekan ulang
pada nama, jumlah, jenis, dan kekuatan Sediaan Farmasi-Alat
Kesehatan.
o Kemudian etiket yang sudah dituliskan aturan pakai ditempelkan
sesuai dengan Sediaan Farmasi- Alat Kesehatan.

Dilaksanakan Oleh Diperiksa Oleh

Anonimous Apt. Widya Sumarni, S.Farm


c. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENYIAPAN OBAT
PUYER
Halaman 1/2
LOGO RS No. 001
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
BAHAGIA
SELALU PENYIAPAN OBAT PUYER Tanggal berlaku
01/08/2021
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan penyiapan obat yang
harus dipuyer
2. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker/ teknisi kefarmasian
3. PROSEDUR
1) Memastikan bahwa semua obat bisa diracik (digerus)
2) Untuk obat-obat yang tidak bisa digerus seperti lepas lambat, obat
salut, dll. Tidak boleh digerus, dilakukan konfirmasi pada dokter
penulis resep.
3) Menyiapkan obat-obat yang akan diracik berdasarkan resep yang
diterima.
4) Menulis etiket meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien dan aturan
penggunaan obat.
5) Etiket langsung ditempatkan di wadah pengemas (plastik klip) agar
tidak tertukar dengan resep lain.
6) Sebelum dipakai, mortir dan stamper harus dicuci terlebih dahulu dan
dikeringkan.
7) Obat-obat yang akan diracik dikeluarkan dari kemasannya, setelah
semua obat terbuka dari kemasannya digerus sesuai dengan prosedur
yang baik sampai halus dan homogen.
8) Kemudian membagi serbuk-serbuk tersebut sama banyak sesuai
dengan jumlah puyer yang akan dibuat.
9) Mengemas puyer dengan menggunakan kertas puyer kemudian dipress
dengan menggunakan sealing machine.
10) Menghitung kembali jumlah puyer yang dibuat berdasarkan resep.
11) Masukkan pada plastik klip yang suda diberi etiket.
Dilaksanakan Oleh Diperiksa Oleh

Anonimous Apt. Widya Sumarni, S.Farm


d. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PERACIKAN OBAT
MENJADI KAPSUL
Halaman 1/2
LOGO RS STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL No. 001
BAHAGIA PERACIKAN OBAT MENJADI
SELALU Tanggal berlaku
KAPSUL
01/08/2021
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan obat racikan yang
dimasukkan kapsul
2. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker/teknisi kefarmasian
3. PROSEDUR
o Memastikan bahwa semua obat bisa diracik (digerus)
o Untuk obat-obat yang tidak bisa digerus seperti lepas lambat, obat
salut, dll. Tidak boleh digerus, dilakukan konfirmasi pada dokter
penulis resep.
o Menyiapkan obat-obat yang akan diracik berdasarkan resep yang
diterima.
o Menulis etiket meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien dan aturan
penggunaan obat.
o Etiket langsung ditempatkan di wadah pengemas (plastik klip) agar
tidak tertukar dengan resep lain.
o Sebelum dipakai, mortir dan stamper harus dicuci terlebih dahulu dan
dikeringkan.
o Obat-obat yang akan diracik dikeluarkan dari kemasannya, setelah
semua obat terbuka dari kemasannya digerus sesuai dengan prosedur
yang baik sampai halus dan homogen.
o Kemudian membagi serbuk-serbuk tersebut sama banyak sesuai
dengan jumlah puyer yang akan dibuat.
o Kemudian serbuktersebut dimasukkan pada cangkang kapsul sama
banyak
o Setelah semua serbuk masuk pada cangkang kapsul tutup kembali
dengan tutup kapsul bagian atasnya sambil ditekan-tekan agar kapsul
tertutup dengan rapat kemudian di bersihkan dengan tisu.
o Menghitung kembali jumlah kapsul yang dibuat berdasarkan resep.
o Masukkan pada plastik klip yang suda diberi etiket.
Dilaksanakan Oleh Diperiksa Oleh

Anonimous Apt. Widya Sumarni, S.Farm


e. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN
SWAMEDIKASI
Halaman 1/2
LOGO RS No. 001
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
BAHAGIA
SELALU PELAYANAN SWAMEDIKASI Tanggal berlaku
01/08/2021
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan pelayanan swa
medikasi
2. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker
3. PROSEDUR
Pasien datang dengan keluhan gejala sakit, dilakukan :
a. Patient assesment oleh apoteker untuk merespon keluhan pasien
b. Apoteker membantu untuk memilihkan obat yang sesuai dengan
kebutuhan pasien. Bila diperlukan pemeriksaan lebih lanjut maka
disarankan periksa ke dokter.
c. Obat dapat diberikan hanya untuk mengurangi keluhan.
d. Pemberian informasi tentang penggunaan obat tersebut dan informasi
lain yang mendukung pengobatan pasien/klien berkenaan dengan
keluhannya.
Pasien datang menanyakan obat tertentu, dilakukan:
a. Dilihat ketersediaan obat di apotek
 Bila obat ada maka ditanyakan jumlahnya. Bila menurut ilmu
kefarmasian sudah tepat obat dapat diberikan. Bila menurut
ilmu kefarmasian kurang tepat, perlu dilakukan patient
assesment untuk membantu memilihkan obat yang sesuai
dengan kebutuhan pasien/klien
 Bila obat tidak ada maka ditawarkan obat dengan bahan aktif
sama dari pabrik lain
b. Bila pasien setuju dilakukan pengemasan sesuai dengan permintaan
pasien (jenis dan jumlahnya)
c. Pemberian informasi tentang penggunaan obat tersebut dan informasi
lain yang mendukung pengobatan pasien/klien berkenaan dengan
keluhannya.
d. Pencatatan ke dalam buku pelayanan swamedikasi untuk monitoring
penggunaan obat
Dilaksanakan Oleh Diperiksa Oleh

Anonimous Apt. Widya Sumarni, S.Farm


f. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENYIAPAN DAN
PENYERAHAN SIRUP KERING
Halaman 1/2
LOGO RS STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL No. 001
BAHAGIA PENYIAPAN DAN PENYERAHAN
SELALU Tanggal berlaku
SIRUP KERING
01/08/2021
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap permintaan
tertulis dari dokter, dokter gigi dan dokter hewan
2. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker Pengelola Apotek.
3. PROSEDUR
Peracikan sediaan farmasi
 Menyiapkan sirup kering sesuai dengan permintaan pada resep
 Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok
 Menawarkan kepada pasien apakah mau melakukan pengenceran sendiri
atau dibantu apoteker
 Membuka botol obat, apabila pengenceran dilakukan oleh apoteker
 Mengencerkan sirup kering dengan air yang layak minum sesuai takaran
 Menyiapkan etiket warna putih dan label kocok dahulu
 Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara pakai sesuai
permintaan pada resep serta petunjuk dan informasi lain.
Dilaksanakan Oleh Diperiksa Oleh

Anonimous Apt. Widya Sumarni, S.Farm


g. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN RESEP
NARKOTIKA
Halaman 1/2
LOGO RS No. 001
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
BAHAGIA
SELALU PELAYANAN RESEP NARKOTIKA Tanggal berlaku
01/08/2021
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap permintaan
tertulis dari dokter, dokter gigi dan dokter hewan
2. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker Pengelola Apotek.
3. PROSEDUR
Penyiapan sediaan farmasi
 Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep
 Untuk obat racikan, Apoteker menyiapkan obat jadi yang mengandung
narkotika atau menimbang bahan baku narkotika
 Untuk bahan baku narkotika, setelah mengambil sebagian untuk
ditimbang, segera menutup dan mengembalikan wadah pada tempatnya
 Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok
 Menyiapkan etiket yang sesuai
 Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara pakai sesuai
permintaan pada resep serta petunjuk dan informasi lain
 Obat diberi wadah yang sesuai dan diperiksa kembali kesesuaian jenis
dan jumlah obat dengan permintaan dalam resep
Dilaksanakan Oleh Diperiksa Oleh

Anonimous Apt. Widya Sumarni, S.Farm


h. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENYERAHAN OBAT
PADA PASIEN
Halaman 1/2
STANDAR PROSEDUR
LOGO RS OPERASIONAL
No. 001
BAHAGIA
SELALU PENYERAHAN OBAT PADA Tanggal berlaku
PASIEN
01/08/2021
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan penyerahan sediaan
farmasi-alkes obat pada pasien
2. PENANGGUNG JAWAB
apoteker
3. PROSEDUR
a. Sedian farmasi-Alkes yang sudah diberi etiket diserahkan pada pasien.
b. Memanggil nama pasien sesuai dengan yang tertulis pada resep.
c. Meminta nomor antrian yang diberikan diawal penerimaan resep.
d. Mencocokkan nomor antrian dengan nomor resep, setelah nomor antrian
dan nomor resep cocok sediaan farmasi/alkes diserahkan pada pasien.
e. Menyerahkan sediaan farmasi/alkes pada pasien dengan pemberian
informasi tetang cara pemakaian, aturan pakai dan waktu penggunaan
dan cara penyimpanan (KIE).
f. Pastikan bahwa sediaan farmasi/alkes yang diterima oleh pasien
digunakan secara benar, Informasi yang diberikan oleh Apoteker
dipahami oleh pasien, jika terlihat ragu-ragu, ulangi penjelasan pada
pasien (asuhan kefarmasian)
Dilaksanakan Oleh Diperiksa Oleh

Anonimous Apt. Widya Sumarni, S.Farm


2. Lakukan pengkajian resep pada resep-resep berikut :
a. Resep Narkotik

KELENGKAPAN ADMINISTRATIF
Identitas Pasien Identitas Penulis Resep Identitas Resep
Ket Ket
Ket
Nama  Nama dokter -
No. RMIK/ No. SIP Tanggal
 -
Tgl Lahir dokter penulisan

Jenis Alamat resep
 
kelamin
Berat badan - Paraf  Ruangan/unit
Tinggi badan Kewenangan asal resep -
-
klinis
KELENGKAPAN FARMASETIK
Nama obat Codein
Bentuk sediaan -
Kekuatan sediaan -
Dosis dan jumlah obat 2 x sehari 1 tablet (10 tablet)
Stabilitas -
Aturan dan cara penggunaan -
KELENGKAPAN KLINIS
Ketepatan indikasi - Nyeri
- Batuk
(AHFS)
Dosis Dewasa :
Batuk : 10-20mg/4-6 jam
Nyeri : 30 mg/4 jam sesuai
kebutuhan; range dosis 15-60mg/4
jam sesuai kebutuhan
*Kurangi dosis untuk pasien
geriatric
(AHFS)
Waktu penggunaan obat Batuk : tiap 4-6 jam
Nyeri : tiap 4 jam
(AHFS)
Duplikasi pengobatan -
Alergi dan ROTD Konstipasi dan kantuk
(AHFS)
Kontraindikasi Tidak dikontraindikasikan untuk
geriatric
(Medscape)
Interaksi Obat -
b. Resep psikotropika

KELENGKAPAN ADMINISTRATIF
Identitas Pasien Identitas Penulis Resep Identitas Resep
Ket Ket
Ket
Nama  Nama dokter 
No. RMIK/ No. SIP Tanggal
 -
Tgl Lahir dokter penulisan
-
Jenis Alamat resep
 
kelamin
Berat badan - Paraf  Ruangan/unit
Tinggi badan Kewenangan asal resep
-
klinis
KELENGKAPAN FARMASETIK
Nama obat Paracetamol
Diazepam
Amitriptyline
Bentuk sediaan Kapsul
Kekuatan sediaan Paracetamol : 350mg
Diazepam : 1 mg
Amitriptyline : 6,25 mg
Dosis dan jumlah obat 9 kapsul
Stabilitas
Aturan dan cara penggunaan 3 kali sehari 1 kapsul
KELENGKAPAN KLINIS
Ketepatan indikasi Paracetamol : Nyeri dan demam
Diazepam : Kecemasan dan
kejang
Amitriptyline : Penyakit
kecemasan dan depresi
Dosis Paracetamol :650mg atau 1 g tiap
4-6 jam jika perlu (maksimum 4 g
per hari)
Diazepam : 2-10mg/2-4 kali sehari
(tergantung tingkat gejala)
Amitriptyline : max 16 dan 200
mg per hari
Waktu penggunaan obat Tiap 8 jam
Duplikasi pengobatan Terjadi duplika
Alergi dan ROTD -
Kontraindikasi -
Interaksi Obat Diazepam + Amitriptyline :
meningkatkan efek sedasi
Diazepam + Acetaminophen :
diazepam menurunkan konsentrasi
acetaminophen dengan
meningkatkan metabolisme
(MINOR)
c. Resep Racikan

KELENGKAPAN ADMINISTRATIF
Identitas Pasien Identitas Penulis Resep Identitas Resep
Ket Ket
Ket
Nama  Nama dokter 
No. RMIK/ No. SIP Tanggal
- -
Tgl Lahir dokter penulisan
-
Jenis Alamat resep
- 
kelamin
Berat badan  Paraf  Ruangan/unit
Tinggi badan Kewenangan asal resep -
-
klinis
KELENGKAPAN FARMASETIK
Nama obat Ambroxol
CTM
Methylprednisolone
Bentuk sediaan Serbuk bagi
Kekuatan sediaan
Dosis dan jumlah obat 10 bungkus
Stabilitas Ambroxol tidak dapat diracik
karena bersifat higroskopis
Aturan dan cara penggunaan 3 kali sehari 1 bungkus
KELENGKAPAN KLINIS
Ketepatan indikasi Ambroxol
CTM
Methylprednisolone
Dosis Ambroxol
CTM
Methylprednisolone
Waktu penggunaan obat Tiap 8 jam
Duplikasi pengobatan -
Alergi dan ROTD -
Kontraindikasi -
Interaksi Obat -

d. Resep Nonracikan
KELENGKAPAN ADMINISTRATIF
Identitas Pasien Identitas Penulis Resep Identitas Resep
Ket Ket
Ket
Nama  Nama dokter 
No. RMIK/ No. SIP Tanggal
 -
Tgl Lahir dokter penulisan

Jenis Alamat resep

kelamin
Berat badan Paraf  Ruangan/unit
Tinggi badan Kewenangan asal resep -
-
klinis
KELENGKAPAN FARMASETIK
Nama obat Lansoprazole
Domperdidon
Enzyplex
Rhillus
Bentuk sediaan Lansoprazole : tablet
Domperdidon : tablet
Enzyplex : tablet
Rhillus : tablet
Kekuatan sediaan Lansoprazole : 20g
Domperdidon : 10
Enzyplex : -
Rhillus : -
Dosis dan jumlah obat Lansoprazole : 10 tablet
Domperdidon : 15 tablet
Enzyplex : 15 tablet
Rhillus : 10 tablet
Stabilitas -
Aturan dan cara penggunaan Lansoprazole : 1 x sehari 1 tablet
Domperdidon : 3 x sehari 1 tablet
sebelum makan
Enzyplex : 3 x sehari 1 tablet
setelah makan
Rhillus : 2 kali sehari 1 tablet
KELENGKAPAN KLINIS
Ketepatan indikasi Lansoprazole : tukak lambung
ringan

Domperdidon : Mual dan Muntah


akut

Enzyplex : digestive

Rhillus : untuk saluran pencernaan


Dosis Lansoprazole : 30 mg sehari pada
pagi hari

Domperdidon : 10-20mg tiap 4-8


jam

Enzyplex : -
Rhillus :
Waktu penggunaan obat Lansoprazole : Tiap 4-8 jam

Domperdidon : 10-20mg tiap 4-8


jam

Enzyplex : -

Rhillus : 1 kali sehari


Duplikasi pengobatan
Alergi dan ROTD Lansoprazole : alopesia,
paraestesia, bruising,
purpura, petechiae, lelah, vertigo,
halusinasi, bingung; jarang terjadi:
ginekomastia, impotensi.

Domperdidon : kadar prolaktin


naik (kemungkinan galaktore dan
ginekomasti), penurunan libido,
ruam dan reaksi alergi lain, reaksi
distonia akut.

Enzyplex : -

Rhillus : -
Kontraindikasi -
Interaksi Obat -

3. Buat Salinan resep jika penebusan berikutnya resep ditebus setengahnya

APOTEK BAHAGIA SELALU


Jl. Menuju Bahagia No. 22 Makassar Tlp.0814000
Apoteker : Apt. Widya Sumarni, S.Farm
SIPA.No.114/22-101/SIPA-KES/DPM-PTSP/IV/2021

COPY RESEP
Nama Dr : Abidin
Nomor : 0176 Tgl : 02/08/2021
Pro : Tn Rudi Umur :

R/ Kafmoxilin No X
S 3 dd 1 (pc)
det

R/ Mefinal 500 mg No. X


S 3 dd 1 (pc)
R/ Cataflam 50 mg No. V
S 2 dd 1 (pc)
Det 1/2
4. Hitunglah racikan jika resep ditebus ½ nya :
Ambroxol : 15mg/30mg x 5 = 2,5  3 tablet
CTM : 1mg/4mg x 5 = 1,25  2 tablet
Methylprednisone : ¼ tab x 5 = 1,25  2 tablet

5. Buatlah SOP pelayanan informasi obat :


a. Kepada dokter
PELAYANAN INFORMASI OBAT
SPO Kode Dokumen : 001 Ditetapkan oleh
LOGO RS
BAHAGIA
Waktu Terbit : 30/08/2021 Direktur RS Bahagia
SELALU
No. Revisi :0 Selalu
Tgl Mulai Berlaku : 31/08/2021
Halaman : 1/2 dr. Pembuat Bahagia

1. Pengertian Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan


pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk
memberi informasi secara akurat dan tidak bias dan
terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi
kesehatan lainnya dan pasien
2. Tujuan 1. Menyediakan informasi mengenai obat kepada
pasien dan tenaga kesehatan dalam lingkungan
rumah sakit dan pihak lain diluar lingkungan
rumah sakit
2. Menyediakan informasi untuk membuat
kebijakan yang berhubungan dengan
obat/sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai terutama bagi tim farmasi dan
terapi
3. Menunjang penggunaan obat yang efektif dan
aman
3. Kebijakan Permenkes No 72 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
4. Referensi
5. Alat dan Bahan 1. Alat tulis
2. Buku
6. Langkah-Langkah 1. Memberikan dan menyebarkan informasi
kepada konsumen secara aktif dan pasif
2. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun
tenaga kesehatan melalui telepon, surat, atau
tatap muka
3. Membuat bulletin, leaflet dan label obat
4. Menyediakan informasi bagi Panitia Farmasi
Terapi sehubungan dengan penyusunan
formularium Rumah Sakit
5. Bersama dengan PMKRS melakukan kegiatan
penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat
inap
6. Melakukan Pendidikan berkelanjutan bagi
tenaga farmasi dan tenaga kesehatan lainnya
7. Unit Terkait o Perawat
o Apoteker
o Asisten Apoteker
o PKMRS

b. Kepada pasien
Halaman 1/2
LOGO RS No. 001
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
BAHAGIA
SELALU PELAYANAN INFORMASI OBAT Tanggal berlaku
01/08/2021
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan yang dilakukan
oleh Apoteker untuk memberikan informasi dan konsultasi secara akurat,
tidak bias, faktual, terkini, mudah dimengerti, etis dan bijaksana
2. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker Pengelola Apotek
3. PROSEDUR
1) Memberikan informasi kepada pasien berdasarkan resep atau kartu
pengobatan pasien (medication record) atau kondisi kesehatan pasien
baik lisan maupun tertulis
2) Melakukan penelusuran literatur bila diperlukan, secara sistematis
untuk memberikan informasi.
3) Menjawab pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah dimengerti,
tidak bias, etis dan bijaksana baik secara lisan maupun tertulis
4) Informasi yang perlu disampaikan kepada pasien :
o Jumlah, jenis dan kegunaan masing-masing obat
o Bagaimana cara pemakaian masing-masing obat yang
meliputi : bagaimana cara memakai obat, kapan harus
mengkonsumsi/memakai obat, seberapa banyak/dosis
dikonsumsi sebelumnya, waktu sebelum atau sesudah makan,
frekuensi penggunaan obat/rentang jam penggunaan
o Bagaimana cara menggunakan peralatan kesehatan Peringatan
atau efek samping obat
o Bagaimana mengatasi jika terjadi masalah efek samping obat
o Tata cara penyimpanan obat (sediaan farmasi/alkes)
Pentingnya kepatuhan penggunaan obat
5) Menyediakan informasi aktif (brosur, leaflet dll)
6) Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat
Dilaksanakan Oleh Diperiksa Oleh

Anonimous Apt. Widya Sumarni, S.Farm

Anda mungkin juga menyukai