Anda di halaman 1dari 29

PRAKTIKUM FARMASI PRAKTIS

TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM

TOPIK 9: “SKINING RESEP DAN ANALISIS DRP”

Disusun Oleh:

Kelompok B-3

Regita Ardhia Ayu Anjarani 202211101038


Tyas Putri Rahmadani 202211101039
Nadifa Nada 202211101040
Linda Devitasari Basuki 202211101041
Gina Nabilah Hasna 202211101042

Dosen Pengampu: apt. Sinta Rachmawati, S.Farm., M.PH.

PROGRAM PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2021
TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM
a. Sebutkan apa saja yang termasuk kelengkapan resep dan salinan resep!
Jawab:
Menurut Permenkes No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek, resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada apoteker, baik
dalam bentuk paper maupun electronik untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien
sesuai peraturan yang berlaku. Resep yang lengkap terdiri dari:
1) Inscriptio (nama dokter/dokter gigi, nomor izin praktik dokter/dokter gigi, alamat dan
tanggal penulisan resep).
2) Invocatio (tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep).
3) Setelah tanda R/ terdapat Praescriptio/ordonatio (nama obat, kekuatan obat, bentuk
sediaan dan jumlah setiap obat).
4) Signatura (tanda cara pakai dan regimen dosis).
5) Subcriptio (tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku).
6) Pro (nama, usia dan berat badan pasien).
7) Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan.
8) Untuk penderita yang memerlukan pengobatan segera, dokter dapat memberi tanda
“segera”, “cito”, “statim” atau “urgent” pada bagian atas kanan resep.
9) Pada resep yang tidak dapat diulang, resep asli diberi tanda “n.i”, “ne iteratur” atau “tidak
boleh diulang”.
b. Sebutkan yang dimaksud dengan kesesuaian administratif, farmasetik, dan klinis
dalam kajian resep!
Jawab:
Berdasarkan Permenkes No. 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek untuk kesesuaian administratif, farmasetik dan klinis masuk dalam kegiatan pelayanan
farmasi klinik pada kegiatan pengkajian resep. Pelayanan resep dapat dimulai dari penerimaan,
pemeriksaan ketersediaan, penyiapan sediaan farmasi, alat Kesehatan dan bahan medis habis
pakai termasuk dalam peracikan obat, pemeriksaan , penyerahan di sertai dengan memberikan
informasi kepada pasien. Setiap tahap alur pelayanan resep dilakukan upaya pencegahan
terjadinya kesalahn pemberian obat (medication error).
Adapun kajian administratif meliputi:
a. Nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat badan;
b. Nama dokter, nomor surat izin praktik (SIP), alamat nomor dan paraf, dan
c. Tanggal penulisan resep
Adapun kajian kesesuaian farmasetik meliputi:
a. Bentuk dan kekuatan sediaan
b. Stabilitas
c. Kompatibilitas (ketercampuran obat)
Adapaun pertimbangan klinis meliputi:
a. Ketepatan indikasi dan dosis obat
b. Aturan, cara dan lama penggunaan obat
c. Duplikasi atau polifarmasi
d. Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat, dan manifestasi klinis
lain)
e. Kontra indikasi;
f. Interaksi
c. Buatlah alur pelayanan resep!
Jawab:
a. Menyambut pasien dengan senyum dan menyapa pasien serta bertanya ada yang bisa
dibantu
b. Mendengarkan keluhan dari pasien dan menerima resep yang di bawa pasien
c. Kemudian melakukan pengkajian resep yang terdiri dari:
 Kajian administrative: untuk melihat kelengkapan resep dan legalitas dari
resep tersebut dimana yang di cek mulai dari nama pasien, umur, jenis
kelamin dan berat badan; nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat,
nomor telepon dan paraf; dan tanggal penulisan Resep.
 Kajian farmasetik: melihat kesesuaian dari bentuk dan kekuatan sediaan;
stabilitas; dan kompatibilitas (ketercampuran Obat)
 Kajian klinis: dengan melakukan assessment kepada pasien yaitu meliputi
ketepatan indikasi dan dosis Obat; aturan, cara dan lama penggunaan Obat;
duplikasi atau polifarmasi; reaksi Obat yang tidak diinginkan (alergi, efek
samping Obat, manifestasi klinis lain); kontra indikasi; dan interaksi.
d. Jika resep tidak terdapat masalah maka dapat melanjutkan ke step penyiapan obat
atau dispending obat tetapi Ketika resep terdapat masalah maka dapat berkomunikasi
dengan dokter penulis resep.
e. Melakukan penyiapan obat atau dispending obat sesuai dengan permintaan resep,
menghitung kebutuhab jumlah obat sesuai dengan resep, dan mengambil obat yang
dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan memperhatikan nama obat, tanggal
kadaluwarsa dan keadaan fisik obat
f. Menutup kembali wadah obat setelah pengembilan dan mengembalikan ke tempat
semual
g. Mencatat pengeluaran pada kartu obat stok
h. Melakukan peracikan obat jika obat racikan
i. Memberikan etiket pada obat jika untuk obat dalam/oral diberikan etiket berwarna
putih dan jika untuk obat luar dan suntik diberikan etiket berwarna biru, serta untuk
sediaan bentuk suspensi atau emulsi menempelkan label “kocok dahulu”
j. Pada etiket dituliskan nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara pakai sesuai
pemintaan pada resep serta pentunjuk dan informasi lain.
k. Setelah obat disiapkan obat, maka obat sebelum diserahkan kepada pasien harus
dilakukan pemeriksaan kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara
penggunaan serta jenis dan jumlah Obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan
Resep).
l. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien (jika ada nomor tunggu)
m. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien
n. Menyerahkan obat dengan memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal
terkait dengan obat di antara lain manfaat obat, makanan dan minuman yang harus
dihindari dan kemungkinan efek samping yang sering terjadi serta penyimpanan obat.
o. Meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah disampaikan
p. Pasien membayar kepada kasir dan menyimpan resep pada tempatnya dan
mendokumentasikan
q. Mendokumentasikan semua Tindakan apoteker dalam PMR (patient medication
record)
d. Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan, dan pemberian informasi obat.
Sebutkan hal yang harus dilakukan pada tahap ini!
Jawab:
Berdasarkan permenkes 73 tahun 2016 tentang standar pelayanan farmasi di apotek
dimana Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi Obat.
Setelah melakukan pengkajian Resep dilakukan hal sebagai berikut:
1. Menyiapkan Obat sesuai dengan permintaan Resep dengan:
a. menghitung kebutuhan jumlah Obat sesuai dengan Resep;
b. mengambil Obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan memperhatikan
nama Obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik Obat.
2. Melakukan peracikan Obat bila diperlukan
3. Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi:
a. warna putih untuk Obat dalam/oral;
b. warna biru untuk Obat luar dan suntik;
c. menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan bentuk suspensi atau emulsi.
4. Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk Obat yang berbeda
untuk menjaga mutu Obat dan menghindari penggunaan yang salah. Setelah
penyiapan Obat dilakukan hal sebagai berikut:
a. Sebelum Obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan
jumlah Obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan Resep);
b. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien;
c. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien;
d. Menyerahkan Obat yang disertai pemberian informasi Obat;
e. Memberikan informasi cara penggunaan Obat dan hal-hal yang terkait dengan
Obat antara lain manfaat Obat, makanan dan minuman yang harus dihindari,
kemungkinan efek samping, cara penyimpanan Obat dan lain-lain;
f. Penyerahan Obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik,
mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya tidak stabil;
g. Memastikan bahwa yang menerima Obat adalah pasien atau keluarganya;
h. Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf oleh Apoteker
(apabila diperlukan);
i. Menyimpan Resep pada tempatnya;
j. Apoteker membuat catatan pengobatan pasien dengan menggunakan Formulir 5
sebagaimana terlampir.
e. Tuliskan kriteria pasien/keluarga pasien yang perlu diberi konseling serta tahapan
pada kegiatan konseling!
Jawab:
Kriteria pasien/keluarga pasien yang perlu diberikan konseling meliputi (PMK 73 tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek):
 Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah
 Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya: TB, DM, AIDS,
epilepsi)
 Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit (digoksin, fenitoin,
teofilin)
 Pasien yang menggunakan obat dengan instruksi khusus (penggunaan kortikosteroid
dengan tappering down/off)
 Pasien dengan polifarmasi (pasien menerima beberapa obat untuk indikasi penyakit
yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari satu obat untuk
jenis penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis obat)
 Ibu hamil dan menyusui
Tahapan pelaksanaan kegiatan konseling adalah sebagai berikut:
1) Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien
Sebelum melakukan konseling, apoteker harus memperkenalkan diri terlebih dahulu
kepada pasien. Pembukaan konseling yang baik antara Apoteker dan pasien dapat
menciptakan hubungan yang baik, sehingga pasien akan merasa percaya, nyaman dan
tidak kaku untuk memberikan informasi kepada Apoteker. Apoteker harus menjelaskan
kepada pasien tentang tujuan konseling dan berapa lama sesi konseling itu akan
berlangsung. Jika pasien terlihat keberatan dengan lamanya waktu pembicaraan, maka
apoteker dapat bertanya apakah konseling boleh dilakukan melalui telepon atau dapat
bertanya altematif waktu/hari lain untuk melakukan konseling yang efektif.
2) Menulis identitas pasien (nama, jenis kelamin, tanggal lahir), nama dokter, nama obat
yang diberikan, jumlah obat, aturan pakai, waktu minum obat (pagi, siang, sore, malam)
3) Jika ada informasi tambahan lain dituliskan pada keterangan
4) Menemui pasien/keluarga di ruang rawat atau di ruang konseling
5) Memastikan identitas pasien dengan cara menanyakan dengan pertanyaan terbuka
minimal 2 identitas: nama lengkap dan tanggal lahir
6) Mengidentifikasi dan membantu penyelesaian masalah terkait terapi obat
7) Menilai pemahaman pasien tentang penggunaan obat melalui Three Prime Questions,
yaitu:
a. Apa yang disampaikan dokter tentang obat anda?
b. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian obat anda?
c. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang diharapkan setelah anda
menerima terapi obat tersebut?
8) Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada pasien untuk
mengeksplorasi masalah penggunaan obat
9) Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah penggunaan obat
10) Memberikan informasi dan edukasi obat kepada pasien/keluarga, terutama untuk obat
yang akan digunakan secara mandiri oleh pasien mengenai: indikasi, dosis, waktu dan
cara minum/menggunakan obat, hasil terapi yang diharapkan, cara penyimpanan obat,
efek samping obat jika diperlukan, dan hal-hal lain yang harus diperhatikan selama
penggunaan obat
11) Meminta pasien/keluarga pasien untuk mengulangi penjelasan terkait penggunaan obat
yang telah disampaikan
12) Melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasien
13) Apoteker mendokumentasikan konseling dengan meminta tanda tangan pasien sebagai
bukti bahwa pasien memaham informasi yang diberikan dalam konseling.
f. Buatlah formulir catatan pengobatan pasien dan formulir konseling!
Jawab:
CATATAN PENGOBATAN PASIEN
Nama pasien :
Jenis Kelamin :
Umur :
Alamat :
No. Telepon :

Nama
Catatan Pelayanan
No Tanggal Nama Dokter Obat/Dosis/Cara
Apoteker
Pemberian
DOKUMENTASI KONSELING

Nama pasien :
Jenis kelamin :
Tanggal lahir :
Alamat :
Tanggal konseling :
Nama dokter :
Diagnosa :
Nama obat, dosis dan cara
:
Pemakaian
Riwayat alergi :
Keluhan :
Pasien pernah datang Ya/Tidak
:
konseling sebelumnya
Tindak lanjut

Pasien Apoteker

............................................ apt. Gina Nabilah Hasna, S.Farm.


(Sumber: PMK 73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek)
g. Tuliskan cara penggunaan insulin, inhaler, handihaler, breezehaler, swinghaler,
turbohaler, discus inhaler, tetes mata, tetes telinga, tetes hidung, cuci hidung, salep
mata, ovula, suppositoria, patch duragesic!
Jawab:
a) Insulin
 Insulin suntik
1. Siapkan alat yang akan digunakan serta periksa tanggal kedaluwarsa pada
kemasan insulin sebelum digunakan. Apabila insulin telah melewati batas atau
sudah dibuka lebih dari 28 hari jangan digunakan.
2. Cuci tangan secara bersih dengan air dan sabun/antiseptik kemudian keringkan.
3. Bagian atas botol dibersihkan dengan alkohol dan kapas, atau dengan tisu
beralkohol
4. Tutup jarum dilepaskan dari jarum suntik. Plunger bawah ditarik untuk mengisi
tabung suntik dengan udara sama dengan dosis insulin.
5. Jarum didorong ke bagian tengah atas karet botol insulin. Plunger didorong
turun hingga habis untuk mendorong udara ke dalam botol.
6. Botol diturunkan dengan jarum suntik tetap terbalik di bawah. Keduanya
ditahan bersamaan setingkat dengan mata.
7. Plunger ditarik ke bawah untuk mengisi tabung suntik dengan jumlah unit
insulin yang diresepkan oleh dokter.
8. Tanpa melepas jarum dari botol, melihat secara dekat jarum suntik untuk
memeriksa gelembung udara. Jika terdapat gelembung udara, tarik Plunger ke
bawah untuk menarik lebih banyak insulin ke dalam jarum suntik, kemudian
tekan insulin yang berlebih ke dalam botol sampai mendapatkan dosis yang
direkomendasikan. Ketuk perlahan jarum suntik memungkinkan gelembung
naik ke atas jarum suntik.
9. Jarum suntik yang telah diisi dilepaskan dengan hati-hati dari botol.
10. Suntik pada tubuh. Hindari bekas luka serta tahi lalat dalam jarak 2,54 cm, dan
jangan menyuntik hingga jarak 5,1 cm dari pusar.
11. Cubit kulit. Insulin harus disuntikkan ke dalam lapisan lemak yang berada tepat
di bawah kulit. Membuat lipatan kulit dengan mencubitnya akan membantu
mencegah suntikan masuk ke jaringan otot. Masukkan jarum pada sudut 45 atau
90 derajat. Sudut ini tergantung pada titik penyuntikan, ketebalan kulit, serta
panjang jarumnya.
12. Suntikkan dosis dalam gerakan cepat. Dorong jarum sepenuhnya ke arah kulit
dan tekan secara perlahan agar suntikan menyampaikan dosis yang diperlukan.
Pastikan bagian penekan benar-benar sudah terdorong secara maksimal.
13. Biarkan jarum pada tempatnya selama 5 detik setelah menyuntik, kemudian
tarik keluar dari kulit pada sudut yang sama ketika jarum dimasukkan.
14. Melepaskan kulit yang dicubit dan lepaskan juga jarum
 Insulin pen
1. Cuci tangan secara menyeluruh
2. Membersihkan tempat yang akan diinjeksi dengan kapas alkohol dan keringkan
3. Memutar berapa unit insulin pada Pen insulin sejumlah yang dibutuhkan
4. Mencubit kulit (lapisan lemak) mengunakan 2 jari
5. Mendorong jarum ke dalam kulit dengan sudut kemiringan 90º (tegak lurus
dengan bagian tubuh yang diinjeksi) dan tekan ke bawah plunger
6. Menahan Pen insulin selama 5-10 detik
7. Melepaskan kulit yang dicubit dan lepaskan juga jarum
8. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol
9. Membersihkan juga jarum Pen insulin dengan alcohol

b) Inhaler
1. Batuk dan keluarkan dahak sebanyak mungkin.
2. Kocok aerosol sebelum digunakan.
3. Pegang aerosol sesuai petunjuk pada instruksi (biasanya dibalik).
4. Tangkupkan bibir pada mulut sediaan.
5. Condongkan kepala ke belakang sedikit.
6. Keluarkan nafas pelan-pelan, kosongkan udara sebanyak mungkin dari paru-paru.
7. Tarik nafas dalam-dalam dan semprotkan aerosol, jaga agar lidah tetap dibawah.
8. Tahan nafas selama sepuluh sampai lima belas detik.
9. Keluarkan nafas melalui hidung.
10. Berkumur dengan air hangat.

Langkah 4 dan 5 Langkah 8

c) Handihaler
1. Buka bagian tutup (dust cap) handihaler dengan menariknya ke atas. Kemudian
buka mouthpiece dengan menariknya ke atas juga.
2. Masukkan capsul ke dalam center chamber. Tidak perlu diperhatikan ujung kapsul
yang mana yang dimasukkan terlebih dahulu.
3. Tutuplah mouthpiece dengan rapat sampai terdengar bunyi "klik".
4. Peganglah handihaler dengan mouthpiece berada di atas dan tekan tombol dengan
sempuma sekali tekan dan lepaskan. Hal ini akan membuat lubang-lubang pada
kapsul yang membuat isinya bisa terhirup.
5. Hembuskan nafas.
6. Masukkan handihaler ke dalam mulut dan katupkan bibir rapat-rapat pada
mouthpiece. Jaga posisi kepala tegak lurus dan tarik nafas melalui mulut dengan
pelan dan dalam. Tarik nafaslah sampai paruparu terasa penuh kemudian tahan
sedapat mungkin seraya mengeluarkan handihaler dari mulut. Untuk memastikan
semua dosis dalam satu kapsul terhirup maka ulangi langkah 5 dan 6 sekali lagi.
7. Setelah selesai, buka mouthpiece dan keluarkan cangkang kapsul yang telah
digunakan. Tutup mouthpiece dan dust cap. Simpan handihaler dengan baik.
d) Breezehaler
1. Buka penutup alat (cap) dengan cara didorong ke atas, lalu buka alat inhalasi dengan
cara tahan bagian dasar alat dengan kuat dan buka mouthpiece, kemudian ambil dan
masukkan kapsul ke dalam tempat kapsul bukan mouthpiece.
2. Tutup alat inhalasi sampai bunyi “klik”, lalu tekan tombol warna biru pada bagian
kanan alat inhalasi hingga bunyi klik
3. Melubangi kapsul dengan pegang alat inhalasi kearah atas dengan bagian
mouthpiece menghadap atas, tekan tombol satu kali dengan sepenuhnya, kemudian
terdengar suara klik menandakan kapsul sudah terlubangi, tombol dilepaskan
sepenuhnya
4. Sebelum meletakkan mouthpiece ke dalam mulut, buanglah nafas dengan
sepenuhnya, jangan membuang nafas ke mouthpiece
5. Sebelum menghirup obat letakkan mouthpiece ke dalam mulut dan tutup bibir
dengan rapat melingkari mouthpiece. Pegang atas inhalasi dengan tombolonya ke
kiri dan ke kanan ( bukan ke atas dan ke bawah), bernafas dengan cepat sedalam
mungkin tetapi stabil. Jangan menekan tombol
6. Ketika anda bernafas melalui alat inhalasi, kapsul akan berputas dalam wadahnya
dan anda akan mendengar suara bising. Anda akan merasakn manis yang
menandakan bahwa obat telah terhirup menuju paru-paru anda, jika anda tidak
mendengar suara bising, kemungkinan kapsul terperangkap di dalam wadahnya. Jika
hal ini tejadi, buka alat inhalasi dan bebaskan kapsul dengan hati-hati dengan cra
mengetuk bagian dasar alat. Jngan menekan tombol untuk membebaskan kapsul
7. Menahan nafas selama 5-10 detik atau senyaman yang anda inginkan sambil
melepaskan alat inhalasi dari mulut. Buka alat inhalasi untuk memastikan apakah
ada serbut obat yang tersisa di dalam kapsul, tutup kembali alat inhalasi dan ulangi
membuang nafas dan menghirup obat, bebrapa pasien menghirup isi kapsul
seluruhnya denngan satu atau dua kali inhalasi
8. Mengeluarkan kapsul dari alat inhalasi dengan membuka kembali mouthpiece
keluarkan kapsul kosong tersebut, kemudian segera dibuang. Tutup kembali alat
inhalasi beserta dengan penutup alatnya.
e) Swinghaler
1. Buka tutup swinghaler
2. Kocok swinghaler dengan cara mengayunkan naik turun sampai 5 kali
3. Klik 1 kali dengan cara mendorong bagian dasar dan bagian atas hingga terdengar
bunyi klik 1 kali. Ini bertujuan untuk membuka obat.
4. Hirup Obat dengan memasukkan ujung swinghaler (mouthpiece) ke dalam mulut,
lalu hirup obat yang dalam. Kemudian lepaskan swinghaler dari mulut dan tahan
napas selama 7 detik.
5. Klik kembali 1 kali dengan cara mendorong bagian dasar dan bagian atas hingga
terdengar bunyi klik 1 kali. Ini berarti obat sudah tertutup. Jangan lupa tutup juga
bagian luar swinghaler.
f) Turbuhaler
1. Buka penutup turbuhaler dengan memutar tutup ke kanan, posisikan turbuhaler
tegak lurus, dan putar grip ke kanan sejauh mungkin
2. Putar kembali ke kiri sejauh mungkin, hingga terdengar bunyi "klik".
3. Hembuskan nafas secara kuat, lalu letakkan mouthpiece diantara bibir kemudian
hisap turbuhaler secara kuat dan dalam, kemudian tahan nafas 5-10 detik, lalu
hembuskan secara perlahan.
4. Tutup kembali turbuhaler dan disarankan berkumur untuk membersihkan obat pada
rongga mulut
g) Discus inhaler
1. Cuci tangan sebelum menggunakan discus inhaler
2. Pegang Discus pada satu tangan, letakan ibu jari tangan yang lain untuk membuka
klep.
3. Bukalah Accuhaler dengan menekan ibu jari ke kanan sampai bagian mulut
Accuhaler diskus terlihat keluar.
4. Dorong klep dan tahan tuas Accuhaler. Dorong tuas semaksimal mungkin sampai
berbunyi klik dan kaca penutup mouthiece terbuka
5. Tarik nafas dan hembuskan jauh dari mouthpiece diskus, kemudian letakkan discus
di mulut antara gigi dan bibir, kemudian tarik napas secara kuat dan mendalam.
6. Tahan nafas selama 5-10 detik, lalu lepaskan mouthpiece diskus dari mulut dan
hembuskan nafas secara perlahan.
7. Tutup diskus dengan menggeser slide penutup luar. Jika diperlukan dosis tambahan,
maka dapat diulangi langkah 1-4.
h) Tetes mata
1. Cuci tangan hingga bersih
2. Jangan menyentuh ujung penetes.
3. Mata melihat ke atas.
4. Tarik kelopak mata bagian bawah sehingga terjadi bagian “penampungan”.
5. Letakkan penetes sedekat mungkin pada bagian mata yang akan diteteskan tanpa
menyentuh mata.
6. Teteskan sesuai dosis yang telah ditentukan.
7. Tutup mata sekitar dua menit. Jangan menutup mata terlalu rapat.
8. Kelebihan cairan dapat dibersihkan dengan kertas tissu.
9. Jika lebih dari satu jenis tetes mata atau lebih dari satu dosis yang digunakan,
tunggu sedikitnya lima menit sebelum tetesan berikutnya diberikan.
10. Tetes mata dapat menyebabkan rasa pedih tetapi seharusnya hanya berlangsung
selama beberapa menit. Jika berlangsung cukup lama, konsultasikan pada dokter
atau apoteker.

Langkah 4 dan 5
Pemberian tetes mata pada anak:
1. Minta anak bersandar dengan kepala lurus.
2. Mata anak dalam keadaan tertutup.
3. Teteskan sesuai dosis yang ditentukan ke dalam sudut dalam mata.
4. Jaga agar kepala tetap tegak.
5. Bersihkan cairan yang berlebih
i) Tetes telinga
1. Hangatkan tetes telinga dengan cara digenggam dalam telapak tangan atau ketiak
untuk beberapa menit. Jangan menggunakan aliran air panas dari kran, karena
suhunya menjadi tidak terkontrol.
2. Kepala dimiringkan ke samping atau berbaring dengan posisi telinga ke atas.
3. Tarik daun telinga sedemikian rupa sehingga lubang telinga terbuka lebar.
4. Teteskan sesuai dosis yang ditentukan.
5. Tunggu lima menit sebelum meneteskan obat pada telinga lainnya.
6. HANYA jika direkomendasikan untuk menutup telinga, gunakan kapas untuk
menutup saluran lubang telinga setelah meneteskan obat.
7. Obat tetes telinga seharusnya tidak menyebabkan rasa terbakar atau menyengat lebih
dari beberapa menit.

Langkah 1 Langkah 2 dan 3


j) Tetes hidung
1. Lebarkan lubang hidung.
2. Posisi duduk dan kepala dimiringkan kebelakang atau berbaring dengan diganjal
bantal di bawah bahu; jaga agar kepala tetap tegak.
3. Masukkan ujung alat penetes sedalam satu cm ke dalam lubang hidung.
4. Teteskan sesuai dosis yang ditentukan.
5. Kepala segera dicondongkan jauh ke depan sehingga posisi kepala berada diantara
lutut (lihat gambar).
6. Kembali tegak setelah beberapa detik, tetesan akan mengalir ke kerongkongan atas.
7. Jika diperlukan, ulangi tahapan di atas untuk lubang hidung yang lain.
8. Bilas alat penetes dengan air mendidih.

Langkah 2 dan 3 Langkah 5


k) Cuci hidung
1. Menyiapkan cairan cuci hidung dan alat yang akan digunakan (cairan NaCl 0,9%,
spuilt atau teko hidung)
2. Tahan napas
3. Masukkan/semprotkan cairan kesalah satu hidung dengan posisi kepala agak miring,
hingga cairan keluar mengalir melalui hidung di sebelahnya, lalu diulangi di hidung
sebelahnya.
4. Bersihkan menggunakan tisu
l) Salep mata
1. Cuci tangan terlebih dahulu.
2. Ujung tube salep jangan tersentuh apapun.
3. Kepala sedikit menengadah.
4. Pegang tube dengan satu tangan, dan tarik kelopak mata bagian bawah dengan
tangan lain sehingga terbentuk cekungan.
5. Oleskan sejumlah dosis yang telah ditentukan.
6. Tutup mata selama dua menit.
7. Bersihkan kelebihan salep dengan kertas tissu.
8. Bersihkan bagian tepi tube dengan kertas tissu lain.

Langkah 4 dan 5
m) Ovula
 Tanpa menggunakan aplikator
1. Cuci tangan terlebih dahulu.
2. Buka pembungkus tablet.
3. Celupkan tablet dalam air suam-suam kuku untuk sekedar melembabkan.
4. Berbaring telentang, tekuk lutut sedikit dan lebarkan paha (lihat gambar).
5. Sisipkan secara pelan-pelan tablet ke bagian depan vagina sedalam mungkin,
tanpa menggunakan kekuatan.

Langkah 4 dan 5
 Dengan aplikator
1. Pastikan sudah cuci tangan sebelum menggunakan alat ini
2. Keluarkan tablet dari pembungkus.
3. Tempatkan tablet ke bagian yang terbuka dari aplikator.
4. Berbaring telentang, tekuk lutut sedikit dan lebarkan paha.
5. Sisipkan secara pelan-pelan aplikator berisi tablet ke bagian depan vagina
sedalam mungkin, tanpa menggunakan kekuatan.
6. Tekan ujung aplikator sehingga tablet terlepas.
7. Tarik aplikator.
8. Buang aplikator jika merupakan alat sekali pakai.
9. Bila bukan alat sekali pakai, cucilah kedua bagian dari aplikator dengan sabun
dan air hangat jika bukan merupakan alat sekali pakai.
10. Cuci tangan.

Langkah 4 dan 5 Langkah 6


n) Suppositoria
1. Cuci tangan terlebih dahulu.
2. Buka pembungkus obat (jangan dibuka jika supositoria terlalu lunak).
3. Jika supositoria terlalu lunak sebaiknya didinginkan dulu dalam kondisi masih
dalam kemasan (masukkan dalam termos pendingin atau dipegang di bawah aliran
air dingin), kemudian setelah agak keras keluarkan dari kemasannya.
4. Lembutkan bagian tepi yang mungkin tajam dengan dihangatkan dalam tangan.
5. Lembabkan supositoria dengan air dingin.
6. Berbaring miring pada salah satu sisi dan tekuk satu lutut ke arah badan dan angkat
lutut (lihat gambar).
7. Masukkan obat kedalam anus secara perlahan dengan bagian yang bulat terlebih
dahulu, dilanjutkan dengan bagian belakangnya.
8. Tetap berbaring selama beberapa menit.
9. Cuci tangan.
10. Usahakan untuk tidak melakukan buang air besar selama 1 jam.

Langkah 6
o) Patch duragesic
1. Letak penempelan patch lihat instruksi yang terdapat pada kemasan obat atau
konsultasikan dengan apoteker.
2. Jangan ditempelkan pada kulit yang memar atau luka.
3. Jangan ditempelkan dalam lipatan kulit atau di bawah pakaian ketat. Pindahkan
tempat patch setiap periode tertentu.
4. Pasang patch dengan tangan yang bersih dan kering.
5. Bersihkan dan keringkan tempat pemasangan patch.
6. Ambil patch dari wadah, jangan sentuh bagian obatnya.
7. Tempelkan pada kulit dan tekan kuat. Gosok bagian tepi agar menempel.
8. Lepaskan dan ganti sesuai petunjuk. Langkah 7 Langkah 8

h. Selesaikan kasus DRP dibawah ini!


Jawab:
Seorang wanita AN (30 tahun) datang ke apotek Anda. Ia bermaksud menebus resep seperti
dibawah :

Informasi dari pasien :


1. Keluhan Utama: Demam selama 5 hari, konstan 40 derajat celcius, sudah minum sanmol
tablet tetap demam >38 derajat selsius. Lemas, menggigil, lidah putih, hilang nafsu
makan, nyeri pada bagian perut.
2. Diagnosis: tipes/tifoid fever
3. Riwayat Penyakit Sekarang: magh
4. Riwayat penyakit dahulu / lainnya / kondisi khusus (hamil / menyusui): Tidak ada
5. Riwayat penyakit keluarga: tidak ada
6. Riwayat lingkungan, sosial dan gaya hidup: Beberapa bulan terakhir sering jajan
makanan di sekitar tempat kerja. Tipes sedang merebak di lingkungan kerja pasien
7. Riwayat pengobatan: rutin minum promag tablet, minum sanmol tablet untuk demam
8. Riwayat alergi obat: tidak ada
9. Informasi lain terkait pengobatan

Skrining resep
Kriteria Pemeriksaan Checklist DRP/Medication error
Nama Dokter √
SIP √
Alamat Dokter √
Tanggal Penulisan Resep √
Persyaratan Administratif

Tanda Tangan/Paraf Penulis √


Resep
Nama, Alamat, Umur, Berat Tidak ada berat badan pasien
Badan, dan Jenis Kelamin
P Pasien
e Nama Obat Potensi, Dosis, √
n Jumlah yang diminta
g Cara Pemakaian yang jelas √
k Bentuk Sediaan √
a √
Kesesuaian

Dosis Obat
Farmasetis

j Potensi Obat √
i Stabilitas √
a
Inkompatibilitas √
n
Adanya Alergi √
Efek Samping Farsifen adalah obat dengan kandungan Ibuprofen
R (NSAID). NSAID memiliki efek samping
e meningkatkan resiko terjadinya iritasi pada GI.
s Pasien memiliki riwayat penyakit sekarang yaitu
e maag, sehingga penggunaan farsifen dapat
p meningkatkan risiko efek sampingnya . (DIH Ed
17)
Interaksi Terdapat interaksi antara antasida (promag yang
dikonsumsi rutin oleh pasien) dengan Baquinor
Forte. Antasida berinteraksi dengan antibiotik
golongan quinolon dengan cara menurunkan
absorbsinya (DIH Ed 17). Antasida dapat
menurunkan serum level pada antibiotik goloongan
quinolon ( Stockley’s Edisi 9) Pada resep tersebut
digunakan obat Baquinor forte yang memiliki
kandungan ciprofloxacin (termasuk dalam
golongan fluoroquinolon)
Kesesuaian (Dosis, Durasi, Dosis :
JumlahObat, dll) Obat Baquinor forte memiliki kandungan
ciprofloxacin 500 mg dengan dosis harian
ciprofloxacin untuk demam tifoid yaitu 500 mg tiap
12 jam, pada resep digunakan 1500 mg untuk sehari
sehingga dosis hariannya berlebih (DIH Ed 17).
Durasi pemakaian :
Penggunaan baquinor forte untuk 10 hari sehingga
jika dilihat dari dosis maks 2x sehari, jumlah tablet
yang diresepkan terlalu banyak, seharusnya jumlah
obat yang diberikan seharusnya 20 tablet untuk 10
hari pengobatan (DIH Ed 17)
Hal yang harus dilakukan :
1. Menanyakan informasi yang kurang pada pasien untuk mengkonfirmasi informasi pasien pada
bagian skrining administrasi resep
2. Melakukan analisis terhadap masalah skrining klinis yang ditemukan, seperti yang tercantum
pada Form Drug Therapy Problem (DTP) berikut :
Resep MASALAH ADMINISTRATIF
Inscriptio : Lengkap
Signatura : Lengkap
Invocatio : Lengkap
Subscriptio: Lengkap
Prescriptio : Tidak terdapat informasi Berat Badan (BB)

Lakukan konfirmasi informasi berat badan (BB) ke pasien


INFORMASI DARI PASIEN
 Kelompok pasien : dewasa
 Diagnosis sementara/pasti : Tiper/Tifoid Fever
 Pemeriksaan laboratorium : -
 Keluhan : Lemas, menggigil, lidah putih, hilang nafsu makan, nyeri pada
bagian perut
 Riwayat Penyakit : (sekarang) Maag
 Riwayat Pengobatan : Rutin minum Promag tablet, minum Sanmol
tablet untuk demam
 Riwayat alergi : -
 Riwayat lingkungan, sosial, dan gaya hidup : beberapa bulan terakhir sering
jajan makanan di sekitar tempat kerja. Tipes sedang merebak di lingkungan
kerja pasien
ANALISIS DRP
DRUG THERAPY PROBLEMS DRP (Drug Related Problem) Solusi
1.Unnecessary drug therapy DRP No.5 Adverse drug reaction Baquinor Forte diminum setidaknya 2
- No medical indication
Pasien rutin minum tablet Promag (Antasida) untuk jam sebelum dan tidak kurang dari 4
- Duplicated therapy
- Non-drug therapy indicated mengatasi gejala maag-nya. Obat golongan Antasida sampai 6 jam setelah mengkonsumsi
- Treating avoidable ADR dapat berinteraksi dengan antibiotik golongan Promag (Antasida) (Stockley 9th Edition,
- Additional recreational
quinolone (Baquinor Forte, mengandung 2009; Stockey, 2010).
2. Need for additional drug therapy
- Untreated condition Ciprofloxacin). Interaksi tersebut dapat menyebabkan
- Preventive/prophylactic penurunan absorpsi dari Baquinor Forte (Ciprofloxacin)
- Synergistic/protentiating
karena adanya kandungan Aluminum/ Magnesium
3. Ineffective drug
- More effective drug available Hidroksida pada Antasida, sehingga kadar Baquinor
- Condition refractory to drug Forte dalam serum berkurang (Stockley 9th Edition,
- Dosage from inappropriate
2009; Stockey, 2010).
- Not effective for condition
4. Dosage too low
- Wrong dose DRP No. 6 Dosage too high Frekuensi pemberian Baquinor Forte
- Frequency inappropriate
Frequency inappropriate → Dosis Baquinor Forte yang dikurangi menjadi 500 mg sebanyak
- Drug interaction
- Duration inappropriate diberikan terlalu tinggi, yaitu 500 mg 3 kali sehari dua kali sehari setiap 12 jam yang
5. Adverse drug reaction setiap 8 jam (1,5 gram dalam sehari), sedangkan dosis diberikan selama 10 hari (Peresepan
- Undesirable effect
Baquinor Forte (Ciprofloxacin) untuk demam tifoid Baquinor Forte untuk pasien sebanyak
- Unsafe drug for patient
- Drug interaction pada pasien dewasa berdasarkan literatur adalah 500 mg 20 tablet) (DIH 17th, 2009).
- Dosage administered or changed setiap 12 jam (1 gram dalam sehari), diberikan selama
- Allergic reaction
10 hari (DIH 17th, 2009).
Contraindications present
6. Dosage too high
- Wrong dose
- Frequency inappropriate
- Duation inappropriate
- Drug interaction
- Incorrect administration
7. Noncomplance
- Direction not understood
- Patient prefers not to take
- Patient forget to take
- Drug product too expansive
- Cannot swallow/administer
- Drug product not available
REKOMENDASI/ KOREKSI RESEP

R/ Baquinor Forte XX
s.bdd tab 1
para
R/ Farsifen XXX f
s.tdd tab 1
para
f

Pro : AN (30 tahun)


BB : kg Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Kalimantan 1 no. 2, Jember

KIE
1. Memberikan informasi kepada pasien terkait :
- Indikasi dari Farsifen (penurun demam) dan Baquinor Forte (mengatasi
kejadian infeksi pada pasien).
- Aturan pakai dari Baquinor Forte (1 tablet diminum sebanyak dua kali sehari
setiap 12 jam yang diberikan selama 10 hari. Waktu minum dilakukan pada
jam yang sama setiap harinya dan diminum sampai habis untuk mencegah
resistensi dari bakteri,) dan Farsifen (1 tablet diminum sebanyak tiga kali
sehari setiap 8 jam). Karena pasien rutin minum Promag, maka pasien
diberikan penjelasan terkait interaksi antara Promag dengan Baquinor Forte
jika diminum secara bersamaan, sehingga pemberiannya diberi jeda, yaitu
Baquinor Forte diminum setidaknya 2 jam sebelum mengkonsumsi Promag.
- Menyarakankan pasien untuk menghindari pemberian susu dalam 1-2 jam
setelah pemberian Baquinor Forte karena dapat mengurangi bioavailabilitas
Baquinor Forte.
- Efek samping yang mungkin terjadi setelah pemberian obat (misal: nyeri
lambung/maag), sehingga pasien perlu melakukan monitoring terkait efek
samping obat tersebut.
- Menghubungi dokter apabila terjadi efek samping yang tidak diinginkan,
gejala menetap atau tidak kunjung membaik.
2. Memberikan edukasi kepada pasien, antara lain :
- Makan secara teratur dan perbanyak minum air putih
- Menjaga pola makan dengan agar nyeri lambung/maag yang tidak sering
kambuh. seperti menjauhi makan makanan pedas dan asam.
- Menjaga kebersihan makanan seperti menghindari makan/jajan di tempat
yang kurang bersih. Disarankan pada saat kerja membawa bekal sendiri dari
rumah agar lebih terjamin kebersihannya.
- Istirahat yang cukup
DAFTAR PUSTAKA

Aberg, J.A., Lacy, C., Amstrong, L., Goldman, M. and Lance, L.L., 2009, Drug Information
Handbook 17th Edition, American Pharmacist Association.

Baxter, K. (Ed.), 2009. Stockley’s Drug Interactions 9th edition. London: Pharmaceutical
Press.

Baxter, K. (Ed.), 2010. Stockley’s Drug Interactions. London: Pharmaceutical Press.

Permenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.73 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.

PIONAS. Tanpa Tahun. Petunjuk Praktis Penggunaan Obat.


http://pionas.pom.go.id/ioni/lampiran-6-petunjuk-praktis-penggunaan-obat-yang-
benar/petunjuk-praktis-penggunaan-obat (diakses pada Hari Sabtu, tanggal 15 Juni
2021 Pukul 22.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai