Anda di halaman 1dari 29

TERAPI DIABETES PADA

MASA PANDEMIC COVID-19


DAN BULAN RAMADHAN
Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt.
Fakultas Farmasi UGM
PENDAHULUAN
✓ Prevalensi Diabetes Melitus pada populasi
usia 20-79 tahun pada tahun 2019 di dunia
diperkirakan mencapai 9,3% dan akan terus
meningkat (International Diabetes
Federation)
✓ Indonesia menempati posisi ke 7 dalam
jumlah penderita
✓ DM merupakan komorbid yang dapat
memperburuk outcome terapi COVID-19
✓ Sebentar lagi bulan Ramadhan, penderita DM
muslim perlu penatalaksanaan khusus untuk
mengontrol kadar gula darahnya
Tujuan Terapi :
Kualitas Hidup Pasien Diabetes
Diabetes merupakan penyakit kronik yang memiliki resiko
tinggi terjadi komplikasi dan akan memengaruhi kualitas
hidup pasien penderitanya → Perlu tatalaksana yang tepat

Self care Komplikasi

Faktor yang mempengaruhi


Kualitas Hidup Pasien Lama
Ekonomi menderita
Diabetes

Usia dan
gender Komorbid

Ramadhani, S. (2019). Pengaruh Self-Care terhadap Kadar Glukosa Darah dan Kualitas Hidup
Pasien Diabetes Melitus Tipe-2 dengan Short Form 6 Dimension (SF-6D) [Thesis]. Universitas Gadjah Mada (UGM).
TATALAKSANA TERAPI
Prinsip

Non-farmakologi Farmakologi
Modifikasi Gaya Hidup

Obat antidiabetika
Edukasi
Pengaturan Diit
Olahraga

27/03/2022 Zullies Ikawati's Presentation 4


Modifikasi Gaya Hidup Sehat:
Pengaturan diet
Perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam
hal:
• jadwal makan,
• jenis dan jumlah makanan,
Makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan asupan
karbohidrat dalam sehari.
Kalau diperlukan dapat diberikan makanan selingan
buah atau makanan lain sebagai bagian dari
kebutuhan kalori sehari
Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai
pengganti gula,asal tidak melebihi batas aman
konsumsi harian (Accepted Daily Intake)
Gaya hidup sehat utk penderita DM
dan mencegah DM
● Turunkan berat badan
● Olahraga/latihan jasmani
teratur
● Menghindari stress
● Jika sudah harus
pengobatan → patuh pada
pengobatan
Modifikasi Gaya Hidup Sehat:
Latihan jasmani teratur
● 3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit
● Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar,
menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan
● Latihan jasmani bermanfaat untuk menurunkan berat
badan dan memperbaiki sensitivitas insulin → akan
memperbaiki kendali glukosa darah.
● Olahraga yang disarankan adalah yang bersifat
CRIPE(Continuous, Rhytmical, Interval, Progressive,
Endurance Training), yaitu yang bersifat aerobik
seperti: jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan
berenang
● disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani.
● Untuk mereka yang relatif sehat, intensitas latihan
jasmani bisa ditingkatkan, yang sudah mendapat
komplikasi DM dapat dikurangi.
Modifikasi Gaya Hidup Sehat:
Pengaturan aktivitas
Terapi farmakologi dengan Obat Antidiabetes

DPP-4 = dipeptidyl peptidase; SGLT-2 = Sodium Glucose co-transporter 2


Oral Hypoglycaemic Medications

GLP-1RA = Glucagon like peptide-1 Receptor Agonist


Zullies Ikawati's Presentation
27/03/2022
11

Macam obat antidiabetes oral dan waktu minumnya


Golongan Nama Obat Waktu minum
Sulfonilurea dan Glinid Glibenklamid, glimepirid, Setengah jam sebelum makan
repaglinid, nateglinid sampai just before meals

Biguanid metformin Setelah makan atau bersama


makan
Tiazolidindion Pioglitazon Setelah makan atau bersama
makan
Inhibitor Alfa-glukosidase acarbose Pada suapan pertama makan
Inhibitor DPP-IV (Dipeptidyl sitagliptin Tdk dipengaruhi makanan →
Peptidase-IV dengan atau tanpa makanan
Penghambat SGLT-2 Canagliflozin, Pagi, dengan atau tanpa makan
(Sodium Glucose Co- Empagliflozin,
transporter 2) Dapagliflozin, Ipragliflozin
TARGET PENGOBATAN DM
12

GLIKEMIK NON-GLIKEMIK

A1c <7% (ADA) TD <140/90 (JNC8)


A1c <6,5% (AACE) TD <140/80 (ADA)

Premeal (pre-prandial)
70-130 mg/dL LDL-C <100 mg/dL

Post-prandial
<180 mg/dL TG <150 mg/dL
Algoritma Terapi Diabetes Mellitus tipe 2

(Perkeni, 2021)
Penatalaksanaan DM
selama bulan Ramadhan dan
pandemic COVID
Stratifikasi risiko pasien DM dan COVID

Diabet. Med. 37, 1094–1102 (2020)


Diabetes dan COVID

Pada
kondisi
COVID,
kadar gula
harus tetap
dikontrol
Di bulan Ramadhan, jika penderita DM (non-
Covid) tetap ingin berpuasa, perlu diingat bahwa:
● Pasien diabetes yang akan menjalani puasa Ramadan, memiliki berbagai
risiko yang tak diinginkan, seperti: dehidrasi, hipoglikemi, hiperglikemi,
ketoasidosis dan thrombosis
● Meskipun demikian sebagian besar pasien diabetes (83-89%) tetap ingin
mejalankan puasa Ramadan meskipun mempunyai risiko yang tinggi.
● Tenaga Kesehatan hendaknya dapat membantu pasien diabetes yang ingin
menjalankan puasa Ramadan guna mengurangi terjadinya risiko yang tidak
diinginkan, dengan memberikan edukasi khusus Ramadan pada pasien.
● Terbukti dari suatu penelitian bahwa edukasi khusus Ramadan pada pasien
diabetes memperbaiki kepatuhan pasien pada rekomendasi yang dianjurkan
dalam menjalani puasa Ramadan.
Petunjuk Umum
Nutrisi dan Cairan
● Kebutuhan kalori harian dalam jumlah 1200-2000 kalori didistribusikan untuk sahur (30-40%)
dan berbuka (40-50%), ditambah 1-2 camilan sehat (10-20%)
● Komposisi nutrisi terdiri dari karbohidrat (40-50%), sebaiknya dengan indeks glikemik rendah
sehingga energi dapat dilepaskan secara perlahan; protein 20-30% berupa kacang-kacangan,
ikan, unggas atau daging; lemak 30-35% berupa lemak monosaturasi dan lemak tak jenuh ganda;
lemak jenuh harus dibatasi < 10% dari total asupan kalori harian; dan asupan serat yang cukup
dari buah, sayur
● Mempertahankan tingkat hidrasi dengan minum cukup air sebanyak 30-50 cc/kg/berat badan,
(disesuaikan dengan kondisi ginjal dan jantung pasien). Hal ini dilakukan untuk mencegah
dehidrasi dan menurunkan risiko thrombosis
● Makan sahur disarankan seakhir mungkin sebelum memulai puasa.
● Makanan yang mengandung banyak gula, minuman manis, sirup, jus kalengan, atau jus segar
dengan tambahan gula harus dihindari setelah berbuka puasa dan di antara waktu makan
● Hindari minuman berkafein karena bersifat diuretik yang dapat menyebabkan dehidrasi

Perkeni, 2022
Penyesuaian penggunaan Obat (1)

Perkeni, 2022
Penyesuaian penggunaan Obat (2)

Perkeni, 2022
Kolaborasi tenaga kesehatan

● Penanganan penyakit diabetes memerlukan kolaborasi tenaga


kesehatan, dalam hal ini dokter sebagai penentu diagnosis dan
farmasis mendampingi, memberikan konseling dan bekerja
sama erat dengan pasien untuk mencapai tujuan terapi
● Farmasis dapat terlibat langsung pada terapi pasien diabetes
melitus untuk:
○ Mencegah masalah terapi obat (konseling dan edukasi, serta

pemantauan terapi obat)


○ Deteksi dini masalah terapi obat

○ Identifikasi masalah terapi obat

○ Memberikan solusi masalah terapi obat


Tantangan di era pandemic COVID-19

Pasien tidak mau datang ke


faskes/RS atau apotek

Pengobatan terputus atau kondisi


diabetes tidak terpantau

Perburukan DM dan peningkatan


risiko komplikasi

Perburukan DM dapat memperburuk


prognosis jika terinfeksi COVID-19
Poin Edukasi untuk pasien DM
Pentingnya menjaga agar kadar gula darah tetap pada rentang normal, karena Diabetes yang tidak
terkontrol akan meningkatkan risiko komplikasi dan keparahan Covid-19 jika terkena

Pentingnya kepatuhan dan ketepatan penggunaan obat (oral/insulin) → perlu meningkatkan


upaya edukasi utk meningkatkan kepatuhan dan ketepatan penggunaan obat

Pentingnya perbaikan life style (diet, olah raga, kurangi stress, dll)

Pentingnya pemantauan kadar gula darah mandiri

Pentingnya memantau efek obat yang tidak diinginkan yang dapat mengurangi kepatuhan dan
outcome terapi → komunikasikan dengan dokter/Apoteker untuk mendapat pengatasan

Pentingnya perawatan kaki, pengatasan kondisi darurat, dll


Pemantauan glukosa darah mandiri (PDGM)
● Apapun terapinya, target pengendalian DM yang mudah diukur adalah kadar
glukosa darah
● PDGM adalah pemeriksaan glukosa darah berkala yang dilakukan dengan
menggunakan glucometer oleh penyandang sendiri dan/atau keluarganya
● Penyandang DM bisa memiliki sendiri alat glucometer di rumah setelah
mendapatkan edukasi dari tenaga Kesehatan terlatih, atau melakukan
pemeriksaan di Apotek
● Apoteker dapat membantu pasien untuk memahami hasil PDGM dan
menyarankan tindakan yang sesuai :
○ Mengecek kepatuhan minum obat/menggunakan obat,
○ memastikan ketepatan penggunaan obat,
○ menganalisis kemungkinan ada drug-related problem,
○ Menyarankan diet, olahraga, dll, atau
○ merujuk ke dokter jika diperlukan penyesuaian regimen pengobatan
Penutup/Take Home Messages

● Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronis yang banyak dijumpai


● Kontrol DM yang baik dapat mencegah komplikasi dan memelihara kualitas
hidup
● Manajemen DM adalah melalui terapi obat dan non-obat yang dijalankan
secara proporsional
● Pada era pandemic Covid-19, perlu modifikasi strategi dan kreativitas dalam
mencari cara-cara baru yang dapat diimplementasikan untuk membantu
pasien DM mencapai target terapinya
● Pada bulan Ramadhan juga perlu ada perhatian khusus terhadap
penatalaksanaan DM bagi yang ingin tetap berpuasa, terutama terkait dengan
aktivitas, makanan, dan penyesuaian penggunaan obatnya
Sekian, terimakasih

Anda mungkin juga menyukai