Anda di halaman 1dari 10

TERAPI GIZI MEDIS PADA DIABETES MELITUS

Franky A. Tumiwa
Yuanita A. Langi

Divisi Endokrin Metabolik Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado Email: anq23wa@yahoo.com

Asbtract: Medical nutrition therapy is a vital component in managing diabetes which aims to
prevent the progression of chronic complications of diabetes by modification in nutrient intake
and lifestyle. Medical nutrition therapy for people with diabetes should be individualized, with
consideration given to the individual’s usual food, eating habits, metabolism, physical activity,
and co-morbid conditions. Medical nutrition therapy in special conditions such as acute illness,
hypoglycemia, old age, pregnancy, lactation, hypertension, nephropathy, and dyslipidemia
should be managed carefully.
Keywords: Medical nutrition therapy, diabetes, individual, complication

Abstrak: Terapi gizi medis merupakan komponen penting dalam pilar penatalaksanaan diabetes
yang bertujuan untuk mencegah dan memperlambat laju perkembangan komplikasi kronis dari
diabetes dengan memodifikasi asupan gizi dan gaya hidup. Pada setiap penyandang diabetes,
terapi gizi medis bersifat individual sebab harus mempertimbangkan kebiasaan makan setempat,
metabolisme, aktivitas fisik, dan adanya komorbid. Terapi gizi medis pada penyandang diabetes
dengan keadaan khusus, seperti penyakit akut, hipoglikemia, perawatan medis, lanjut usia,
kehamilan, laktasi, hipertensi, nefropati dan dislipidemia, amat penting dilaksanakan sebab
menentukan keberhasilan terapi.
Kata kunci: Terapi gizi medis, diabetes, individu, komplikasi

Terapi gizi medis (TGM) adalah terapi gizi gizi medis, dilaporkan adanya penurunan
yang meliputi terapi diagnostik, dan mana- HbA1c (A1C) sebanyak 1% pada diabetes
jemen penyakit termasuk layanan konseling, tipe 1 dan 1-2% pada diabetes tipe 2, serta
yang diberikan oleh seorang ahli diet ter- berdasarkan studi meta-analisis pada
daftar (registered dietitian) atau seorang ahli individu nondiabetes, terapi gizi medis dapat
1 mengurangi kolesterol LDL sebanyak 15-25
gizi profesional (nutrition professional).
Terapi gizi medis pada penyandang pre- mg/dL dimana perbaikan dapat terlihat
3
diabetes atau diabetes bertujuan untuk pen- dalam 3-6 bulan sejak dimulainya terapi.
cegahan diabetes, mengelola individu yang Dalam artikel ini akan dibahas mengenai
sudah menderita diabetes, serta mencegah tujuan dari terapi gizi medis, efektivitas, ke-
atau memperlambat perkembangan kompli- seimbangan energi dan berat badan, kompo-
1,2
kasi diabetes. sisi makro nutrient dan mikro nutrien dari
The American Diabetes Association diet pada penyandang diabetes, rekomendasi
(ADA) 2009 menyatakan bahwa penyandang gizi dan intervensi dalam pencegahan
prediabetes atau diabetes harus mendapatkan diabetes primer, sekunder dan tersier serta
terapi gizi medis secara individual untuk pada komplikasi akut, dan juga pada keadaan
1
mencapai tujuan perawatan. penyandang diabetes dengan penyakit
Berdasarkan hasil uji klinis dari terapi komorbid.

78
Tumiwa, Langi; Terapi Gizi Medis pada Diabetes Melitus 79

TUJUAN TERAPI GIZI MEDIS badan. Penurunan berat badan pada penyan-
dang diabetes tipe 2 dengan berat badan
Tujuan dari TGM adalah untuk mencapai lebih, dapat meningkatkan angka harapan
dan memelihara kadar glukosa darah dalam 5
batas normal atau mendekati normal seaman hidup.
mungkin, mencapai dan memelihara kadar The National Heart, Lung and Blood
5
profil lipid dan lipoprotein untuk mengu- Institute , menyatakan bahwa yang termasuk
rangi risiko penyakit vaskular, serta memper- pada kategori berat badan lebih (overweight)
tahankan tekanan darah dalam batas normal adalah individu dengan indeks massa tubuh
1
atau mendekati normal seaman mungkin. (IMT)  25kg/m2, sedangkan yang tergolong
Terapi gizi medis juga bertujuan untuk 2
obesitas adalah dengan IMT  30kg/m
mencegah, memperlambat laju perkembang- (Tabel 1). Adanya peningkatan risiko pe-
an komplikasi kronis dari diabetes dengan nyakit komorbid yang berhubungan dengan
memodifikasi asupan zat gizi, gaya hidup, kelebihan lemak viseral, dapat diukur mela-
dan untuk memenuhi kebutuhan gizi indi-
lui lingkar pinggang yaitu  100 cm pada
vidu, dengan tetap mempertimbangkan pre-
ferensi pribadi atau kebiasaan budaya setem- laki-laki, dan  90 cm pada perempuan,
pat, serta mempertahankan kenikmatan da- sedangkan khusus untuk Asia adalah  90 cm
1,2 pada laki-laki dan  80 cm pada perem-puan.
lam mengonsumsi makanan.
Strategi pengaturan kalori untuk manaje-
EFEKTIVITAS TERAPI GIZI MEDIS men berat badan harus didasarkan pada bo-
5
bot target realistis. Penilaian bobot tersebut
Berdasarkan hasil penelitian dan uji klinis
adalah menurut tingkat energi dan aktivitas
dari TGM telah dilaporkan adanya penu-
masing-masing individu sehingga dibutuh-
runan HbA1c (A1C) sebanyak 1% pada kan suatu rumusan untuk memperkirakan
diabetes tipe 1 dan 1-2% pada diabetes tipe tingkat metabolisme basal dan pengeluaran
2. Beberapa studi meta-analisis pada indivi- energi setiap hari berdasarkan berat badan
du yang nondiabetes, penerapan TGM ter- 2
bukti mengurangi kolesterol LDL sebanyak dan aktivitas seperti pada Tabel 2.
15-25 mg/dL dimana perbaikan mulai ter- Bukti menunjukkan bahwa dengan me-
3,4 ngurangi energi dan asupan lemak ( 30%
lihat dalam 3-6 bulan terapi.
dari energi total), aktivitas fisik reguler,
Terapi gizi medis dapat dipertimbangkan dapat menghasilkan penurunan berat badan 5
sebagai monoterapi atau secara bersama de- 4
- 7% dari berat awal. Diet standar dalam
ngan aktivitas fisik, dalam pengobatan awal
suatu diabetes tipe 2 bilamana kadar glukosa menurunkan berat badan adalah dengan
plasma puasa <200 mg/dL. Individu dengan mengurangi asupan 500-1000 kalori per hari
ternyata dapat menurunkan berat badan 0,5-1
diabetes tipe 2 yang tidak dapat mencapai 4
kontrol optimal dengan TGM, maka perlu di- kg/minggu.
pertimbangkan pemberian terapi farmakologis
dalam mengontrol kadar glukosa plasma.
4 KOMPOSISI MAKRONUTRIEN
Komponen-komponen gizi yang termasuk
KESEIMBANGAN ENERGI DAN BE- dalam makronutrien adalah karbohidrat, pro-
tein dan lemak. Komposisi makronutrien
RAT BADAN
yang direkomendasi pada pasien diabetes
Obesitas telah diakui sebagai penyebab adalah karbohidrat 45–60%, protein 10–
utama resistensi insulin yang mencetuskan 20%, Cis-monounsaturated fat 10–20%,
terjadinya diabetes tipe 2, sehingga kontrol polyunsaturated fat 5-10% dan saturated/
terhadap berat badan sangat penting untuk 1
trans fat 5-10%.
penyandang diabetes atau berisiko untuk dia- Pada terapi gizi medis, jenis karbohidrat
5
betes. Studi menunjukkan bahwa sedikitnya dibagi berdasarkan indeks glisemik (IG)/
80% dari yang baru didiagnosis dengan dia- glycemic index (GI), yaitu suatu indeks
betes tipe 2 mengalami kelebihan berat makanan berdasarkan efek langsung pada
80 Jurnal Biomedik, Volume 2, Nomor 2, Juli 2010, hlm. 78-87

Tabel 1. Klasifikasi dari overweight dan obesitas berdasarkan IMT, ukuran lingkar pinggang dan
dihubungkan dengan risiko penyakit komorbid
*
Resiko sakit
IMT Tingkat LP pria ≤40 inci, LP pria ≥40 inci,
(kg/m2) obesitas wanita ≤35 inci wanita ≥35 inci
BB kurang <18,5
Normal 18,5-24,9
BB berlebih 25,0-29,9 Meningkat Tinggi
Obesitas 30,0-34,9 I Tinggi Sangat tinggi
35,0-39,9 II Sangat tinggi Sangat tinggi
Obesitas berat ≥40 III Amat sangat tinggi Amat sangat tinggi
Sumber: Bantle, Wylie-Rosett et al, 2008

Tabel 2. Tingkat metabolisme basal dan pengeluaran energi setiap hari menurut berat badan dan
aktivitas fisik

Rentang BMR Tingkat Penggunaan energi


usia (thn) (kkal/hari) aktivitas 24 jam (kkal/hari)
Pria
10-18 17,5 W + 651 Inaktif BMR x 1,30
18-30 15,3 W + 679 Ringan BMR x 1,55
30-60 11,6 W + 879 Sedang BMR x 1,78
> 60 13,5 W + 487 Berat BMR x 2,10
Wanita
10-18 12,2 W + 746 Inaktif BMR x 1,30
18-30 14,7 W + 496 Ringan BMR x 1,56
30-60 8,7 W + 829 Sedang BMR x 1,64
> 60 10,5 W + 596 Berat BMR x 1,82
Sumber : McGough, 2007

Tabel 3. Klasifikasi karbohidrat berdasarkan indeks glisemik


Classification GI range Examples
Low GI 55 or less most fruits and vegetables (except potatoes and
watermelon), whole-grain breads, pasta, legumes/
pulses, milk, yogurt, products extremely low in
carbohydrates (some cheeses, nuts), fructose
Medium GI 56–69 whole wheat products, basmati rice, sweet potato,
table sugar
High GI 70 and above corn flakes, rice krispies, baked potatoes, water-
melon, croissants, white bread, extruded breakfast
cereals, most white rices, straight glucose (100)
Sumber: Holt SHA, Miller JC, 2007.

kadar glukosa darah terhadap waktu (Tabel pasien diabetes, didapatkan bahwa dengan
6 mengkonsumsi karbohidrat yang rendah indeks
3). Indeks glisemik makanan didefinisikan
glisemik (nilai IG <55%) dapat mengurangi
sebagai luas daerah di bawah dua jam pada konsentrasi HbA1c sebanyak 0,4% dibandingkan
kurva respon glukosa darah setelah konsumsi mengkonsumsi kar-bohidrat yang tinggi indeks
50 gr karbohidrat. Pada sembilan studi glisemik selama
tentang pengaruh dari indeks glisemik pada
Tumiwa, Langi; Terapi Gizi Medis pada Diabetes Melitus 81
7 4
12 minggu. komendasikan.

Komposisi protein pada diet yang dian-


jurkan adalah 10-20% dari total asupan KOMPOSISI MIKRONUTRIEN
energi, dengan angka kebutuhan harian Tidak terdapat bukti yang jelas tentang
adalah 0,8 gr/kg berat badan yang berasal
dari sumber protein berkualitas baik (protein manfaat dari suplemen vitamin atau mineral
yang dapat dicerna dan mengandung sem- pada orang dengan diabetes (dibandingkan
bilan jenis asam amino esensial). Contohnya dengan populasi umum) yang tidak memiliki
adalah daging, unggas, ikan, telur, susu, defisiensi vitamin atau mineral yang men-
4
keju, dan kedelai. Sumber protein yang tidak dasar. Pemberian suplemen rutin dengan
dalam kategori "baik" misalnya sereal, biji- antioksidan seperti vitamin E, vitamin C dan
bijian, kacang-kacangan, dan sayuran. 1 karoten, tidak disarankan karena kurangnya
Asupan protein bagi individu dengan dia- bukti keberhasilan dan hubungan yang jelas
betes adalah sama dengan masyarakat umum dengan efek samping pemakaian jangka pan-
9
dan biasanya tidak melebihi 20% dari asupan jang. Beberapa studi klinis kecil yang meli-
energi. Sejumlah penelitian pada orang sehat batkan penyandang diabetes yang diberikan
dan pada penyandang diabetes tipe 2 menun- makanan tertentu yang memiliki potensi
jukkan bahwa glukosa yang berasal dari pro- antioksidan tinggi (misalnya, teh, kakao,
tein yang dicerna tidak meningkatkan kon- kopi) memberikan hasil yang tidak memuas-
9
sentrasi plasma glukosa tetapi menyebabkan kan. Data percobaan klinis tidak hanya me-
peningkatan respon insulin serum. 4 Pada nunjukkan kurangnya manfaat terhadap kon-
suatu studi menunjukkan bahwa diet dengan trol glisemik dan perkembangan komplikasi
kandungan protein >20%dari total energi tetapi juga memberikan bukti potensi keru-
dapat mengurangi konsentrasi glukosa dan gian dari pemberian vitamin E, karoten, dan
insulin, mengurangi nafsu makan, serta me- suplemen antioksidan lainnya.9 Selain itu,
ningkatkan perasaan cepat kenyang, akan te- data yang tersedia tidak mendukung peng-
tapi efek dari diet tinggi protein dalam jang- gunaan suplemen antioksidan dalam mengu-
ka waktu yang lama belum dapat diketahui rangi risiko penyakit kardiovaskuler, sehing-
secara pasti. 4,8 ga penggunaan suplemen secara farmako-
Tujuan pengaturan diet lemak pada pe- logis tidak disarankan. Konsumsi makanan
nyandang diabetes adalah untuk membatasi yang kaya bahan alami dan mengandung
asam lemak jenuh, asam lemak trans, dan antioksidan dalam jumlah yang bermakna,
asupan kolesterol sehingga mengurangi risi- terutama buah dan sayuran adalah sumber
ko penyakit kardiovaskuler. 8 Asam lemak je- vitamin serta antioksidan yang direkomen-
10
nuh dan asam lemak trans merupakan penen- dasikan.
tu utama kadar kolesterol LDL plasma. Pada
individu nondiabetes, dengan mengurangi a- REKOMENDASI NUTRISI UNTUK
sam lemak jenuh dan asam lemak trans akan DIABETES
8
menurunkan kolesterol total dan LDL. Rekomendasi nutrisi pada diabetes men-
Manajemen diet untuk penyandang dia-
cakup rekomendasi untuk pencegahan diabe-
betes adalah sama untuk penyandang penya-
tes primer, pengendalian diabetes (pence-
kit kardiovaskuler sebab kedua kelompok ini
gahan diabetes sekunder), pengendalian
memiliki risiko yang setara, sehingga dire-
komplikasi diabetes (pencegahan diabetes
komendasikan asupan asam lemak jenuh
tersier), diabetes dengan komplikasi akut,
yang <7% dari energi total harian, seminimal
dan untuk penyandang diabetes dengan ke-
mungkin asupan asam lemak trans, dan
4,8 adaan khusus.
asupan kolesterol harian <200 mg.
Konsumsi asam lemak omega-3 dari ikan Rekomendasi nutrisi untuk pencegahan
atau dari suplemen telah terbukti mengurangi
diabetes primer
risiko penyakit kardiovaskuler, sehingga dua
Pada individu yang berisiko tinggi untuk
atau lebih porsi ikan per minggu dapat dire-
82 Jurnal Biomedik, Volume 2, Nomor 2, Juli 2010, hlm. 78-87

diabetes tipe 2, program terstruktur yang Hal ini perlu diperhatikan dengan baik guna
11
menekankan pada perubahan gaya hidup menghindari kelebihan asupan energi.
yakni mencakup penurunan berat badan (7% Penyandang diabetes dianjurkan untuk
dari total berat badan) dan aktivitas fisik mengkonsumsi berbagai makanan yang me-
secara teratur (150 menit / minggu), dengan ngandung serat; namun, masih kurangnya
strategi diet termasuk mengurangi kalori dan bukti ilmiah yang merekomendasikan bahwa
asupan lemak, dapat mengurangi risiko penyandang diabetes dianjurkan untuk
4,11 mengkonsumsi serat yang lebih banyak dari-
diabetes.
4
Individu yang berisiko tinggi untuk dia- pada populasi secara keseluruhan.
betes tipe 2 harus dianjurkan untuk diet Pemanis alkohol non gizi adalah aman
tinggi serat (14 g serat / 1000 kkal) dan jika dikonsumsi dalam tingkat asupan harian
makanan biji-bijian yang masih mengandung yang ditetapkan oleh FDA.
14
11
kulit utuh (whole grains).
Belum terdapat cukup informasi yang Pengaturan lemak dan kolesterol
konsisten untuk menyimpulkan bahwa ma-
Pengaturan diet lemak makanan pada pe-
kanan dengan indeks glisemik rendah dapat
nyandang diabetes adalah dengan membatasi
mengurangi risiko diabetes; namun demiki-an,
konsumsi asam lemak jenuh, asam lemak
tetap dianjurkan untuk mengkonsumsi
trans, dan asupan kolesterol sehingga me-
makanan dengan indeks glikemik rendah yang
12 ngurangi risiko penyakit kardiovaskuler se-
kaya serat dan nutrisi penting lainnya. bab ketiganya merupakan komponen diet
Beberapa studi observasional melaporkan yang merupakan penentu kadar kolesterol
bahwa konsumsi alkohol dalam jumlah LDL plasma.
4
sedang (14-45 gr alkohol per hari) dapat me-
Berdasarkan beberapa penelitian tentang
ngurangi risiko untuk diabetes juga penyakit diet asam lemak jenuh dan asam lemak trans
kardiovaskuler, namun data-data tersebut ti- pada penyandang diabetes, disimpulkan bah-
dak mendukung dalam menganjurkan kon- wa konsumsi asam lemak jenuh yang dire-
sumsi alkohol kepada individu-individu de- komendasikan adalah < 7% dari energi total,
13
ngan risiko diabetes. konsumsi asam lemak trans yang seminimal
mungkin, dan asupan kolesterol < 200
Rekomendasi nutrisi untuk pengendalian mg/hari.
4
diabetes (Pencegahan diabetes sekunder) Konsumsi asam lemak omega-3 yang ber-
Pengaturan karbohidrat asal dari ikan atau dari suplemen, terbukti
Pola diet yang mencakup karbohidrat dari dapat menurunkan risiko kejadian kardio-
buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang- vaskuler, sehingga dianjurkan penyandang
kacangan, dan susu rendah lemak dianjurkan diabetes untuk mengkonsumsi ikan segar
4 15
dalam terapi gizi pasien diabetes. Mengatur sebanyak dua atau tiga kali per minggu.
jumlah karbohidrat, berupa total kalori, Pemberian diet Mediteranian, dimana a-
pertukaran jenis karbohidrat atau estimasi sam lemak tidak jenuh majemuk (polyunsa-
berbasis pengalaman, tetap menjadi strategi turated fatty acid) diganti dengan asam le-
4,11
utama dalam mencapai kontrol glikemia. mak tidak jenuh tunggal (monounsaturated
Pengetahuan tentang penggunaan indeks fatty acid), terbukti dapat menurunkan mor-
glisemik dapat memberikan manfaat tambah- talitas pada komunitas lanjut usia di Eropa
an dalam mengatur jumlah karbohidrat yang 16
sebesar 7%.
11
akan dikonsumsi. Sterol dan stanol ester yang berasal dari
Makanan yang mengandung sukrosa da- tumbuhan, dapat menghambat penyerapan
pat menggantikan karbohidrat lain dalam kolesterol di intestinal yang berasal dari
pengaturan diet, atau jika ditambahkan ke makanan dan dari empedu. Dalam masya-
dalam diet maka haruslah disesuaikan de- rakat umum dan pada penyandang diabetes
ngan jumlah insulin yang akan digunakan tipe 2, asupan  2 g / hari sterol dan stanol
atau penggunaan obat anti diabetik lainnya. telah terbukti dapat menurunkan kadar
Tumiwa, Langi; Terapi Gizi Medis pada Diabetes Melitus 83

17 20
kolesterol total plasma dan kolesterol LDL. merular. Pembatasan asupan protein harus-
lah mempertimbangkan kebutuhan untuk
Pengaturan protein mempertahankan status gizi yang baik pada
Asupan protein bagi penyandang diabetes individu dengan gagal ginjal kronis. Pada
adalah sama dengan masyarakat umumnya beberapa studi menunjukkan bahwa pem-
dan biasanya tidak melebihi 20% dari asupan berian protein nabati lebih baik dibanding-
energi total. Kualitas sumber protein yang kan protein hewani pada individu dengan
21
baik adalah sumber protein yang mengan- gagal ginjal.
dung asam-asam amino esensial yang leng-
kap yakni mencakup sembilan jenis asam Penanganan risiko penyakit kardiovaskuler
2,18
amino esensial. Berdasarkan studi observasional dari The
Diet tinggi protein tidak direkomendasi- United Kingdom Prospective Diabetes Study
kan sebagai metode untuk menurunkan berat (UKPDS) peningkatan risiko penyakit kar-
badan pada penyandang diabetes, sebab efek diovaskuler sebanding dengan pening-katan
jangka panjang serta komplikasi dari asupan kadar HbA1c, sehingga direkomen-dasikan
protein melebihi 20% dari kalori total harian untuk mempertahankan kadar HbA1c se-
masih belum diketahui pasti. Penerapan diet normal mungkin tanpa komplikasi hipo-
tinggi protein yang dikombinasikan dengan 22
glikemia yang berarti.
latihan ketahanan (resistance training) dapat Hipertensi merupakan salah satu prediktor
menghasilkan penurunan berat badan, per- adanya perburukan dari komplikasi mikro
baikan profil glukosa darah, lingkar ping- dan makrovaskuler dari diabetes, sehingga
gang dan penanda risiko kardiovaskuler lain- hal ini dapat dicegah dan diatasi dengan
nya, namun apakah keadaan tersebut akan penurunan berat badan, aktivitas fisik teratur,
tetap berlanjut dalam jangka panjang serta mengurangi konsumsi alkohol, dan pengatur-
efek samping pada fungsi ginjal masih belum 23
an diet. Dianjurkan diet yang kaya dengan
19
diketahui. buah-buahan, sayuran, dan produk susu ren-
dah lemak, termasuk biji-bijian utuh, ikan
Rekomendasi nutrisi untuk pengendalian dan kacang-kacangan serta mengurangi le-
komplikasi diabetes (pencegahan diabetes mak yang berasal dari daging yang berwarna
tersier) merah, permen, dan minuman yang mengan-
23
Komplikasi mikrovaskuler dung gula. Terapi gizi medis untuk penge-
Perkembangan komplikasi dari diabetes lolaan hipertensi berfokus pada penurunan
dapat dihambat dengan memperbaiki kontrol berat badan dan mengurangi asupan natrium
glukosa darah, menurunkan tekanan darah, sebab pengurangan asupan natrium akan
21 berefek pada penurunan tekanan darah dan
dan mengurangi asupan protein. Asupan
protein normal (15-20% dari kalori total) efek yang sama juga didapatkan pada
tidak berhubungan dengan risiko berkem- penurunan berat badan. Beberapa studi meta-
bangnya suatu nefropati diabetes, juga efek analisis menjelaskan hubungan antara asupan
jangka panjang terhadap terjadinya nefropati natrium dan tekanan darah dimana dengan
akibat asupan protein diet yang lebih dari pembatasan sedang natrium (sodium 2.400
20% masih belum dapat dipastikan.
20 mg/hari (100 mmol) atau natrium klorida
(garam dapur) 6.000 mg/hari) dapat me-
Pada penyandang diabetes yang telah
mengalami mikro-albuminuria, pengurangan nurunkan tekanan darah sebanyak 5 mmHg
asupan protein telah terbukti meningkatkan untuk sistolik dan  2 mmHg untuk tekanan
laju filtrasi glomerulus. dan dapat mengu- darah diastolik pada subyek hipertensi dan
rangi ekskresi albumin urin. Pembatasan pengurangan dari 3 mmHg untuk sistolik
asupan protein sejumlah 0,8 gr/kg berat ba- dan 1 mmHg untuk tekanan darah diastolik
24
dan/hari pada penyandang diabetes dengan pada subyek normal.
makroalbuminuria menunjukkan adanya per- Terapi gizi medis pada penyandang dia-
lambatan dari penurunan laju filtrasi glo- betes dengan dislipidemia adalah dengan
84 Jurnal Biomedik, Volume 2, Nomor 2, Juli 2010, hlm. 78-87

membatasi konsumsi asam lemak jenuh dan Penyandang diabetes dalam fasilitas pera-
asam lemak trans < 7% dari total kalori, dan watan medis
asupan kolesterol < 200 mg/hari, meningkat- Hiperglikemia pada pasien dalam pera-
kan konsumsi serat terlarut (soluble fibre) watan medis adalah hal yang sering terjadi.
sejumlah 10-25 gr/hari, stanol/sterol dari Keadaan ini merupakan salah satu faktor
tumbuhan 2 gr/hr, menurunkan berat badan prognostik buruk yang dihubungkan dengan
dan melakukan aktivitas fisik. Pemberian mortalitas pada pasien dengan atau tanpa
suplementasi dengan minyak ikan yang me- diabetes sehingga dengan mengoptimalkan
ngandung asam lemak omega-3 dapat dire- kontrol glukosa akan memberikan prognosis
4,15 28
komendasikan. yang lebih baik.
Kebutuhan kalori harian pada pasien da-
Rekomendasi nutrisi pada penyandang lam perawatan medis adalah 25-30 kkal/kg
diabetes dengan komplikasi akut dan berat badan per hari, atau  200 gr kar-
pada pasien diabetes dengan keadaan bohidrat per hari yang dibagi seimbang an-
khusus. tara makanan pokok dan makanan selingan.
Hipoglikemia Untuk pemberian makanan melalui pipa lam-
Pada penyandang diabetes yang meng- bung, jenis formula standar yang mengan-
gunakan insulin atau insulin sekretagog, dung 50% karbohidrat dapat digunakan. Un-
adanya perubahan pada aktivitas fisik atau tuk pasien pasca bedah, makanan haruslah
perubahan pada asupan makanan dapat me- diberikan sesegera mungkin setelah dapat
27
nyebabkan keadaan hipoglikemia (glukosa ditolerir.
plasma < 70 mg/dL) sehingga dibutuhkan
asupan glukosa atau makanan yang me- Pasien diabetes dengan kehamilan dan
3,25
ngandung glukosa. laktasi
Untuk hipoglikemia yang disebabkan Pada penyandang diabetes dengan keha-
pemberian insulin, 10 gr glukosa oral dapat milan, pengaturan energi dan asupan karbo-
meningkatkan kadar glukosa plasma  40 hidrat adalah berdasarkan respons glukosa
mg/dL selama 30 menit, sedangkan 20 gr plasma dengan tetap mempertimbangkan ke-
glukosa oral dapat meningkatkan kadar glu- biasaan makan pasien. Seiring dengan per-
kosa plasma  60 mg/dL selama 45 menit. kembangan janin, maka glukosa secara terus-
Biasanya kadar glukosa plasma akan me- menerus akan diambil dari ibu, sehingga per-
nurun  60 menit setelah pemberian glukosa, lu adanya pengaturan pola makan ibu yang
sehingga untuk keadaan hipoglikemia kadar mencakup konsistensi waktu makan serta
glukosa plasma harus diperiksa pada 60 jumlah asupan makanan untuk mencegah ri-
29
menit sesudah pemberian glukosa. Penam- siko hipoglikemia. Pencatatan mengenai
bahan protein atau lemak tidak mempenga- jumlah dan jenis makanan, serta kadar gula
ruhi respon glisemik dan tidak mencegah darah harian akan memberikan informasi
26 berharga dalam menentukan pemberian in-
hipoglikemia berulang.
sulin dan penyesuaian terhadap perencanaan
28
Keadaan penyakit akut diet.
Keadaan penyakit akut dapat mencetus-kan Terapi gizi medis pada penyandang dia-
hiperglikemia juga ketoasidosis sehingga betes melitus gestasional harus dilaksanakan
diperlukan monitoring kadar glukosa plasma saat pertama kali didiagnosis. Pemberian
dan keton, pemberian cairan yang adekuat, terapi insulin diperlukan dalam mengontrol
pemberian insulin atau obat-obatan penurun kadar glukosa plasma, serta untuk mengu-
28
kadar glukosa serta asupan karbohidrat. Pada rangi risiko komplikasi perinatal.
orang dewasa, pemberian 150-200 gr karbo- Diet rendah kalori pada kehamilan yang obes
hidrat per hari (45-50 gr setiap 3 - 4 jam) dengan diabetes melitus gestasional dapat
menyebabkan ketonemia dan keton-uria. Akan tetapi,
adalah cukup untuk mencegah ketosis akibat
27
dengan pembatasan kalori
kekurangan asupan kalori.
Tumiwa, Langi; Terapi Gizi Medis pada Diabetes Melitus 85
sedang (30% dari total kebutuhan energi) KESIMPULAN

dapat memperbaiki kontrol glukosa serta Terapi gizi medis (TGM) adalah terapi
menurunkan pertambahan berat badan tanpa
28 gizi yang meliputi terapi diagnostik, dan
menyebabkan ketonemia. manajemen penyakit termasuk layanan kon-
Jumlah karbohidrat yang digunakan ada- seling, yang diberikan oleh seorang ahli diet
lah dengan mempertimbangkan kadar glu- terdaftar (registered dietitian) atau seorang
kosa plasma, rasa lapar, pertambahan berat ahli gizi profesional (nutrition professional).
badan, dan kadar keton. Pengaturan diet Pada individu prediabetes atau diabetes,
dapat dibagi dalam tiga porsi makanan po- TGM sangat berperan dalam pencegahan
kok dalam jumlah kecil hingga sedang, perkembangan diabetes dan komplikasinya,
beserta makanan selingan sebanyak dua sam- serta pengelolaan penyandang diabetes de-
pai empat kali per hari. Pemberian makanan ngan tetap mempertimbangkan preferensi
selingan pada malam hari dibutuhkan untuk
28 pribadi atau kebiasaan budaya setempat serta
mencegah ketosis pada malam hari. mempertahankan kenikmatan dalam meng-
Pada ibu laktasi dengan diabetes, biasa- konsumsi makanan. Keseimbangan energi
nya kebutuhan insulin harian lebih rendah dan berat badan, konposisi makro serta mi-
dari biasanya, hal ini disebabkan karena se- kronutrien perlu dicermati dengan baik, ter-
jumlah kalori yang harus digunakan untuk
lebih lagi pada penyandang diabetes dengan
menyusui dan merawat bayi. Pada ibu de- komorbidnya.
ngan laktasi sering ditemui adanya fluktuasi
pada kadar glukosa darah, hal ini berhubung- DAFTAR PUSTAKA
an dengan waktu merawat bayi, sehinga di-
butuhkan makanan selingan yang mengan- 1. Morris SF, Wylie-Rosett J. Medical nutri-
dung karbohidrat sebelum atau sementara tion therapy: A key to diabetes mana-
29 gement and prevention. Clinical diabetes.
menyusui.
2010;28:1-18.
Penyandang diabetes lanjut usia 2. McGough N. Nutritional recomendation in
Penatalaksanaan terapi gizi medis pada diabetes management. In: Frost G,
Dornhorst A, Moses R. Nutritional mana-
penyandang diabetes yang lanjut usia (lan-
gement of diabetes mellitus. England:
sia) membutuhkan perhatian khusus. Pemba- John Willey and Sons, The Atrium, West
tasan asupan makanan pada individu lansia Sussex, 2007; p 1-15.
tidak dianjurkan mengingat bahaya terjadi- 3. Pastors JG, Warshaw H, Daly A, Franz M,
nya malnutrisi dan dehidrasi, sehingga untuk Kulkarni K. The evidence for the ef-
kontrol gula darah lebih difokuskan pada fectiveness of medical nutrition therapy
terapi farmakologis. Menurunkan berat ba- in diabetes management. Diabetes Care.
dan pada penyandang diabetes lansia dengan 2002;25:608-13.
berat badan lebih harus dievaluasi secara 4. Bantle JP, Wylie-Rosett J, Albright A,
hati-hati. Suplementasi dengan multivitamin Apovian CM, Clark NG, Franz MJ, et
harian dapat diberikan, khususnya pada in- al. Nutrition recommendations and inter-
dividu dengan asupan gizi yang kurang.
30 ventions for diabetes: a position state-
Dari uraian di atas jelaslah bahwa pembe- ment of the American Diabetes Associa-
tion. Diabetes Care. 2008;31:S61–S78.
rian TGM pada penyandang diabetes sangat 5. The National Heart, Lung, and Blood
bersifat individual, tergantung pada individu Institute: Clinical guidelines on the iden-
tersebut, keadaan diabetesnya, serta kompli- tification, evaluation and treatment of
kasi dan keadaan khusus yang menyertainya. overweight and obesity in adults.
Pemahaman yang baik mengenai TGM akan Bethesda MD: National Institutes of
sangat membantu penyandang diabetes untuk Health, 1998.
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. 6. Holt SHA, Miller JC. The role of carbo-
hydrate in management of diabetes. In :
Frost G, Dornhorst A, Moses R. Nutriti-
onal management of diabetes mellitus.
86 Jurnal Biomedik, Volume 2, Nomor 2, Juli 2010, hlm. 78-87

London UK: Willey, 2007; p: 177. BMJ. 2005;330:991.


7. Brand-Miller J, Hayne S, Petocz P,17. Lee YM, Haastert B, Scherbaum W,
Colagiuri S. Low-glycemic index diets Hauner H. A phytosterol-enriched
in the management of diabetes: a meta- spread improves the lipid profile of
analysis of randomized controlled trials. subjects with type 2 diabetes mellitus: a
Diabetes Care. 2003;26:2261-7. randomized controlled trial under free-
8. American Diabetes Association: Nutrition livingconditions.EurJNutr.
principles and recommendations in dia- 2003;42:111-7.
betes for the treatment and prevention of 18. Gannon MC, Nuttall FQ. Effect of a high-
diabetes and related complications protein, low-carbohydrate diet on blood
(Position Statement). Diabetes Care. glucose control in people with type 2
2004;26:S36-46. diabetes. Diabetes. 2004;53:2375-82.
9. Hasanain B, Mooradian AD. Antioxidant 19. Wycherley TP, Noakes M, Clifton PM. A
vitamins and their influence in diabetes high protein diet with resistance exercise
mellitus. Curr Diab Rep. 2002;2:448-56. training improves weight loss and body
10. Lonn E, Yusuf S, Hoogwerf B, Pogue J, Yi composition in overweight and obese
Q, Zinman B, et al. Effects of vitamin E patients with type 2 diabetes. Diabetes
on cardiovascular and microvascular out- Care. 2010;33:969-76.
comes in high-risk patients with diabetes: 20. Narita T, Koshimura J, Meguro H,
results of the HOPE study and MICRO- Kitazato H, Fujita H, Ito S. Determina-
HOPE substudy. Diabetes Care. tion of optimal protein contents for a
2002;25:1919 –27. protein restriction diet in type 2 diabetic
11. Brand-Miller JC, Stockmann K, Atkinson patients with microalbuminuria. Tohoku
F. Glycemic index, postprandial glyce- J Exp Med. 2001;193:45-55.
mia and the shape of the curve in healthy 21. Hansen HP, Tauber-Lassen E, Jensen BR,
subjects: analysis of a database of more Parving HH. Effect of dietary protein
than 1000 foods. Am J Clin Nutr. restriction on prognosis in patients with
2009;89:97-105. diabeticnephropathy. Kidney Int. 2002;
12. Liese AD, Schulz M, Fang F, Wolever TM, 62:220-8.
D’Agostino RB Jr, Sparks KC, et al. 22. Stratton IM, Adler AI, Neil HA, Matthews
Dietary glycemic index and glycemic DR, Manley SE, Cull CA, et al. Asso-
load, carbohydrate and fiber intake, and ciation of glycaemia with macrovascular
measures of insulin sensitivity, secretion, and microvascular complications of type
and adiposity in the Insulin Resistance 2 diabetes (UKPDS 35): prospective ob-
Atherosclerosis Study. Diabetes Care. servational study. BMJ. 2000;321:405-
2005;28:2832-8. 12.
13. Koppes LL, Dekker JM, Hendriks HF, 23. Appel LJ, Brands MW, Daniels SR,
Bouter LM, Heine RJ. Moderate alco- Karanja N, Elmer PJ, Sacks FM.
hol consumption lowers the risk of type 2 Dietary approaches to prevent and treat
diabetes: a meta-analysis of prospective hypertension: a scientific statement from
observational studies. Diabetes Care. theAmericanHeartAssociation.
2005;28:719-25. Hypertension. 2006;47:296-308.
14. Raben A, Vasilaras TH, Moller AC, Astrup 24. Sacks FM, Svetkey LP, Vollmer WM. The
A. Sucrose compared with artificial DASH-Sodium Collaborative Research
sweeteners: different effects on ad libi- Group: Effects on blood pressure of re-
tum food intake and body weight after 10 duced dietary sodium and the dietary
wk of supplementation in overweight approaches to stop hypertension (DASH)
subjects. Am J Clin Nutr. 2002;76:721-9. diet. N Engl J Med. 2001;344:3-10.
15. Kris-Etherton PM, Harris WS, Appel LJ. 25. Hunt SA, Abraham WT, Chin MH.
Fish consumption, fish oil, omega-3 fatty ACC/AHA 2005 Guideline update for the
acids, and cardiovascular disease. diagnosis and management of chronic
Circulation. 2002;106:2747-57. heart failure in the adult–summary article.
16. Trichopoulou A, Orfanos P, Norat T. Mo- Circulation. 2005;112:1825-52.
dified Mediterranean diet and survival: 26. Cryer PE, Davis SN, Shamoon H.
EPIC-elderly prospective cohort study. Hypoglycemia in diabetes. Diabetes
Tumiwa, Langi; Terapi Gizi Medis pada Diabetes Melitus 87

Care. 2003;26:1902-12. 29. Reader D, Franz MJ. Lactation, diabetes,


27. American Diabetes Association: Diabetes and nutrition recommendations. Curr
nutrition recommendations for health Diab Rep. 2004;4:370-6.
care institutions (Position Statement). 30. Brown AF, Mangione CM, Saliba D,
Diabetes Care. 2004;27:S55-7. Sarkisian CA. Guidelines for improving
28. Crowther CA, Hiller JE, Moss JR. Effect the care of the older person with diabetes
of treatment of gestational diabetes mellitus. J Am Geriatr Soc.
mellitus on pregnancy outcomes. N Engl 2003;51:S265-80.
J Med. 2005;352:2477–86.

Anda mungkin juga menyukai