Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN

KEPERAWATAN PADA
Kelompok 5 HIV/AIDS
PASIEN

HIV/AIDS

merupakan salah satu penyakit


yang mengancam hidup manusia. Saat ini
tidak ada negara yang terbebas dari
HIV/AIDS. Epidemi HIV pertama sekali
diidentifikasi pada tahun 1983
HIV telah menginfeksi 50 60 juta orang
dan menyebabkan kematian pada orang
dewasa dan anak anak lebih dari 22 juta
orang. Lebih dari 42 juta orang hidup
dengan infeksi HIV dan AIDS, yang kira
kira 70% berada di Afrika dan 20% berada
di Asia, dan hampir 3 juta orang
meninggal setiap tahun.

DEFINISI
AIDS

(Acquired Immunodeficiency
Syndrome) adalah sekumpulan
gejala atau penyakit yang
disebabkan oleh menurunnya
kekebalan tubuh akibat infeksi oleh
virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang
termasuk famili retroviridae. AIDS
merupakan tahap akhir dari infeksi
HIV

ETIOLOGI
Penyebab

kelainan imun pada AIDS


adalah suatu agen viral yang disebut HIV
dari kelompok virus yang dikenal
retrovirus yang disebut Lympodenopathy
Associated Virus (LAV) atau Human T-Cell
Leukimia Virus (HTL-III yang juga disebut
Human T-Cell Lymphotropic Virus
(retrovirus)). Retrovirus mengubah asam
rebonukleatnya (RNA) menjadi asam
deoksiribunokleat (DNA) setelah masuk
ke dalam sel pejamu

CARA PENULARAN
Hubungan

seksual (anal, oral, vaginal)


yang tidak terlindungi (tanpa kondom)
dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
Jarum suntik/tindik/tato yang tidak
steril dan dipakai bergantian.
Mendapatkan tranfusi darah yang
mengandung virus HIV
Ibu penderita HIV positif kepada
bayinya ketika dalam kandungan, saat
melahirkan atau melalui air susu ibu
(ASI)

MANIFESTASI KLINIS

Fase Klinik 1

Tanpa gejala, limfadenopati (gangguan kelenjar/pembuluh limfe) menetap dan


menyeluruh.

Fase Klinik 2

Penurunan BB (<10%) tanpa sebab. Infeksi saluran pernapasan atas (sinusitis, tonsillitis,
otitis media, pharyngitis) berulang. Herpes zoster, infeksi sudut bibir, ulkus mulut
berulang. Popular pruritic eruptions, seborrhoic dermatitis, infeksi jamur pada kuku

Fase Klinik 3

Penurunan BB (>10%) tanpa sebab. Diare kronik tanpa sebab sampai >1 bulan. Demam
menetap (intermitten atau tetap >1 bulan). Kandidiasis oral menetap. TB pulmonal
(baru), plak putih pada mulut, infeksi bekteri berat misalnya : pneumonia, emphysema
(nanah dirongga tubuh terutama pleura, abses pada otot skelet, infeksi sendi atau
tulang), meningitis, bakteremia, gangguan inflamasi berat pada pelvic, acute
necrotizing ulcerative stomatis, gingivitis atau periodontitis anemia yang penyebabnya
tidak diketahui (<8 g/dl), neutropenia (<0,5 x 10 9/l) dan trombositopenia kronik (<50 x
109/l).

Fase Klinik 4

Gejala menjadi kurus (HIV wasting syndrome), pneumocystis pneumonia (pneumonia


karena pneumocytis carinii), pneumonia bakteri berulang, infeksi herpes simplex kronik
(orolabial, genital atau anorektal >1 bulan) Oesophageal candidiasis, TBC
ekstrapulmonal, Cytomegalovirus, Toksoplasma di SSP, HIV encephalopathy, meningitis,
infection progressive multivocal, lymphoma, invasive cervical carcinoma,
leukoencephalophaty.

PATOFISIOLOGI
Setelah

HIV masuk tubuh, virus menuju ke kelenjar limfe dan


berada dalam sel dendritik selama beberapa hari. Kemudian
terjadi syndrome retrovial akut semacam flu (serupa infeksi
mononukleosis), diserrtai viremia hebat dengan keterlibatan
berbagai kelenjar limfe. Pada tubuh timbul respon imun
humoral maupun selular. Syndrome ini akan hilang sendiri
setelah 1-3 minggu. Kadar virus yang tinggi dalam darah dapat
diturunkan oleh sistem imun tubuh. Proses ini berlangsung
berminggu-minggu sampai terjadi keseimbangan antara
pembentukan virus baru dan upaya eliminasi oleh respon
imun. Titik keseimbangan disebut set point dan amat penting
karena menentukan perjalanan penyakit selanjutnya. Bila
tinggi, perjalanan penyakit menuju acquired immunodeficiency
syndrome (sindrom defisiensi imun yang didapat AIDS) akan
berlangsung lebih cepat.

PATHWAY

PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Mendeteksi antigen virus dengan


PCR (Polimerase Chain Reaction)
Tes ELSA memberikan hasil positif
2-3 bulan sesudah infeksi
Hasil positif dikonfirmasi dengan
pemeriksaan western blot
Serologis : skrining HIV dengan
ELISA, Tes western blot, limfosit T
Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan neurologis
Tes fungsi paru, broskospi

PENATALAKSANAAN
Pengobatan

suportif
Pemberian nutrisi yang baik
Pemberian multivitamin
Pengobatan simptomatik
Pencegahan infeksi oportunistik,
dapat digunakan antibiotic
kotrimoksazol
Pemberian ARV (Antiretroviral)

PENGKAJIAN
Keluhan

Utama: Diare Kronis, deman kronis dengan


atau tanpa menggigil, keringat malam hari berulang
kali, lemah, lelah, anoreksia, BB menurun, nyeri, dan
sulit tidur
Riwayat Penyakit Sekarang: Perjalanan klinis pasien
dari tahap terinfeksi HIV sampai tahap AIDS, sejalan
dengan penurunan derajat imunitas pasien, terutama
imunitas seluler. Penurunan imunitas biasanya diikuti
adanya peningkatan risiko dan derajat keparahan
infeksi oportunistikserta penyakit keganasan.
Riwayat Penyakit Dahulu: penyakit yang
mengharuskan adanya transfusi darah atau cairan
dari orang lain
Pola sehari-hari : mudah lelah, berkurangnya
toleransi terhadap aktivitas biasanya, BAB lebih dari
3x sehari dan berlangsung dalam jangka waktu lama,

Sistem

pernapsan : Dyspnea, TBC,


Pneumonia
Sistem pencernaan : Nauseavomitting, diare, dysphalgia, BB
turun 10%/3 bulan
Sistem persyarafan: letargi, nyeri
sendi, encephalopathy
Sistem integumen: edema yang
disebabkan kaposis sarcoma, lesi di
kulit atau mukosa, alergi

ANALISA DATA

DIAGNOSA KEP
1.

2.

3.
4.
5.

Diagnosis Keperawatan : Nyeri berhubungan dengan inflamasi/


kerusakan jaringan ditandai dengan keluhan nyeri, perubahan
denyut nadi, kejang otot, ataksia, lemah otot dan gelisah.
Diagnosis keperawatan : Perubahan nutrisi yang kurang dari
kebutuhan tubuh dihubungkan dengan gangguan intestinal
ditandai dengan penurunan berat badan, penurunan nafsu makan,
kejang perut, bising usus hiperaktif, keengganan untuk makan,
peradangan rongga bukal.
Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
diare berat
pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi dan
ketidak seimbangan muskuler (melemahnya otot-otot pernafasan)
Intoleransi aktovitas berhubungan dengan penurunan produksi
metabolisme ditandai dengan kekurangan energy yang tidak
berubah atau berlebihan, ketidakmampuan untuk
mempertahankan rutinitas sehari-hari, kelesuan, dan
ketidakseimbangan kemampuan untuk berkonsentrasi.

Anda mungkin juga menyukai