Anda di halaman 1dari 93

SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN


KUALITAS HIDUP PADA PASIEN ULKUS
DIABETIKUM DIWILAYAH KERJA UPT
PUSKESMAS TANJUNG REJO
DELI SERDANG

OLEH
SALMA SAFITRI
170204072

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS FARMASI DAN ILMUKESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2021
SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN


KUALITASHIDUP PADA PASIEN ULKUS
DIABETIKUM DI WILAYAH KERJA UPT
PUSKESMAS TANJUNG REJO
DELI SERDANG

Skripsi / Skripsi ini diajukan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana


Keperawatan (S.Kep) di Program Studi Ners Fakultas Keperawatan
& Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia

OLEH
SALMA SAFITRI
170204072
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah di bimbing dan di periksa oleh dosen


pembimbing dan layak untuk di presentasikan di dalam sidang skripsi

Medan, Agustus 2021


Pembimbing

(Ns. Agnes Silvina Marbun,M.Kep)

Disetujui oleh
Program Studi Keperawatan
Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari
Mutiara Indonesia

Ketua

(Ns. Marthalena Simamora, S.Kep.,M.Kep)

i
PERNYATAAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS


HIDUP PASIEN ULKUS DIABETIKUM DIWILAYAH KERJA
UPTPUSKESMAS TANJUNG REJO DELI SERDANG

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan
belum pernah di ajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan di
suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah di tulis dan diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis
yang di cantumkan dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Agustus 2021


Peneliti

Salma Safitri
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Diri
Nama : Salma Safitri
Tempat/Tanggal Lahir : Sukabumi / 15 Januari 1999
Agama : Islam
Anak ke : 1 (Satu) dari 4 (Empat) bersaudara
Alamat : Jalan Sudirman, Desa Cinta Rakyat, Dusun III,
Percut SeiTuan
No. HP :085834256244
Email : salmasafitri1501@gmail.com

II. Data Orang Tua


Nama Ayah : Iyan Sofyan
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Nama Ibu : Neti Rohaeti
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Jalan Sudirman, Desa Cinta Rakyat, Dusun III,
Percut Sei Tuan

III. Pendidikan
Tahun2005-2011 : SDNEGRI 104209SAENTIS
Tahun2011 –2014 : SMP NEGRI 3 PERCUT SEI TUAN
Tahun2014-2017 : SMA NEGRI 1 PERCUT SEITUAN
Tahun2017-Sekarang : Sedang menyelesaikan pendidikanSarjana
Keperawatan di Program Studi Keperawatan
Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARAINDONESIA

Skripsi, Agustus 2021


SalmaSafitri
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pada Pasien
Ulkus Diabetikum Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli
Serdang Tahun 2021
xiii + 47 hal + 6 tabel + 1 Skema + 15lampiran

ABSTRAK

Ulkus diabetikum merupakan luka yang dialami oleh penderita diabetes melitus
pada area kaki dengan kondisi luka mulai dari luka superficial, nekrosis kulit,
sampai luka dengan ketebalan penuh, yang dapat meluas kejaringan lain seperti
tendon, tulang dan persendian. Ulkus diabetikum akan berdampak pada kondisi
yang membuat mobilitas pada penderitanya terganggu sehingga membutuhkan
dukungan keluarga. Dukungan keluarga sangat penting pada kualitas hidup pasien
ulkus diabetikum karena dengan dukungan keluarga yang baik akan berpengaruh
terhadap kualitas hidup pasiennya. Tujuan penelitian Untuk mengetahui hubungan
dukungan keluarga dengan kualitas hidup pada pasien ulkus diabetikum di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang tahun 2021. Jenis
penelitian ini adalah Analitik Korelasi dengan desain Cross Sectional. Sampel
dalam penelitian sebanyak 35 responden dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan Total Sampling. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value 0,001 < α
0,05 yang menandakan ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga
dengan kualitas hidup pada pasien ulkus diabetikum di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang tahun 2021. Dengan nilai koefisien
korelasi r = 0,551 yang artinya hubungan antara dukungan keluarga dan kualitas
hidup pada pasien ulkus diabetikum kuat. Semakin baik dukungan keluarga maka
semakin baik kualitas hidup pasien ulkus diabetikum. Diharapkan kepada
responden untuk bisa mengatur pola tidurnya dengan baik, mengurangi makan-
makanan yang berlemak, bersantan serta harus rutin melakukan perawatan luka
pada pasien ulkus agar luka dapat sembuh dengan baik dan mengikuti kegiatan
yang berhubungan pemulihan ulkus diabetikum serta melibatkan keluarga dalam
setiap kegiatan yangdirencanakan.

Kata kunci : Ulkus Diabetikum , Dukungan Keluarga , Kualitas Hidup


Daftar Pustaka : 34 (2010-2020)
NURSING STUDY PROGRAM
FACULTY OF PHARMACEUTICAL AND HEALTH
SCIENCES SARI MUTIARA INDONESIA UNIVERSITY

Scription, August
2021 Salma Safitri

Relationship between Family Support and Quality of Life in Diabetic Ulcer


Patients in the Work Area of UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang in
2021
xiii + 47 pages + 6 tables + 1 Scheme + 15 attachments

ABSTRACT

Diabetic ulcers are wounds experienced by people with diabetes mellitus in the
foot area with wound conditions ranging from superficial wounds, skin necrosis,
to full-thickness wounds, which can extend to other tissues such as tendons, bones
and joints. Diabetic ulcers will have an impact on conditions that make mobility
of the sufferer impaired so that it requires family support. Family support is very
important in the quality of life of diabetic ulcer patients because good family
support will affect the quality of life of the patient. The purpose of the study was
to find out the relationship between family support and quality of life in diabetic
ulcer patients in the Tanjung Rejo Deli Serdang Health Center UPT Work Area in
2021. This type of research was Correlation Analytical with a Cross Sectional
design. The sample in the study was 35 respondents with a sampling technique
usingTotalSampling.Theresultsofstatisticaltestsobtainedpvalueof0.001<
0.05 which indicates there is a significant relationship between family support
and quality of life in diabetic ulcer patients in the Working Area of UPT
Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang in 2021. With a correlation coefficient
value of r = 0.551, which means that the relationship between family support and
quality of life in diabetic ulcer patients is strong. The better the family support,
the better the quality of life of diabetic ulcer patients. Respondents are expected to
be able to regulate their sleep patterns well, reduce eating fatty foods, coconut
milk and must routinely carry out wound care for ulcer patients so that wounds
can heal properly and participate in activities related to diabetic ulcer recovery
and involve the family in every plannedactivity.

Keywords : Diabetic Ulcers, Family Support, Quality of


Life Bibliography : 34(2010-2020)

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan anugerahnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
yangberjudul “Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien
Ulkus Diabetikum Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli
Serdang”.

Dalam penyelesaian skripsiini merupakan salah satu persyaratan dalam


menyelesaikan pendidikan sarjana keperawatan pada Program Studi Keperawatan
Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia. Selama
proses penyusunan skripsi penelitian ini, begitu banyak bantuan, nasehat dan
bimbingan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini, peneliti mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu :
1. Dr. Parlindungan Purba, SH, MM Selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara
Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth, SP, M.Kes selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
IndonesiaMedan.
3. Taruli Rohana Sinaga, SP, MKM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Dr. Budi Afrian M.Kes, selaku Kepala UPT Puskesmas Tanjung Rejo yang
telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian di
UPT Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang.
5. Ismail SSTP, MSP, selaku Camat Percut Sei Tuan yang telah memberikan
kesempatankepadasayauntukmelakukanpenelitiandi Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Tanjung Rejo DeliSerdang.
6. Ns. Marthalena Simamora, S.Kep, selaku Ketua Program Studi Keperawatan
Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari MutiaraIndonesia.
7. Ns. Agnes Silvina Marbun, M.Kep, selaku ketua Penguji yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan banyak arahan serta
masukan kepada penelitisehingga skripsi ini dapat terselesaikan denganbaik.
8. Ns. Amila, M.Kep, Sp.Kep.MB, selaku Penguji 1 yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan arahan dan saran kepada peneliti dalam
menyelesaikan skripsiini.
9. Ns. Novita Aryani, S.Kep, M.Biomed, selaku Penguji II yang telah
meluangkan waktu untuk memberi masukansaran untuk kelengkapan skripsi
ini sehingga dapat terselesaikandenganbaik.
10. Seluruh staf pengajar Universitas Sari Mutiara Indonesia yang telah
membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
11. Teristimewa kepada orang tua tercinta, BapakIyan Sofyan dan Ibu Neti
Rohaeti serta adik- adik saya tersayang Sekar Destiana, Galuh Tiansyah Putra
Pakuan dan M. Filar Falufi yang telah banyak memberikan semangat, doa
restu dan kasih sayang baik berupa moral maupun material kepada peneliti
dalam penyusunan skripsiini.
12. Ucapan Terimakasih kepada sahabat saya Girls Squad yang memberikan
motivasi dan dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsiini.
13. Teman-teman seperjuangan seluruh mahasiswa tingkat akhir yang telah
berjuang bersama-sama dan saling mendukung dengan peneliti dalam
menyelesaikan skripsiini.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih memiliki kekurangan


sehingga peneliti mengharapkan bersifat membangun dan dapat bermanfaat bagi
semua pihak khususnya dalam bidang keperawatan. Akhir kata Peneliti
mengucapkan terimakasih.

Medan, Agustus 2021


Penulis

(Salma Safitri)
DAFTAR ISI

Halaman
COVER LUAR
COVER DALAM
PERNYATAAN PERSETUJUAN................................................................ i
PERNYATAAN.............................................................................................. ii
DAFTAR RIWAYATHIDUP...................................................................... iii
KATAPENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTARISI................................................................................................... vi
DAFTARSKEMA......................................................................................... ix
DAFTARTABEL.......................................................................................... x
DAFTARLAMPIRAN.........................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 LatarBelakang............................................................................ 1
1.2 RumusanMasalah....................................................................... 4
1.3 TujuanPenelitian........................................................................ 4
1.3.1Tujuan Umum.................................................................... 4
1.3.2Tujuan Khusus................................................................... 5
1.4 ManfaatPenelitian...................................................................... 5

BAB 2 LANDASANTEORI....................................................................... 6
2.1 DukunganKeluarga.................................................................... 6
2.1.1 DefinisiDukungankeluarga.............................................. 6
2.1.2 JenisDukunganKeluarga.................................................. 6
2.1.3 Sumber DukunganKeluarga............................................. 9
2.1.4 Manfaat DukunganKeluarga............................................ 9
2.1.5 Faktor Yang MempengaruhiDukungan Keluarga...................10
2.2 KonsepKualitas Hidup......................................................................12
2.2.1 DefinisiKualitas Hidup............................................................12
2.2.2 Faktor – faktorkualitas hidup...................................................13
2.3 KonsepUlkus Diabetikun..................................................................15
2.3.1 DefinisiUlkus Diabetikum.......................................................15
2.3.2 EpidemiologiUlkus Diabetikum..............................................15
2.3.3 PatofisiologiUlkus Diabetikum...............................................16
2.3.4 EtiologiUlkus Diabetikum.......................................................16
2.4 ManifestasiKlinik..............................................................................19
2.5 PemeriksaanDiagnostik.....................................................................19
2.6 Klasifikasi.........................................................................................20
2.7 PenulisanTerkait...............................................................................20
2.8 KerangkaKonsep...............................................................................22
2.9 HipotesisPenelitian...........................................................................22

BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................................23


3.1 DesainPenelitian...............................................................................23
3.2 Populasidan Sampel..........................................................................23
3.2.1 Populasi...................................................................................23
3.2.2 Sampel.....................................................................................23
3.3 Lokasi................................................................................................23
3.4 WaktuPenelitian................................................................................23
3.5 DefenisiOperasional..........................................................................24
3.6 AspekPengukuran.............................................................................24
3.7 Alat dan ProsedurPengumpulan data................................................26
3.7.1 AlatPengumpulan Data............................................................26
3.7.2 ProsedurPengumpulanData.....................................................26
3.8 EtikaPenelitian..................................................................................27
3.9 Pengolahan Data danAnalisaData.....................................................29
3.9.1 PengolahanData.......................................................................29
3.10AnalisaData.......................................................................................30

BAB 4 HASILDAN PEMBAHASAN...............................................................31


4.1 HasilPenelitian..................................................................................31
4.2 Analisaunivariat................................................................................32
4.3 AnalisaBivariat.................................................................................34
4.4 Pembahasan.......................................................................................35
4.4.1 Interpretasi Hasil danDiskusi Hasil.........................................35
4.4.2 KeterbatasanPenelitian............................................................46

BAB 5 KESIMPULANDAN SARAN...............................................................47


5.1 Kesimpulan.......................................................................................47
5.2 Saran.................................................................................................47

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR SKEMA

Halaman
Skema 2.1KerangkaKonsep..................................................................................22
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi ulkus diabetikum menurut Wagner – Meggitt ............ 20
Tabel 3.1 Defenisi Operasional ..................................................................... 24
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Dan PersentaseBerdasarkan Karakteristik
Responden Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli
Serdang(N=35).............................................................................. 33
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Frekuensi Dukungan Keluarga
Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo Tahun 2021
(N=35 ........................................................................................... 34
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Frekuensi Kualitas HidupPasien
Ulkus Diabetikum Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung
Rejo Tahun2021 (N=35) ............................................................... 34
Tabel 4.4 Hubungan frekuensi Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup
Pasien Ulkus Diabetikm Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Tanjung Rejo Deli Serdang Tahun 2021(N=35) .......................... 35

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 Surat Izin Survei Awal


Lampiran2 Surat Balasan Izin SurveiAwal
Lampiran3 Lembar Pernyataan Menjadi RespondenPenelitian
Lampiran4 Lembar Kuesioner Dukungan Keluarga dan KualitasHidup
Lampiran5 Surat Izin Penelitian Di Universitas Sari Mutiara Indonesia
Untuk Upt Puskesmas TanjungRejo
Lampiran6 Surat Balasan Izin Penelitian Dari Kecamatan Percut SeiTuan
Lampiran7 Surat Izin Penelitian Dari Universitas Sari Mutiara
Indonesia UntukKecamatan
Lampiran8 Surat balasan izin penelitian dari kecamatan percut seituan
Lampiran9 MaterData
Lampiran10 Output SPSS Hasil PengolahanData
Lampiran11 Sertifikat Uji Etik
Lampiran12 LembarKonsul
Lampiran13 Lembar Konsul RevisiProposal
Lampiran14 Dokumentasi
Lampiran15 Surat Izin Kuesioner

xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang

Ulkus diabetikum adalah luka yang dialami oleh penderita diabetes mellitus
pada area kaki dengan kondisi luka mulai dari luka superficial, nekrosis kulit,
sampai luka dengan ketebalan penuh, yang dapat meluas ke jaringan lain
seperti tendon, tulang dan persendian, jika ulkus dibiarkan tanpa
penatalaksanaan yang baik akan mengakibatkan infeksi atau gangren. Ulkus
diabetikum disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya kadar glukosa darah
yang tinggi dan tidak terkontrol, neuropati perifer atau penyakit arteri perifer
(Setiyawan, 2016).

Berdasarkan Word Health Organization (WHO) lebih dari 150 juta penduduk
dunia di tahun 2016 menderita diabetes dan hampir seperempat beresiko
memiliki ulkus diabetikum. 25% kasus ulkus diabetikum berdampak pada
amputasi organ. 40% kasus ulkus diabetikum dapat dicegah dengan
perawatan luka yang baik. 60% kasus ulkus diabetikum berkaitan erat dengan
neuropati perifer. diAsia akan naik sampai 90% dalam 20 tahun kedepan.
Indonesia menempati urutan ke-4 dengan jumlah penderita diabetes terbesar
didunia setelah India, China, dan Amerika Serikat (WHO, 2016). Hasil
Riskesdas (2018) menunjukan bahwa prevalensi diabetes melitus di Indonesia
berdasarkan diagnose dokter pada umur ≥ 15 tahun sebesar 2%. Angka ini
menunjukan peningkatan dibandingkan pada tahun 2013 sebesar 1,5%. Dan
dari hasil pemeriksaan gula darah meningkat dari 6,9% pada tahun 2013
menjadi 8,5% pada tahun 2018. Angka ini menunjukan bahwa baru sekitar
25% penderita diabetes yang mengatahui bahwa dirinya menderita diabetes.
Sementara di provinsi Sumatra utara penderita diabetes mencapai 2,4% dari
total penduduk yang ada (Kemenkes, 2018).

Berdasarkan data dari UPT Puskesmas Tanjung Rejo Kabupaten Deli Serdang
di tahun 2019 jumlah penderita DM sebanyak 430 kasus dengan jenis kelamin
perempuan 287 kasus dan laki – laki sebanyak 143 kasus. Sejumlah 26 kasus
1
2

yang mengalami ulkus diabetikum dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 9


kasus dan perempuan 17 kasus. Kemudian terjadi peningkatan di tahun 2020
jumlah penderita DM sebanyak 533 kasus dengan jenis kelamin perempuan
berjumlah 355 kasus dan laki – laki 178 kasus. Sejumlah 35 kasus yang
mengalami ulkus diabetikum dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 10
kasus dan perempuan sebanyak 25 kasus. Hal ini menunjukkan ulkus
diabetikum adalah salah satu masalah utama di UPT Puskesmas Tanjung
Rejo.

Diabetes Melitus (DM) saat ini menjadi masalah kesehatan yang sering
ditemukan masyarakat karena komplikasinya yang bersifat akut maupun
kronik. Komplikasi yang dapat terjadi yaitu ulkus diabetikum yang berupa
luka terbuka pada permukaan kulit yang disertai dengan adanya kematian
jaringan setempat (Gaol et al., 2017). Ulkus diabetikum adalah komplikasi
yang paling ditakuti oleh pasien karena berkurangnya suplai darah kejaringan
menyebabkan kematian jaringan dan diperparah dengan infeksi bakteri yang
dapat menyebabkan amputasi jaringan bahkan berdampak luas karena dapat
menyebabkan kematian, morbiditas, peningkatan biaya perawatan, dan
penurunan kualitas hidup (Bilous & Donelly, 2015).

Ulkus Diabetikum juga dapat mempengaruhi kualitas hidup dari


penderitanya, seperti kesehatan psikologi, fungsi fisik, dan peranan sosial.
Kualitas hidup merupakan salah satu kriteria utama untuk mengetahui
intervensi pelayanan kesehatan seperti morbiditas, mortalitas, fertilitas dan
kecacatan.Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan kualitas hidup
penderita seperti sering mengontrol gula darah, pola makan,aktivitas pola diet
sehat, dan aktivitas fisik, serta dukungan dari keluarga. Dukungan keluarga
sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup penderita ulkus diabetikum yang
diasumsikan memiliki masa-masa sulit seperti berbenah diri (Meidikayanti &
Wahyuni, 2017). Dukungan keluarga juga memiliki tipe yang harus dipenuhi
seperti dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukunganinformasi
3

dan dukungan emosional yang dibutuhkan oleh penderita ulkus diabetikum


untuk mempertahankan maupun meningkatkan kualitas hidup (Ruslan, 2016).

Penelitian Nuryanto tahun 2019 mendapatkan hasil bahwa ada hubungan


Dukungan keluarga dengan kualitas hidup pada pasien diabetes melitus tipe 2
di Puskesmas Helvetia Medan. Di dapatkan 26 responden menyatakan lebih
banyak kualitas hidupnya tidak baik yaitu17orang (79,2%). Keluarga
mendukung terhadap kualitas hidupnya lebih banyak dengan tidak baik yaitu
19 orang (89,5%). Sehingga dapat dinyatakan keluarga mendukung terhadap
kualitas hidup penderita DM tipe 2, lebih banyak kualitas hidupnya tidak
baik. Maka dariitu, dukungan keluarga sangat diperlukan dalam menunjang
kesehatan penderita DM tipe 2. Penderita merasa perlu adanya dukungan
keluarga yang membuat mereka memiliki semangat positif dalam menjalani
hidup dengan DM tipe2.

Sementara penelitian yang dilakukan oleh Nur Khasanah tahun 2019


mengenai Hubungan Dukungan Keluarga DenganKualitas Hidup
PasienDiabetes Melitus Tipe II Di Puskesmas Gamping II diketahui bahwa
dari 72 responden yang mempunyai dukungan keluarga cukup dengan
kualitas hidup cukup sebanyak 4 responden (66,7%), dukungan keluarga
cukup dengan kualitas hidup kurang sebanyak 2 responden (33,3%).
Dukungan keluarga kurang dengan kualitas hidup cukup sebanyak 47
responden (71,2%), dukungan keluarga kurang dengan kualitas hidup kurang
sebanyak 19 (28,8%). Hasil uji korelasi Kendall Tauantaradukungan keluarga
dengan kualitas hidup dapat diperoleh nilai p value yaitu 0,816, maka dapat
disimpulkan tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup
pada pasien diabetes melitus tipe II di puskesmas gamping II. Dengan
keeratan hubungan -0,028 menunjukkan bahwasannya tidak adanya keeratan
hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pada pasien diabetes
melitus tipe II di puskesmas gamping II. keluarga disarankan lebih
meningkatkan pemberian dukungan keluarga terhadap pasien diabetesmelitus
4

tipe II baik dari dukungan emosional, instrumental, dan informasi. Sehingga

pasien akan lebih terdorong untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Hasil studi pendahuluan di UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang pada
tahun 2020 dengan rentang waktu dari Januari-Desember sebanyak 35 orang
mengalami Ulkus Diabetikum. Dari wawancara yang dilakukan terhadap 10
pasien penderita ulkus diabetikum yang berkunjung ke UPT Puskesmas
Tanjung Rejo, didapatkan bahwa 7 responden mengatakan tidak mengetahui
adanya dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien ulkus diabetikum.
Tingginya angka kejadian ulkus diabetikum di UPT Puskesmas Tanjung Rejo
Deli Serdang menyarankan terlibatnya keluarga yang bertujuan untuk selalu
memberikan dukungan dan memberikan kualitas hidup yang baik kepada
pasien ulkus diabetikum.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan ini, maka penulis tertarik untuk


mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pada pasien
Ulkus Diabetikum di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli
Serdang 2021.

1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan pada latar belakang maka
rumusan masalah yang akan diteliti yaitu apakah ada “Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pada Pasien Ulkus Diabetikum Di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo Kabupaten Deli Serdang?”

1.3 TujuanPenelitian
1.3.1 TujuanUmum
Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup
pada pasien ulkus diabetikum di UPT Puskesmas Tanjung Rejo
Kabupaten Deli Serdang.
5

1.3.2 TujuanKhusus
1. Untuk mengetahui dukungan keluarga pada pasien ulkus diabetikum
di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo Kabupaten Deli
Serdang.
2. Untuk mengetahui kualitas hidup pasien ulkus diabetikum di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo Kabupaten Deli
Serdang.

1.4 ManfaatPenelitian
1. Pasien
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bagian dalan meningkatkan
kesadaran keluarga terhadap pentingnya dukungan keluarga pada pasien
ulkus diabetikum di Wilayah Kerja UPT Tanjung Rejo Kabupaten Deli
Serdang.

2. Puskesmas UPT TanjungRejo


Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi puskesmas
UPT Tanjung Rejo untuk memberikan edukasi kepada keluarga penderita
ulkus diabetikum tentang pentingnya dukungan kelurga dengan kualitas
hidup pasien ulkus diabetikum.

2. Penelitian Selanjutnya
Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dari hasil penelitian ini bisa
digunakan sebagai data dukungan terhadap penelitian yang berkaitan
dengan ulkus diabetikum.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 DukunganKeluarga

2.1.1 Definisi Dukungankeluarga


Dukungan keluarga merupakan proses yang terjadi sepanjang masa
kehidupan, sifat, jenis, dan juga berbagai tahap-tahap siklus kehidupan.
Dukungan keluarga dapat berupa dukungan sosial internal, seperti
dukungan suami, istri, atau dukungan dari saudara kandung dan dapat
berupa juga dukungan eksternal seperti dukungan dari sahabat,
tetangga, keluarga besar maupun praktisi kesehatan.Dukungan keluarga
juga berfungsi dalam berbagai kepandaian dan akal seperti
meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga (Pudyasti & Sugiyanto,
2017)

Dukungan keluarga memiliki peranan penting dalam penentuan


keyakinan dan nilai kesehatan individu. Dukungan keluarga merupakan
sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya.
Anggota keluarga akan selalu berfikiran bahwa keluarga adalah orang
yang akan mendukung, selalu siap memberikan pertolongan, dan
bantuan jika dibutuhkan.Dukungan keluarga adalah sebuah proses yang
terjadi sepanjang hidup (Friedman,2013).

Dukungan keluarga dimaknai dengan bantuan dari anggota keluarga


dengan tujuan memberikan perasaan nyaman berupa fisik maupun
psikologi terhadap seseorang dalam situasi stress (Damanik, 2020)

2.1.2 Jenis DukunganKeluarga


Jenis – jenis dukungan keluarga menurut Sarafino dalam (Ruslan, 2016)
terdiri dari :
1. Dukungan penilaian ataupenghargaan
Dukungan penghargaan adalah suatu bentuk dukungan dalam bentuk
penghargaan berdasarkan kondisi pasien. Penilain ini berisifat positif

6
7

maupun negatif yang dapat mempengaruhi pasien. Dukungan ini


sangat berarti bagi pasien jika dukungannya bersifat penilaian positif
(Prasetyawati, 2014). Dukungan ini juga merupakan dukungan yang
terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap
individu.Individu mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara
tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi pengharapan positif
individu kepada individu lain, penyemangat, persetujuan terhadap
ide – ide atau perasaan seseorang dan perbandingan positif seseorang
dengan orang lain, misalnya orang yang kurang mampu. Dukungan
keluarga dapat membantu meningkatkan strategi koping individu
dengan strategi – strategi alternatif berdasarkan pengalaman yang
berfokus pada askep-askep yang positif meliputi Keluarga berfungsi
sebagai pembimbing dan menengahi masalah sebagai sumber,
pemecahan masalah, dan validator identitas keluarga, diantaranya
memberikan support, penghargaan, umpan balik, peranan sosial, dan
afirmasi(Ruslan,2016).

2. DukunganInstrumental
Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmani seperti
pelayanan, bantuan financial dan material berupa bantuan nyata
(Instrumental Support Material Support ), suatu kondisi dimana
benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah praktis,
termasuk di dalamnya bantuan langsung, seperti saat seseorang
( Instrumental Support Material Support), suatu kondisi dimana
benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah praktis,
termasuk di dalamnya bantuan langsung, seperti saat seseorang
member atau meminjamkan uang, membantu pekerjaan sehari – hari,
menyampaikan pesan, menyediakan trasportasi, menjaga dan
merawat saat sakit ataupun mengalami depresi yang dapat membantu
memecahkan masalah. Dukungan nyata paling efektif bila dihargai
oleh individu dan mengurangi depresi individu. Pada dukungannyata
8

keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan


nyata. Contohnya adalah keluarga menyediakan peralatan lengkap
bagianggota keluarga yang sakit, menyediakan obat-obat yang
dibutuhkan(Luthfiyaningtyas, 2016).

3. DukunganInformasional
Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung
bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah,
memberikan nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang
apa yang dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat menyediakan
informasi dengan menyarankan tentang dokter, terapi yang baik bagi
dirinya, dan tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stress.
Individu yang mengalami depresi dapat keluar dari masalahnya dan
memecahkan masalahnya dengan dukungan dari keluarga dengan
menyediakan feed back. Pada dukungan informasi ini keluarga
sebagai penghimpun informasi dan pemberi informasimeliputi
pemberian nasehat, ide-ide, informasi, pengarahan yang dibutuhkan
pasien(Luthfiyaningtyas, 2016).

4. Dukunganemosional
Selama depresi berlangsung, individu sering menderita secara
emosional, sedih, cemas, dan kehilangan harga diri. Jika depresi
mengurangi perasaan seseorang akan hal dimiliki dan dicintai.
Dukungan emosional memberikan individu perasaan nyaman,
merasa dicintai saat mengalami depresi, bantuan dalam bentuk
semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang
menerimanya merasa berharga.Pada dukungan emosional ini
keluarga menyediakan tempat istirahat dan memberikan semangat
meliputi mengurangi beban yang ditanggung oleh pasien karena
pasien merasa diperhatikan oleh orang lain yang mau mendengar
ceritanya, memperhatikannya, bersimpati, empati bahkan mau
memecahkan masalah yang dihadapi (Ruslan,2016).
9

2.1.3 Sumber DukunganKeluarga


Sumber dukungan keluarga adalah sumber dukungan sosial keluarga
yang dapat berupa dukungan sosial keluarga secara internal seperti
dukungan dari suami atau istri serta dukungan dari saudara kandung
atau dukungan sosial keluarga secara eksternal seperti paman dan bibi
(Ruslan,2016).

Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan sosial yang


dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses atau
diadakan untuk keluarga yaitu dukungan sosial bisa atau tidak
digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang
bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan
jika diperlukan (Friedman, 2013).

2.1.4 Manfaat DukunganKeluarga


Menurut Dermawan & Rusdi (2013), Dukungan sosial keluarga
memiliki efek terhadap kesehatan dan kesejahteraan yang berfungsi
secara bersamaan.Adanya dukungan yang kuat berhubungan dengan
menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit, fungsi kognitif,
fisik, dan kesehatan emosi. Selain itu, dukungan keluarga memiliki
pengaruh yang positif pada pemyesuaian kejadian dalam kehidupan
yang penuh dengan stress.

Dukungan sosial keluarga adalah sebuahproses yang terjadi sepanjang


masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial keluarga berbeda-beda
dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Namun demikian dalam
semua tahap siklus kehidupan, dukungan sosial keluarga membuat
keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal.
Sebagai akibatnya hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi
keluarga. dukungan keluarga akan meningkatkan (Friedman, 2013) :
10

1. Kesehatan fisik, individu yang mempunyai hubungan dekat dengan


orang lain jarang terkena penyakit dan lebih cepat sembuh jika
terkena penyakit dibanding individu yangterisolasi.

2. Manajemen reaksi stres, melalui perhatian, informasi, dan umpan


balik yang diperlukan untuk melakukan koping terhadapstres.

3. Produktivitas, melalui peningkatan motivasi, kualitas penalaran,


kepuasan kerja dan mengurangi dampak streskerja.

4. Kesejahteraan psikologis dan kemampuan penyesuaian diri melalui


perasaan memiliki, kejelasan identifikasi diri, peningkatan harga diri,
pencegahan neurotisme dan psikopatologi, pengurangan dister dan
penyediaan sumber yangdibutuhkan.

2.1.5 Faktor Yang Mempengaruhi DukunganKeluarga


Menurut Purnawan (2017) terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi dukungan keluarga sebagai berikut :
1. Faktorinternal
a. Tahapperkembangan
Setiap tahapan perkembangan akan mempengaruhi jenis dan
penerimaan terhadap dukungan yang diberikan. Keluarga dengan
usia balita dan lansia akan memiliki respon yang berbeda terhadap
dukungan dan perubahan kesehatan yang dirasakan.

b. Pendidikan dan tingkatpengetahuan


Keyakinan seseorang terhadap adanya dukungan dipengaruhi oleh
tingkat pengetahuan, latar belakang pendidikan, dan pengalaman
masa lalu. Tingkat pengetahuan ini akan berpengaruh terhadap
cara berfikir dan memahami hal-hal yang berhubungan
denganpenyakit dan mampu menggunakan pengetahuannya untuk
menjaga kesehatan dirinya.
11

2. Faktoremosi
Faktor emosional berpengaruh terhadap keyakinan adanya dukungan
dan cara melakukannya. Faktor emosional sangat berpengaruh
terhadap koping yang akan dijalankan oleh seseorang. Jika seorang
individu mampu melakukan koping secara emosional maka akan
berpengaruh terhadap penerimaan diri terhadap penyakit dan
keyakinan dalam melakukan pengobatan untuk mencapai
kesembuhan.

3. Faktorspiritual
Faktor spiritual berpengaruh terhadap nilai dan keyakinan seseorang.
Faktor ini akan mempengaruhi individu dalam kehidupan sehari-
hari, mempengaruhi hubungan individu dengan keluarga ataupun
teman, dan mempengaruhi cara seorang individu dalam mencari
harapan dan maknakehidupan.

4. Faktoreksternal
a. Praktikdikeluarga
Praktik yang biasanya dilakukan didalam lingkungan keluarga
akan berpengaruh terhadap cara individu dalam mengelola
kesehatan. Keluarga yang terbiasa menjalankan praktik
pencegahan kesehatan akan mempengaruhi individu dalam
melakukan tindakan pencegahan.
b. Faktorsosial
ekonomi Sosial dan ekonomi dapat mempengaruhi individu
dalam mencari dan memberikan dukungan. Seseorang yang
mengalami permasalah kesehatan akan mencari dukungan dari
kelompok sosial disekitarnya yang akan berpengaruh terhadap
reaksi dan pengambilan keputusan terhadap penyakit yang
diderita. Faktor ekonomi akan berpengaruh terhadap kesiagaan
dalammemintapertolongan.Semakintinggitingkatekonomi
12

seseorang maka akan semakin cepat dan tanggap untuk mencari


pertolongan terhadap penyakitnya.
c. Latar belakangbudaya
Budaya yang melatar belakangi sebuah keluarga dapat
mempengaruhi cara pemberian dukungan yang didasarkan pada
keyakinan dan kebiasaan individu tersebut.

2.2 Konsep KualitasHidup


2.2.1 Definisi KualitasHidup
Definisi Menurut beberapa ahli pengertian tentang kualitas hidup
adalah sebagai berikut:
1. Kualitas hidup adalah sesuatu yang subjektif,pengalaman
multidimensi dari kesejahteraan yang dibangun secara budaya
sebagai pencarian keselamatan dan keamanan individu, rasa
integritas dan makna hidup dan rasa memiliki dalam sosial (Adriani,
2018).

2. Kualitas hidup adalah konsep analisis kemampuan individu


untukmendapatkan hidup yang normal dengan tujuan, standart,
harapan dan perhatian secara spesifik terhadap kehidupan yang
dialami yang dipengarhui oleh nilai dan budaya pada suatu
lingkungan individu tersebut (Nursalam,2014).

3. Kualitas hidup adalah bagaimana individu mempersepsikan kebaikan


dari beberapa aspek dalam mempertahankan individu untuk dapat
hidup dengan baik dengan perawatan dan dukungan hingga
datangnya kematian (Bowling,2014)

Word Health Organition Quality of Life Group mendefenisikan kualitas


hidup sebagai persepsi individu dari posisi individu dalam kehidupan,
konteks sosial budaya dan nilai dimana individu hidup dalam kaitannya
dengan tujuan, harapan, standardan kekhawatiran. Kualitas hidup
13

adalah konsep yang luas dari mulai terpengaruh dengan cara yang
kompleks dengan kesehatan fisik individu, keadaan psikologis,
keyakinan pribadi, hubungan sosial dan hubungan individu dengan fitur
– fitur penting dari lingkungan individu (Kundu, 2013).

Pendapat Gill & Feinstein (2013) yang mendefinisikan kualitas hidup


sebagai persepsi individu tentang posisinya dalam kehidupan, dalam
hubungannya dengan sistem budaya dan nilai setempat yang
berhubungan dengan cita – cita, pengharapan dan pandangannya yang
merupakan pengukuran multidimensi, tidak terbatas hanya pada efek
fisik maupun pengobatan psikologis.

2.2.2 Faktor – faktor KualitasHidup


Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup antara lain (Kemenkes
RI, 2016):
1. Umur
Salah satu faktor risiko terjadinya gangguan toleransi glukosa, proses
penuaan berpengaruh terhadap perubahan sel β pankreas, yang
menyebabkan perubahan sekresi. Proses penuaan berhubungan
dengan perubahan metabolisme glukasa (Erida 2020). Tipe DM yang
banyak ditemui dimasyarakat adalah tipe–2 dengan persentase 90 –
95 % dan banyak dialami pada usia dewasa >40 tahun. Terjadinya
resistensi insulin pada DM tipe–2 lebih dominan diusia 40-65 tahun,
kegemukan serta memiliki riwayat keluarga DM ( Herdianti, 2017).
Pasien DM diatas 40 tahun memengaruhi kualitas hidup lebih rendah
artinya sehubungan bertambahnya umur paisen diabetes
menyebabkan disfungsi dan anatomi tubuh sehingga mengganggu
toleransi glukosa dan resistensi insulin. Keadaan ini menimbulkan
masalah seperti fisik, sosial, psikologi serta menyebabkan
keterbatasan yang berpengaruh pada kualitas hidup dengan
bertambahnya usia menjadikan penurunan kemampuan diri
(Herdianti, 2017).
14

2. JenisKelamin
Jenis kelamin laki-laki mempunyai kualitas hidup lebih baik
dibandingkan penderita DM berjenis kelamin perempuan. Keadaan
menyatakan umumnya laki-laki memiliki rasa puas yang tinggi akan
kesehatan mental serta lebih merasa dalam kondisi lebih baik
walaupun menderita DM dibandikan dengan perempuan
(Purwaningsih, 2018).

3. TingkatPendidikan
Tingkat pendidikan yang rendah dan kurangnya aktifitas fisik pada
kualitas hidup didapatkan pada kelompok yang berpendidikan tinggi
yang mencari informasi lebih banyak dan pendidikan rendah akan
mengakibatkan rendahnya kualitas hidup pada pasien DM (Erida
2020).

4. KepatuhanDiet
Salah satu kendala dalam meningkatkan kesehatan DM yaitu
menekankan kepatuhan menjalankan prinsip diet, karena dengan
menjaga pola diet kunci keberhasilan dalam pengendalian penyakit
DM dalam mempertahankan hasil pemeriksaan glukosa darah tetap
normal maka akan mudah penderita DM mempertahankan kondisi
tubuhnya agar tidak terjadi komplikasi yang serius seperti jantung,
stroke, gagal ginjal ( Hartanto, 2016).

Dalam bidang kesehatan dan aktivitas pencegahan penyakit, kualitas


hidup dijadikan sebagai aspek untuk menggambarkan kondisi
kesehatan. Adapun menurut Fiona dan Fajrianthi, (2013) kualitas
hidup adalah tingkatan yang mengambarkan keunggulan seorang
individu yang dapat dinilai dari kehidupan mereka. Kualitas hidup
individu tersebut biasanya dapat di nilai dari kondisi fisiknya,
psikologis, hubungan sosial dan lingkungannya.
15

2.3 Konsep UlkusDiabetikun


2.3.1 Definisi UlkusDiabetikum
Ulkus diabetikum adalah salah satu bentuk komplikasi kronik diabetik
melitus berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang disertai adanya
kematian jaringan setempat. Ulkus diabetikum merupakan luka trbuka
permukaan kulit karena danya komplikasi makroangiopati sehingga
terjadinya vaskuler insufisiensi dan beuropati, terdapat luka pada
penderita tidak dirasa dan dapat berkembang menjadi infeksi
disebabkan oleh bakteri aerob maupun anaerob (Juliatman,2016).

2.3.2 Epidemiologi UlkusDiabetikum


Menurut Afif (20015) The National Institute of Diabetik and Digestive
and Kidney Disease, diperkirakan 16 juta orang Amerika Serikat
menderita diabetes dan jutaan diantaranya berisiko untuk menderita
diabetes.Dari keseluruhan penderita diabetes, 15% menderita ulkus
dikaki, dan 12-14% menderita ulkus dikaki yang diharuskan amputasi.
Separuh lebih amputasi non trauma akibat dari komplikasi ulkus
diabetik disertai tingginya mortaliats, reamputasi dan amputasi kaki
kontra lateral. Bahkan setelah hasil perawatan penyembuhan luka,
angka kekambuhan diperkirakan sekitar 66% dan risiko amputasi
meningkat menjadi 12% (Putri & Bahri,2016).

Ulkus diabetikum dapat terjadi akibat berbagai faktor seperti kadar


glukosa yang tinggi dan tidak terkontrol, perubahan mekanis dalam
kelainan formasi tulang kaki, tekanan pada area kaki, neuropati perifer,
dan penyakit arteri perifer aterosklerotik yang sering terjadi pada pasien
DM. Gangguan neuropati dan vaskular merupakan faktor utama yang
menyebabkan terjadinya luka yang biasa disebut neuropati perifer.
Selain itu, gangguan sirkulasi yang disebut pheripheral vascular disease
yang terjadi pada pasien DM berdampak pada kerusakan saraf-saraf
kaki (IDF,2017).
16

Diabetik neuropati juga berdampak pada sistemsaraf autonom yang


mengkontrol otot-otot halus, kelenjar, dan organ viseral. Gangguan
tersebutakan berdampak pada gangguan sirkulasi darah sehingga
kebutuhan nutrisi dan metabolisme di area tersebut terganggu dan
menyebabkan nutrisi tidak teralirkan hingga ke perifer. Hal tersebut
berdampak pada kulit menjadi kering dan mudah rusak, sehingga akan
rentan untuk terjadi luka dan infeksi. Dampak lainnya adalah hilanya
sensasi terhadap nyeri, tekanan, dan perubahan temperatur (IDF, 2017).

2.3.3 Patofisiologi UlkusDiabetikum


Ulkus diabetik diawali dengan adanya hiperglikemia pada pasien
dianetes melitus menyebabkan kelaian pada saraf dikaki (neuropati
perifer).Kelainan diantaranya adalah neuropati sensorik, motorik dan
autonomik.Saraf autonomik adalag saraf yang mengontrol fungsi otot-
otot halus, kelenjar dan organ visceral.Dengan adanya gangguan pada
saraf autonomi maka terjadilah perubahan tonus otot yang
menyebabkan abnormalnya aliran darah. Oleh karena itu kebutuhan
akan nutrisi dan oksigen maupun pemberian antibiotic tidak dapat
tercukupi atau tidak dapat mencapai jaringan perifer. Yang
menimbulkan kulit menjadi kering, anhidrosis; yang memudahkan kulit
menjadi rusak dan luka sukar sembuh dan menimbulkan kerentanan
infeksi yang mengkontribusi gangrene. Dampak lain terjadi pada saraf
sensorik dan motorik adalah hilangnya sensasi rasa nyeri, tekanan dan
perubahan suhu (Tambun, 2015). Dan yang menyebabkan ulkus
diabetic meliputi neuropati, penyakit arterial, tekanan dan deformitas
kaki (Afif & Tambun2015).

2.3.4 Etiologi UlkusDiabetikum


Merurut Tambun (2015), faktor risiko terjadinya ulkus diabetik terdiri
atas faktor faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor faktor risiko
yang dapat diubah.
17

1 Faktor faktor risiko yang tidak dapatdiubah:


a. Umur
Pada usia tua fungsi tubuh secara fisiologis menurun, hal ini
terkait denganproses penuaan yang menyebabkan terjadinya
penurunan sekresi atau resistensiinsulin sehingga kemampuan
fungsi tubuh terhadap pengendalian glukosa darah yang tinggi
kurang optimal. Penelitian di Swiss yang dikutip oleh Soewondo
(2006) menyatakan bahwa penderita ulkus diabetik 6% pada
usia< 55 tahun dan 74% pada usia ≥ 60tahun.

b. JenisKelamin
Laki-laki menjadi faktor predominan yang berhubungan dengan
terjadinyaulkus. Menurut Prastica, pasien ulkus diabetik yang
diteliti di RSUD Dr.Saiful Anwar Malang adalah laki laki
(53,6%), perempuan (46,4%) (Roza,2015). Namun, penelitian
yang dilakukan oleh Sukatemin di Yogyakarta tahun2015
dijumpai mayoritas responden adalah perempuan (57,3%)
(Sukaterrin,2015).

c. Lama Menderita Diabetes Melitus ≥ 8tahun


Ulkus diabetik terjadi pada pasien diabetes melitus yang telah
menderita 10 tahun atau lebih. Apabila kadar glukosa darah tidak
terkendali akan muncul komplikasi yang berhubungan dengan
vaskuler sehingga mengalami makroargiopati dan mikroangiopati
yang mengakibatkan terjadinya vaskulopati dan neuropati,
sehingga terjadi penurunan sirkulasi darah dan adanya
robekan/luka pada kaki penderita diabetes melitus yang sering
tidak dirasakan karena terjadinya gangguan neuropati perifer.

d. Neurophati (sensorik, motorik,perifer).


Kadar glukosa darah yang tinggi semakin lama akan terjadi
gangguan mikro sirkulasi, berkurangnya aliran darah dan hantaran
18

oksigen pada serabut saraf yang mengakibatkan degenerasi pada


serabut syaraf yang lebih lanjut akan terjadi neuropati. Syaraf
yang rusak tidak dapat mengirimkan sinyal ke otak dengan baik,
sehingga penderita dapat kehilangan indra perasa selain itu juga
kelenjar keringat menjadi berkurang, kulit kering dan mudah
robek. Neuropati perifer berupa hilangnya sensasi rasa yang
berisiko tinggi menjadi penyebab terjadinya lesi yang kemudian
berkembang menjadi ulkus kaki diabetes (Wijaya & Putri,2013).

e. Obesitas.
Pada obesitas dengan index massa tubuh 2 23 kg/m2 (wanita) dan
IMT (index massa tubuh) 2 25 kg/m2 (pria) atau berat badan ideal
yang berlebih akan sering terjadi resistensi insulin. Apabila kadar
insulin melebihi 10 yU/ml, keadaan ini menunjukkan
hiperinsulinmia yang dapat menyebabkan aterosklerosis yang
berdampak pada vaskulopati, sehingga terjadi gangguan sirkulasi
darah sedang/besar pada tungkai yang menyebabkan tungkai akan
mudah terjadi ulkus/ganggren sebagai bentuk dari kaki diabetes
(Wijaya & Putri, 2013).

2 Faktor faktor risiko yang dapat diubah:


a. Tekanandarah
Hipertensi (TD >140/90 mm Hg) pada pasien diabetes melitus
karena adanya viskositas darah yang tinggi akan berakibat pada
menurunnya aliran darah sehingga terjadi defesiensi vaskuler,
selain itu hipertensi yang tekanan darahnya lebih dari 130/80
mmHg dapat merusak atau mengakibatkan lesi pada endotel.
Kerusakan pada endotel akan berpengaruh terhadap
makroangiopati melalui proses adhesi dan agregasi trombosit
yang berakibat vaskuler defisiensi sehingga dapat terjadi hipoksia
pada jaringan yang akan mengakibatkan terjadinyaulkus.
19

b. Hiperlipidemia
Pada pasien diabetes melitus sering dijumpai adanya peningkatan
kadar trigliserida dan kolesterol plasma, sedangkan korsentrasi
HDI, (highdersity - lipoprotein) sebagai pembersih plak biasanya
rendah (≤ 45 mg/dl). Kadar trigliserida ≥ 250 mg/dl, kolesterol
total ≥ 200 mg/dl dan HDL ≤ 35 mg/dl akan mengakibatkan
buruknya sirkulasi ke sebagian besar jaringan dan menyebabkan,
hipoksia serta cedera jaringan, merangsang reaksi peradangan dan
terjadinyaaterosklerosis.

c. Kadar HbA1lc
Secara bivariat terdapat hubungan antara kadarGlycosilated
hemoglobin(HhAIc) dan kaki diabetik dengan p = 0,0001 dan
Odd Ratio sebesar OR 3,1 (CI-95%, p < 0,05) (Femando,2017)

2.4 ManifestasiKlinik
Tanda dan gejala ulkus kaki diabetes seperti sering kesemutan, nyeri kaki saat
istirahat, sensasi rasa berkurang, kerusakan jaringan (nekrosis), penurunan
denyut nadi arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplites, kaki menjadi atrofi,
dingin dan kuku menebal dan kulit kering (Damayanti,2017).

2.5 PemeriksaanDiagnostik
1. Pemeriksaan foto polos pada kaki diabetik dapat menunjukan
demineralisasi dan sendi charcot serta adanyaostomielitis.
2. Computed Tomographic (CT) scan dan Mognetic Resonance Imanging
(MRI) meskipun pemeriksa yang berpengalaman dapat mendiagnosis
abses dengan pemeriksaan fisik, CT scan atau MRI dapat digunakan untuk
membantu diagnosis abses apabila pada pemeriksaan fisik tidakjelas.
3. Bone scaning masinh dipertanyakan kegunaannya kerena besarnya hasil
false positif dan false negatif. Penelitian mutakhir menyebutkan 99mTc-
ciprofoloxacin sebagai penanda (marker) untukosteomielitis.
20

4. Arteriografi konvensional : apabila direncanakan pembedahan vaskuler


atau endovaskuler, arteriografi diperlukan untuk memperlihatkan luas dan
maknapenyakit.

2.6 Klasifikasi
Klasifikasi pada pasien ulkus diabetikum diperlukan untuk mengetahui
gambaran lesi dan kondisi luka. Berikut klasifikasi ulkus diabetikum menurut
Wagner-Meggitt :
Tabel 2.1Klasifikasi ulkus diabetikum menurut Wagner – Meggitt
Grade Deskripsi
0 Tidak terdapat luka, gejala hanya seperti nyeri
1 Ulkus dangkal atau superficial
2 Ulkus dalam mencapai tendon
3 Ulkus dengan kedalaman mencapai tulang
4 Terdapat gangren pada kaki bagian depan
5 Terdapat gangren pada seluruh kaki
Sumber : Doupis, J V,et.al.,(Sari & Muhartono, 2017)

2.7 PenulisanTerkait
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, penerimaan keluarga terhadap
anggota keluarganya yang sakit dan berfungsi sebagai sistem pendukung bagi
anggota keluarga dimana orang yang bersifat mendukung selalu siap
memberikan pertolongan jika diperlukan sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup klien ulkus diabetikum agar selalu memiliki hidup yang
produktif.

Penelitian Laksana (2015) hubungan dukungan keluarga terhadap harga diri


klien ulkus diabetikum di Puskesmas Grogol Petamburan Jakarta Barat
denganuji statistik Mendapat hasil responden yang mendapat dukungan
keluarga (57,170), dan memiliki harga diri tinggi (73,870). Hasil uji statistik
menunjukan terdapat hubungan dukungan keluarga terhadap harga diri klien
ulkus diabetikum di Puskesmas Grogol Petamburan Jakarta Barat (px 0.05).
Dari hasil penelitian tersebut diharapkan keluarga dapat meningkatkan pola
komunikasi dan hubungan interpersonal sehingga dapat memahami
21

kebutuhan emosional, instrumental, informatif, dan penghargaan yang dapat


membantu anggota keluarga yang sakit dalam menghadapi penyakitnya.

Penelitian yang dilakukan Ruslan, (2016) dengan judul hubungan antara


dukungan keluarga dengan harga diri pada pasien ulkus diabetikum di poli
klinik penyakit dalam RSUD Dr. Moewadi mendapatkan hasil bahwa terdapat
hubungan antara dukungan keluarga dengan harga diri pasien ulkus
diabetikum dengan nilai p-value 0.003. Semakin besar dukungan keluarga
maka akan semakin tinggi juga harga diri pasien ulkus diabetikum.

penelitian yang dilakukan Nur Khasanah tahun 2019 mengenai Hubungan


Dukungan Keluarga DenganKualitas Hidup PasienDiabetes Melitus Tipe II
Di Puskesmas Gamping IIdiketahui bahwadari 72 responden yang
mempunyai dukungan keluarga cukup dengan kualitas hidup cukup sebanyak
4 responden (66,7%), dukungan keluarga cukup dengan kualitas hidup kurang
sebanyak 2 responden (33,3%). Dukungan keluarga kurang dengan kualitas
hidup cukup sebanyak 47 responden (71,2%), dukungan keluarga kurang
dengan kualitas hidup kurang sebanyak 19 (28,8%).Hasil uji korelasi Kendall
Tauantaradukungan keluarga dengan kualitas hidup dapat diperoleh nilai p
value yaitu 0,816, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan dukungan
keluarga dengan kualitas hidup pada pasien diabetes melitus tipe II di
puskesmas gamping II. Dengan keeratan hubungan-0,028menunjukkan
bahwasannya tidak adanya keeratan hubungan dukungan keluarga dengan
kualitas hidup pada pasien diabetes melitus tipe II di puskesmas gamping

II.keluarga disarankan lebih meningkatkan pemberian dukungan keluarga


terhadap pasien diabetes melitus tipe II baik dari dukungan emosional,
instrumental, dan informasi. Sehingga pasien akan lebih terdorong untuk

meningkatkan kualitashidupnya.
22

2.8 KerangkaKonsep

Skema 2.1
Kerangka Konsep
Variabelindependen Variabeldependen

Dukungan Keluarga Kualitas hidup

2.9 HipotesisPenelitian
(Ha). Ada hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pada pasien
ulkus diabetikumdi UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 DesainPenelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelasi
dengan menggunakan desain penelitian Cross sectional yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien ulkus
diabetikum diwilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2021 .

3.2 Populasi danSampel


3.2.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien ulkus diabetikum di UPT
Puskesmas Tanjung Rejo Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan data
dari UPT Puskesmas Tanjung Rejo dimana pasien Ulkus diabetikum
yang datang ke puskesmas pada bulan Januari – Desember 2020
sebanyak 35 orang .

3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan jumlah karakteristik yang
dimiliki oleh populasi yang dapat digunakan untuk penelitian
(Sujarweni, 2014). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan teknik total sampling yaitu keseluruhan populasi dapat
dijadikan sampel berjumlah 35 orang.

3.3 Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Rejo
Kabupaten Deli Serdang 2021

3.4 WaktuPenelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei – Juli 2021

23
24

3.5 DefenisiOperasional
Tabel 3.1Defenisi Operasional
No Variable Defenisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur
1. Variable Upaya keluarga Diukur dengan 12 Tinggi Ordinal
independen dalam membantu pertanyaan melalui 25 – 36
: pemenuhan alat ukur kuesioner Sedang
Dukungan kebutuhan pasien. menggunakan 12 – 24
keluarga skala likert Rendah
0 - 11

2. Variabel persepsi individu Diukur dengan Baik Ordinal


Dependen yang sedang skala WHOQOL- 96 - 130
: Kualitas menderita diabetes BREF terdiri 26 Cukup
hidup terhadap keadaan pertanyaan dengan 61 - 95
pasien hidup mereka 2 pertanyaan Kurang
ulkus berdasarkan pengantar dan 24 26 -60
diabetikum keadaan fisik, pertanyaan dari
psikologis, sosial keempat dimensi
dan lingkungan quality of life

3.6 Aspek Pengukuran


1. DukunganKeluarga
Untuk mengukur dukungan keluarga, maka dibentuk kuesioner dengan 12
pertanyaan. Jawaban pertanyaan tidak pernah = 0, kadang-kadang = 1,
sering = 2, selalu =3. Jumlah skor tertinggi = 36 dan terendah = 0. Untuk
mengetahui rentang skor kategori digunakan rumus (Hidayat, 2009)
𝑅
P =
𝐵𝐾
36−0
P= 3
P =12
Jadi panjang kelas = 12
Keterangan:
P = PanjangKelas
R = Rentang kelas (skor tertinggi- skorterendah)
25

BK = BanyakKelas
Rentang skor kategori yang ditentukan adalah:
a. Tinggi 25 - 36
b. Sedang 12 -24
c. Rendah 0 –11

2. Pengukuran KualitasHidup
Untuk mengukur kualitas hidup, menggunakan kuesioner dari WHO
(world health organization) dibentuk dengan 26 pertanyaan. Jawaban
pertanyaan selalu diberi skor pada Penilaian positif yaitu 1= sangat buruk,
2= buruk, 3= biasa aja, 4= baik , 5=sangat baik Dan penilaian negatif yaitu
1= dalam jumlah banyak , 2=sangat sering , 3= dalam jumlah sedang,
4=sedikit, 5=tidak sama sekali. Jumlah skor tertinggi = 130 dan terendah=
26. Untuk mengetahui rentang skor kategori digunakan rumus (Hidayat,
2009) :
𝑅
P =
𝐵𝐾
130−26
P= 3
P =34,6

Jadi panjang kelas=dibulatkan menjadi 34


Keterangan:
P = PanjangKelas
R = Rentang kelas (skor tertinggi- skor terendah)
BK = BanyakKelas

Rentang skor kategori yang ditentukan adalah:


a. Baik 96 -130
b. Cukup 61 -95
c. Kurang 26 -60
26

3.7 Alat dan Prosedur Pengumpulandata


3.7.1 Alat PengumpulanData
Peneliti menggunakan alat pengumpulan data (instrument penelitian)
berupa kuesioner. Dimana kuesioner dukungan keluarga yang
dikembangkan oleh Kurniawan 2016 yang telah diuji validitas dengan
Cronbach’s alfa (r = 0.4821) dan reliabilitas dengan Cronbach’s alfa
(r = 0.950). sedangkan kuesioner kualitas hidup WHOQOL – BREF
didapatkan dari WHO (world health organization) pada tahun 2004.

3.7.2 Prosedur PengumpulanData


Adapun prosedur terkait pengumpulan data dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Peneliti melakukan pengajuan surat izin memperoleh data dasar dari
institute pendidikan Program Studi Keperawatan Fakultas Farmasi
Dan Ilmu Kesehatan dengan nomor 166/01/06/B/USM/IV/2021 di
Universitas Sari Mutiara Indonesia.

2. Kemudian peneliti memberikan surat izin data dasar ke UPT


Puskesmas Tanjung Rejo DeliSerdang.
3. Setelah mendapatkan izin, peneliti melakukan pengumpulan data
yaitu dengan mendatangi UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli
Serdang.

4. Setelah mendapatkan data, kemudian menyerahkan proposal lengkap


dengan daftar isian untuk mendapatkan surat keterangan lolos kaji
etik dari Komite Etik Program Studi Keperawatan Fakultas Farmasi
Dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.

5. Mengajukan surat izin penelitian dari institute pendidikan Program


Studi Keperawatan Fakultas Farmasi Dan Ilmu Kesehatan di
Universitas Sari Mutiara Indonesia dan mengantarkannya kembali ke
UPT Puskesmas TanjungRejo.
27

6. Setelah mendapatkan izin penelitian, lalu peneliti berkunjung


kerumah responden berdasarkan data yang diperoleh dari UPT
Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang sebanyak jumlah yang telah
ditentukansebelumnya.

7. Responden yang memenuhi syarat sesuai kriteria inklusi diberikan


penjelasan tentang langkahpenelitian.

8. Apabila calon responden bersedia menjadi responden, maka


dipersilahkan untuk menandatangani informed consent, dan apabila
calon responden tidak bersedia menjadi responden maka peneliti
tetap menghormati keputusanitu.

9. Peneliti membagikan kuesioner kepada responden yang telah


menandatangani informed consent kemudian responden mengisi
kuesioner dan dikembalikan kepada peneliti saat itujuga.

10. Kemudian langkah akhir yaitu menganalisa data.

3.8 EtikaPenelitian
Selama penelitian, responden di lindungi dengan memperhatikam aspek-
aspek self-determination, privacy and anonymity, benefience, maleficence,
justice (Polit & Back, 2015). Penelitian ini di lakukan setelah mendapatkan
persetujuan dengan menekankan masalah etika sebagai berikut :

1. Tekad Individu (SelfDetermination)


Penelitian ini memberikan kebebasan kepada responden untuk menentukan
apakah bersedia ikut dalam penelitian atau tidak tanpa paksaan ( sukarela)
dengan cara peneliti. Setelah responden bersedia, maka langkah
selanjutnya peneliti menjelaskan maksud dan tujuan serta manfaat
penelitian, kemudian peneliti menanyakan kesediaan responden, setelah
setuju responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan
menjadi subjek penelitian atau informed consent yang disediakan.
28

2. Kerahasiaan (privacy andanonymity)


Peneliti memberikan jaminan pada responden dengan cara tidak
mencantumkan nama lengkap responden tetapi hanya mencantumkan
inisial responden pada lembar pengumpulan data karakteristik dan hasil
penelitian yang disajikan. Peneliti juga menjamin kerahasian semua
informasi hasil penelitian yang telah dikumpulkan dari responden.

3. Tidak Merugikan (nonmaleficence)


Pada penelitian ini, prosedur yang digunakan tidak membahayakan karena
yang dilakukan pengisian kuesioner oleh responden.Peneliti meyakinkan
responden bahwa ini tidak merugikan responden dan peneliti.

4. Persetujuan (informedconsent)
peneliti memberikan lembar persetujuan (informed consent) kepada
responden dan menjelaskan kepada responden tujuan dari penelitian.
Setelah menjelaskan, peneliti memberikan kesempatan kepada responden
untuk membaca dan bertanya sehubungan dengan isi – isi lembar
persetujuan (informed consent).Setelah responden bersedia untuk menjadi
responden, peneliti baru melanjutkan penelitian dengan mempersilahkan
responden untuk mengisi kuesioner yang diberikan.

3.9 Pengolahan Data dan AnalisaData


3.9.1 PengolahanData
Beberapa hal yang dilakukan dalam proses pengolahan data, yaitu :
1. Editing
Dilakukan pengecekan data yang dikumpulkan pada proses editing
ini peneliti memeriksa kelengkapan jawaban responden pada
kuesioner untuk memastikan bahwa semua pertanyaan dijawab oleh
responden.
2. Coding
Tahap–tahapan test yang telah dilakukan diberi kode tertentu agar
mempermudah peneliti dalam pengolahan data. Pada tahap ini pula
29

peneliti memberikan skor pada test yang telah dilakukan. Untuk jenis
kelamin laki-laki diberi kode “1”, perempuan “2”. Untuk Umur dari
40 – 50 diberi kode “1”, 51 – 60 diberi kode “2”, 61 – 70 diberi kode
“3” , 71 – 80 diberi kode “4”. Untuk tingkat pendidikan yang SD
diberi kode “1”, SMP diberi kode “2”, SMA diberi kode “3”. D3
diberi kode “4”, S1 diberi kode “5”.Untuk Pekerjaan yang
Wiraswasta diberi kode “1”. PNS diberi kode “2”, Pedagang diberi
kode “3”, Petani diberi kode “4”, IRT/Tidak Bekerja diberi kode “5”.
Untuk lama menderita DM yang < 5 tahun diberi kode “1”, > 5 tahun
diberi kode “2”. Untuk Grade Ulkus Diabetikum yang Grade 1 diberi
kode “1”, Grade 2 diberi kode “2”, Grade 3 diberi kode “3”, Grade 4
diberi kode “4”, Grade 5 diberi kode “5”. Untuk Dukungan Keluarga
yang tidak pernah diberi kode “0”, untuk kadang-kadang diberi kode
“1”, untuk sering diberi kode “2”, untuk yang selalu diberi kode
“3”.Untuk Kualitas Hidup yang sangat buruk diberi kode “1”, untuk
yang buruk diberi kode “2”, untuk yang biasa aja diberi kode “3”,
untuk yang baik diberi kode “4” , untuk yang sangat baik diberi
kode “5” untuk pertanyaan positif (Favorable). Diberi kode “5”
apabila tidak sama sekali . Kode “4” apabila sedikit , diberi kode “3”
apabila dalam jumlah sedang, diberi kode “2” apabila sangat sering,
kode “1” apabila dalam jumlah banyak untuk pertanyaan negative
( Unfavorable).
3. EntryData
Peneliti menginput data hasil coding, dalam bentuk tabel
menggunakan program komputerisasi.
4. Tabulating
Hasil semua jawaban responden yaitu dukungan keluarga dengan
kualitas hidup dimasukkan dalam tabel tabulasi untuk mengetahui
dukungan keluarga dengan kualitas hidup pada pasien ulkus
diabetikum.
30

3.10 Analisa Data


a. AnalisaUnivariat
Dalam penelitian ini Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan
karakteristik masing-masing variable yang diteliti. Data yang dianalisis
univariat pada penelitian ini adalah data – data demografi, yang meliputi
umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan, Lama menderita
DM dalam bentuk nilai distribusi dan frekuensi.

b. AnalisisBivariat
Analisis bivariat bertujuan untuk melihat hubungan kedua variable yaitu
hubungan antara variable dependen dan independen dengan menggunakan
uji spearmen dengan skala ukur ordinal dengan tingkat kepercayaan 95%
dan batas kemaknaan alfa 5% (0,05). Hasil uji statistik telah diperoleh nilai
p value = 0,001 yang menandakan ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan kualitas hidup pasien ulkus diabetikum di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang Tahun 2021 dengan nilai
koefisien korelasi r = 0,551 artinya hubungan antara dukungan keluarga
dengan kualitas hidup pasien ulkus diabetikum kuat. Semakin baik
dukungan keluarga maka semakin baik kualitas hidup pasien ulkus
diabetikum begitu jugasebaliknya.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HasilPenelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
UPT Puskesmas Tanjung Rejo berada di kecamatan Percut Sei Tuan yang
berbatasan dengan wilayah sebagai berikut : sebelah Utara dengan Selat
Malaka, sebelah Selatan dengan Kota Medan, sebelah Timur dengan
Kecamatan Batang Kuis dan Kabupaten Simalungun serta di sebelah Barat
dengan Kecamatan Labuhan Deli, Puskesmas Tanjung Rejo memiliki
wilayah kerja seluas 134.13 KM2yang terdiri dari 9 desa. Desa dengan luas
wilayah terbesar adalah desa Saentis yaitu seluas 24 km2dan desa dengan
luas wilayah tersempit adalah desa cinta rakyat yaitu 1,48 km 2. Jumlah
seluruh penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Rejo
adalah 128,030 jiwa. Penduduk laki-laki 64.142 jiwa dan perempuan
sebanyak 63,888jiwa.

Puskesmas Tanjung Rejo memiliiki 6 puskesmas pembantu dan 5


Poskesdes yang merupakan jejaring puskesmas tanjung rejo dalam
melaksanakan tugas dan fungsi puskesmas.Upaya kesehatan yang
bersumber di masyarakat di wilayah kerja puskesmas tanjung rejo terdiri
dari 47 poyandu, 5 poskesdes, 6 posyandu PTM dan 9 desa siaga. Dengan
sumber daya tenaga kerja sebagai berikut: Dokter umum (7), Ketata
Usahaan(1),DokterGigi(2),Bidan(42),perawat(9),Tenagakesehatan
Masyarakat(3),Nurisionis(1),AhliLaboratoriumMedik(1),Keteknisan
Medis(1),D1(11),Spk(3),SMAK(1),SMKF(1),SMA(4),sehingga
total keseluruhannya adalah 89 tenaga kerja di UPT Puskesmas Tanjung
Rejo.

31
32

4.2 Analisaunivariat
1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan KarakteristikResponden
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi dan presentase karakteristik responden di Wilayah
kerjaUPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang
Tahun 2021 (n =35)

Karakteristik f Persentase %
Jenis Kelamin
Laki – laki 10 28,6
Perempuan 25 71,4
Umur
40 - 50 4 11,4
51 - 60 14 40, 0
61 - 70 13 37, 1
71 - 80 4 11, 4
Pendidikan
SD 21 60,0
SMP 2 5,7
SMA 12 34,3
Pekerjaan
Wiraswasta 2 5,7
Pedagang 4 11,4
Petani 4 11,4
IRT/Tidak Bekerja 25 71.4
Lama Menderita DM
< 5 Tahun 23 65,7
> 5 Tahun 12 34,3

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa mayoritas responden dalam


penelitian ini berada pada jenis kelamin perempuan sebanyak ( 71,4%),
berada pada umur 51 – 60 tahun sebanyak (40,0%), pendidikan SD
sebanyak (60,0%), pekerjaan IRT / Tidak Bekerja sebanyak (71,4%) dan
lama menderita DM < 5 Tahun sebanyak (65,7%)

2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan DukunganKeluarga


Tabel 4.2
Distribusi frekuensi Berdasarkan Dukungan Keluarga pada pasien
Ulkus Diabetikum di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Tanjung Rejo Deli Serdang
Tahun 2021( n =35)
Dukungan Keluarga F %
Tinggi 6 17.1
Sedang 29 82.9
Rendah 0 0
33

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas Dukungan Keluarga


yang dilakukan pasien ulkus diabetikum di wilayah kerja UPT Puskesmas
Tanjung Rejo yaito Dukungan Keluarga sedang (82,9%).

3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kualitas Hidup Pasien Ulkus


Diabetikum
Tabel 4.3
Distribusi frekuensi Berdasarkan Kualitas Hidup pada pasien Ulkus
Diabetikum di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Tanjung Rejo Deli Serdang
Tahun 2021 (N=35)

Kualitas Hidup F %
Baik 10 28.6
Cukup 25 71.4
Kurang 0 0

Berdasarkan tabel 4.3dapat dilihat bahwa mayoritas Kualitas Hidup pada


pasien Ulkus Diabetikum Cukup sebanyak (71.4%).

4.3 Analisa Bivariat


1. Hubungan Frekuensi Dukungan Keluarga Dan Kualitas Hidup pasien
UlkusDiabetikum
Tabel 4.4
Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup
Pada Pasien Ulkus Diabetikum DiWilayah Kerja
UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli
Serdang Tahun 2021 (N=35)

Kualitas Hidup Total ρvalue r


Dukungan Baik Cukup Kurang
Keluarga F % F % F % N %
Tinggi 5 14.3 1 2.9 0 0 6 17.1 0.001 0.551
Sedang 5 14.3 24 68.6 0 0 24 82.9
Rendah 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 10 28.6 25 71.4 0 0 35 100

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 6 responden yang


memiliki dukungan keluarga yang tinggi terdapat (14.3%) yang memiliki
34

kualitas hidup baik, (2.9%) yang memiliki kualitas hidup cukup dan dari
24 responden yang memiliki dukungan keluarga yang sedang terdapat
( 14.3%) yang memiliki kualitas hidup baik, (68.6%) yang memiliki
kualitas hidup cukup.

Hasil uji statistik menggunakan uji spearman diperoleh Pvalue 0,001 < α
0.05 yang menandakan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan
kualitas hidup pada pasien ulkus diabetikum diwilayah kerja UPT
Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang Tahun 2021. Dengan nilai
koefisien korelasi r = 0,551 yang artinya hubungan antara dukungan
keluarga dan kualitas hidup pada pasien ulkus diabetikum kuat.
Berdasarkan nilai koefisien korelasi tersebut juga dapat dilihat bahwa nilai
korelasi positif yang artinya terdapat hubungan yang searah. Semakin baik
dukungan keluarga maka semakin baik kualitas hidup pasien ulkus
diabetikum begitu jugasebaliknya.

4.4 Pembahasan
4.4.1 Interpretasi dan Diskusi Hasil
1. Dukungan Keluarga tentang Ulkus Diabetikum
Dari hasil penelitian yang didapatkan pada pasien ulkus diabetikum
di UPT Puskesmas Tanjung Rejo tahun 2021, diketahui bahwa
penderita ulkus diabetikum mayoritas memiliki dukungan keluarga
yang sedang sebanyak (82,9%) dalam menjalani kehidupan sehari-
hari. Dukungan keluarga yang sedang tersebut sesuai dengan
pendapat friedman (2010) bahwa keluarga berfungsi sebagai sistem
pendukung bagi anggotanya sehingga pasien yang diberikan
dukungan merasakan bahwa dirinya diperhatikan, dihargai,
mendapat bantuan dari orang-orang, serta memiliki ikatan keluarga
yang kuat dengan anggota keluarganya yanglain.

Berdasarkan hasil kuesioner, dari 12 pertanyaan terkait dukungan


keluarga tentang ulkus diabetikum terlihat untuk dukungan
35

informasional responden paling banyak menjawab sering sebanyak


22 responden pada pertanyaan, bahwa keluarga sering mengingatkan
pasien untuk kontrol, minum obat, latihan dan makan secara teratur.
Hal ini keluarga beranggapan untuk mempercepat proses
penyembuhan dari ulkus diabetikum dan keluarga merupakan
pemberi informasi kepada individu yang membutuhkannya (siskha,
2016). Hal ini sejalan olehpenelitian yang dilakukan oleh Nurlela
(2016) mengatakan bahwa dukungan keluarga dengan kepatuhan
berobat menunjukan positif sedang artinya semakin tinggi nilai
dukungan keluarga semakin tinggi pula nilai kepatuhan dalam
menjalani pengobatan yang rutin.

Untuk dukungan instrumental responden paling banyak menjawab


sering sebanyak 23 responden pada pertanyaan , keluarga sering
menyediakan waktu dan fasilitas serta berperan aktif dalam
pengobatan dan perawatan. Hal ini cukup memberikan gambaran
yang kuat jika keluarga merupakan unsur yang memberikan
dukungan nyata pada pasien ulkus diabetikum (siskha,
2016).Dukungan keluarga dapat meningkatkan minat pasien
Diabetes Mellitus untuk kepatuhan berobat atau kontrol di pelayanan
kesehatan (Surnarni, 2012). Kepatuhan berobat derajat juga
mengikuti anjuran klinis dari dokter yang mengobatinya. Keteraturan
jugamengikuti ketaatan pasien dalam melaksanakan tindakan terapi
dan Kepatuhan pasien berarti bahwa pasien dan keluarga harus
meluangkan waktu dalam menjalani pengobatan yang dibutuhkan
(Potter & Perry,2015).

Untuk dukungan emosional dan penghargaan responden paling


banyak menjawab sering sebanyak 15 responden pada pertanyaan
keluarga sering mendampingi dalam perawatan dan mampu
memahami serta memaklumi kondisi responden saat ini. Selain itu
responden juga banyak menjawab selalu pada pertanyaan keluarga
36

selalu mencintai dan memperhatikan responden selama sakit


sebanyak 23 responden. Hal ini menunjukan bahwa keluarga
memberikan perhatian dengan partisipan ditengah-tengah keluarga.
Keluarga memberikan cinta dan kasih sayang dengan setia untuk
menjaga pasien selama sakit, menjaga emosi pasien untuk tidak
dikekang dan mengikuti semua kemauan dari pasien, serta pasien
dibuat senang hatinya dengan selalu bersama dengan keluarga
(Rosita, 2010). Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pasien
merasa dihargai dan masih dibutuhkan oleh keluarga dengan adanya
keluarga selalu menunjukan cinta kepadanya (friedman, 2010).

2. KualitasHidup
Dari hasil penelitian yang didapatkan pada pasien ulkus diabetikum
di UPT Puskesmas Tanjung Rejo tahun 2021, diketahui bahwa
penderita ulkus diabetikum mayoritas memiliki kualitas hidup yang
cukup sebanyak (71.4%) karena dengan adanya kualitas hidup
mempengaruhi kesehatan fisik, keadaan psikologi, tingkat
kemandirian, hubungan sosial (dukungan sosial), keyakinan pribadi
dan status ekonominya (CDC,2011) .

Menurut World Health Organization Quality of Life (WHOQoL),


kualitas hidup merupakan kondisi fungsional meliputi kesehatan
fisik yaitu aktivitas sehari-hari, ketergantungan pada bantuan medis,
kebutuhan istirahat, kegelisahan tidur, penyakit, energi dan
kelelahan, mobilitas, kapasitas pekerjaan, kesehatan psikologis yaitu
perasaan positif, penampilan dan gambaran jasmani, perasaan
negatif, berfikir, belajar, konsentrasi, mengingat, self esteem dan
kepercayaan individu, hubungan sosial yaitu dukungan sosial,
hubungan pribadi, serta aktivitas seksual, dan kondisi lingkungan
yaitu lingkungan rumah, kebebasan, keselamatan fisik, aktivitas di
lingkungan, kendaraan, keamanan, sumber keuangan, kesehatan dan
kepedulian sosial (Yuliati et al., 2014). Hasil penelitiantersebut
37

sejalan dengan penelitian Anoyke, dkk (2012), tentang kualitas


hidup dengan aktivitas fisik menunjukkan bahwa dengan melakukan
aktivitas fisik yang tinggi memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
Sama dengan penelitian dari Huang, dkk (2017) ditemukan bahwa
orang yang melakukan aktivitas fisik setiap minggu memiliki nilai
indeks kualitas hidup lebih tinggi dari pada yang tidak melakukan
aktivitasfisik.

Berdasarkan hasil dari kuesioner dari 26 pertanyaan terkait kualitas


hidup pasien ulkus diabetikum terlihat responden paling banyak
menjawab dalam jumlah banyak sebanyak 11 responden dan sangat
sering 13 responden pada pernyataaan, seberapa jauh rasa sakit fisik
sehingga mencegah dalam beraktivitas sesuai kebutuhan. Hal ini
kesehatan fisik berhubungan dengan perasaan pasien mengenai
kesakitan dan kegelisahan yang sedang dialami oleh pasien,
ketergantungan pada perawatan medis, energi dan kelelahan,
mobilitas, tidur dan istirahat, aktifitas sehari-hari, dan kapasitas kerja
(Lase, 2011). rasa gelisah dan kesakitan yang terkadang membuat
pasien tidak bisa bekerja seperti biasanya dan menghambat aktivitas
atau rutinitas sehari-hari (Roni, 2012). penderita ulkus diabitikum
mempunyai masalah fisik berupa luka di kaki yang lama sembuh
bahkan sampai berbauk tidak sedap, kelainan bentuk kaki,
keterbatasan mobilitas fisik dan ketidak mampuan melaksanakan
fungsi baik dalam keluarga maupun masyarakat. Hal itu akan dapat
mengganggu penderita serta akan menyebabkan dampak psikologis
berupa gangguan kecemasan yang mengakibatkan gangguan
berkemih, kesemutan dan mati rasa, badan lemah dan mudah lelah
serta mengalami kesulitan tidur malam (Maesaroh.S, Mukhlis.H, &
Widyastuti,F.2019).
38

Dan responden paling banyak menjawab dengan jumlah banyak


sebanyak 14 responden dan sangat sering sebanyak 8 responden pada
pernyataan, seberapa sering pasien membutuhkan terapi medis untuk
dapat berfungsi dalam kehidupan sehari-hari . Hal ini menunjukan
bahwa pasien yang menjalani terapi pengobatan dapat
mempengaruhi kapasitas fungsional, psikologis dan kesehatan sosial
serta mempengaruhi kesejahteraan yang di definisikan sebagai
kualitas hidup atau quality of live (Qol). Penggunaan terapi dan
intervensi seperti obat-obatan memiliki potensi untuk menambah
atau mengurangi kualitas hidup. Dalam hal ini kualitas hidup
seharunya menjadi perhatian penting untuk kesehatan karena dapat
menjadi acuan keberhasilan dari suatu intervensi atau terapi
(Smeltzer, et al,2014).

Kemudian responden yang paling banyak menjawab dalam jumlah


sedang sebanyak 11 responden dan sedikit sebanyak 14 responden
pada pertanyaan, apakah anda dapat menerima penampilan tubuh
anda . hasil ini menunjukan pasien diabetes melitus dengan ulkus
diabetik akan memandang negatif luka yang ada ditubuhnya,
menganggap dirinya tidak menarik, merasa malu karena harus
dibantu dalam beraktifitas, merasa tidak berharga dan menjadi beban
keluarga, merasa tidak sebebas atau seaktif seperti sebelum
mengalami ulkus, serta merasa tidak percaya diri dalam bergaul
dengan orang-orang disekitarnya( Levin 2014). terjadinya perubahan
penampilan pada anggota tubuh yang tidak lagi berfungsi dengan
normal dan luka yang akan sulit sembuh sehingga membuat
penderita ulkus diabetikum mempersepsikan hal yang negatif tentang
dirinya sehingga berdampak terhadap kualitas hidup pasien penderita
ulkus diabetikum. Penelitian ini sejalan dengan Sofiyana (2012)
yang mendapatkan hasil bahwa mayoritas diabetes melitus memiliki
citratubuhyangnegatif.Citratubuhyangnegatiftersebut
39

disebabkan oleh manifestasi klinis dari diabetes melitus


mengakibatkan penderitanya kehilangan berat badan yang tidak
diinginkan serta ulkus diabetikum yang sulit untuk sembuh yang
mengganggu karakteristik dan sifat seseorang dan penampilan yang
berpengaruh terhadap penurunan kualitas hidup pasien DM dengan
ulkus diabetikum.

Kemudian responden yang paling banyak menjawab cukup sering


sebanyak 18 responden dan sangat sering sebanyak 12 responden
pada pertanyaan, seberapa sering anda sering memiliki perasaan
negatif seperti “ feeling blu” (kesepian), putus asa, cemas dan
depresi. Hal ini menunjukkan pasien ulkus diabetikum secara
psikologis yang muncul dapat berupa gangguan kecemasan
disebabkan oleh penyembuhan ulkus yang dialami penderita selama
bertahun – tahun ( Lemone et al, 2017). Penelitian ini sejalan dengan
Salome et al (2011) menunjukan pasien DM dengan ulkus kaki lebih
banyak mengalami depresi dan memiliki kualitas hidup yang buruk
dibandingkan pasien DM tanpa komplikasi. Depresi pada DM
dijumpai lebih tinggi bila ada komorbiditas atau komplikasi.pasien
dengan ulkus kaki diabetic mempunyai berbagai derajat depresi
sebanyak 64% pasien mengalami depresi sedang dan 10%
mengalami depresi berat dengan gejala yang terbanyak adalah
membenci diri sendiri, merasa gagal, distorsi kesan mengenai
tubuhnya (body image) dan penurunanlibido.

Kemudian responden yang paling banyak menjawab tidak puas 18


responden dan biasa saja 9 responden pada pernyataan, seberapa
puas anda untuk menampilkan aktivitas kehidupan anda untuk
bekerja. Hal ini disebabkan kerena menurunnya kualitas hidup pada
penderita ulkus diabetikum berkaitan dengan keterbatasan dalam
melakukan aktivitas, disabilitas dan nyeri akibat ulkus. kesehatan
fisikberhubungandenganperasaanpasienmengenaikesakitandan
40

kegelisahan yang sedang dialami oleh pasien, ketergantungan pada


perawatan medis, energi dan kelelahan, mobilitas, tidur dan istirahat,
aktifitas sehari-hari, dan kapasitas kerja (Lase, 2011). Pada
penelitian ini didapatkan sebagian besar pasien mengatakan bahwa
rasa gelisah dan kesakitan yang terkadang membuat pasien tidak bisa
bekerja seperti biasanya dan menghambat aktivitas atau rutinitas
sehari-hari. Hal tersebut mungkin yang membuat kesehatan fisik
yang cenderung rendah. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Roni(2012).

Kualitas hidup dipengaruhi oleh karakteristik pasien, seperti


umur,jenis kelamin, pendidikan, status sosial ekonomi dan lama
menderita diabetes melitus. Hal ini yang menyebabkan kualitas
hidup pasien dalam penelitian ini cukup karna adanya komplikasi
dari diabetes melitus.(Saragih,2010).

Pada hasil penelitian untuk umur bahwa mayoritas umur pasien


berumur 51- 60 orang (40,0%). Menurut Smeltzer dan Bare (2014)
mayoritas penderita diabetes paling banyak berada pada umur 40
tahun ke atas. Hal ini disebabkan karena pada umur 40 tahun keatas
retensi insulin pada diabetes akan semakin meningkat disamping
terdapat riwayat keturunan dan obesitas. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian Utami (2014) yang didalamnya menyatakan ada
hubungan usia dengan kualitas hidup diabetes. Semakin
bertambahnya umur semakin rentang terkena diabetes dan akan
berujung pada kualitas hidup seseorang karena kualitas hidup
penderita lebih dipengaruhi oleh kondisi kronis seperti komplikasi.
Penderita diabetes yang dapat mencegah timbulnya komplikasi
diyakini mampu hidup lebih lama sampai usia tua sehingga kualitas
hidupnya tetap baik (Retnowati, 2015). Hal ini yang memungkinkan
menyebabkan adanya perbedaan jenis kelamin yang di alama
penderitapadapasienulkusmayoritasjeniskelaminperempuan
41

sebanyak 25 orang (71,4). Hal ini sesuai dengan Taylor (2015), yang
menyatakan bahwa penyebab utama banyaknya perempuan terkena
ulkus diabetikum karena terjadinya penurunan hormone estrogen
terutama saat masa menopause. Hormon strogen dan progesterone
memiliki kemampuan untuk meningkatkan respons insulin didalam
darah. Pada saat masa menopause terjadi, maka respons akan insulin
menurun akibat hormon estrogen dan progesterone yang rendah.
Faktor-faktor lain yang berpengaruh adalah body massa index
perempuan yang sering tidak ideal sehingga hal ini dapat
menurunkan sensitivitas respons insulin. Hal inilah yang membuat
wanita sering terkena diabetes dari padalaki-laki.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti juga didapatkan bahwa


responden memiliki tingkat pendidikan rendah. mayoritas
pendidikan SD sebanyak 21 responden ( 60,0%). Penelitian ini
sejalan dengan penelitian Tamara dkk (2014) yang menyatakan
mayoritas responden masih berada ditingkat pendidikan yang
rendah. Hal ini disebabkan karena pasien terutama lansia terkadang
beranggapan bahwa pendidikan bukan merupakan hal yang
diprioritaskannya. Pendidikan diyakini sebagai faktor penting untuk
memahami manajemen, kepatuhan kontrol gula darah, mengatasi
gejala yang muncul dengan penanganan yang tepat serta mencegah
terjadinya komplikasi, pendidikan umumnya terkait dengan
pengetahuan. Penderita dengan pendidikan tinggi memiliki
pengetahuan lebih baik mengenai penyakit diabetes dan efeknya
terhadap kesehatan sehingga penderita akan menyikapi dengan
positif serta akan berusaha (Javanbakht,et al.,2012). Namun
meskipun pendidikan seseorang tinggi, tidak menjamin bahwa
pengalaman yang didapat juga tinggi sebab hal ini juga dipengaruhi
oleh faktor sosial budaya yang dapat memengaruhi seseorang untuk
melakukan tindakan berdasarkanpengalamannya.
42

Mayoritas responden lama menderita DM pada waktu <5 tahun


sebanyak 23 responden (65,7%) . hal ini bisa disebabkan karena
lama menderita DM masih dalam kurun waktu yang singkat, namun
jika disertai dengan komplikasi yang cepat, baik itu jangka yang
pendek ataupun jauh , maka hal itu berpengaruh pada penurunan
kualitas hidup. Sejalan dengan penelitian Yusra (2011) bahwa
kualitas hidup tidak hanya dipengaruhi oleh lama menderita namun
faktor-faktor lain seperti tingkat pendapatan. Pendidikan,
pengalaman sosial budaya yang dapat memengaruhi seseorang untuk
melakukan tindakan pengobatan dan perawatan DM yang dapat
meningkatkan kualitashidup.

3. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan KualitasHidup


Pada tabel 4.4 yang menunjukan antara dukungan keluarga dengan
kualitas hidup pasien ulkus diabetikum didapatkan hasil dari 6
responden dukungan keluarga yang tinggi terdapat (14,3%)
responden memiliki kualitas hidup baik, (2.9%) responden memiliki
kualitas hidup cukup. Dari 29 responden dukungan keluarga yang
sedang terdapat (14,3%) responden memiliki kualitas hidup baik,
(68.6%) responden memiliki kualitas hidup cukup. Hal ini
membuktikan bahwa responden sering mendapatkan dukungan dari
keluarga, baik dari segi emosional, penghargaan, instrumental dan
informasi.

Dari tabel silang 4.4 juga terlihat.29 responden yang memiliki


dukungan keluarga yang sedang namun memiliki kualitas hidup
yang cukup sebanyak 24 responden. Dukungan keluarga merupakan
faktor yang paling utama untuk mempertahankan metabolik kontrol
yang akan mempengaruhi kualitas hidup pasien (Robinson, 20016).
Hal ini dapat terjadi karena terdapat hubungan dukungan keluarga
terhadap kualitas hidup pasien ulkus diabetikum, semakin tinggi
43

dukungan keluarga maka semakin baik pula kualitas hidup pasien


ulkus diabetikum. Dengan begitu dukungan keluarga sangat
berpengaruh pada pasien (Meybeery & Osborn, 2012). Hasil
penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang telah dilakukan Goz et
al (2015). menyampaikan bahwa dukungan dari keluarga merupakan
salah satu faktor yang berhubungan secara signifikan dengan kualitas
hidup pasien DM tipe 2. Meyakini pemberian dukungan dari
keluarga terhadap pasien DM tipe 2akan meningkatkan kualitas
hidup mereka (Awadalla et al 2016). Begitu juga dari penelitian Issa
& Baiyewu (2014), bahwa dukungan keluarga berhubungan secara
signifikan dengan kualitas hidup pasien DM tipe 2.penelitian ini
menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga
dengan kualitas hidup responden di RSUP Fatmawati Jakarta
responden yang mendapat peningkatandukungan keluarga, maka
nilai kualitas hidupnya akanmeningkat

Serta terdapat 6 responden dukungan keluarga yang tinggi namun


memiliki kualitas hidup yang baik sebanyak 5 responden. Hal ini
dapat dicapai dengan partisipasi atau keterlibatan keluarga. Adanya
pengalaman kesulitan bagi pasien, keluarga dan komplikasi yang
mungkin muncul pada saat pasien beradaptasi dengan semua
perubahan yangterjadi akan berdampak negatif terhadap kualitas
hidup (Goz et al, 2015). Mengingat terapi dan perawatan ulkus
diabetikum memerlukan waktu yang panjang tentunya bisa
menimbulkan kebosanan dan kejenuhan , Oleh karena itu selain
memperhatikan masalah fisik maka perlu juga diperhatian faktor
psikologis pasien. Keikutsertaan anggota keluarga dalam memandu
pengobatan, diet, latihan jasmani dan pengisian waktu luang yang
positif bagi kesehatan keluarga merupakan bentuk peranserta aktif
bagi keberhasilan penatalaksanaan ulkus diabetikum. Pembinaan
terhadap anggotakeluarga lainnya untuk bekerja sama menyelesaikan
44

masalah diabetes melitus dalam keluarganya, hanya dapat dilakukan


bila sudah terjalin hubungan yangerat antara tenaga kesehatan
dengan pihak pasien dan keluarganya (Rifki, 2017).

Dari hasil uji statistik menggunakan uji Spearman diperoleh bahwa


nilai p = 0,001 α< 0,05. Yang menandakan ada hubungan yang
bermakna antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup pada
pasien ulkus diabetikum di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung
Rejo Deli Serdang tahun 2021. Dengan nilai koefisien korelasi r =
0,551 yang artinya hubungan antara dukungan keluarga dan kualitas
hidup pada pasien ulkus diabetikum kuat. Semakin baik dukungan
keluarga maka semakin baik kualitas hidup pasien ulkus diabetikum
begitu juga sebaliknya

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Tamara,


Bayhakki & Nauli (2014). Yang berjudul hubungan dukungan
keluarga dangan kualitas hidup pasien DM tipe 2yang dilakukan di
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Melibatkan 46 responden
dengan hasil pengolahan uji chi square didapatkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kualitas
hidup mendapatkan hasil P = 0,030 yang berarti p value < 0,05.
Dukungan keluarga sangat membantu pasien sehingga bila
meningkatkan kepercayaan akan kemampuan yang dimiliki yaitu
perawatan diri. Menurut Spacic,A,et al.,(2014) pasien memiliki
kualitas hidup baik ketika mencapai hal seperti terlepas dari kadar
gula yang tinggi dan kecendrungan untuk mengalami komplikasi
rendah, sehingga pasien tersebut lebih bahagia, optimis dan memiliki
sudut pandang dalam hidup yang positif.

Pada penelitian Retnowati dan Setyabakti (2015) yang dilakukan di


di Puskesmas Tanah Kalikedinding pada tahun 2014 menyatakan
bahwa dukungan keluarga berhubungan signifikan dengan kualitas
45

hidup penderita DM di Puskesmas Tanah Kalikedinding dengan


hasil nilai p = 0,000 (p < 0,05), selain itu juga didapatkan kekuatan
hubungan kategori kuat sebesar cramer’s v= 0,580. Cramer’s
digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara duavariable.
Dimana dukungan keluarga baik kualitas hidupnya baik. Dukungan
keluarga dapat meningkatkan kualitas hidup dengan meregulasi
proses psikologi seseorang dan memfasilitasi perilaku seseorang.

Pada penelitian Yusra (2011), juga menyatakan terdapat hubungan


yang bermakna antara hubungan dukungan keluarga dengan kualitas
hidup penderita DM dengan nilai p= 0,001 (p=<0,05). Dukungan
keluarga yang tinggi maka kualitas hidupnya akan tinggi karena
peningkatan satu domain dukungan keluarga akan meningkatkan
kualitas hidupnya sebesar 35%.

Dengan demikian menyatakan bahwa keluarga merupakan sumber


dukungan paling utama.Dukungan yang diberikan dilihat dari 4
dimensi yaitu dimensi emosional, dimensi penghargaan, dimensi
instrumental,dan dimensi informasi. Disampaikan juga bahwa
dukungan dari keluarga berkaitan erat dengan kepatuhan pasien
terhadap pengobatan, sehingga akan mempengaruhi kualitas
hidupnya.

4.4.2 KeterbatasanPenelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini memiliki beberapa
keterbatasa, diantaranya sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya menganalisis hubungan dukungan keluarga
dengan kualitas hidup pasien ulkus diabetikum. Perlu
menganalisis hubungan lain.
2. Jumlah sampel 35 belum mampu menjeneralisasi karna
keterbatasanpeneliti.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai “ Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Kualitas Hidup Pada Pasien Ulkus Diabetikum Di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang ” dapat disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa, Dukungan Keluarga di
UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang mendapatkan hasil bahwa
Dukungan Keluargasedang
2. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa, Kualitas Hidup di UPT
Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang mendapatkan hasilcukup
3. Ada hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup di UPT
Puskesmas Tanjung Rejo Deli Serdang Tahun 2021

5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan , saran yang dapat disampaikan
adalah sebagai berikut :
1. BagiResponden
Diharapkan kepada responden untuk bisa mengontrol minum obat,
mengatur pola makan dengan teratur dan untuk lebih meluangkan
waktunya brekreasi guna merelaksasikan diri, serta harus rutin melakukan
perawatan luka pada pasien ulkus agar luka dapat sembuh dengan baik
Dan responden disarankan untuk selalu mengikuti kegiatan yang
berhubungan pemulihan ulkus diabetikum yang diderita serta
memanfaatkan layanan kesehatan yang tersedia dengan selalu melibatkan
keluarga dalam setiap kegiatan yangdirencanakan.

2. Bagi UPT Puskesmas TanjungRejo


Diharapkan kepada puskesmas untuk meningkatkan kegiatan- kegiatan
yang terkait dengan penanganan ulkus diabetikum dengan melibatkan

46
47

pasien secara langsung dan juga keluarga, pemberian motivasi dan


pendidikan kesehatan berkelanjutan penting untuk dilakukan.
3. Bagi PenelitiSelanjutnya
Mengembangkan penelitian ini dengan menambahkan jumlah sampel dan
memilih teknik pengambilan sampel yang tepat dengan memberikan
kriteria inklusi sehingga hasil penelitian dapat mewakili populasi,
menambahkan faktor – faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga
dengan kualitas hidup dan mengembangkan metode pengambilan data agar
data didapatkan lebih akurat.
48

DAFTAR PUSTAKA

Bekti. P & Sugiyanto (2017). Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien
lansia penderita diabetes melitus di Puskesmas Minggir Sleman Yogyakarta. Diakses pada
17 November 2017. Daridigilib.unisayogya.ac.id/2515/

Chusmeywati, V. (2016). Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kualitas Hidup Penderita


Diabetes Melitus di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II.
Http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/6430

Damanik, E. (2020). Program studi s2 ilmukesehatan masyarakat fakultas kesehatan


masyarakat universitas sumatera utara 2020.

Damayanti, S. (2017). Diabetes melitus dan penatalaksanaan keperawatan. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga: riset,
teori, praktek. Jakarta: EGC.

Gaol, Y. E. L., Erly, E., & Sy, E. (2017). Pola Resistensi Bakteri Aerob pada Ulkus Diabetik
Terhadap Beberapa Antibiotika di Laboratorium Mikrobiologi RSUP Dr. M. Djamil
Padang Tahun 2011 - 2013. Jurnal Kesehatan Andalas, 6(1), 164.
https://doi.org/10.25077/jka.v6i1.664

Hidup, K., & Diabetes, P. (2019). DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT UMUM
IMELDA PEKERJA Relationship Of Family Support With The Quality Of Life Of
Diabetes Mellitus Patients At Imelda Pekerja Indonesia Hospital. 1, 35–39.

Indriyani, P., Supriyatno, H.,& Santoso, A.(2017). Pengaruh latihan fisik : senam aerobik
terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita DM di wilayah puskesmas
Bukateja Purbalingga. Diperoleh tanggal 30 Juni 2014 dari http://etd.eprints.ums.ic.id

Juliatman, P. (2016). Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kualitas Hidup Lansia


Dengan Diabetes Mellitus Tipe II Di Poli Klinik Rsud Panembahan Senopati Bantul.
http://repository.stikesayaniyk.ac.id/616/1/Paulinus Juliatman_3211119_nonfull
resize.pdf

Kurniawati, E. & Yunita, B (2016).Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diabetes
Mellitus Tipe II.Jurnal Majority.Vol. 5, No.2.

Lase, W.N. (2011). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien Gagal
Ginjal kronis yang menjalani hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik Medan. Diperoleh
pada tanggal 30 juni 2014 darihttp://repository.usu.ac.id.

Lemone, Priscilla, et al.(2017). Medical-Surgical Nursing. Volume 1-3: Critical Thinking For
Person_Centered Care. Australia: Pearson Australia Yusra, Aini.(2011). Hubungan Antara
Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik
Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Fatwawati Jakarta. (tesis dipublikasikan).
lib.ui.ac.id, Depok.

Luthfiyaningtyas, S. (2016). Hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan


pada pasien sindrom koroner akut di rsud tugurejo semarang skripsi. 1–77.
49

Marbun, A. S. (2020). Hubungan Pelaksanaan Empat Pilar Dengan Kejadian Rehospitalisasi


Pada Penderita Diabetes Melitus. Jurkessutra: Jurnal Kesehatan Surya Nusantara, 8(1)

Meidikayanti, W., & Wahyuni, C. U. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas
Hidup Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Berkala Epidemiologi, 5(2), 240–252.
https://doi.org/10.20473/jbe.v5i2.2017.240-252

Pudyasti, B., & Sugiyanto. (2017). B. Pudyasti, sugiyanto. 12.

Purwaningsih, N. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien


Diabetes Melitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr. Moewardi Periode Februari-
Maret 2018. Jurnal Kesehatan Surakarta, 15(1), 1–17.

Putri, S. S., & Bahri, T. S. (2016). Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Self-Care Pada
Pasien Ulkus Diabetik Di Rsud Dr . Zainoel Abidin Family Support And Selfcare
Behaviors Of Diabetic Ulcer Patients Dr . Zainoel Abidin Hospital. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Fakultas Keperawatan, 1, 1–7.

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019).

Ruslan, D. K. (2012). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Harga Diri Pada
Pasien Ulkus Diabetikum di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Moewardi. 10.
http://eprints.ums.ac.id/42145/

Rahmawati, F., Setiawati, E. P., & Solehati, T. (2014). Pengaruh dukungan keluarga terhadap
kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe2. Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-
Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Diakses dari
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn120 12010/article/view/2839 /2759

Roni,Y. (2012). Kualitas hidup pasien Diabetes Melitus yang mengalami ulkus diabetikum.
Skripsi. PSIK UR. Tidak dipublikasikan.

Rosyada, A. & Trihandini, Indang.(2013). Determinan Komplikasi Kronis Diabetes Pada Lanjut
Usia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional.Vol. 7, No.9.

Salome,GM.et al.(2011). Assesment of depressive symptoms in people with diabetes mellitus and
foot ulcer. Rev Col Bras Cir.2011;38 (5):327-33.

Smeltzer, S ., Bare. 2014. Brunner and suddart" s textbook of medical surgical nursing.
Philadelpia: Lippincott.

Sofiyana, L. (2012). Hubungan Antara Stres Dengan Konsep Diri Pada Penderita Diabetes
Melitus Tipe 2. Jurnal Kesehatan,167-176.

Suardana, I. K. (2015). Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Puskesmas Denpasar Selatan. Jurnal Skala Husada, 12, 1.

Sugiyono. (2010).Metode penelitian kombinasi (mixed metods). Bandung: Alfabeta

Tamara, E. ddk.(2014). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dan Kualitas Hidup Pasien
Diabetes Mellitus Tipe II Di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.JOM PSIK. Vol. 1, No 2.
50

Trisnawati, S. & Setyorogo, S. (2013). Faktor Resiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Di
Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012.Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol.
5, No.1

Utami. (2014). Faktor-faktor yang memengaruhi kualitas hidup pasien diabetes melitus dengan
Ulkus diabetikum. Jurnal Keperawatan Universitas Riau

Who. (2004). Kualitas Hidup whoqol-bref.

https://www.who.int/substance_abuse/research_tools/en/indonesian_whoqol.pdf

Yusra, A. 2011. Hubungan antara Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta.
Tesis. Depok : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
51

Lampiran 1
52

Lampiran 2
53

Lampiran 3
LEMBAR PERSETUJUAN
MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama/Nim : Salma Safitri /170204072
Tempat Institusi Pendidikan : Universitas Sari Mutiara Indonesia
Medan
JudulPenelitian : Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Kualitas HidupPasien
Ulkus Diabetikum Di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Tanjung Rejo Deli
Serdang
Sehubungan dengan penyusunan laporan penelitian yang akan saya
lakukan dengan judul di atas, yang merupakan syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) di program studi
keperawatan fakultas farmasi dan ilmu kesehatan universitas sari
mutiara medan tahun 2021. Untuk itu saya memohon kesediaan
bapak/ibu untuk saya melakukan observasi pengisian kuesioner
melalui selembar kertas dengan kejujuran dan apa adanya. Jawaban
bapak/ibu/saudara/I akan di jamin kerahasiaannya.

M
e
d
a
n
,

J
u
l
i

2
0
2
1

H
o
r
m
a
t
54

saya den

( )

(Salma Safitri)

Sehubunga
n dengan
penjelasan
di atas,
dengan ini
saya
menyataka
n bahwa
saya
bersedia
untuk
berpartisipa
si menjadi
responden
dalam
penelitian
ini dengan
sukarela.D
emikian
permohona
n saya ini,
atas
kerjasaman
ya saya
ucapkan
terimakasih
.
R
e
s
p
o
n
54

Lampiran 4

LEMBAR KUESIONER
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN
ULKUS DIABETIKUM DI WILAYAH KERJA UPT TANJUNG REJO
KABUPATEN DELI SERDANG

Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah pernyataan yang tersedia denganbaik
2. Pilihlah jawaban pertanyaan dengan baik, menurut pendapat pribadibapak/ibu
3. Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan dataanda
4. Selamat mengisi dan terimakasih atas kerjasamanya

DataDemografi

Inisial :

J.K : Laki-laki
Perempuan
Umur :
Pendidikan : SD
SMP
SMA
D3
S1

Pekerjaan : Wiraswasta
PNS
Pedagang
Petani
IRT/Tidak Bekerja

LamamenderitaDM : <5 > 5 tahun


tahun
55

KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA

Petunjuk Pengisian :

1. Baca dan pahami setiap pertanyaan dibawahini

2. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan tanda centang (√) pada jawabanyang dinilai paling
sesuai dengan kondisianda

3. Setiap orang memiliki jawaban yang berbeda dan tidak terdapat jawaban yang benar atau
salah. Oleh karena itu, pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan kondisi anda saat ini
dan bukan jawaban yangideal

4. Bila terdapat pertanyaan yang kurang dipahami bisa bertanya padapeneliti.


NO Jenis Dukungan Tidak Kadang- Sering Selalu
Pernah kadang
Dukungan Informasional / Pengetahuan
1 Keluargamemberitahu tentang
hasil pemeriksaan dan pengobatan
daridokter yang merawatsaya
2 Keluarga mengingatkan saya
untuk kontrol, minum obat,
latihan, dan makan secara teratur
3 Keluarga mengingatkan saya
tentang perilaku-perilaku yang
dapat memperburukpenyakit saya
4 Keluarga menjelaskan setiap saya
bertanya tentang hal-hal yang
tidak jelas mengenai penyakitsaya
Dukungan Instrumental / Fasilitas
5 Keluarga menyediakan waktu dan
fasilitas untuk keperluan
pengobatan saya
6 Keluarga berperan aktif dalam
setiap pengobatan dan perawatan
saat saya sakit
7 Keluarga bersedia membiayai
biaya perawatan danpengobatan
saya
8 Keluarga berusaha untuk
mencarikan sarana dan peralatan
perawatan yang
saya perlukan
Dukungan Emosional dan Penghargaan
9 Keluarga mendampingi saya
dalam
perawatan
56

10 Keluarga memberikan pujian dan


perhatian kepada saya saat sedang
sakit
11 Keluarga tetap mencintai dan
memerhatikan keadaan saya saat
sedang
sakit
12 Keluarga memahami
danmemaklumi bahwa sakit yang
saya alami sebagai suatumusibah
57

KUESIONER KUALITAS HIDUP

Kuesioner Kualitas Hidup WHOQoL-BREF


1. Pertanyaan berikut ini menyangkut perasaan anda terhadap kualitas hidup,
kesehatan dan hal-hal lain dalam hidup anda.
2. Saya akan membacakan setiap pertanyaan kepada anda, bersamaan dengan
pilihanjawaban.
3. Pilihlah jawaban yang menurut anda palingsesuai.
4. Jika anda tidak yakin tentang jawaban yang akan anda berikan terhadap
pertanyaan yang diberikan, pikiran pertama yang muncul pada benak anda
seringkali merupakan jawaban yangterbaik.
5. Yakinlah dalam pikiran anda segala standar hidup, harapan, kesenangan dan
perhatian anda. Saya akan bertanya apa yang anda pikirkan tentang kehidupan
anda pada empat mingguterakhir.

Sangat Biasa Sangat


Buruk Baik
buruk saja baik
1. Bagaimana menurut
Bapak/Ibu kualitas 1 2 3 4 5
hidup anda?

Sangat
Tidak Biasa Sangat
tidak Puas
puas saja puas
puas
2. Seberapa puas
Bapak/Ibu terhadap 1 2 3 4 5
kesehatan anda?

Pertanyaan berikut adalah tentang seberapa sering Bapak/Ibu mengalami hal-hal


berikut ini dalam 4 minggu terakhir.
Tidak Dalam Dalam
Sangat
sama Sedikit jumlah jumlah
sekali sedang sering banyak
3. Seberapa jauh rasa sakit
fisik Bapak/Ibu
sehingga mencegah 5 4 3 2 1
anda dalam beraktivitas
sesuai kebutuhan anda?
58

4. Seberapa sering
Bapak/Ibu
membutuhkan terapi
5 4 3 2 1
medis untuk dapat
berfungsi dalam
kehidupan sehari-hari?
5. Seberapa jauh
Bapak/Ibu menikmati 1 2 3 4 5
hidup anda?
6. Seberapa jauh
Bapak/Ibu merasa 1 2 3 4 5
hidup anda berarti?
7. Seberapa jauh
Bapak/Ibu mampu 1 2 3 4 5
berkonsentrasi?
8. Secara umum, seberapa
aman Bapak/Ibu
1 2 3 4 5
rasakan dalam
kehidupan sehari-hari?
9. Seberapa sehat
lingkungan tempat
tinggal Bapak/Ibu? 1 2 3 4 5
(berkaitan dengan
sarana dan prasarana)

Pertanyaan berikut adalah tentang seberapa penuh Bapak/Ibu alami hal-hal berikut
ini dlam 4 minggu terakhir ?
Tidak Dalam Dalam
Sangat
sama Sedikit jumlah jumlah
sering
sekali sedang banyak
10. Apakah Bapak/Ibu
memiliki energi
yang cukup untuk 1 2 3 4 5
beraktivitas sehari-
hari?
11. Apakah Bapak/Ibu
dapat menerima
1 2 3 4 5
penampilan tubuh
anda?
12. Apakah Bapak/Ibu
memiliki cukup uang
1 2 3 4 5
untuk memenuhi
kebutuhan anda?
13. Seberapa jauh
ketersediaan informasi
1 2 3 4 5
bagi Bapak/Ibu dari
hari ke hari?
59

14. Seberapa sering


Bapak/Ibu memiliki
kesempatan untuk 1 2 3 4 5
bersenang-senang/
rekreasi?

Sangat Biasa Sangat


Buruk Baik
buruk saja baik
15. Seberapa baik
kemampuan
1 2 3 4 5
Bapak/Ibu dalam
bergaul?

Sangat
Tidak Biasa Sangat
tidak Puas
puas saja puas
puas
16. Seberapa puas
Bapak/Ibu terhadap 1 2 3 4 5
kesehatan anda?
17. Seberapa puas
Bapak/Ibu dengan
kemampuan anda 1 2 3 4 5
untukmenampilkan
aktivitaskehidupan
anda sehari-hari?
18. Seberapa puaskah
Bapak/Ibu dengan
1 2 3 4 5
kemampuan anda
untuk bekerja?
19. Seberapa puaskah
Bapak/Ibu terhadap 1 2 3 4 5
diri anda?
20. Seberapa puaskan
Bapak/Ibu denga
1 2 3 4 5
hubungan personal/
sosial anda?
21. Seberapa puaskah
Bapak/Ibu dengan
1 2 3 4 5
kehidupan seksual
anda?
22. Seberap puaskah
Bapak/Ibu dengan
dukungan yang anda 1 2 3 4 5
peroleh dari teman
anda?
60

23. Seberapa puaskah


Bapak/Ibu dengan
1 2 3 4 5
kondisi tempat tinggal
anda saat ini?
24. Seberapa puaskah
Bapak/Ibu dengan
1 2 3 4 5
akses pada layanan
kesehatan?
25. Seberapa puaskah
Bapak/Ibudengan
1 2 3 4 5
transportasi yang
harus andajalani?

Pertanyaan berikut merujuk pada seberapa sering Bapak/Ibu merasakan atau


mengalami hal-hal berikut dalam 4 minggu terakhir.
Tidak Cukup Sangat
Jarang Selalu
pernah sering sering
26. Seberapa sering
Bapak/Ibu memiliki
perasaan negatif
5 4 3 2 1
seperti “feeling blue”
(kesepian), putus asa,
cemas, dan depresi?
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
MASTER DATA
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pada Pasien Ulkus Diabetikum DiWilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung
Rejo Deli Serdang Tahun 2021
No. KARAKTERISTIK Dukungan Keluarga Kualitas Hidup
resp katag
orik
Jenis pend peke L.M.
Umu
Kela idika rjaan DM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jlh 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
r
min n
1 2 2 1 5 2 3 3 3 2 3 3 1 3 1 1 3 3 26 1 3 4 3 3 4 5 3 3 4 4 3 4 3 3 3 5 3 4 4 5
2 2 4 1 5 2 3 1 3 2 3 3 1 3 1 1 3 3 24 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 4 3
3 1 3 1 4 2 3 1 2 2 3 3 1 3 1 1 3 3 23 2 3 4 3 3 2 5 3 4 4 4 3 5 3 3 3 4 4 3 5 5
4 1 2 3 3 2 3 1 3 2 2 3 1 3 1 1 3 3 23 2 1 2 1 1 2 3 2 2 2 2 2 5 2 2 2 4 3 3 4 3
5 2 2 1 5 2 3 1 3 2 2 3 1 2 1 1 2 3 21 2 2 2 3 3 3 5 3 4 4 4 3 5 3 3 3 5 3 4 5 5
6 2 3 1 5 2 3 1 3 2 2 2 2 2 1 1 3 3 22 2 5 2 3 2 3 5 3 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 3 3
7 1 4 1 4 2 3 1 2 2 2 3 2 2 1 1 1 3 20 2 3 2 1 1 2 5 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 4
8 1 2 1 3 1 3 1 2 3 2 3 2 3 1 1 3 3 24 2 1 3 2 1 3 5 1 1 3 3 2 4 2 1 2 2 2 2 4 4
9 2 3 1 5 1 3 1 2 3 3 3 1 3 1 1 2 3 23 2 1 3 2 2 3 5 1 1 3 3 1 4 1 1 2 2 2 2 4 4
10 2 1 3 5 1 3 1 3 3 3 3 1 2 2 1 3 3 25 1 3 4 3 3 4 5 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 5 4
11 2 1 3 5 1 3 1 3 3 2 3 1 2 1 1 3 3 23 2 2 1 2 1 3 3 1 1 2 2 1 4 3 2 1 4 2 3 3 4
12 2 2 3 5 1 3 1 3 3 2 3 1 2 1 1 3 3 23 2 3 4 3 3 3 5 2 3 3 4 3 3 3 3 3 5 5 4 5 4
13 2 3 3 5 1 3 2 3 3 2 2 2 2 1 1 3 3 24 2 2 2 1 1 1 4 3 1 3 3 2 2 1 2 2 3 2 3 3 4
14 2 3 1 5 1 2 2 3 3 3 3 1 3 1 1 3 3 26 1 2 2 1 1 2 4 3 1 3 3 1 3 1 1 2 3 2 3 3 3
15 2 2 1 5 1 2 2 3 3 3 2 1 2 2 1 3 2 24 2 2 3 3 3 3 5 3 4 3 4 3 5 3 3 3 5 5 4 5 5
16 1 3 3 4 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 3 16 2 1 1 1 2 1 3 2 3 4 3 2 4 2 2 2 2 2 2 4 3
17 1 2 1 3 1 3 1 3 3 3 1 1 3 1 2 2 3 23 2 1 1 2 2 1 3 2 3 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 4 3
18 2 3 1 5 1 3 1 3 3 3 3 1 2 1 2 2 3 24 2 1 3 2 1 1 2 1 2 3 2 2 3 2 1 1 3 2 3 4 3
19 2 2 1 5 1 3 1 3 3 3 3 1 3 2 2 2 3 26 1 3 3 3 3 4 5 3 4 4 4 3 3 3 3 2 5 5 4 4 5
20 2 3 3 5 1 3 1 3 1 2 3 1 3 2 2 3 2 23 2 1 1 1 1 3 4 1 1 3 2 1 3 2 1 2 4 2 3 4 3
21 2 2 1 5 1 3 1 3 1 2 2 2 2 2 2 3 2 22 2 3 1 2 1 3 3 3 1 4 2 1 3 3 2 2 4 2 2 4 4
22 1 2 3 1 1 3 1 3 3 2 2 2 2 3 1 3 2 24 2 3 1 2 1 1 3 2 1 4 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 4
23 2 3 1 5 1 3 1 3 3 3 2 2 2 3 1 3 3 26 1 3 3 3 3 4 5 3 3 3 4 3 5 3 3 3 4 5 4 5 4
24 2 3 1 5 1 2 1 3 3 3 3 1 2 2 1 2 3 24 2 3 3 3 3 4 5 3 3 3 4 3 5 3 3 3 3 5 4 5 4
25 1 2 2 1 2 2 1 2 3 3 3 2 3 2 1 2 2 24 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 4 1 2 2 2 3 3 3 4
26 2 4 2 5 1 3 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 3 22 2 1 3 2 2 2 2 1 2 3 3 1 4 2 1 2 3 3 3 4 4
27 2 2 3 5 1 3 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 3 23 2 2 2 2 1 2 2 1 2 3 3 2 3 2 1 2 3 3 3 4 3
28 2 2 3 5 1 3 2 1 3 3 3 2 3 1 1 3 2 24 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 1 1 3 2 3 4 3
29 2 3 1 5 2 3 2 3 3 2 2 2 2 1 1 2 3 23 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 4 3
30 2 4 1 5 2 2 1 3 1 3 1 2 2 1 1 2 3 20 2 3 1 2 3 1 4 2 1 3 3 2 3 1 2 2 2 1 3 3 3
31 2 3 1 5 1 2 1 3 1 1 3 1 1 1 2 1 2 17 2 3 2 1 3 1 3 2 2 2 3 2 3 1 2 2 4 2 4 3 4
32 2 3 1 5 1 3 1 3 3 1 3 2 3 2 2 3 2 25 1 1 4 3 3 3 5 3 3 4 4 3 5 4 3 3 5 3 4 3 5
33 1 1 3 3 1 3 1 3 2 3 3 2 2 1 1 3 2 23 2 2 2 1 3 2 2 1 2 2 3 1 2 2 2 1 3 3 3 4 3
34 2 1 3 5 2 3 1 3 2 2 2 2 3 2 1 3 2 23 2 2 2 1 1 2 4 1 1 2 3 1 4 2 2 2 3 3 2 4 4
35 1 2 1 4 2 3 1 3 2 2 1 1 2 2 1 2 2 19 2 2 2 1 1 1 4 3 1 2 3 1 4 2 2 2 2 2 2 4 4
Kualitas Hidup
Jlh Kategorik
21 22 23 24 25 26
4 3 4 5 4 3 96 1
4 3 4 3 3 2 63 2
Keterangan : 4 5 4 4 5 3 98 1
4 3 4 3 3 2 67 2
4 4 5 5 4 3 97 1
3 3 3 4 2 3 72 2 JenisKelamin: Umur:
3
3
4
4
4
4
3
2
2
2
3
3
68
66
2
2
1. Laki–Laki 1. 40 – 50 tahun 3. 61 – 70 tahun
5 3 4 2 2 1 64 2 2. Perempuan 2. 51 – 60 tahun 4. 71 – 80 tahun
5 5 5 4 4 3 98 1
3 3 4 2 3 1 61 2
5 5 5 4 4 3 97 1
3 4 3 3 4 2 64 2 Pendidikan: Pekerjaan: Lama MenderitaDM:
3 4 3 3 4 2 63 2
4 4 5 4 4 3 98 1
1. SD 1.Wiraswasta 1. < 5tahun
4 3 4 3 2 3 65 2 2. SMP 2.PNS 2. > 5tahun
5 3 4 3 3 3 66 2 3. SMA 3.Pedagang
4 3 4 3 3 1 60 2
3 4 4 4 5 3 96 1 4. D3 4.Petani
4 4 3 4 3 2 63 2 5. S1 5. IRT/TidakBekerja
4 4 3 4 2 2 69 2
4 3 3 4 2 2 63 2
4 3 5 4 4 3 96 1 DukunganKeluarga: Kualitas Hidup:
5
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
3
96
69
1
2
1. Tinggi 25 – 36 1. Baik 96 -130
4 4 3 4 2 2 67 2 2. Sedang 12–24 2. Cukup 61 -95
4 3 3 4 2 2 64 2 3. Rendah 0–11 3. Kurang 26 -60
3 3 4 2 3 1 60 2
3 3 4 2 3 1 65 2
3 4 4 4 4 2 66 2
4 4 4 4 4 3 72 2
4 5 4 4 5 3 96 1
4 4 4 4 3 3 66 2
4 4 3 3 3 2 65 2
3 3 3 3 3 2 62 2
Lampiran 10
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP
PADA PASIEN ULKUS DIABETIKUM DI WILAYAH KERJA UPT
PUSKESMAS TANJUNG REJO DELI SERDANG
TAHUN 2021

Output SPSS Hasil Pengolahan Data

Statistics

Jenis Umur Pendidikan Pekerjaan Lama Grade Ulkus Dukungan Kualitas


kelamin menderita DM Diabetikum Keluarga Hidup

N 35 35 35 35 35 35 35 35
valid 0 0 0 0 0 0 0 0
missing

Jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
laki - laki 10 28.6 28.6 28.6
Valid perempuan 25 71.4 71.4 100.0
Total 35 100.0 100.0

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
40 - 50 4 11.4 11.4 11.4
51 - 60 14 40.0 40.0 51.4
Valid 61 - 70 13 37.1 37.1 88.6
71 - 80 4 11.4 11.4 100.0
Total 35 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
SD 21 60.0 60.0 60.0
SMP 2 5.7 5.7 65.7
Valid SMA 12 34.3 34.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
wiraswasta 2 5.7 5.7 5.7
Pedagang 4 11.4 11.4 17.1
Valid Petani 4 11.4 11.4 28.6
IRT/Tidak Bekerja 25 71.4 71.4 100.0
Total 35 100.0 100.0

Lama Menderita DM

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
< 5 TAHUN 23 65.7 65.7 65.7
Valid > 5 TAHUN 12 34.3 34.3 100.0
Total 35 100.0 100.0

Dukungan Keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tinggi 6 17.1 17.1 17.1


Valid sedang 29 82.9 82.9 100.0
Total 35 100.0 100.0

Kualitas Hidup

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

baik 10 28.6 28.6 28.6


Valid cukup 25 71.4 71.4 100.0
Total 35 100.0 100.0
Correlations

Dukungan Kualitas Hidup


Keluarga

Correlation Coefficient 1.000 .551**


Dukungan Keluarga Sig. (2-tailed) . .001

N 35 35
Spearman's rho
Correlation Coefficient .551** 1.000
Kualitas Hidup Sig. (2-tailed) .001 .
N 35 35

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dukungan Keluarga * Kualitas Hidup Crosstabulation

Kualitas Hidup Total


baik cukup
Count 5 1 6
tinggi
% of Total 14.3% 2.9% 17.1%
Dukungan Keluarga
Count 5 24 29
sedang
% of Total 14.3% 68.6% 82.9%
Count 10 25 35
Total
% of Total 28.6% 71.4% 100.0%
Lampiran 11
Lampiran 12
LEMBAR KONSUL
Nama : SalmaSafitri
Nim 170204072
Judul : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pasien
UlkusDiabetikum di Wilayah Kerja UPT Tanjung Rejo
Kabupaten DeliSerdang
Pembimbing : Ns. Agnes Silvina Marbun, M.Kep

No Hari/ Materi Yang Di Konsulkan Paraf Pembimbing


Tanggal
1. Sabtu ,17 Lengkapi Sumber Kutipan
April2021

2. Senin , 19 Perbaikan Bab I


April 2021

3. Senin , 03 Perbaikan Bab II


Mei 2021

4. Rabu ,05 Perbaikan Bab I, II, III


Mei2021

5. Kamis , 06 ACC Proposal


Mei 2021

6. Kamis, 05 BAB Perbaikan :


Agustus III 1. EtikaPenelitian
2021 2. Pengolahan data pada
coding
Perbaikan :
BAB 1. TabelKarakteristik
IV 2. Tidak perlu di jelaskan
hanya mayoritasnya saja
dan hanya menggunakan
persentase
3. Tabel distribusi
digabungkan
4. Tabel analisa bivariat
digabukan
5. Penambahan teori dalam
Pembahasan
6. Keterbatasan Penulisan
BAB V Perbaikan:
1. Kesimpulan dan Saran
7 Kamis ,12 BAB Perbaikan :
Agustus IV 1. Dimasukan hasil
2021 kuesioner bandingkan
dengan penelitian
terdahulu
2. Tambahkan karakteristik
responden
3. Susun sebuah paragraph
dan terdapat intiparagraf
8 Sabtu , 14 BAB Perbaikan
Agustus IV dan 1. Abstrak
2021 BAB V 2. Penulisan
3. LengkapiLampiran

9 Senin , 16 BAB ACC Lanjut Sidang Skripsi


Agustus IV
2021 BAB V
Lampiran 13
LEMBAR KONSUL REVISI PROPOSAL

Nama : SalmaSafitri
Nim 170204072
Judul : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup
Pasien UlkusDiabetikum Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
TanjungRejo
Pembimbing : Ns.Agnes Silvina Marbun, M.Kep
DosenPengujiI : Ns. Amila, M.Kep, Sp.Kep.MB
DosenPengujiII : Ns. Novita Aryani, S.Kep,M.Biomed

No Hari/tanggal Masukan dan saran Paraf


1 Rabu ,16 Pembimbing
Juni2021

ACC Lanjut Penelitian

(Ns.Agnes Silvina Marbun,


M.Kep)
2 Senin , 21 1. Penulisan di kata pengantar masih
Penguji I
Juni 2021 menggunakan kata penulis tidak
peneliti
2. Validitasi data UlkusDiabetikum
3. Teknik Pengambilan Sampel
Diperbaiki
4. Kuesioner untuk Dukungan Keluarga
diGanti (Ns. Amila, M.Kep,
ACC Lanjut Penelitian Sp.Kep.MB)
3 Selasa , 22 1. Validitasi Data UlkusDiabetikum Penguji II
Juni 2021 2. Teknik Pengambilan Sampel
Diperbaiki
3. Cari jurnal Pendukung Yang
Dukungan Keluarganyakurang

ACC Lanjut Penelitian (Ns. Novita Aryani, S.Kep,


M.Biomed)
Lampiran 14
Lampiran 15

Anda mungkin juga menyukai