ABSTRAK
Pendahuluan: Kemampuan self-care merupakan hal penting dalam meningkatkan
kualitas hidup pasien DM. Penelitian bertujuan mengidentifikasi hubungan self-care
dengan kualitas hidup pasien DM. Metode: Rancangan penelitian cross sectional,
melibatkan 125 anggota PERSADIA cabang Cimahi. Alat ukur self-care adalah
Summary of Diabetes Self-Care Activities (SDSCA), Diabetes Quality Of Life (DQOL)
dan Beck Depression Inventory II. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan hubungan self-
care dengan kualitas hidup menjadi tidak bermakna (p value 0.164) setelah
dipengaruhi oleh jenis kelamin (p value 0.006) dan depresi (p value 0.001). Diskusi:
Peningkatan satu satuan self-care, akan meningkatkan kualitas hidup sebesar 6.1%
setelah dikontrol oleh jenis kelamin dan depresi. Peningkatan self-care dapat
dilakukan melalui pengembangan program edukasi yang terstruktur, meningkatkan
kompetensi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien DM terkait
aktivitas self-care, dan melakukan screening depresi terhadap pasien DM.
ABSTRACT
Introduction: The relation between self care and patient’s diabetes mellitus quality of
life in Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) in Cimahi. Self care ability is
important in improving patient’s quality of life (QOL). Method: Using cross sectional
method, this research is designed to identify the relationship between self care and
patient’s QOL in PERSADIA Cimahi, West Java. A hundred twenty five PERSADIA
members were recruited and examined using Summary of Diabetes Self-Care
Activities (SDSCA),Diabetes Quality Of Life (DQOL) and Beck Depression Inventory
II. Result: The results showed no significant correlation between self care activity and
QOL (p=0,164) as influenced by gender (p=0,006), depression (p=0,001).
Discussion: Increase of one unit self-care was likely to increase 6,1% QOL after
controlled by gender and depression. Self care improvement can be performed
through developing structured education, improving nurse’s competency in diabetes
care and conducting diabetes screening program for DM patients.
SKOLASTIK
KEPERAWATAN
Vol. 1, No.1
Januari – Juni 2015
38
Hubungan self-care dengan kualitas hidup pasien diabetes melitus (dm) di persatuan diabetes indonesia (persadia) cabang cimahi
Alat ukur yang digunakan adalah Summary (r=0.361), sehingga kuesioner kualitas
of Diabetes Self-Care Activities (SDSCA) hidup dinyatakan reliabel.
yang dikembangkan oleh Toobert,
Hampson dan Glasgow (2000).Untuk Selanjutnya, hasil uji validitas kuesioner
mengukur kualitas hidup pasien DM adalah depresi ditemukan satu butir pernyataan
kuesioner Diabetes Quality of Life (DQOL) yang tidak valid, yaitu pernyataan nomor 6
yang dikembangkan oleh DCCT Research (r=0.286) sehingga pernyataan ini
Group (1988). Mengukur tingkat depresi dikeluarkan dari kuesioner, hasil uji
menggunakan skala Beck Depression validitas pada 20 pernyataan dengan nilai r
Inventory II (BDI II), yang dikembangkan alpha berada pada rentang nilai 0.439-
oleh Beck, Brown & Steer (1996). Ketiga 0.856. Hasil uji reliabilitas kuesioner ini
kuesioner dilakukan uji validitas dan adalah r alpha cronbach’s 0.953 lebih
reliabilitas pada 30 responden yang besar dibandingkan dengan nilai r tabel
berbeda dari sampel yang akan diteliti. (r=0.361), sehingga kuesioner depresi
dinyatakan reliabel
Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner
self-care dengan degree of freedom 30- Analisis yang digunakan pada penelitian
2=28 (r tabel=0.361) ditemukan lima adalah analisis univariat dengan analisis
pernyataan yang tidak valid, yaitu mean, median, standar deviasi, minimum-
pernyataan nomor 2 (r=0.098), 3 (r=0.343), maksimum untuk data numerik (usia,
9 (r=0.075), 13 (r=0.218), 17 (r=0.331), penghasilan, lama menderita DM, depresi,
tetapi karena pernyataan nomor 3 dan 17 self-care dan kualitas hidup) dan analisis
merupakan substansi yang penting maka kategorik (jenis kelamin, tingkat pendidikan
pernyataan diperbaiki struktur kalimatnya dan komplikasi DM) dijelaskan dengan nilai
sehingga pernyataan nomor 2, 9 dan 13 frekwensi dan persentase. Analisis bivariat
yang dikeluarkan dari kuesioner. Hasil uji menggunakan uji korelasi Spearman dan
validitas pada 15 pernyataan dengan nilai r uji Man-Whitney Analasis multivariat
alpha berada pada rentang nilai 0.340- menggunakan uji regresi linier ganda.
0.612. Hasil uji reliabilitas kuesioner ini
adalah r alpha cronbach’s 0.849 lebih HASIL DAN PEMBAHASAN
besar dibandingkan dengan nilai r tabel
(r=0.361), sehingga kuesioner self-care Hasil penelitian menunjukkan rerata usia
dinyatakan reliabel. responden 62.7 tahun. Usia diatas 45
tahun merupakan faktor resiko terhadap
Hasil uji validitas kuesioner kualitas hidup peningkatan jumlah pasien DM, selain
pasien DM ditemukan tiga pernyataan yang faktor riwayat keluarga dan obesitas.
tidak valid, yaitu pernyataan nomor 12 Proses penuaan yang disebabkan oleh
(r=0.299), 24 (r=-0.208), dan 30 (r=0.052), perubahan anatomis, fisiologis dan
tetapi karena pernyataan nomor 12 dan 30 biokimia menyebabkan penurunan
merupakan substansi yang penting maka sensitivitas insulin dan terjadinya
pernyataan diperbaiki struktur kalimatnya gangguan sel beta yang menyebabkan
sehingga hanya pernyataan nomor 24 yang produksi insulin berkurang biasanya terjadi
dikeluarkan dari kuesioner. Hasil uji pada usia lanjut. Proses bertambah usia
validitas pada 36 pernyataan dengan nilai r dapat mempengaruhi homeostasis tubuh,
alpha berada pada rentang nilai 0.044- termasuk perubahan fungsi sel beta
0.857. Hasil uji reliabilitas kuesioner ini pankreas yang menghasilkan insulin akan
adalah r alpha cronbach’s 0.969 lebih menyebabkan gangguan sekresi hormon
besar dibandingkan dengan nilai r tabel atau penggunaan glukosa yang tidak
adekuat pada tingkat sel yang berdampak Tingginya angka kejadian DM pada
terhadap peningkatan kadar glukosa perempuan dipengaruhi oleh salah satu
darah. Pada usia 50 tahun keatas akan faktor resiko, yaitu kegemukan.
terjadi peningkatan 5-10 mg/dL setiap Perempuan memproduksi hormon
tahun (Black, et al., 2009; Rochmah, 2006). estrogen yang menyebabkan
pengendapan lemak meningkat pada
Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada jaringan sub kutis. Pada laki-laki jumlah
hubungan yang bermakna antara usia lemak tubuh lebih dari 25%, dan pada
dengan kualitas hidup. Hal ini sejalan perempuan jumlah lemak tubuh lebih dari
dengan penelitian.yang menyatakan 35%. Keadaan ini menyebabkan kejadian
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan DM lebih banyak terjadi pada perempuan
antara usia dengan kualitas hidup (Al- dibandingkan pada laki-laki (Soegondo,
Shehri, et al., 2008). Begitu pula dengan 2006).
penelitian lain, menunjukkan tidak ada
hubungan yang signifikan antara usia Tabel 1. Analisis Hubungan Jenis Kelamin,
dengan kualitas hidup, hal ini menunjukkan Tingkat Pendidikan dan Komplikasi DM
usia tidak berkontribusi terhadap kualitas Dengan Kualitas Hidup Responden
hidup (Saatci, et al., (2010). Menurut Variabel n Persentase p value
asumsi peneliti, responden berusia muda Jenis
Kelamin 36 28.8 0.001*
atau tua tetapi memiliki pemahaman yang Laki-laki 89 71.2
cukup baik terhadap penyakit DM, akan
Perempuan
memiliki kemampuan untuk melakukan Tingkat
Pendidikan
penatalaksanaan DM secara mandiri. Dasar 59 47.2
Penatalaksanaan DM yang tepat akan 0.225
Menengah
meningkatkan kesehatan, mencegah dan Tinggi 66 52.8
komplikasi dan memulihkan kesehatan,
Komplikasi
sehingga akan mempengaruhi kualitas DM Tidak 22 17.6
hidup. Kemampuan pasien dalam ada 0.026*
komplikasi
melakukan penatalaksanaan DM dapat
0 103 82.4
dijalankan bila pasien aktif mengikuti .Ada
kegiatan-kegiatan yang dapat komplikasi
meningkatkan pengetahuan dan motivasi *p value< 0.05
tinggi akan meningkatkan kualitas hidup terhadap kualitas hidup pasien, lamanya
(Issa, B.A., & Baiyewu, O., 2006). menderita DM menunjukkan kualitas hidup
Selanjutnya penelitian lain menyatakan pasien yang rendah. Lamanya menderita
bahwa penghasilan berpengaruh terhadap DM berhubungan dengan komplikasi DM
status sosial ekonomi, bila penghasilan yang dialami oleh pasien. Komplikasi
besar maka status sosial ekonomi dengan menyebabkan efikasi diri pasien rendah
sendirinya akan meningkat, dan hal ini dan mengacu pada penurunan kualitas
berhubungan dengan kemampuan pasien hidup (Hussein, et al., 2010).
DM dalam melakukan pemantauan
metabolik yang lebih baik (Saatci, et al., Tabel 2. Analisis Hubungan Usia,
2010). Penghasilan, Lama Menderita DM, Depresi
dan Self-care Dengan Kualitas Hidup
Berdasarkan hasil penelitian, responden Variabel r p value
rata-rata memiliki penghasilan per bulan Usia -0.054 0.549
diatas UMK, hal ini menunjukkan Penghasilan -0.163 0.069
responden tidak mengalami masalah Lama menderita -0.024 0.787
dalam menjalankan aktivitas self-care. DM
Untuk mengetahui faktor mana yang paling perubahan nilai coefficient B tidak lebih dari
dominan berkontribusi terhadap kualitas 10%, maka variabel tersebut dikeluarkan
hidup dilakukan seleksi bivariat. Seleksi dari pemodelan multivariat.
dilakukan pada variabel bebas (self-care)
dan variabel konfonding (usia, jenis Hasil akhir yang masuk dalam pemodelan
kelamin, tingkat pendidikan, penghasilan, multivariat terdapat tiga variabel, yaitu: self-
komplikasi DM lama menderita DM dan care sebagai variabel independen, jenis
depresi) yang diduga berhubungan dengan kelamin, dan depresi sebagai variabel
kualitas hidup. Variabel yang dapat konfonding (Tabel 4)
menjadi model multivariat adalah variabel
yang pada analisis bivariat mempunyai p Tabel 4. Hasil Pemodelan Multivariat
value < 0.25. Variabel yang p value > 0.25
Variabel Independen, Variabel Konfonding
dan secara substansi sangat penting Dengan Kualitas Hidup Responden
berhubungan dengan variabel dependen, Varia- Coeff. Beta p R2 Konst-
maka variabel tersebut dapat dimasukkan bel B value anta
Self- 0.061 0.106 0.164
dalam model multivariat. care
0.249 - 0.459 0.006 0.3 3.341
Jenis 09
kelamin -0.519 0.213 0.001
Tabel 3. Hasil Seleksi Bivariat Uji Regresi Depresi
for positive outcomes. (8th Ed). St. Imayama, I., Plotnikoff, R. C., Courneys, K.
Louis: Saunders Elsevier. S., Johnson, J. A. (2010).
Determinants of quality of life in type
Rochmah, W. (2006). Diabetes mellitus 2 diabetes population : the inclusion
pada usia lanjut, dalam Sudoyo, A. of personality. Qual Life Res. 20, 551
W., Setiyohadi, B., Alwi I., – 558, October, 27, 2010. Copyright
Simadibrata, M., & Setiati, S. Buku 2012 by ProQuest LLC.
ajar ilmu penyakit dalam (cetakan ke-
3) (hal. 1937-1940). Jakarta: Pusat Javanbakht, M., Abolhasani, F.,
Penerbit Penyakit Dalam FKUI Mashayekhi, A., Baradaran, H. R.,
Jahangirinoudeh. (2012). Health
Al-Shehri, A.H., Taha, A.Z., Bahnassy, related quality of life in patients with
A.A., Salah. M. (2008) Health-related type 2 diabetes mellitus in Iran: a
quality of life in type 2 diabetic national survey. Plos One Journal, 7
patients. Ann Saudi Med. 28 (5), 352- (8), 1-9.
360. http://www.kfshrc.edu.sa/annals http://www.plosone.org/article/info%3
Saatci, E., Tahmiscioglu, G., Bozdemir, N., Adoi%2F10.1371%2Fjournal.pone.0
Akpinar, E., Ozcan, S., Kurdak, H. 044526
(2010). The well-being and treatment Nouwen, A, Balan, A. T., Ruggiero, L.,
satisfaction of diabetic patients in Ford, T., Twisk, J., White, D. (2011).
primary care. Health and Quality of Longitudinal motivational predictors
Life Outcomes. 8 (67), 1-8. Proquest of dietary self-care and diabetes
Nursing & Allied Health Source control in adults with newly diagnosed
Yildrim, A., Akinci, F., Qozu, H., Sargin, type 2 diabetes mellitus. Health
H., Orbay, E., sargin, M. (2007). Psychology. 30 (6). 771-778.
Translation, cultural adaptation, Proquest Nursing & Allied Health
cross validation of the Turkish Source.
diabetes quality of life (DQOL)
measure. Qual Life Res. 16, 873- Ouyang, C. M. (2007). Tesis : Factors
879. Proquest Nursing & Allied affecting Diabetes self-care among
Health Source. patients with type 2 Diabetes in
Soegondo, S. (2006). Farmakologi pada Taiwan. Copyright 2008 by ProQuest
pengendalian glikemia diabetes LLC.
mellitus tipe 2, dalam Sudoyo, A. W., Mayberry, A.S., Osborn, C.Y. (2012).
Setiyohadi, B., Alwi I., Simadibrata, Family support, medication
M., & Setiati, S. Buku ajar ilmu adherence, and glycemic control
penyakit dalam (cetakan ke-3) (hal. among adults with type 2 diabetes.
1882-1885). Jakarta: Pusat Penerbit Diabetes Care. 35 (6), 1239-1245.
Penyakit Dalam FKUI. www.diabetesjournals.org
Hussein, R. N., Khther, S. A., Al - Hadithi, Tan, S.M.K., Shafiee, Z., Rizal, A.M., Rey,
T. S. (2010). Impact of diabetes on J.M. (2005). Factors associated with
physical and psychological aspects of control of type 1 diabetes in
quality of life of diabetics in Erbil city, malaysian adolescents and young
Iraq. Duhok Med J. 4 (2), 45-59, adults. Int’l J Psychiatry In Medicine,
November, 2, 2010. 35 (2), 123-136. Proquest Nursing &
http://www.uod.ac/articles_files/no6.9 Allied Health Source.
.pdf