Anda di halaman 1dari 11

Mata Kuliah : CURRENT ISSUE

Dosen : Drs. H. Abd. Latif, M.Kes

PROPOSAL ANGGARAN

PROMOSI KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI

OLEH

Nama : HANNE SRI REZEKI


NIM/Smstr : P2MK.12.02.04.373
Prodi : Magister Kesehatan

PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2014
PROPOSAL ANGGARAN

PROMOSI KESEHATAN TENTANG

HIPERTENSI

A. KERANGKA TEORI

1. Defenisi Hipertensi

a. Hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan

tekanan darah diatas normal (jika tekanan darah sistol/diastolnya melebihi

140/90mmHg) (Bangun, 2012)

b. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah keadaan dimana seseorang

mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam

waktu yang lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh

tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah

dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur (Lenny Kuspono, 2008).

2. Etiologi

a. Pada hipertensi primer

Penyebab pada hipertensi primer tidak diketahui tapi ada banyak faktor

yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan

saraf simpatis, sistem renin-angiotensin defek dalam ekskresi Na, peningkatan

Na dan Ca intraseluler dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti

obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemik.


b. Pada hipertensi sekunder

Penyebab spesifiknya sudah diketahui seperti penggunaan estrogen,

penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal serta hipertensi yang berhubungan

dengan kehamilan (Arif Mansjoer, 2001).

Hipertensi umumnya berkembang di usia 35 – 55 tahun. Semakin tua

seseorang maka pengaturan metabolism zat kapurnya (kalsium) terganggu.

Hal ini menyebabkan banyaknya zat kapur yang beredar bersama aliran darah,

akibatnya darah menjadi lebih padat dan tekanan darah meningkat (Sofia,

2012)

Pertambahan usia menyebabkan elastisitas arteri berkurang arteri tidak

lagi lentur malah cenderung kaku sehingga volume darah yang mengalir sedikit

dan kurang lancar pembuluh darah yang bermasalah pada usia tua adalah

pembuluh darah arter sehingga terjadi peningkatan tekanan darah (sofia, 2012)

Seseorang yang berumur di atas usia 45 tahun memiliki 50-60% terjadi

hipertensi. Hal itu merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi sejalan dengan

pertambahan usia (Anonym, 2008)

B. LATAR BELAKANG

Di Negara industri, hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan

utama. Hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan

karena angka prevalensinya yang tinggi dan efek jangka panjang yang di

timbulkannya (Susalit, dkk 2001).

Pengetahuan individu tentang kesehatan diperlukan untuk pemeliharaan

kesehatan dan peningkatan kesehatan. Semakin terdidik seseorang maka semakin


baik pengetahuannya tentang kesehatan tentang akibat yang dapat ditimbulkan oleh

hipertensi yang tidak terkontrol memiliki korelasi positif dengan tindakan-tindakan

dalam upaya pencegahan terjadinya komplikasi, penyebab terjadinya hipertensi dan

penatalaksanaannya (Friedman,2008).

Salah satu masalah utama dalam mengontrol hipertensi adalah

ketidakpatuhan pasien untuk melakukan kontrol pengobatan. Dari data WHO,

menunjukkan bahwa hanya 60% dari penderita hipertensi yang dapat benar-benar

mengikuti petunjuk tenaga kesehatan dan sangat sedikit pasien yang biasa diterapi

secara efektif. Di lain pihak, keberhasilan pelayanan kesehatan tidak saja dapat

dilihat dari kepatuhan pasien tetapi juga biasa dimulai dari sisi pasien dalam aspek

non medis atau yang dikenal dengan istilah tanggapan pasien terhadap pelayanan

kesehatan. WHO mengartikan bahwa responsiveness adalah pengukuran bagaimana

suatu system dapat dilihat dari aspek non medis, memenuhi atau tidak memenuhi

kebutuhan maasyarakat berdasarkan pandangan/perspektif pasien (Kusumawardani,

2007).

Data dari Rumah Sakit TK. II Pelamonia Makassar menunjukkan jumlah

penderita hipertensi yang melakukan kontrol pengobatan pada tahun 2011 sebanyak

243 penderita, tahun 2012 sebanyak 316 penderita dan tahun 2013 dari bulan Maret

sampai Mei sebanyak 88 penderita (Rekam Medik RS.) Hal ini menunjukkan adanya

kecenderungan meningkatnya jumlah penderita hipertensi.

Salah satu faktor yang menyebabkan kekambuhan penyakit hipertensi

tersebut adalah ketidakpatuhan penderita hipertensi dalam menjalani pemeriksaan


dan pengobatan sehingga jumlah penderita hipertensi mengalami peningkatan selain

faktor perubahan gaya hidup (Bethesda 2008)

Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan penderita hipertensi

dari tahun ke tahun maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan kepatuhan penderita hipertensi melakukan kontrol pengobatan.

C. CARA PENGOBATAN / TERAPI

Pengobatan

Pengobatan hipertensi meliputi beberapa langkah yang terdiri dari :

 Langkah Pertama : pemberian obat pilihan pertama yang digunakan dalam

pengobatan hipertensi ini adalah menggunakan diuretika, beta blocker, Ca

antagonis, ACE inhibitor.

 Langkah Kedua : Alternatif yang bisa diberikan dalam langkah ini yaitu dengan

dosis obat pertama dinaikan, diganti jenis lain dari obat pilihan pertama dan yang

selanjutnya ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa obat diuretika , beta

blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator.

 Langkah Ketiga : Alternatif yang bisa ditempuh yaitu dengan obat ke-2 diganti dan

ditambah obat ke-3 jenis lain.

 Langkah Keempat : Alternatif pemberian obatnya ditambah obat ke-3 dan ke-4,

mengevaluasi kembali dan konsultasi, follow up yang bertujuan untuk

mempertahankan therapi.

Selanjutnya dalam rangka mempertahankan terapi jangka panjang dari pengobatan

hipertensi itu sendiri memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien

dan petugas kesehatan ( dokter, perawat ) dengan cara pemberian pendidikan


kesehatan. Karena kesembuhan penyakit hipertensi memerlukan kerjasama dari

pasien dalam hal rutin meminum obat dan tahu mengenai cara dan dosis pemberian

obat hipertensi itu sendiri. Maka peran perawat dalam hal ini juga penting dalam

menjalin interaksi dengan pasien melalui pendidikan kesehatan.

Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas

kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Setiap kali pasien kontrol, pasien diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya.

2. Diskusikan dengan pasien bahwa penyakit hipertensi tidak dapat sembuh, namun

bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas.

3. Pasien tidak boleh menghentikan obat tanpa di diskusikan lebih dahulu dengan

petugas kesehatan.

4. Bicarakan dengan pasien tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan

darahnya.

5. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari

atau 2 x sehari tanpa merubah dosis dan aturan pakainya.

6. Untuk pasien yang kurang patuh dalam menjalani therapi, usahakan kunjungan

dan kontrolnya lebih sering.

7. Mengikutsertakan keluarga pasien dalam hal menjalani proses therapi ini.

8. Pada pasien tertentu mungkin akan lebih menguntungkan bila pasien atau

keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah. Tentunya harus memiliki

alat ukur sendiri dan cara mengukurnya. Sekarang ini alat digital pengukur

tekanan darah banyak ditemukan dan dijumpai di apotik atau pun toko alat-alat

kesehatan.
Pada beberapa penderita hipertensi biasa dikontrol dengan terapi non

farmakologi yakni dengan :

a. Menetapkan diet rendah garam dan banyak mengkonsumsi sayuran, buah-

buahan, dan makanan rendah lemak.

b. Mengurangi berat badan sehingga mencapai berat ideal.

c. Beraktivitas fisik (olahraga)secara teratur.

d. Berhenti merokok.

e. Menjauhi alkohol.

D. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Untuk memberikan Pemahaman tentang Hipertensi

2. Tujuan Khusus

- Untuk mengetahui tentang indikator dan penyebab Hipertensi

- Untuk mengetahui cara menghindari terjadinya Hipertensi

- Untuk mengetahui cara mengatasi/pengobatan Hipertensi

E. PESERTA

Peserta dalam kegiatan ini adalah masyarakat umum dan terkhusus pada penderita

Hipertensi

F. SASARAN

a. Sasaran Utama : Penderita Hipertensi

b. Sasaran antar : tokoh masyarakat, tenaga kesehatan dan keluarga

penderita
G. STRATEGI

1. Advokasi

Melakukan penyuluhan-penyuluhan kepada sasaran agar mengerti pentingnya

menjaga kebersihan dan menghindari pemicu terjadinya Hipertensi

Sasaran advokasi :

- RS, Puskesmas

- Tokoh masyarakat, tokoh agama, Ibu PKK, kader kesehatan

Hasil yang diharapkan :

- Adanya dukungan kebijakan dalam program

- Adanya bantuan pengobatan

- Adanya dukungan akan program yang dijalankan

2. Bina Suasana (social support)

Upaya sistematis dan terogranisir untuk menjalin kemitraan dalam pembentukan

opini yang positif tentang pentingnya pola hidup sehat dan seimbang.

Sasaran bina suasana :

- Pengelola media massa, LSM, organisasi profesi

Metode dan cara yang digunakan :

- Penyuluhan dipuskesmas

- Lokarkarya, kunjungan lapangan

- Penulisan artikel dalam media massa

Hasil yang diharapkan :

- Terciptanya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya menjaga kebersihan

linkungan dan tidak mengucilkan para penderita Hipertensi


- Meningkatnya kesadaran penderita Hipertensi agar rutin berobat dan

mengkonsumsi makanan gizi seimbang.

3. Pemberdayaan Masyarakat

Masyarakat yang rentan mengalami hipertensi.

H. LANGKAH KEGIATAN

PENGKAJIAN

EVALUASI MERENCANAKAN
KEGIATAN

PELAKSANAAN MENGEMBNGKAN
PROMOSI MATERI

I. PELAKSANAAN

Ceramah, diskusi dan kunjungan ke puskesmas RT, RW lingkungan yang terdapat

penderita Hipertensi

J. WAKTU / LAMANYA KEGIATAN

Dilaksanakan selama 1 hari


K. JADWAL KEGIATAN

No. Hari/Tanggal Jenis Kegiatan Waktu Ket.

- Pembukaan 08.30 – 09.30


- Penyajian Materi 09.30 – 12.00
Senin, 26 Mei
- Istirahat 12.00 – 13.00
2014
- Diskusi kelompok 13.00 – 15.30
- Kunjungan 15.30 – 17.00

L. RENCANA KEGIATAN

1. Persiapan materi ceramah, poster dan perlengkapan

2. Persiapan lokasi pelaksanaan, sasaran yang akan dikunjungi

3. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal pelaksanaan

M. KEPANITIAAN

1. Pelindung : Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar

2. Penanggung Jawab : Kepala Puskesmas

3. Ketua : Kepala Bagian Promosi Kesehatan

4. Sekretaris : Nurmawati

5. Bendahara : Saiful, SKM

6. Koor. Keamanan : Erwin

7. Koor. Perlengkapan : Akbar, SKM

8. Koor. Acara : Hanne Sri Rezeki, S.Si, Apt

9. Koor. Dokumentasi : Baharuddin


N. ANGGARAN YANG DIGUNAKAN DARI ANGGARAN RUTIN

1. Biaya Pengadaan Materi 100 exp.@Rp. 10.000 Rp. 1.000.000,-

2. Insentif pembawa materi 3 org @Rp. 250.000 Rp. 750.000,-

3. Transportasi panitia RP. 1.000.000,-

4. Konsumsi peserta ±200 org @Rp. 15.000 Rp. 3.000.000,-

5. Dokumentasi Rp. 500.000,-

6. Biaya tak terduga Rp. 1.500.000,-

Total estimasi anggaran Rp. 7.750.000,-

= Tujuh Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah =

O. EVALUASI

Evaluasi diadakan dalam bentuk kuesioner. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

apakah peserta mengerti dan paham akan materi yang diberikan.

Makassar, 2 Mei 2014

Diketahui oleh,

Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar Penyusun Proposal

(_____________________) (Hanne Sri Rezeki)

Anda mungkin juga menyukai