Anda di halaman 1dari 33

PENYAKIT KARANTINA

DAN
PENANGGULANGANNYA

DIFA AMANDA NUGRAHANI


6411418154
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI DAN BIOSTATISTIKA
2020
Definisi Karantina
Mengutip Kiddle, karantina adalah suatu kondisi di mana hewan, manusia atau area tanah diisolasi untuk mencegah
penyebaran penyakit, bakteri atau hama. Menurut Cambridge Dictionary, karantina adalah periode waktu di mana hewan
atau orang yang mungkin memiliki penyakit dijauhkan dari orang lain atau hewan sehingga penyakit tidak dapat menyebar.

Menurut Dictionary, karantina adalah: Isolasi ketat yang diberlakukan untuk mencegah penyebaran penyakit. Suatu
periode, mulanya 40 hari, penahanan atau isolasi yang dikenakan pada kapal, orang, hewan atau tanaman pada saat
kedatangan di pelabuhan atau tempat, ketika diduga membawa beberapa penyakit menular atau infeksi.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), berikut ini perbedaan antara karantina dan isolasi:
Karantina: memisahkan dan membatasi pergerakan orang yang terkena penyakit menular untuk dipantau apakah orang itu
benar-benar sakit. Isolasi: memisahkan orang sakit penderita penyakit menular dari orang yang tidak sakit.
Definisi Karantina
Kekarantinaan Kesehatan adalah upaya mencegah dan menangkal keluar atau masuknya penyakit dan/atau faktor
risiko kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat (Kementerian Sekretariat
Negara Indonesia Republik, 2018)

Karantina Rumah adalah pembatasan penghuni dalam suatu rumah beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit
dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi. Karantina
Rumah Sakit adalah pembatasan seseorang dalam rumah sakit yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi. Karantina Wilayah adalah
pembatasan penduduk dalam suatu wilayah termasuk wilayah pintu masuk beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit
dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi.

Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang
diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit
atau kontaminasi.
Tujuan Karantina

Penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan bertujuan untuk:

a. Melindungi masyarakat dari penyakit dan/atau Faktor Risiko Kesehatan Masyarakat yang berpotensi menimbulkan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
b. Mencegah dan menangkal penyakit dan/atau Faktor Risiko Kesehatan Masyarakat yang berpotensi menimbulkan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
c. Meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan masyarakat
d. Memberikan pelindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dan petugas kesehatan.
Tujuan Karantina

Tindakan Kekarantinaan Kesehatan sebagaimana dimaksud berupa:

a. Karantina, Isolasi, pemberian vaksinasi atau profilaksis, rujukan, disinfeksi, dan/atau dekontaminasi terhadap orang
sesuai indikasi
b. Pembatasan Sosial Berskala Besar
c. Disinfeksi, dekontaminasi, disinseksi, dan/atau deratisasi terhadap Alat Angkut dan Barang; dan/atau
d. Penyehatan, pengamanan, dan pengendalian terhadap media lingkungan
Penyakit Karantina
Penyakit karantina adalah masalah kedaruratan kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

Menurut UU No. 6 / 1962 yang diperbaharui dengan UU No.4 / 1984 tentang wabah  penyakit menular, yang termasuk
penyakit wabah adalah :

Penyakit Karantina, yang terdiri dari :


a. Pes (Plague) : 6 hari
b. Kolera (Cholera) : 5 hari
c. Cacar (Smallpox) : 14 hari
d. Demam Kuning (Yellow Fever) : 6 hari
e. Demam Balik – Balik (Relapsing Fever) : 8 hari
f. Typhus Bercak Wabahi (Typhus Exanthematicus Epidemika) : 14 hari
1. Pes
Pes atau sampar (plague) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis. Seseorang dapat terkena
penyakit ini jika digigit pinjal (sejenis serangga) yang terpapar bakteri Y. pestis, setelah serangga tersebut menggigit
hewan yang terinfeksi. Pinjal yang menularkan penyakit pes hidup dengan mengisap darah hewan pengerat.
Berikut ini adalah gejala pes berdasarkan jenisnya:
 Pes pada sistem limfatik (bubonic plague). Gejala infeksi jenis ini ditandai dengan limfadenopati atau pembesaran
kelenjar getah bening (KGB) pada lipat paha, ketiak, atau leher yang berukuran sebesar telur ayam. Gejala utama
tersebut seringkali disertai gejala lain berupa demam, menggigil, pusing, lemas, nyeri otot, serta kejang.
 Pes pada aliran darah (septicemic plague). Gejala infeksi pes jenis ini di antaranya adalah nyeri perut, diare, mual dan
muntah, demam, lemas, perdarahan, syok, serta gangrene.
 Pes pada paru-paru (pneumonic plague). Gejala dapat muncul beberapa jam setelah infeksi, yang ditandai dengan 
batuk darah, sesak napas, mual dan muntah, demam tinggi, pusing, serta tubuh terasa lemas. Gejala pes jenis ini dapat
berkembang sangat cepat  dan menyebabkan penderita mengalami gagal napas dan syok dalam waktu dua hari setelah
terpapar infeksi.
1. Pes
Pengawasan Penderita, Kontak dengan lingkungan sekitar :
 Laporkan kepada institusi kesehatan setempat.
 Isolasi: Bersihkan penderita, pakaian dan barang2 dari pinjal dengan insektisida kutu
 Rujuk ke RS
 Lakukan kewaspadaan standar terhadap sekret penderita dan kemungkinan penyebaran lewat udara sampai 48 jam
setelah terapi efektif selesai
 Disinfeksi serentak : Dilakukan terhadap dahak dan alat-alat tercemar
 Karantina : kemoprofilaksis dan pengawasan ketat selama 7 hari terhadap orang yang serumah dan kontak langsung
dengan pes paru
 Investigasi Kontak : semua orang yang kontak langsung dengan penderita pes paru
 Investigasi sumber infeksi : binatang pengerat yang sakit atau mati beserta kutunya.
 Pengobatan spesifik: Streptomycin (obat pilihan utama)
1. Pes

Tindakan Internasional
1. Pemerintah melaporkan dalam waktu 24 jam kepada WHO dan negara tetangga.
2. Lakukan semua upaya yg diwajibkan bagi kapal, pesawat udara atau transportasi darat yg datang dari daerah PES
3. Semua kapal harus bebas dari binatang pengerat
4. Bangunan di pelabuhan dan bandara harus bebas dari tikus
5. Bagi yang melakukan perjalanan international mewajibkan untuk isolasi selama 6 hari sebelum berangkat dihitung dari
saat terakhir terpajan.
2. Kolera
Kolera adalah diare akibat infeksi bakteri yang bernama Vibrio cholerae. Penyakit ini dapat terjadi pada orang dewasa maupun
anak-anak dan diare yang ditimbulkan dapat parah hingga menimbulkan dehidrasi. Kolera merupakan penyakit yang menular
melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri. Kondisi ini biasanya mewabah di daerah yang padat
penduduk dan memiliki lingkungan yang kotor.

Gejala utama penyakit kolera adalah diare. Diare yang terjadi akibat kolera dapat dikenali dari tinja penderita yang cair dan
berwarna pucat keputihan seperti susu atau air cucian beras. Beberapa penderita kolera mengalami diare parah, berkali-kali,
hingga kehilangan cairan tubuh dengan cepat (dehidrasi). Selain diare, gejala lain yang dapat dirasakan penderita kolera
adalah:

 Mual
 Muntah
 Kram perut
Gejala kolera pada anak-anak seringkali lebih berat dibandingkan dengan dewasa. Anak-anak yang terkena kolera lebih
rentan terkena gula darah rendah (hipoglikemia) yang bisa menyebabkan kejang dan penurunan kesadaran
2. Kolera
Pengawasan Penderita, Kontak dengan lingkungan sekitar :
 Laporkan kepada Instansi kesehatan setempat.
 Isolasi: perawatan di RS dengan melaksanakan kewaspadaan diperlukan utk pasien berat.
 Disinfeksi Serentak : terhadap tinja, muntahan dan linen dengan pemanasan, dan melakukan pembersihan menyeluruh.
 Pengobatan Terapi rehidrasi agresifantibiotika yang tepat
 Pengobatan komplikasi.
 Surveilans terhadap orang yang mengkonsumsi minuman dan makanan yang sama dengan penderita, selama 5 hari
setelah kontak terakhir.
 Jika ada kemungkinan adanya penularan sekunder dalam rumah tangga diberikan terapi kemoprofilaksis.
 Investigasi Sumber Infeksi : ditanyakan tentang masukan makanan dan minuman dalam 5 hari sebelum sakit.
 Pencarian dengan mengkultur tinja disarankan untuk anggota rumah tangga atau yang kemungkinan terpajan dari satu
sumber (common source) di daerah yang sebelumnya tidak terinfeksi.
2. Kolera

Tindakan Internasional
 Pemerintah suatu negara harus melapor kepada WHO dan negara tetangga.
 Pelancong international yang imunisasi dengan vaksin oral dianjurkan untuk yang akan bepergian dari negara maju ke
negara endemis atau negara yang sedang mengalami wabah kolera.
 Peraturan kesehatan International menyatakan bahwa : orang yang melakukan perjalanan internasional dan datang dari
daerah terjangkit kolera yang masih dalam masa inkubasi dan orang yang menunjukkan gejala kolera harus
menyerahkan tinjanya untuk dilakukan pemeriksaan.
2. Kolera

Tindakan Internasional
 Pemerintah suatu negara harus melapor kepada WHO dan negara tetangga.
 Pelancong international yang imunisasi dengan vaksin oral dianjurkan untuk yang akan bepergian dari negara maju ke
negara endemis atau negara yang sedang mengalami wabah kolera.
 Peraturan kesehatan International menyatakan bahwa : orang yang melakukan perjalanan internasional dan datang dari
daerah terjangkit kolera yang masih dalam masa inkubasi dan orang yang menunjukkan gejala kolera harus
menyerahkan tinjanya untuk dilakukan pemeriksaan.
3. Cacar
Smallpox atau variola atau cacar merupakan penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus poks (pox virus variolae).
Cacar disebut Variola atau Variola Vera, berasal dari kata Latin ‘Varius‘ yang berarti bercak, atau gelembung kulit. Dikenal
2 tipe virus yang hampir identik tetapi menyebabkan 2 tipe variola, yaitu variola mayor dan variola minor (alastrim).

Gejala-gejala dari penyakit cacar secara umum meliputi:

a. Demam dan muntah


b. Munculnya ruam kulit merah.
c. Ruam berubah menjadi lenting (lepuhan bernanah) beberapa hari kemudian.
d. Lenting berubah mengerak biasanya terjadi dalam 8-9 hari.
e. Keropeng (bagian kering pada luka) terbentuk pada lepuhan dan mengelupas, biasanya dalam minggu ketiga dari
kemunculan gejala ruam.
f. Terbentuknya bekas luka permanen (bopeng).
g. Apabila lenting terbentuk di dekat mata, pasien dapat mengalami kebutaan.
3. Cacar
Pengawasan Penderita, Kontak, dan Lingkungan sekitar :

a. Laporan ke kantor Dinas Kesehatan setempat: Campak wajib dilaporkan di semua negara bagian. Laporan dalam waktu
24 jam.
b. Isolasi: Anak yang menderita campak jangan masuk sekolah selama 4 hari setelah timbulnya ruam. Di rumah sakit
isolasi yang dilakukan mulai stadium kataral pada periode prodromal sampai dengan hari ke-4 timbulnya ruam dapat
mengurangi keterpajanan pasienpasien dengan risiko tinggi lainnya.
c. Karantina: Karantina yang dilakukan pada institusi, bangsal atau penginapan kadang-kadang bermanfaat; lakukan
pemisahan yang tegas terhadap bayi-bayi yang sehat apabila ditemukan penderita campak di sebuah institusi.
d. Imunisasi kontak: Vaksin virus hidup, bila diberikan dalam waktu 72 jam setelah terpajan dapat memberikan
perlindungan. Dosis IG adalah 0,25 ml/kg BB (0,11 ml.lb) sampai dengan dosis maksimum sebesar 15 ml. Vaksin
campak virus hidup dapat diberikan kepada orang ini 5-6 bulan kemudian apabila tidak ada kontra indikasi.
e. Investigasi kontak dan sumber infeksi: Lakukan investigasi terhadap orang-orang yang rentan yang terpajan dan kepada
orang ini diberi imunisasi untuk mencegah penularan penyakit. Status carrier tidak diketahui.
4. Demam Kuning
Demam kuning atau yellow fever adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui perantara
nyamuk. Demam kuning dapat menyerang penduduk yang tinggal di daerah endemik dan para turis yang sedang
mengunjungi daerah tersebut. Demam kuning disebabkan oleh virus yang berasal dari genus Flavivirus, dan disebarkan
oleh nyamuk Aedes aegypti.
Gejala demam kuning dapat dilihat berdasarkan tiga fase, yaitu:
•Fase inkubasi. Masa inkubasi berlangsung selama 1-3 hari setelah terinfeksi.
•Fase akut. Fase ini terjadi pada hari ke-3 atau ke-4 setelah terinfeksi, dan dapat berlangsung selama 3-4 hari. Pada fase
ini, penderita demam kuning mulai merasakan gejala-gejala yang meliputi:
• Demam.
• Pusing.
• Mata, wajah, atau lidah kemerahan.
• Sakit kepala.
• Silau terhadap cahaya.
• Nafsu makan menurun.
• Nyeri otot.
• Mual dan muntah.
4. Demam Kuning
Setelah fase akut berakhir, gejala-gejala tersebut akan menghilang. Sebagian besar orang dapat sembuh dari demam kuning
setelah fase ini. Namun, beberapa orang justru memasuki fase serius dari demam kuning, yaitu fase toksik, setelah 24 jam
bebas gejala.

•Fase toksik. Pada fase ini, gejala demam kuning dirasakan kembali oleh penderita, dengan gejala yang lebih serius.
Gejala-gejala tersebut meliputi:
• Kulit dan sklera (bagian putih mata) menguning.
• Denyut jantung melambat.
• Nyeri perut.
• Muntah yang terkadang disertai muntah darah.
• Mimisan, gusi berdarah, dan perdarahan dari mata.
• Penurunan jumlah urine dan gagal ginjal.
• Gagal hati.
• Penurunan fungsi otak, meliputi delirium, kejang, hingga koma.
4. Demam Kuning
Pengawasan Penderita, Kontak dengan lingkungan sekitar :
 Isolasi : kewaspadaan universal terhadap darah dan cairan tubuh paling sedikit sampai 5 hari setelah sakit, penderita
dihindari dari gigitan nyamuk
 Desinfeksi serentak : tidak dilakukan desinfeksi.
 Rumah penderita dan sekitarnya disemprot dengan insektisida efektif.
 Imunisasi : bagi mereka yang kontak dengan penderita sebelumnya.
 Investigasi terhadap kontak dan sumber infeksi di semua tempat yang dikunjungi penderita 3 – 6 hari sebelum mereka
sakit
4. Demam Kuning

Tindakan Internasional
 Segera laporkan kepada WHO dan negara tetangga
 Karantina terhadap hewan monyet yang datang dari daerah endemis.
 Dilakukan karantina selama 7 hari setelah meninggalkan daerah endemis.
 Perjalanan International : Mereka yang datang dari daerah endemis Afrika dan Amerika Selatan diwajibkan memiliki
sertifikat vaksinasi yang masih berlaku, bila belum diimunisasi, perlu dilakukan selama 6 hari sebelum diijinkan
melanjutkan perjalanannya.Demikian juga mereka yang akan berkunjung ke daerah endemis perlu diberikan imunisasi
sebelumnya. (International Certificate of Vaccination (ICV) untuk demam kuning berlaku mulai 10 hari sampai 10
tahun setelah imunisasi)
5. Demam Bolak Balik
Louse bourne relapsing fever (LBRF) atau demam kambuhan adalah suatu infeksi yang disebarkan oleh kutu (biasa kutu
kepala atau tubuh manusia) dengan penyebab utama adalah bakteri borrelia reccurentis. Bakteri borrelia tersebut hidup
dalam kutu yang jika kutu dipecahkan maka kuman akan masuk melalui kulit ke dalam tubuh manusia. Penyakit ini bisa
menyebabkan endemis (menyebar) pada populasi yang higiene rendah, transmigran / pengungsi, dll. Kondisi ini sangat
serius dan bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani

Gejala yang dialami adalah :

 Demam menggigil.
 Sakit kepala.
 Nyeri sendi.
 Mual muntah.
 Pembengkakan limpa dan hati
5. Demam Bolak Balik

Pengawasan Penderita, Kontak dengan lingkungan sekitar :


 Isolasi : Penderita beserta pakaian dan semua kontak serumah dan lingkungan sekitarnya harus dibebaskan dari tungau
dan kutu.
 Investigasi terhadap kontak dan sumber infeksi: temukan kasus-kasus tambahan dan sumber infeksi
 Pengobatan yg spesifik: dengan tetracycline
5. Demam Bolak Balik

Tindakan Internasional

1. Apabila di suatu wilayah terjadi KLB louseborne relapsing fever, dimana sebelumnya di wilayah tersebut belum pernah
dilaporkan ada kasus maka harus segera dilaporkan kepada WHO dan disampaikan kepada negara tetangga bahwa telah
terjadi KLB penyakit ini.

2. Walaupun louseborne relapsing fever tidak masuk dalam kategori penyakit yang tercantum didalam IHR yang belum
direvisi, namun seluruh tindakan yang diuraikan pada seksi 9E1 di atas harus dilakukan oleh karena penyakit ini masuk
dalam daftar disease under surveillance yang tetapkan oleh WHO.
6. Tifus
Penyakit Rickettsia atau tifus adalah berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri familia Rickettsiae. Demam Tifus
Wabahi(Louse Borne Typhus)merupakan penyakit yang ditularkan oleh kutu ICD-9 080; ICD-10 A75.0. Penyakit yang
disebabkan oleh rickettsia ini memeiliki gejala klinis yang sangat bervariasi. Penyakit ini disebarkan oleh arthropoda,
khususnya kutu, tungau, dan caplak.

Gejala

Penyakit kadangkala muncul mendadak ditandai dengan sakit kepala, menggigil, lelah, demam dan sakit disekujur tubuh.
Timbul bercak dikulit berbentuk makuler pada hari kelima dan keenam, mulai muncul pada badan bagian atas kemudian
menyerbu keseluruh tubuh,dimulai pada punggung, dada dan perut dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh kecuali wajah
, telapak tangan dan kaki. Gejala lain mungkin termasuk muntah , sensitivitas mata terhadap cahaya , dan kebingungan .
Dalam kasus yang parah , komplikasi penyakit mungkin termasuk gagal ginjal dan radang otak ( ensefalitis ).Muncul gejala
toksemia yang jelas dan penyakit berakhir dengan perbaikan yang cepat setelah 2 minggu demam.
6. Tifus

Pengawasan Penderita, Kontak dengan lingkungan sekitar :


 Desinfeksi serentak : Taburkan insektisida pada pakaian dan tempat tidur penderita dan kontak.
 Karantina: Mereka yang tubuhnya mengandung kutu dan terpajan dengan penderita tifus dikarantina selama 15 hari
setelah badannya ditaburi insektisida.
 Penanganan kontak : semua kontak harus diamati terus menerus selama 2 minggu.
 Investigasi terhadap kontak dan sumber infeksi: Segala upaya harus dilakukan untuk melacak sumber penularan.
 Pengobatan spesifik: Pemberian doksisiklin dosis tunggal 200 mg biasanya sudah cukup untuk menyembuhkan
sipenderita.
6. Tifus

Tindakan Internasional
 Segera laporkan kepada WHO
 Wisatawan mancanegara: Tidak satupun negara yang mewajibkan para wisatawan untuk mendapatkan imunisasi
sebelum memasuki negara tersebut
7. Sars

SARS adalah sindrom pernapasan akut berat yang merupakan penyakit infeksi pada jaringan paru manusia. Penyebab
SARS adalah corona virus atau primoxyviridae virus. Masa inkubasi berdasarkan penelitian sementara yaitu selama 3-10
hari.

Gejala :
a. Malaise
b. Myalgia
c. Demam >38°C
d. Diikuti gejala pernapasan berupa batuk dan kesulitan bernapas
Referensi

https://agus34drajat.files.wordpress.com/2010/10/buku-pedoman-manual_pmbrantasan_penyakit_menular.pdf

https://ngada.org/uu1-1962.htm

https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/KEPMENKES_425_2007.pdf

https://kkp.go.id/djprl/jaskel/artikel/18795-keputusan-menteri-kesehatan-nomor-612-menkes-sk-v-2010-tentang-pedoma
n-penyelenggaraan-karantina-kesehatan-pada-penanggulangan-kedaruratan-kesehatan-masyarakat-yang-meresahkan-dun
ia

http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_1962_2.pdf
THANK YOU
Fully Editable Shapes
Fully Editable Shapes
Fully Editable Icon Sets: A

You can Resize without


losing quality
You can Change Fill
Color &
Line Color

FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com
Fully Editable Icon Sets: B

You can Resize without


losing quality
You can Change Fill
Color &
Line Color

FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com
Fully Editable Icon Sets: C

You can Resize without


losing quality
You can Change Fill
Color &
Line Color

FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com

Anda mungkin juga menyukai