Anda di halaman 1dari 11

OLIGOHIDRAMNION

DEFINISI

Oligohidramnios atau disebut juga oligohidramnion adalah salah satu masalah kehamilan yang ditandai
dengan jumlah cairan ketuban yang terlalu sedikit. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat
meningkatkan risiko gangguan kehamilan, misalnya persalinan prematur.

Cairan ketuban adalah cairan yang terdapat di dalam rahim selama kehamilan berlangsung. Cairan ini
berwarna bening kekuningan dan tidak berbau, serta terdiri atas beragam nutrisi, hormon, dan sel yang
berfungsi untuk mendukung perkembangan janin.

Selain berperan penting dalam tumbuh kembang janin, cairan ketuban juga memiliki banyak fungsi lain,
di antaranya:

 Melindungi janin dari guncangan atau cedera fisik dan infeksi


 Menjaga suhu di dalam rahim tetap hangat
 Mencegah tekanan pada tali pusat yang mengganggu pasokan oksigen pada bayi
 Membantu pembentukan dan pematangan organ tubuh janin
 Memberi ruang bagi janin untuk bergerak guna mendukung perkembangan tulang dan ototnya.

EPIDEMIOLOGI

Sekitar 8% wanita hamil memiliki cairan ketuban terlalu sedikit.Olygohydramnion dapat terjadi
kapan saja selama masa kehamilan, walau padaumumnya sering terjadi di masa kehamilan
trimester terakhir. Sekitar 12% wanitayang masa kehamilannya melampaui batas waktu
perkiraan lahir (usia kehamilan42 minggu) juga mengalami olygohydrasmnion, karena jumlah
cairan ketubanyang berkurang hamper setengah dari jumlah normal pada masa kehamilan

PATOFISIOLOGIS

Pecahnya membran adalah penyebab paling umum dari oligohidramnion. Namun, tidak adanya produksi
urine janin atau penyumbatan pada saluran kemih janin dapat juga menyebabkan oligohidramnion.
Janin yang menelan cairan amnion, yang terjadi secara fisiologis, juga mengurangi jumlah cairan.

Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan oligohidramnion adalah kelainan kongenital, Pertumbuhan
Janin Terhambat (PJT), ketuban pecah, kehamilan postterm, insufiensi plasenta dan obat-obatan
(misalnya dari golongan antiprostaglandin). Kelainan kongenital yang paling sering menimbulkan
oligohidramnion adalah kelainan sistem saluran kemih dan kelainan kromosom.

Pada insufisiensi plasenta oleh sebab apapun akan menyebabkan hipoksia janin. Hipoksia janin yang
berlangsung kronik akan memicu mekanisme redistribusi darah. Salah satu dampaknya adalah terjadi
penurunan aliran darah ke ginjal, produksi urin berkurang dan terjadi oligohidramnion

FAKTOR RISIKO
Faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya oligohidramnion antara lain: Faktor Janin

 Bocornya membran amnion. Terkadang cairan amnion keluar melalui lubang kecil pada
membran amnion sehingga menyebabkan air ketuban sedikit. Hal ini terjadi pada tahap akhir
kehamilan namun kebanyakan terjadi saat mendekati masa persalinan. Baca juga: Ketuban
Pecah? Seperti Ini Warna Air Ketuban & Baunya
 Ketidaknormalan janin. Tidak adanya ginjal atau ginjal yang abnormal (agenesis ginjal, ginjal
polikistik) pada janin juga bisa menurunkan produksi urine yang pada akhirnya berdampak pada
seikitnya cairan ketuban.
 Faktor genetik. Adanya pewarisan gen abnormal.

Faktor Plasenta

 Abrupsio plasenta. Ketikdanormalan plasenta yang menyebabkan plasenta terlepas dari dinding
rahim bagian dalam sehingga mengakibatkan terjadinya defisiensi cairan amnion.
Ketidakteraturan pada darah plasenta dan suplai nutrisi bisa mencegah bayi menghasilkan urine
sehingga menyebabkan komplikasi serius.
 Anak kembar. wanita hamil dengan janin kembar memiliki risiko lebih tinggi terjadinya defisiensi
cairan amnion.
 Obat – obatan. Penggunaan obat anti inflamasi non steroid (OAINS) dan beberapa inhibitor ACE
(angiotensin-converting enzyme) bisa menyebabkan air ketuban sedikit.

Kondisi ibu berikut ini bisa menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya oligohidramnion:

 Tekanan darah tinggi kronik


 Dehidrasi
 Diabetes (kencing manis)
 Preeklampsia (tekanan darah tinggi saat hamil lebih dari 20 minggu)
 Lupus

TANDA DAN GEJALA

Ibu hamil yang mengalami oligohidramnion memiliki beberapa gejala klinis yang bisa dilihat dan
dirasakan. Berikut ini adalah beberapa tanda atau gejala oligohidramnion:

 Tinggi fundus uteri lebih rendah dari usia kehamilan (perut lebih kecil)
 Bunyi detak jantung janin mulai terdengar sejak bulan ke-5
 Ibu merasakan nyeri ketika janin bergerak

DIAGNOSIS

Untuk mengetahui oligohidramnion dengan jelas dapat dilakukan tindakan “Amnioskopi” dengan alat
khusus amnioskop.Indikasi amnioskopi adalah:

1) Usia kehamilan sudah diatas 37 minggu


2) Terdapat preeklamsia-berat atau eklampsia

3) Bad Obstetrics History

4) Terdapat kemungkinan IUGR

5) Kelainan ginjal

6) Kehamilan post date

Hasil yang diharapkan adalah:

1) Kekeruhan air ketuban

2) Pewarnaan dengan mekonium

Komplikasi tindakan amnioskopi adalah:

1) Terjadi persalinan prematur

2) Ketuban pecah-menimbulkan persalinan prematur

3) Terjadi perdarahan-perlukaan kanalis servikalis

4) Terjadi infeksi asendens

Tehnik diagnosis oligohidramnion dapat mempergunakan Ultrasonografi yang dapat menentukan:

1) Amniotic Fluid Index (AFI) kurang dari 5 cm

2) AFI kurang dari 3 cm disebut Moderate Oligohidramnion

3) AFI kurang dari 2-1 cm disebut Severe Oligohidramnion

TATALAKSANA

Penanganan oligohidramnios tergantung pada kondisi bayi, usia kehamilan, dan ada atau tidaknya
komplikasi selama kehamilan. Untuk menangani oligohidramnios, dokter dapat melakukan beberapa
penanganan berikut ini:

1. Pemantauan berkala

Agar dapat terpantau lebih ketat, dokter biasanya akan menyarankan ibu hamil yang menderita
oligohidramnios untuk menjalani pemeriksaan kandungan dan USG lebih sering dari jadwal pada
umumnya.

2. Minum lebih banyak air putih


Ibu hamil dengan oligohidramnios biasanya akan dianjurkan untuk minum air putih lebih banyak agar
jumlah cairan ketuban bisa bertambah. Jika ibu hamil sulit makan dan minum atau berisiko mengalami
dehidrasi, dokter mungkin akan memberikan terapi cairan melalui infus.

3. Induksi persalinan

Induksi persalinan atau merangsang persalinan biasanya dilakukan jika usia kehamilan sudah mendekati
waktu perkiraan kelahiran bayi.

Terkadang, dokter juga akan melakukan induksi persalinan pada ibu hamil dengan oligohidramnios yang
memiliki kondisi tertentu, seperti preeklampsia, atau jika pertumbuhan janin di dalam kandungan
terhambat.4. Induksi ketuban

Metode ini dilakukan dengan cara mengalirkan cairan ketuban buatan melalui kateter atau selang
khusus yang dimasukkan ke dalam rahim. Langkah penanganan ini bisa dilakukan jika cairan ketuban tak
kunjung bertambah atau janin berisiko mengalami lilitan tali pusat.

5. Operasi caesar

Jika persalinan secara normal tidak memungkinkan atau terjadi kondisi gawat janin, dokter kandungan
mungkin akan melakukan operasi caesar untuk mengeluarkan janin.

KOMPLIKASI

Menurut Manuaba, dkk. (2007:500) Komplikasi oligohidramnion dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Dari sudut maternal

Komplikasi oligohidramnion pada maternal tidak ada kecuali akibat persalinannya oleh karena:

a) Sebagian persalinannya dilakukannya dengan induksi

b) Persalinan dilakukan dengan tindakan secsio sesaria

Dengan demikian komplikasi maternal adalah trias komplikasi persalinan dengan tindakan perdarahan,
infeksi, dan perlukaan jalan lahir.

2) Komplikasi terhadap janinya

a) Oligohidramnionnya menyebabkan tekanan langsung terhadapat janinnya:

(1) Deformitas janin adalah:

(a) Leher terlalu menekuk-miring

(b) Bentuk tulang kepala janin tidak bulat

(c) Deformitas ekstermitas


(d) Talipes kaki terpelintir keluar

(2) Kompresi tali pusat langsung sehingga dapat menimbulkan fetal distress

(3) Fetal distress menyebabkan makin terangsangnya nervus vagus dengan dikeluarkannya mekonium
semakin mengentalkan air ketuban

(a) Oligohidramnion makin menekan dada sehingga saat lahir terjadi kesulitan bernapas karena paru-
paru mengalami hipoplasia sampai atelektase paru

(b) Sirkulus yang sulit diatasinya ini akhirnya menyebabkan kematian janin intrauterin

b) Amniotic band

Karena sedikitnya air ketuban, dapat menyebabkan terjadinya hubungan langsung antara membran
dengan janin sehingga dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin intrauterin. Dapat
dijumpai ektermitas terputus oleh karena hubungan atau ikatan dengan membrannya.

PENCEGAHAN

DAFTAR PUSTAKA

Adrian, Kevin. 2020. Mengenal Oligohidramnios, Salah Satu Penyebab Persalinan Prematur.
https://www.alodokter.com/mengenal-oligohidramnios-salah-satu-penyebab-persalinan-prematur.
(Diakses 3 November 2020).

https://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.unimus.ac.id/1309/3/5.%2520BAB%2520II
%2520Tinjauan
%2520Pustaka.pdf&ved=2ahUKEwicma6XruXsAhUbWX0KHc_jBCwQFjAJegQIBBAB&usg=AOvVaw1vX6kl
M2ujVIPKhDdEDy7a&cshid=1604376887447. (Diakses 3 November 2020).

doktersehat. 2019. Oligohidramnion: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan.


https://doktersehat.com/oligohidramnion/amp/. (Diakses 3 November 2020).

ANEMIA PADA IBU HAMIL

DEFINISI
ISK pada ibu hamil umum terjadi pada pertengahan trimester pertama kehamilan hingga awal trimester
ketiga kehamilan. Infeksi saluran kemih terjadi karena adanya perubahan pada saluran kemih ibu hamil,
karena posisi rahim yang berada tepat di atas saluran kemih. Saat kehamilan semakin membesar, berat
ada janin akan menekan kandung kemih, sehingga bakteri terjebak dan berkembangbiak di dalamnya.

Karena hal tersebut, risiko terjadinya infeksi saluran kemih tidak dapat dihindari. Semakin besar rahim
dan saluran kemih, maka pertumbuhan bakteri di dalamnya akan semakin banyak. Bukan hanya itu saja,
ISK pada ibu hamil terjadi karena kandungan hormon dan gula dalam urine. Kedua hal tersebut akan
memicu pertumbuhan bakteri, sera menurunkan kemampuan tubuh untuk menahan bakteri jahat
masuk ke dalam tubuh.

Selama masa kehamilan, perubahan tubuh sangat normal terjadi, termasuk pada saluran kemih. Perlu
diketahui beberapa jenis infeksi saluran kemih pada ibu hamil, dikutip dari Children Hospital of
Philadelphia (CHOP):

1. Cystitis

Cystitis adalah peradangan kandung kemih yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada kandung kemih.
Ini adalah jenis paling umum dari infeksi saluran kemih (ISK) pada wanita.

Cystitis sering terjadi pada wanita berusia 20-50 tahun dan yang aktif berhubungan seksual.

2. Bakteriuria asimtomatik

Bakteriuria asimptomatik adalah jenis infeksi saluran kemih yang tidak menunjukkan gejala dan sering
disebabkan oleh bakteri yang ada di tubuh wanita sebelum hamil.

Jenis infeksi ini bisa terjadi pada 5 sampai 10 persen wanita hamil. Dalam kebanyakan kasus, jenis infeksi
saluran kencing ini bisa sembuh dengan sendirinya.

3. Pielonefritis (infeksi ginjal)

Bakteri penyebab infeksi saluran kemih pada ibu hamil dapat berpindah dari bukaan, saluran, ataupun
kandung kemih menuju ginjal.

Infeksi bakteri pada ginjal ibu hamil disebut dengan pielonefritis dan dapat menyerang satu ginjal atau
keduanya.

Infeksi ginjal karena bakteri ISK adalah salah satu komplikasi kehamilan serius yang dapat mengancam
nyawa ibu hamil dan janin.

Kondisi ini dapat meningkatkan risiko persalinan prematur, bayi lahir dengan berat rendah, atau bayi
lahir mati (stillbirth).

EPIDEMIOLOGI
Mengutip dari American Family Physician (AAFP) ibu hamil berisiko tinggi mengalami infeksi saluran
kemih. Dimulai pada minggu ke enam kehamilan sampai puncaknya di minggu ke-22 sampai 24
kehamilan.

PATOLOGI

Secara anatomi, wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi saluran kemih karena memiliki uretra
(saluran kemih dari kandung kemih ke luar tubuh) yang lebih pendek dibandingkan dengan pria.
Sehingga, risiko terinfeksi bakteri juga lebih besar.

Pada wanita hamil, akan terjadi perubahan posisi saluran kemih yang bisa lebih meningkatkan risiko
infeksi. Uterus (rahim) wanita hamil akan membesar dan berada tepat di atas kandung kemih. Seiring
bertambahnya usia kehamilan, ukuran rahim yang membesar tersebut dapat menyebabkan sumbatan
pada aliran urine di saluran kemih.

Apabila kondisi tersebut berlangsung dalam jangka panjang, maka dapat memicu infeksi saluran kemih.

FAKTOR RISIKO

Selain karena rahim yang terus membesar hingga menekan saluran kencing, beberapa hal di bawah ini
dapat meningkatkan risiko ISK pada ibu hamil:

1. Membersihkan kelamin dari belakang ke depan

Bakteri E. coli yang paling sering menyebabkan ISK pada ibu hamil berasal dari usus sehingga umum
bersarang pada anus.

Maka, membersihkan kelamin dengan menyeka dari belakang ke depan (dubur dulu kemudian ke
vagina) dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.

Sebaiknya, menyeka atau membersihkan kelamin dari depan (saluran kencing) baru ke belakang (anus
atau dubur).

Ini berguna agar bakteri dari dubur tidak berpindah ke saluran kencing setelah selesai buang air besar
atau kecil dan mencegah ISK.

2. Perubahan hormon hamil

Peningkatan hormon turut dapat meningkatkan risiko ISK pada ibu hamil. Perubahan hormon membuat
bakteri jadi lebih mudah berkembang di vagina yang lembab.

Terlebih lagi, lokasi antara lubang vagina dan lubang kencing sangat berdekatan sehingga akan lebih
mudah bagi bakteri berpindah dan menginfeksi.

3. Berhubungan seks
Berhubungan seks saat hamil boleh-boleh saja dan disarankan oleh dokter pada kondisi tertentu. Akan
tetapi, berhubungan seks saat hamil meningkatkan risiko ISK.

ISK bisa muncul akibat berhubungan seks karena penetrasi memungkinkan bakteri di dekat vagina
(termasuk E. coli) terdorong dan berpindah ke dalam uretra.

Maka dari itu, penting untuk buang air kecil sebelum dan sesudah berhubungan seks agar tidak ada
bakteri yang tertinggal di area intim.

Beberapa faktor risiko lainnya yang menyebabkan ISK yaitu:

 Pernah beberapa kali kena ISK (ISK berulang)


 Punya diabetes gestasional
 Kegemukan atau obesitas
 Punya anemia sel sabit
 Pernah operasi saluran kemih sebelumnya
 Mengalami kerusakan pada saraf yang mengendalikan kandung kemih seperti penyakit
Parkinson, multiple sclerosis atau cedera fisik.

TANDA DAN GEJALA

Infeksi saluran kemih pada ibu hamil terjadi karena adanya perubahan hormon dan posisi janin dalam
kandungan. Berikut beberapa gejala ISK pada ibu hamil yang perlu diketahui:

 Rasa nyeri saat buang air kecil.


 Sensasi rasa terbakar saat buang air kecil.
 Meningkatnya frekuensi buang air.
 Adanya darah pada urine.
 Kram perut bagian bawah.
 Rasa sakit saat berhubungan intim.
 Demam dan menggigil.
 Keringat dingin.
 Urine beraroma menyengat.

Bukan hanya itu saja, bakteri yang telah menyebar ke organ ginjal akan menimbulkan gejala berupa
nyeri punggung belakang, mual, hingga muntah. ISK pada ibu hamil harus ditangani dengan tepat.
Pasalnya, jika dibiarkan begitu saja, infeksi saluran kemih pada ibu hamil meningkatkan risiko terjadinya
infeksi ginjal, bahkan infeksi sistemik yang menyebar ke seluruh organ dalam tubuh.

DIAGNOSIS

Untuk mendeteksi ISK pada ibu hamil, umumnya dokter akan melakukan beberapa tes, seperti:

1. Tes urine
Saat dokter mencurigai adanya ISK, ia mungkin akan menyarankan untuk segera melakukan tes urine.
Setelahnya, sampel urine akan diperiksa di laboratorium untuk melihat adanya sel darah merah, sel
darah putih, dan bakteri.

Untuk menghindari kontaminasi sampel, Anda harus membersihkan area genital menggunakan
antiseptik sebelum menampung urine.

2. Kultur urine

Tes ini kadang dilakukan setelah tes analisis urine. Dokter akan menggunakan sampel urine untuk
memeriksa kemungkinan adanya pertumbuhan bakteri. Nantinya diperiksa juga bakteri mana yang
menyebabkan ISK.

3. Cystogram

Ini adalah tes diagnosis infeksi saluran kemih yang menggunakan pemindai X-ray dari uretra untuk
mendeteksi masalah seperti batu ginjal dan pembengkakan.

4. Pemeriksaan cystoscopic

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara memasukkan tabung kecil ke dalam uretra untuk memeriksa ada
kelainan atau tidak di kandung kemih. Jika ibu hamil didiagnosis positif ISK, dokter akan melakukan
pengobatan yang sesuai.

TATALAKSANA

Standar untuk mengobati ISK adalah dengan minum obat antibiotik yang diresepkan dokter.

Antibiotik yang umum diresepkan untuk ISK pada ibu hamil umumnya minocycline atau penilisin seperti
ampicilin, amoxicillin, dan erythromycin

Obat antibiotik untuk ISK pada ibu hamil dianjurkan diminum selama tiga sampai tujuh hari. Antibiotik
harus dihabiskan sampai tenggat waktu dosis yang telah ditentukan dokter, meski anda sudah merasa
baikan.

Pengobatan di Rumah

Berbagai kebiasaan sehat ini dapat membantu terhindar dari risiko infeksi saluran kemih saat hamil.
Termasuk juga efektif untuk mengatasi ISK yang sudah telanjur muncul. Berikut pengobatan yang bisa
dilakukan di rumah.

1. Perbanyak minum air

Selain mencegah dehidrasi, banyak asupan cairan dapat mempercepat penyembuhan ISK.

Pasalnya, semakin banyak air yang diminum, akan semakin sering buang air kecil untuk membilas
kelebihan bakteri dalam saluran kencing.
Pastikan asupan cairan dalam tubuh tidak kurang dengan mengusahakan minum 8-10 gelas per hari.

2. Penuhi asupan gizi

Pastikan ibu hamil mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi tinggi, terutama yang tinggi vitamin C,
beta karoten, dan zink. Ketiganya dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh untuk mencegah dan
melawan ISK.

3. Jangan suka menahan buang air kecil

Ibu hamil harus segera buang air kecil, tidak boleh ditunda-tunda. Pastikan juga ibu hamil tidak
menyisakan urine saat kencing.

Harus selalu kencing sampai tuntas. Ini bertujuan agar tidak ada bakteri yang tertinggal dalam sistem
perkemihan hingga kemudian berkembang biak dan menginfeksi.

Jangan lupa biasakan juga buang air kecil sebelum dan sesudah berhubungan seksual untuk membuang
bakteri yang berpindah selama berhubungan intim.

4. Jaga kebersihan saluran kencing

Setelah buang air kecil, segera bilas area intim dengan bersih dari depan ke belakang. Hal ini dilakukan
untuk mencegah tersebarnya bakteri pindah dari anus ke vagina atau uretra.

Keringkan dengan baik agar vagina tidak terus-terusan dalam kondisi lembap. Hindari membersihkan
vagina menggunakan sabun antiseptik.

Selain itu, rutin mengganti celana dalam dan pakai celana dalam berbahan katun untuk mencegah area
kewanitaan menjadi lembap.

5. Jus cranberry

Jus ini dapat mencegah bakteri E.coli menempel pada dinding kandung kemih atau saluran kemih.
Hindari cara ini jika menggunakan obat pengencer darah seperti aspirin.

6. Konsumsi lebih banyak vitamin C

Vitamin C membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu memerangi infeksi.
Dapatkan vitamin C dari makan jeruk, lemon, beri, aprikot, paprika, dan tomat.

DAMPAK

Peradangan dalam tubuh akibat infeksi, termasuk infeksi saluran kencing dapat meningkatkan risiko
bahaya pada ibu hamil.

Pasalnya selama peradangan terjadi, sistem imun akan terus menghasilkan senyawa hormon
prostaglandin. Kadar prostaglandin yang terlalu tinggi dalam tubuh dapat membuat rahim berkontraksi
kuat.
Kontraksi rahim bisa memicu proses persalinan dimulai sebelum waktunya dengan menyebabkan
bukaan pintu leher rahim (serviks). Ini dapat menjadi penyebab bayi lahir prematur.

PENCEGAHAN

Infeksi saluran kemih pada ibu hamil umum terjadi karena pertumbuhan bayi dalam rahim. Meski
begitu, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan guna mencegah infeksi saluran kemih pada ibu
hamil:

 Cukup minum air putih 2 liter, atau setara dengan 8 gelas per hari.
 Jangan terbiasa untuk menunda buang air kecil
 Hindari konsumsi alkohol, kafein, serta minuman manis lainnya.
 Konsumsi suplemen atau multivitamin tambahan.
 Segera buang air kecil sebelum atau setelah buang air kecil.
 Setelah buang air kecil, bersihkan vagina secara perlahan dari atas ke bawah, bukan sebaliknya.
 Jangan menggunakan sabun pembersih kewanitaan karena kadar pH yang berbeda.
 Ganti pakaian dalam dengan bahan katun yang menyerap keringat.
 Jika sudah merasa tidak nyaman, ganti pakaian dalam.
 Jangan memakai celana terlalu ketat.
 Jangan gunakan pakaian dalam saat tidur.

DAFTAR PUSTAKA

Fadli, Rizal. 2020. Perlu Waspada, Inilah Gejala ISK pada Ibu Hamil.
https://www.halodoc.com/artikel/perlu-waspada-inilah-gejala-isk-pada-ibu-hamil. (Diakses 3 November
2020).

Herliafifah, Riska. 2020. Infeksi Saluran Kemih pada Ibu Hamil.


https://www.google.co.id/amp/s/hellosehat.com/kehamilan/kandungan/isk-pada-ibu-hamil-saluran-
kemih/%3famp. (Diakses 3 November 2020).

Anda mungkin juga menyukai