S DENGAN
OLIGOHIDRAMNION G2P1001 DI RUANG POLI KANDUNGAN RSUD
SANJIWANI GIANYAR
OLEH:
2. ETIOLOGI
Marmi dkk (2015) mengatakan penyebab pasti belum diketahui dengan jelas.
Namun pada beberapa kasus bisa diklasifikasikan penyebab Oligohidramnion ada 2
yaitu:
a. Primer : karena pertumbuhan amnion yang kurang baik
b. Sekunder: ketuban pecah dini.
Selain itu Sofian (2010) mengatakan sebab yang pasti tidak begitu
diketahui. Primer: mungkin oleh karena amnion kurang baik tumbuhnya, dan
sekunder: misalnya pada ketuban pecah dini (premature rupture of the
membrane=PROM).
Oligohidramnion harus dicurigai jika tinggi fundus uteri lebih rendah secara
bermakna dibandingan yang diharapkan pada usia gestasi tersebut. Penyebab
oligohidramnion adalah absorpsi atau kehilangan cairan yang meningkat ketuban
pecah dini menyebabkan 50 % kasus oligohidramnion, penurunan produksi cairan
amnion yakni kelainan ginjal kongenital akan menurunkan keluaran ginjal janin
obstruksi pintu keluar kandung kemih atau uretra akan menurunkan keluaran urin
dengan cara sama (Rukiyah & Yulianti, 2010). Sebab oligohidramnion secara
primer karena pertumbuhan amnion yang kurang baik, sedangkan secara sekunder
yaitu ketuban pecah dini (Marmi et al., 2015).
3. PATOFISIOLOGI OLIGOHIDRAMNION
Pecahnya membran adalah penyebab paling umum dari oligohidramnion. Namun,
tidak adanya produksi urine janin atau penyumbatan pada saluran kemih janin dapat
juga menyebabkan oligohidramnion. Janin yang menelan cairan amnion, yang terjadi
secara fisiologis, juga mengurangi jumlah cairan. Beberapa keadaan yang dapat
menyebabkan oligohidramnion adalah kelainan kongenital, Pertumbuhan Janin
Terhambat (PJT), ketuban pecah, kehamilan postterm, insufiensi plasenta dan obat-
obatan (misalnya dari golongan antiprostaglandin). Kelainan kongenital yang paling
sering menimbulkan oligohidramnion adalah kelainan sistem saluran kemih dan
kelainan kromosom (Özgen et al., 2022). Pada insufisiensi plasenta oleh sebab
apapun akan menyebabkan hipoksia janin. Hipoksia janin yang berlangsung kronik
akan memicu mekanisme redistribusi darah. Salah satu dampaknya adalah terjadi
penurunan aliran darah ke ginjal, produksi urin berkurang dan terjadi
oligohidramnion(Özgen et al., 2022).
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan Oligohidramnion adalah kelainan
konginetal, pertumbuhan janin terhambat, ketuban pecah dini, kehamilan postterm,
insufisiensi plasenta, dan obat-obatan (golongan antiprostaglandin). Kelainan
konginetal yang paling sering menimbulkan Oligohidramnion adalah kelainan sistem
saluran kemih (kelainan ginjal bilateral dan obstruksi uretra), dan kelainan kromosom
(triploidi, trisomi 18 dan 13). Trisomi 21 jarang memberikan kelainan pada saluran
kemih sehingga tidak menimbulkan Oligohidramnion. Insufisensi plasenta oleh sebab
apapun dapat menyebabkan hipoksia janin. Hipoksia janin yang berlangsung kronis
akan memicu mekanisme retribusi darah. Salah satu dampaknya adalah terjadi
penurunan aliran darah ke ginjal. Produksi urine berkurang dan terjadi
Oligohidramnion (Saifuddin, 2009).
Volume cairan ketuban dalam plasenta merupakan hasil keseimbangan antara
produksi cairan dan pergerakan cairan keluar dari plasenta. Dalam 20 minggu
pertama, sekresi paru-paru, bersama dengan transpor hidrostatik dan osmotik plasma
ibu melalui membran janin, membuat sebagian besar produksi cairan ketuban. Sekitar
minggu ke-16, ginjal janin mulai berfungsi, dan produksi urin janin terus meningkat,
mengambil alih sebagian besar produksi cairan ketuban sampai kehamilan cukup
bulan (Friedman & Ogunyemi, 2021).
Oleh karena itu, kelainan genitourinaria janin dapat menyebabkan diagnosis
oligohidramnion setelah usia kehamilan 16 hingga 20 minggu. Contohnya termasuk
obstruksi saluran keluar kandung kemih, ginjal displastik, dan agenesis ginjal. Fetal
swallowing dan absorpsi intramembran, diperkirakan terjadi melalui absorpsi osmotik
cairan langsung melintasi amnion dan ke dalam pembuluh darah janin, merupakan
rute utama resorpsi amnion. Oleh karena itu, anomali gastrointestinal janin, seperti
fistula trakeoesofageal (angka kejadian kira-kira 1 dalam 3500 kelahiran hidup),
dapat mengakibatkan kelebihan volume cairan, atau polihidramnion (Friedman &
Ogunyemi, 2021).
4. PATHWAY
Oligohidraminion
1) Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballottement
8) Bila ketuban pecah, air ketubannya akan sedikit sekali bahkan tidak ada.
5) Bila ketuban pecah air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
6. KOMPLIKASI OLIGOHIDRAMNION
Menurut Manuaba (2007), komplikasi oligohidramnion dapat dijabarkan sebagai
berikut:
b. Amniotic band