Anda di halaman 1dari 3

Rabu, 30 September 2020

ATIKA DEWI YULYANI

1811060010

KEBIDANAN S1

MK: ASUHAN PERSALINAN PATOLOGIS

Tugas Merangkum Materi : Macam – macam Kelainan Pada Cairan Ketuban

KELAINAN PADA CAIRAN KETUBAN

Pengertian Cairan Amnion/ Ketuban

Cairan amnion merupakan pelindung dan bantalan untuk proteksi sekaligus


menunjang pertumbuhan. Cairan ketuban mempunyai peranan yang sangat penting bagi
perkembangan dan pertumbuhan janin. Kelainan jumlah cairan ketuban dapat terjadi, dan
sering kali merupakan pertanda yang paling awal terlihat pada janin yang mengalami
gangguan. Di pihak lain, kelainan jumlah cairan ketuban dapat menimbulkan gangguan pada
janin, seperti hipoplasia paru, deformitas janin, kompresi tali pusat, pertumbuhan janin
terhambat (PJT), prematuritas, kelainan letak dan kematian janin.

Beberapa Kelainan Yang Terdapat Pada Cairan Ketuban, adalah :

1. Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah air ketuban kurang dari 500 cc. Oligohidramnion
kurang baik untuk pertumbuhan janin karena pertumbuhan dapat terganggu oleh
perlekatan antara janin dan amnion atau karena janin mengalami tekanan dinding
rahim. Jika produksinya semakin berkurang, disebabkan beberapa hal diantaranya:
insufisiensi plasenta, kehamilan post term, gangguan organ perkemihan-ginjal, janin
terlalau banyak minum sehingga dapat menimbulkan makin berkurangnya jumlah air
ketuban intrauteri “oligohidramnion” dengan kriteria :
1. Jumlah kurang dari 500 cc
2. Kental
3. Bercampur mekonium
Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion masih belum diketahui. Beberapa keadaan
berhubungan dengan oligohidramnion hampir selalu berhubungan dengan obsrtuksi saluran
traktus urinarius janin atau renal agenesis. Oligohidramnion harus dicurigai jika tinggi fundus
uteri lebih rendah secara bermakna dibandingan yang diharapkan pada usia gestasi tersebut.
Penyebab oligohidramnion adalah absorpsi atau kehilangan cairan yang meningkat ketuban
pecah dini menyebabkan 50 % kasus oligohidramnion, penurunan produksi cairan amnion

yakni kelainan ginjal kongenital akan menurunkan keluaran ginjal janin obstruksi pintu
keluar kandung kemih atau uretra akan menurunkan keluaran urin dengan cara sama. Sebab
oligohidramnion secara primer karena pertumbuhan amnion yang kurang baik, sedangkan
secara sekunder yaitu ketuban pecah dini. Pecahnya membran adalah penyebab paling umum
dari oligohidramnion. Namun, tidak adanya produksi urine janin atau penyumbatan pada
saluran kemih janin dapat juga menyebabkan oligohidramnion. Janin yang menelan cairan
amnion, yang terjadi secara fisiologis, juga mengurangi jumlah cairan. Beberapa keadaan
yang dapat menyebabkan oligohidramnion adalah kelainan kongenital, Pertumbuhan Janin
Terhambat (PJT), ketuban pecah, kehamilan postterm, insufiensi plasenta dan obatobatan
(misalnya dari golongan antiprostaglandin).

2. Polihidramnion

Adalah cairan ketuban yang terlalu banyak. Jika mempunyai cairan ketuban lebih
banyak atau yang disebut dengan polihidramnion salah satu tandanya adalah rahim
mengembang lebih cepat dari seharusnya, sehingga terlihat lebih besar. Ibu hamil mungkin
mengalami ketidaknyamanan pada perut, nyeri punggung, sesak napas, kontraksi rahim, dan
bengkak pada kaki dan pergelangan tangan.

Polihidramnion lebih mungkin terjadi jika mengalami:

1. Diabetes Gestasional

2. Kehamilan kembar

3. Kelainan genetik janin

4. Penyebab lain seperti infeksi akibat rubella, CMV, tokso , dan sifilis
5. Kelainan janin

Kondisi kelainan janin menyebabkan janin sulit untuk menelan cairan tetapi ginjalnya
terus menghasilkan cairan. Sebagai contoh stenosis pilorus, bibir sumbing atau celah langit-
langit, kelainan sistem pencernaan janin, dan cacat lahir.

3. Korioamnionitis

Infeksi pada plasenta dan air ketuban yang disebabkan oleh bakteri . Meski tidak
banyak yang mengalami hal ini, korioamnionitis adalah penyebab kelahiran prematur paling
umum. Korioamnionitis paling sering disebabkan oleh bakteri yang ditemukan di vagina,
anus, dan dubur. Bakteri yang biasanya menyebabkan infeksi ini adalah bakteri E. coli,
kelompok bakteri streptokokus B, dan bakteri anaerob. Ini lebih sering terjadi ketika kantung
ketuban pecah dini dan memungkinkan bakteri yang ada di vagina naik ke rahim. Masalah air
ketuban ini mungkin tidak selalu menunjukkan tanda-tanda, tetapi beberapa ibu hamil dengan
kondisi korioamnionitis bisa menunjukkan tanda-tanda seperti di bawah ini :

1. Demam

2. Jantung berdebar cepat

3. Rahim terasa sakit

4. Aroma yang tidak sedap dari air ketuban.

Anda mungkin juga menyukai