Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskritif kuantitatif yang ialah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu (Sugiyono, 2017). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

mengetahui Gambaran Kesejahteraan Status Psikologis (Psychological Well Being) Pada

Lansia Di Lingkungan Pacung Bitera,Gianyar.


1.2 Kerangka Kerja

Adapun kerangka kerja studi ini dipaparkan sebagai berikut:

Populasi
Lansia yang berada di Lingkungan Pacung,Bitera di wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar II,yang berumur
\ 60-74 tahun berjumlah 85 orang

Tehnik Sampling
Teknik probability sampling dengan tehnik total sampling

Kriteria inklusi Kriteria Eksklusi

Sample
Lansia yang berumur 60-69 tahun yang ada di Lingkungan Pacung,Bitera, berjumlah 85 orang

Pengumpulan Data
Kuisioner PSWB-42

Analisis
Deskriptif Kuantitatif

Penyajian Hasil Data

Gambar 3. 1
Kerangka Kerja Gambaran Kesejahteraan Status Psikologis (Psychological Well Being) Pada Lansia
Di Lingkungan Pacung Bitera,Gianyar.
1.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Studi ini telah dilakukan di Lingkungan Pacung Bitera, Gianyar wilayah kerja

UPT Kesmas Gianyar II pada tanggal 31 Maret 2022 sampai dengan 30 April 2022.

3.1 Populasi dan Sampel penelitian

3.4.1 Populasi penelitian

Populasi ialah semua subjek (manusia, hewan percobaan, data laboratorium

dan lain-lain) yang akan diteliti dan memenuhi karakteristik yang ditentukan oleh

peneliti untuk dipelajari serta ditarik kesimpulannya (Adiputra, 2021).

Populasi dalam studi ini yaitu lansia yang berada di Lingkungan Pacung Bitera

wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar II, lansia menjadi responden berjumlah 85

orang yang berusia 60-74 tahun.

3.4.2 Sampel penelitian

Sampel ialah sebagian atau wakil yang berasal dari jumlah populasi. Ketika

populasi besar dan peneliti tidak mungkin untuk mempelajari semua yang ada di

populasi, misalnya karena keterbatasan biaya, waktu serta tenaga, maka peneliti

bisa menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut (Adiputra, 2021).

Teknik pengambilan sampel pada studi ini adalah total sampling yaitu teknik

pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono,

2016). Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu total sampling, pada

tehnik ini yang akan menjadi responden yaitu lansia yang berada di Lingkungan

Pacung yang berjumah 85 orang. Kriteria sampel dapat di kelompokkan menjadi

2 yaitu :

1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi ialah kriteria dimana subejk penelitiaan mewakili sampel

penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Notoatmodjo,2012). Kriteria

inklusi pada penelitian ini yaitu :

1) Lansia yang berada di Lingkungan Pacung Bitera,Giianyar

2) Lansia yang berumur 60-69 tahun

3) Bersedia menjadi responden

2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi ialah dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel

karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian, seperti adanya hambatan

etis,menolak menjdi responden atau suatu keadaan yang tidak memungkinkan

untuk dilakukan penelitian (Notoatmodjo,2012). Kriteria eksklusi pada penelitian

ini yaitu :

1) Lansia yang tidak bersedia menjadi responden

3.5 Variabel dan Definisi Operasional Variabel

3.5.1 Variabel penelitian

Variabel ialah nilai yang berbeda atau bervariasi antara satu objek/kategori

dengan objek/kategori lainnya, nilai tersebut dapat dinyatakan dalam satu ukuran atau

bisa diukur. Variabel bebas ialah variabel yang mempengaruhi serta menajadi penyebab

perubahan dari variabel terikat. Sedangkan variabel terikat ialah variabel yang

umumnya dilakukan pengamatan atau diukur. Variabel yang digunakan pada penelitian

ini yaitu variabel bebas (independent) yaitu gambaran kesejahteraan status psikologis

(psychological well being) pada lansia.

3.5.2 Definisi operasional variabel


Definisi operasional ialah mendefenisikan variabel secara operasional sesuai

dengan karakteristik yang diamati, sehingga peneliti bisa mengamati atau mengukur

objek serta fenomena secara cermat. Definisi operasional penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel gambaran kesejahteraan status psikologis (psychological well
being) pada lansia di lingkungan pacung bitera.

Variabel Definisi Alat ukur Skala Skor


Operasional
1 2 3 4 5
kesejahteraan Hasil evaluasi atau Kuesioner scale Ordinal Kategori skor dari 42
psikologis penilaian individu of pertanyaan yaitu :
(psychological well terhadap diri psychological a. Psychological
being) sendiri yang well being well being rendah
dipengaruhi oleh (SPWB) disusun = 42-166
pengalaman hidup Ryff (1989) b. Psychological
dan harapan dengan 42 butir well being sedang
individu yang pertanyaan = 167-182
bersangkutan. menggunakan c. Psychological
skala likert. well being tinggi
= 183- 252

3.6 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1.6.1 Jenis data yang dikumpulkan

Jenis data dapat dilihat dari sumber datanya ada dua yaitu pengumpulan data

sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer ialah sumber data

yang secara langsung menyediakan data kepada pengumpu data sedangkan sumber data

sekunder ialah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul

data yang biasanya memberikan data melalui orang atau dokumen (Adiputra, 2021).

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data primer yang didapat langsung

menggunakan kuesioner serta data sekunder yang didapat dari Kelian Adat yaitu jumlah

lansia yang berada di Lingkungan Pacung,Bitera.

1.6.2 Tehnik pengumpulan data


Pengumpulan data adalah suatu prosedur pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam penelitian (Nursalam,

2016). Langkah – langkah pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut :

3.6.2.1 Proses Administratif

Sebelum melakukan pengumpulan data penelitian terlebih dahulu peneliti

mengajukan ijin penelitian. Adapun prosedur pengajuan penelitian sebagai berikut :

1. Peneliti telah mengajukan ijin penelitian dari STIKes Wira Medika Bali yang

tembusannya disampaikan kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan

Perizinan Provinsi Bali.

2. Peneliti telah mengajukan permohonan ijin penelitian kepada Kepala Badan

Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali yang tembusannya

disampaikan kepada Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Gianyar.

3. Peneliti telah mengajukan permohonan ijin penelitian kepada Kepala Badan

Kesatuan Bangsa dan Politik Gianyar yang tembusannya disampaikan kepada

Kepala UPT Kesmas Gianyar II.

4. Peneliti telah mengajukan surat ijin penelitian kepada Kepala UPT Kesmas

Gianyar II.

3.6.2.2 Proses Teknis

1. Peneliti dalam melakukan pengumpulan data telah dibantu oleh peneliti

pembantu (enumerator) sebanyak 2 orang dan 1 orang kader lansia . Peneliti

pembantu yang dimaksud adalah mahasiswa keperawatan STIKes Wira

Medika Bali, kader lansia bertujuan untuk membantu menghantar ke tempat

penelitian
2. Peneliti utama dan peneliti pembantu (enumerator) telah menyamakan

persepsi tentang maksud, tujuan penelitian, kriteria sampel yang dicari dan

cara mengisi kueisioner. Peneliti membagi 85 responden menjadi 3,

enumerator 1 : 27 responden, enumerator 2 : 28 responden dan peneliti utama

30 responden.

3. Peneliti, kader dan enumerator telah melakukan kunjungan door to door dan

melakukan penelitian selama 3 minggu.

4. Peneliti telah memberikan lembar persetujuan menjadi responden penelitian

kepada responden yang bersedia diteliti sebagai bukti persetujuan menjadi

responden penelitian.

5. Peneliti telah memberikan pejelasan kepada responden cara mengisi kuesioner

scale of psychological well being, jika responden tidak mengerti peneliti

utama atau enumerator membantu membacakan kuesioner.

6. Peneliti telah memeriksa kelengkapan jawaban responden dari kuesioner

tentang scale of psychological well being.

7. Peneliti telah memberikan reinforcement positif dan ucapan terima kasi atas

kerjasama karena telah bersedia menjadi responden dan menjawab pertanyaan

pada kuesioner.

8. Peneliti telah mengolah data yang diperoleh dari pengisian kuesioner.

9. Peneliti telah menyajikan hasil penelitian.

1.6.3 Instumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2018). Pengukuran tingkat psychological

well being menggunakan Psychological Well Being Scale (PSWB) yang telah dibuat
oeh Ryff (1995) untuk mengetahui tingkat well being seseorang. Psychological well

being ditentukan dari jumlah skor yang diperoleh dari penilaian diri yang

menggambarkan melalui item-item dalam kuesioner berbentuk skala likert dengan

jumlah item 42 butir menggunakan skala guttman. Item pertanyaan terdiri dari

pertanyaaan positif (favorable) dan pertanyaan negatif (unfavorable). Pertanyaan

“positif” terdiri dari jawaban “sangat setuju” (SS) dengan skor 6, “setuju” (S) dengan

skor 5, “agak setuju” (AS) dengan skor 4, “agak tidak setuju” (ATS) dengan skor 3,

“tidak setuju” (TS) dengan skor 2,”sangat tidak setuju” (STS) dengan skor 1.

Pertanyaan “negatif” terdiri dari jawaban “sangat setuju” (SS) dengan skor 1, “setuju”

(S) dengan skor 2, “agak setuju” (AS) dengan skor 3, “agak tidak setuju” (ATS) dengan

skor 4, “tidak setuju” (TS) dengan skor 5,”sangat tidak setuju” (STS) dengan skor 6.

Pada penelitian Dwi Astutik (2019) yang berjudul “Hubungan Kesepian

Dengan Pscyhological Well Being Pada Lansia di Kelurahan Sananwetan Kota Blitar”.

Hasil validitas untuk nilai korelasi setiap pertanyaan dengan rentang nilai 0,024 –

0,817. Hasil uji reabilitas dengan nilai cronbach alfa 0.92 sehingga instrumen ini dapat

dikatakan valid dan reliabel. Jika status kesejahteraan di dapatkan hasil tinggi maka

kesejahteraan psikologis tersebut semakin bagus begitu juga sebaliknya jika

kesejahteraan psikologis rendah maka kesejahteraan status psikologis semakin buruk

dan jika kesejahteraan status psikologis sedang maka kesejahteraan status psikologis

normal dan tidak berlebihan.

Tabel 3.2
Kisi-kisi pertanyaan gambaran kesejahteraan psikologis (psychological well being )
pada lansia di Lingkungan Pacung, Bitera.
Dimensi Favorable Unfavorable Jumlah %
(nomor) (nomor)

Penerimaan diri 6,12,24,42 18,30,36 7 16%


Hubungan dengan sesama 4,22,28,40 10,16,34 7 16%
Otonomi 1,7,37 13,19,25,31 7 16%
Penguasaan lingkungan 2,20,38 8,14,26,32 7 16%
Tujuan hidup 11,29,35 5,17,27,41 7 16%
Pertumbuhan pribadi 9,21,35 3,15,27,39 7 16%
Total 20 22 42 100%

Tabel 3.3
Skor item Favorable dan Unfavorable Psychological well being scale
Interprestasi Favorable Unfavorable
Sangat Setuju (SS) 6 1
Setuju (S) 5 2
Agak Setuju (AS) 4 3
Agak Tidak Setuju (ATS) 3 4
Tidak Setuju (TS) 2 5
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 6

Kategori psychological well being


Tabel 3.4
Kategori Hasil Skor Psychological Well Being Scale
Rentang Rentang skor Katagorisasi
Z < -1 ≤166 Rendah
-1 ≤ Z ≤ 1 167-182 Sedang
Z>1 ≥183 Tinggi

1.7 Pengolahan dan Analisa Data

1.7.1 Pengolahan Data

Data yang telah dikumpul berdasarkan variabel yang ada kemudian data

diolah. Pengolahan dilakukan dengan menggunakan computer, data tersebut diolah

melalui beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut :

1. Editing

Menurut (Nursalam 2016), Editing ialah kegiatan untuk pengecekan dan

perbaikan isian dari formulir atau kuisioner. Data yang diediting pada penelitian

ini yaitu dari hasil wawancara dengan responden yang telah terkumpul. Editing

dalam penelitian ini dilakukan dengan memeriksa kembali kuisioner untuk

memastikan bahwa setiap pertanyaan yang terdapat dalam satu kuisioner telah

terisi semua tanpa ada jawaban yang kosong, mengecek masing – masing

pertanyaan cukup jelas atau terbaca, mengecek jawaban relevan dengan

pertanyaan dan mengecek kelengkapan identitas responden.


2. Coding

Menurut (Nursalam 2016), coding ialah proses mengklasifikasi data sesuai

dengan klasifikasinya dengan cara memberikan kode tertentu. Klasifikasi data

dilakukan atas pertimbangan peneliti sendiri. Coding yang dilakukan dalam

penelitian ini menggunakan kuesioner yang telah terkumpul diperiksa

kelengkapannya kemudian jawaban responden diberi kode pada masing – masing

jawaban menurut item pada kuesioner. Semua data diberikan kode untuk

memudahkan proses pengolahan data yaitu:

1) Pemberian kode pada jenis kelamin yaitu kode (1) untuk laki – laki, (2) untuk

perempuan.

2) Pemberian kode untuk umur dari 60-74 tahun, kode (1) umur 60 tahun, kode

(2) umur 61 tahun, kode (3) umur 62 tahun, kode (4) 63 tahun, kode (5) 64

tahun, kode (6) 65 tahun, kode (7) 66 tahun, kode (8) 67 tahun, kode (9) 68

tahun, kode (10) 69 tahun, kode (11) 70 tahun, kode (12) 71 tahun, kode (13)

72 tahun, kode (14) 73 tahun, kode (15) 74 tahun.

3) Pemberian kode jawaban sangat setuju kode (1), setuju kode (2), agak setuju

kode (3), agak tidak setuju kode (4), tidak setuju kode (5), sangat tidak setuju

kode (6).

3. Entry

Menurut Nursalam (2016), Entry data yaitu kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam master tabel atau database computer dalam bentuk Ms.

Exel, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan

membuat tabel kontingensi. Entry pada penelitian ini memasukkan data yang
telah diberikan kode dan dipindahkan ke computer dengan program SPSS untuk

dianalisis.

4. Cleaning

Menurut Nursalam (2016), tahapan ini data sudah di entry dicocokkan dan

diperiksa kembali dengan data yang didapatkan pada lembar kuesioner. Bila ada

perbedaan hasil segera dilakukan pengecekan ulang. Cleaning dalam penelitian

ini dilakukan dalam bentuk tabel, distribusi frekuensi dan narasi.

5. Tabulasi

Menurut Nursalam (2016), tabulasi adalah mengelompokkan data sesuai dengan

tujuan peneliti kemudian memasukkannya ke dalam tabel.

1.7.2 Analisis Data

Analisa data adalah proses penting untuk mencapai tujuan utama penelitian

yaitu menjawab pertanyaan penelitian yang menggungkap fenomena, dalam

menganalisis data tidak hanya sekedar menggambarkan tetapi harus mendapatkan

makna dari hasil penelitian tersebut (Notoadmojo, 2018). Analisis deskripsi adalah

pengolahan data yang mendeskripsikan serta merangkum data ilmiah dalam bentuk

tabel atau grafik. Data yang disampaikan berupa frekuensi, proporsi serta rasio, ukuran

tendensi sentral (rata-rata yang dihitung, median, modus) dan ukuran variasi

(simpangan baku, variansi, rentang serta kuartil). Analisis data dalam penelitian ini

dilakukan secara univariat yang meliputi Gambaran Kesejahteraan Status Psikologis

(Psychological Well Being) Pada Lansia.

3.7.3 Etika Penelitian

1. Prinsip menghormati harkat martabat manusia (respect for persons)

Respect For Persons meupakan penghormatan yang berasal dari otonomi

seseorang yang memiliki kebebasan untuk menetapkan atau memutuskan sendiri


yang akan menjadi keputusannya dalam penelitian. Apakah orang tersebut akan

mengikuti atau tidak mengikuti penelitiannya (Adiputra, 2021). Dalam penelitian

ini peneliti menjelaskan bahwa responden diberikan kebebasan untuk menentukan

apakah bersedia atau tidak untuk mengikuti penelitian ini.

Peneliti melakukan pendekatan kepada calon responden agar dapat membina

hubungan saling percaya antara peneliti dengan responden. Peneliti menjelaskan

tujuan serta manfaat penelitian ini dan memberikan kesempatan kepada

responden untuk bertanya agar memahami segala aspek yang dilakukan dalam

penelitian ini.

2. Prinsip berbuat baik (beneficence)

Prinsip beneficence ialah prinsip untuk menambah nilai kesejahteraan manusia,

tanpa mencelakai atau melukainya. Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban untuk

menolong orang lain, yang dilakukan dengan mengusahakan memberikan efek

yang optimal dengan mengurangi kerugian (Adiputra, 2021). Oleh karena itu,

melakukan penelitian harus dapat mencegah rasa sakit, cidera, stres maupun

kematian pada subjek penelitian. Peneliti dalam melaksanakan penelitian ini akan

memperhatikan kebutuhan atau keperluan responden, kenyamanan serta

memberikan dukungan dan pujian terhadap keaktifannya sebagai responden.

3. Tidak merugikan (non-maleficence)

Prinsip non-maleficence ialah jika seseorang tidak bisa mengikuti hal yang

berguna, maka hendaknya jangan membebani orang lain. Prinsip ini bertujuan

supaya responden tidak hanya diperlakukan sebagai fasilitas dan sarana, tetapi

harus diberikan perlindungan dari adanya tindakan penyalahgunaan apapun

(Adiputra, 2021). Peneliti tidak melakukan perbuatan yang dapat memperburuk


responden dan memilih cara yang paling kecil resikonya bagi responden. Resiko

fisik, psikologis dan sosial hendaknya diminimalisir semaksimal mungkin.

4. Prinsip keadilan (justice)

Prinsip keadilan ialah prinsip yang menetapkan kewajiban untuk

memperlakukan seseorang secara benar dan layak untuk mendapatkan haknya

dan tidak membebani dengan perihal yang bukan tanggung jawab serta

kewajibannya. Prinsip ini menyangkut keadilan yang menyeluruh (distributive

justice) yang mensyaratkan pembagian sepadan atau seimbang (equitable), dalam

perihal beban dan efek yang didapatkan oleh responden dalam keterlibatannya di

penelitian ini (Adiputra, 2021). Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan

mengamati distribusi umur serta jenis kelamin, status ekonomi, budaya dan lain

sebagainya.

Lingkungan dalam tempat penelitian perlu dikondisikan sehingga memenuhi

prinsip keterbukaan yaitu dengan menjelaskan prosedur penelitian dan peneliti

memperlakukan setiap responden dengan sama atau tanpa ada diskriminasi,

menggunakan bahasa yangmudah dimengerti oleh setiap responden dan

melakukan kegiatan penelian yang sama terhadap setiap responden.

Anda mungkin juga menyukai