METODOLOGI PENELITIAN
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu (Sugiyono, 2017). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
Populasi
Lansia yang berada di Lingkungan Pacung,Bitera di wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar II,yang berumur
\ 60-74 tahun berjumlah 85 orang
Tehnik Sampling
Teknik probability sampling dengan tehnik total sampling
Sample
Lansia yang berumur 60-69 tahun yang ada di Lingkungan Pacung,Bitera, berjumlah 85 orang
Pengumpulan Data
Kuisioner PSWB-42
Analisis
Deskriptif Kuantitatif
Gambar 3. 1
Kerangka Kerja Gambaran Kesejahteraan Status Psikologis (Psychological Well Being) Pada Lansia
Di Lingkungan Pacung Bitera,Gianyar.
1.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Studi ini telah dilakukan di Lingkungan Pacung Bitera, Gianyar wilayah kerja
UPT Kesmas Gianyar II pada tanggal 31 Maret 2022 sampai dengan 30 April 2022.
dan lain-lain) yang akan diteliti dan memenuhi karakteristik yang ditentukan oleh
Populasi dalam studi ini yaitu lansia yang berada di Lingkungan Pacung Bitera
wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar II, lansia menjadi responden berjumlah 85
Sampel ialah sebagian atau wakil yang berasal dari jumlah populasi. Ketika
populasi besar dan peneliti tidak mungkin untuk mempelajari semua yang ada di
populasi, misalnya karena keterbatasan biaya, waktu serta tenaga, maka peneliti
bisa menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut (Adiputra, 2021).
Teknik pengambilan sampel pada studi ini adalah total sampling yaitu teknik
2016). Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu total sampling, pada
tehnik ini yang akan menjadi responden yaitu lansia yang berada di Lingkungan
2 yaitu :
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi ialah kriteria dimana subejk penelitiaan mewakili sampel
2. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi ialah dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel
karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian, seperti adanya hambatan
ini yaitu :
Variabel ialah nilai yang berbeda atau bervariasi antara satu objek/kategori
dengan objek/kategori lainnya, nilai tersebut dapat dinyatakan dalam satu ukuran atau
bisa diukur. Variabel bebas ialah variabel yang mempengaruhi serta menajadi penyebab
perubahan dari variabel terikat. Sedangkan variabel terikat ialah variabel yang
umumnya dilakukan pengamatan atau diukur. Variabel yang digunakan pada penelitian
ini yaitu variabel bebas (independent) yaitu gambaran kesejahteraan status psikologis
dengan karakteristik yang diamati, sehingga peneliti bisa mengamati atau mengukur
objek serta fenomena secara cermat. Definisi operasional penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel gambaran kesejahteraan status psikologis (psychological well
being) pada lansia di lingkungan pacung bitera.
Jenis data dapat dilihat dari sumber datanya ada dua yaitu pengumpulan data
sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer ialah sumber data
yang secara langsung menyediakan data kepada pengumpu data sedangkan sumber data
sekunder ialah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data yang biasanya memberikan data melalui orang atau dokumen (Adiputra, 2021).
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data primer yang didapat langsung
menggunakan kuesioner serta data sekunder yang didapat dari Kelian Adat yaitu jumlah
2016). Langkah – langkah pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Peneliti telah mengajukan ijin penelitian dari STIKes Wira Medika Bali yang
4. Peneliti telah mengajukan surat ijin penelitian kepada Kepala UPT Kesmas
Gianyar II.
penelitian
2. Peneliti utama dan peneliti pembantu (enumerator) telah menyamakan
persepsi tentang maksud, tujuan penelitian, kriteria sampel yang dicari dan
30 responden.
3. Peneliti, kader dan enumerator telah melakukan kunjungan door to door dan
responden penelitian.
7. Peneliti telah memberikan reinforcement positif dan ucapan terima kasi atas
pada kuesioner.
alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2018). Pengukuran tingkat psychological
well being menggunakan Psychological Well Being Scale (PSWB) yang telah dibuat
oeh Ryff (1995) untuk mengetahui tingkat well being seseorang. Psychological well
being ditentukan dari jumlah skor yang diperoleh dari penilaian diri yang
jumlah item 42 butir menggunakan skala guttman. Item pertanyaan terdiri dari
“positif” terdiri dari jawaban “sangat setuju” (SS) dengan skor 6, “setuju” (S) dengan
skor 5, “agak setuju” (AS) dengan skor 4, “agak tidak setuju” (ATS) dengan skor 3,
“tidak setuju” (TS) dengan skor 2,”sangat tidak setuju” (STS) dengan skor 1.
Pertanyaan “negatif” terdiri dari jawaban “sangat setuju” (SS) dengan skor 1, “setuju”
(S) dengan skor 2, “agak setuju” (AS) dengan skor 3, “agak tidak setuju” (ATS) dengan
skor 4, “tidak setuju” (TS) dengan skor 5,”sangat tidak setuju” (STS) dengan skor 6.
Dengan Pscyhological Well Being Pada Lansia di Kelurahan Sananwetan Kota Blitar”.
Hasil validitas untuk nilai korelasi setiap pertanyaan dengan rentang nilai 0,024 –
0,817. Hasil uji reabilitas dengan nilai cronbach alfa 0.92 sehingga instrumen ini dapat
dikatakan valid dan reliabel. Jika status kesejahteraan di dapatkan hasil tinggi maka
dan jika kesejahteraan status psikologis sedang maka kesejahteraan status psikologis
Tabel 3.2
Kisi-kisi pertanyaan gambaran kesejahteraan psikologis (psychological well being )
pada lansia di Lingkungan Pacung, Bitera.
Dimensi Favorable Unfavorable Jumlah %
(nomor) (nomor)
Tabel 3.3
Skor item Favorable dan Unfavorable Psychological well being scale
Interprestasi Favorable Unfavorable
Sangat Setuju (SS) 6 1
Setuju (S) 5 2
Agak Setuju (AS) 4 3
Agak Tidak Setuju (ATS) 3 4
Tidak Setuju (TS) 2 5
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 6
Data yang telah dikumpul berdasarkan variabel yang ada kemudian data
1. Editing
perbaikan isian dari formulir atau kuisioner. Data yang diediting pada penelitian
ini yaitu dari hasil wawancara dengan responden yang telah terkumpul. Editing
memastikan bahwa setiap pertanyaan yang terdapat dalam satu kuisioner telah
terisi semua tanpa ada jawaban yang kosong, mengecek masing – masing
jawaban menurut item pada kuesioner. Semua data diberikan kode untuk
1) Pemberian kode pada jenis kelamin yaitu kode (1) untuk laki – laki, (2) untuk
perempuan.
2) Pemberian kode untuk umur dari 60-74 tahun, kode (1) umur 60 tahun, kode
(2) umur 61 tahun, kode (3) umur 62 tahun, kode (4) 63 tahun, kode (5) 64
tahun, kode (6) 65 tahun, kode (7) 66 tahun, kode (8) 67 tahun, kode (9) 68
tahun, kode (10) 69 tahun, kode (11) 70 tahun, kode (12) 71 tahun, kode (13)
3) Pemberian kode jawaban sangat setuju kode (1), setuju kode (2), agak setuju
kode (3), agak tidak setuju kode (4), tidak setuju kode (5), sangat tidak setuju
kode (6).
3. Entry
Menurut Nursalam (2016), Entry data yaitu kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan ke dalam master tabel atau database computer dalam bentuk Ms.
Exel, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan
membuat tabel kontingensi. Entry pada penelitian ini memasukkan data yang
telah diberikan kode dan dipindahkan ke computer dengan program SPSS untuk
dianalisis.
4. Cleaning
Menurut Nursalam (2016), tahapan ini data sudah di entry dicocokkan dan
diperiksa kembali dengan data yang didapatkan pada lembar kuesioner. Bila ada
5. Tabulasi
Analisa data adalah proses penting untuk mencapai tujuan utama penelitian
makna dari hasil penelitian tersebut (Notoadmojo, 2018). Analisis deskripsi adalah
pengolahan data yang mendeskripsikan serta merangkum data ilmiah dalam bentuk
tabel atau grafik. Data yang disampaikan berupa frekuensi, proporsi serta rasio, ukuran
tendensi sentral (rata-rata yang dihitung, median, modus) dan ukuran variasi
(simpangan baku, variansi, rentang serta kuartil). Analisis data dalam penelitian ini
responden untuk bertanya agar memahami segala aspek yang dilakukan dalam
penelitian ini.
tanpa mencelakai atau melukainya. Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban untuk
yang optimal dengan mengurangi kerugian (Adiputra, 2021). Oleh karena itu,
melakukan penelitian harus dapat mencegah rasa sakit, cidera, stres maupun
kematian pada subjek penelitian. Peneliti dalam melaksanakan penelitian ini akan
Prinsip non-maleficence ialah jika seseorang tidak bisa mengikuti hal yang
berguna, maka hendaknya jangan membebani orang lain. Prinsip ini bertujuan
supaya responden tidak hanya diperlakukan sebagai fasilitas dan sarana, tetapi
dan tidak membebani dengan perihal yang bukan tanggung jawab serta
perihal beban dan efek yang didapatkan oleh responden dalam keterlibatannya di
mengamati distribusi umur serta jenis kelamin, status ekonomi, budaya dan lain
sebagainya.