Anda di halaman 1dari 7

42

BAB 3

METODE PENELITIAN

3. 1 Desain Penelitian
Menguraikan desain penelitian yang dipakai pada penelitian (metode yang

digunakan dalam penulisan KTI adalah studi kasus) Penelitian studi kasus adalah

studi yang mengeksplorasi suatu masalah keperawatan dengan batasan terperinci,

memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber

informasi. Penelitian studi kasus dibatasi oleh waktu dan tempat, serta kasus yang

dipelajari berupa peristiwa, aktivitas atau individu (Nursalam, 2015).


Penelitian studi kasus ini adalah studi untuk meneksplorasi masalah asuhan

keperawatan dengan defisit perawatan diri: mandi pada klien ODGJ di Puskesmas

Sananwetan Kota Blitar.

3. 2 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian studi kasus adalah di Puskesmas Sananwetan Kota

Blitar.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian studi kasus adalah bulan Februari 2018 – Maret 2018.

3. 3 Subyek Penelitian
Pada penelitian ini, klien akan diberikan asuhan keperawatan keluarga yang

terdiri dari dua orang klien ODGJ yang mengalami defisit perawatan diri: mandi

yang ada di Puskesmas Sananwetan Kota Blitar.

3. 4 Fokus Studi Kasus


43

Fokus studi adalah kajian utama dari masalah yang dijadikan titik acuan

kegiatan studi kasus. Fokus studi dalam penelitian ini adalah asuhan keperawatan

keluarga dengan pasien ODGJ pasca pasung tentang defisit perawatan diri: mandi.

Asuhan keperawatan keluarga dengan pasien ODGJ pasca pasung tentang

defisit perawatan diri: mandi, perlu dijelaskan secara rinci tentang istilah tersebut

yang meliputi:

1. Pengkajian keperawatan adalah mengkaji kemampuan keluarga klien untuk

mengintegrasikan kebersihan diri yang ada pada ODGJ pasca pasung.

Pengkajian defisit perawatan diri meliputi kebersihan kepala, rambut, mulut,

hidung, dan adanya luka pada bagian fisik klien dengan menggunakan format

pengkajian yang terlampir.

2. Diagnosa keperawatan adalah diagnosa aktual defisit perawatan diri adalah

defisit perawatan diri: mandi berhubungan dengan gangguan musculoskeletal

dengan menggunakan buku Standar Diagnosisi Keperawatan Indonesia.

3. Intervensi keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan pada masalah

defisit perawatan diri: mandi yang meliputi ciptakan hubungan saling

percaya; berikan pendidikan kesehatan yang meliputi pentingnya perawatan

diri, pola perawatan diri, dan cara perawatan; kaji kemampuan klien dan

keluarga dalam perawatan diri; bantu klien dalam perawatan diri; ajarkan

keluarga dalam perawatan diri pasien ODGJ pasca pasung serta melakukan 3

tahapan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga yaitu:

a. Melakukan bimbingan cara memandikan pasien yang benar.

b. Melakukan role play cara memandikan pasien yang benar.

c. Melakukan mandiri cara memandikan pasien yang benar.


44

4. Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana

keperawatan yang meliputi menciptakan hubungan saling percaya;

memberikan pendidikan kesehatan yang meliputi pentingnya perawatan diri,

pola perawatan diri, dan cara perawatan; mengkaji kemampuan klien dan

keluarga dalam perawatan diri; membantu klien dalam perawatan diri;

mengajarkan keluarga dalam perawatan diri pasien ODGJ pasca pasung.

5. Evaluasi keperawatan adalah yang perlu dievaluasi meliputi, keluarga dapat

merawat kebersihan diri klien meningkat/menurun, mampu melakukan

perawatan diri pasien ODGJ pasca pasung, mampu mempertahankan

perawatan dirinya.

6. Keluarga pasien ODGJ pasca pasung adalah sebuah keluarga yang memiliki

anggota keluarga yang menderita ODGJ pasca pasung dan dirawat dirumah.

7. Masalah defisit perawatan diri adalah perawatan diri sendiri yang salah atau

tidak efektif yang dapat mempengaruhi kesehatan, baik secara fisik maupun

psikologis.

3. 5 Metode Pengumpulan Data


3.5.1 Instrumen pengumpulan data
Metode pengumpulan data dalam studi kasus ini dengan menggunakan

wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan angket.


3.5.1.1 Wawancara
Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data, berita, data atau

fakta di lapangan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan pedoman wawancara

yang disusun secara terperinci menggunakan lembar pengkajian. Instrumen yang


45

digunakan berupa pedoman wawancara yang berisi pertanyaan – pertanyaan

terbuka (open ended) diberikan peneliti kepada responden tentang masalah defisit

perawatan diri pada ODGJ di rumah..


3.5.1.2 Observasi dan Pemeriksaan Fisik
Observasi adalah merupakan alat ukur dengan cara memberikan observasi

secara langsung kepada responden yang dilakukan penelitian untuk mencari

perubahan atau hal-hal yang diteliti (Hidayat, 2003). Peneliti ini menggunakan

observasi dan pemeriksaan fisik untuk memperoleh kondisi umum tentang

responden.
3.5.2 Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses

pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2010). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

menggunakan metode wawancara, observasi, dokumentasi dan angket. Langkah –

langkah dalam pengumpulan data yang pertama setelah izin penelitian selesai atau

sudah mendapatkan ijin untuk melakukan studi kasus asuhan keperawatan maka

peneliti dapat melakukan pengumpulan data untuk memperoleh data yang

diinginkan pengumpulan data dilakukan dengan cara purposive dengan cara

peneliti menentukan calon responden tersebut dengan kriteria inklusi atau eklusi,

sebelum melakukan pengambilan data maka terlebih dahulu peneliti

memperkenalkan diri agar terjadi saling percaya antara peneliti dan responden

agar responden dapat berbicara dengan nyaman dan saling terbuka. Data yang

dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Pengambilan data primer

dilakukan melalui wawancara langsung menggunakan lembar pengkajian, jenis

data primer yang dikumpulkan antara lain karakteristik pasien (umur, jenis

kelamin) pengetahuan tentang kebersihan diri (frekunesi membersihkan diri dan


46

lingkungan serta kemampuan klien dan keluarga dalam perawatan diri). Data

sekunder berupa profil keluarga. Selanjutnya peneliti melakukan observasi dan

pemeriksaan fisik, setelah itu hasil dari wawancara dan observasi di tulis dalam

bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk transkrip. Data yang

dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan

dan evaluasi.

3. 6 Analisis dan Penyajian Data


Jenis pengolahan data pada penelitian ini adalah secara naratif yang

bersumber dari fokus studi dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
3.6.1 Analisis
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan

dimana tujuan pokok penelitian adalah menjawab pertanyaan – pertanyaan

penelitian dalam mengungkap fenomena.


3.6.2 Penyajian Data
Data statistik yang diperoleh perlu disajikan dengan tujuan untuk

memberikan informasi dan memudahkan interprestasi hasil analisis. Dalam

penelitian ini data yang diperoleh dari hasil wawancara, kuisioner, dan

pengukuran biologis disajikan dalam bentuk tektural yaitu dibuat dalam bentuk

narasi mulai dari pengambilan data sampai kesimpulan (Setiadi, 2007).


Menurut Notoatmojo (2010) penyajian data dengan tektural adalah

penyajian data hasil penelitian dalam bentuk uraian kalimat data yang diperoleh

dari penggabungan data dari hasil wawancara, kuisioner, dan pengukuran biologis

akan disajian dalam bentuk grafik dan dalam kalimat narasi.

3. 7 Etika Penelitian

Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap

kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti,

pihak yang diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh
47

dampak hasil penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010). Etika penelitian bertujuan

untuk melindungi semua responden dari kesalahan atau bahaya sementara saat

responden berpartisipasi dalam penelitian. Pelaksanaan studi kasus harus selalu

memperhatikan etika penelitian. Pada bagian ini dicantumkan etika yang

mendasari penyusunan studi kasus ini terdiri dari

1) Informed consent (persetujuan menjadi klien atau responden)


Informed consent merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan, hal ini

bertujuan agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengerti

pula tentang dampaknya. Jika subjek bersedia menjadi responden maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan jika tidak bersedia makan

peneliti tidak boleh memaksakan dan harus menghargai keiinginan pasien.

Beberapa informasi yang harus ada dilembar informed consent adalah

partisipasi pasien, tujuan dilakukan tindakan, jenis data yang dibutuhkan,

komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial yang terjadi, manfaat,

kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi (Hidayat, 2003).


2) Anonimity (tanpa nama)
Merupakan masalah etika keperawatan merupakan masalah yang

memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan

hanya menuliskan kode pada pengumpulan data atau hasil penelitian yang

akan disajikan (Hidayat, 2003). Responden tidak dianjurkan memberikan

nama pada lembar kuisioner dan lembar persetujuan.


3) Confodentialy (kerahasiaan)
Merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan

hasil penelitian baik informai maupun masalah – masalah lainnya semua

informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti


48

(Hidayat, 2003). Peneliti menjelaskan bahwa data yang diperoleh dari

responden akan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti, setelah penelitian selesai

data yang diperoleh akan dimusnahkan dengan cara dibakar.

3. 8 Izin Penelitian
Setelah peneliti mendapatkan izin dari Ketua Program Studi Keperawatan

Blitar dan Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat

kemudian peneliti meminta ijin kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar dan

Puskesmas Sananwetan untuk melakukan kegiatan studi kasus riset asuhan

keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai