Anda di halaman 1dari 8

BAB 3

ANALISIS KASUS

Bab ini diuraikan tentang : 1) Deskripsi Kasus, 2) Desain Penelitian, 3)

Batasan Istilah, 4) Partisipan, 5) Lokasi dan Waktu Penelitian, 6) Pengumpulan

Data, 7) Uji Keabsahan Data, 8) Analisis Data, 9) Etika Penelitian, 10) Keterbatasan

3.1 Deskripsi Kasus


Pada karya ilmiah akhir ners ini, peneliti menentukan karakteristik

responden yang akan dijadikan sampel penelitian responden yaitu pada Ny. L

dengan Perilaku Kekerasan di Ruang Cempaka RSJ Radjiman Wediodiningrat

Lawang malang.

Pasien dengan inisial Ny. L, berjenis kelamin perempuan, usia 42 tahun,

beragama islam, berasal dari Lawang, pendidikan terakhir SMA, status perkawinan

cerai hidup. Pasien mengatakan masuk RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Malang dibawa oleh orang tuanya, saat di rumah pasien mudah marah, membanting

pintu, memukul meja dan banyak bicara. Akhirnya keluarga membawanya ke RSJ

Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Malang, dan dirawat di Ruang Cempaka.

Pasien mengatakan MRS ke RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Malang

dari tanggal 24 Juli 2022. Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 27 Juli 2022 klien

berbicara dengan nada tinggi dan tatapan tajam.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan cara sistematis yang digunakan untuk memperoleh


jawaban dari pertanyaan penelitian. Dalam desain penelitian dimuat aturan yang

harus dipenuhi dalam seluruh proses penelitian. Secara luas pengertian desain

penelitian mencakup berbagai hal yang dilakukan peneliti mulai dari identifikasi

masalah, rumusan hipotesis, definisi operasional, cara pengumpulan data hingga

analisis data. Dalam pengertian sempit desain penelitian merupakan pedoman untuk

mencapai tujuan penelitian (Anggita, 2018).

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus.

Dengan kasus penelitian Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien Perilaku

Kekerasan di RSJ Dr. Radjiman Wedyodiningrat Lawang Malang. Menurut

(Anggita, 2018) menjelaskan bahwa Studi kasus adalah suatu penelitian intensif

menggunakan berbagai sumber bukti terhadap suatu entitas tunggal yang dibatasi

oleh ruang dan waktu. Dalam penelitian kasus memungkinkan peneliti untuk

mengumpulkan informasi yang rinci dan kaya yang mencakup dimensi–dimensi

sebuah kasus tertentu atau beberapa kasus kecil.

3.3 Batasan Istilah

Batasan istilah dalam Studi Kasus Perilaku Kekerasan Di RSJ Dr. Radjiman

Wediodiningrat Lawang Malang.

- Bicara kasar

- Tatapan tajam

- Nada bicara tinggi, membentak atau berteriak

- muka merah dan tegang


- Jalan mondar-mandir

- Mengumpat dengan kata-kata kotor

- Mengancam secara verbal atau fisik

3.4 Partisipan Penelitian

Partisipan merupakan sejumlah orang yang turut berperan serta dalam suatu

kegiatan, ke ikut sertaan dan peran serta dari awal sampai akhir (Syahrum dan

Salim, 2014).

Subyek penelitian yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah 1 pasien

dan 1 kasus masalah keperawatan jiwa pada pasien gangguan jiwa yang

mengalami perilaku kekerasan dengan kriteria pasien, sebagai berikut :

1. Pasien bersedia menjadi partisipan

2. Pasien dengan masalah perilaku kekerasan

3. Pasien sedang menjalani perawatan di ruang rawat inap RSJ Dr.

Radjiman Wediodiningrat Lawang Malang

3.5 Waktu dan Lokasi Penelitian

Studi kasus ini dilakukan di Ruang Rawat Inap Cempaka RSJ Dr. Radjiman

Wediodiningrat Lawang Malang. Studi Kasus dilakukan pada bulan Juli 2022.

Dengan Masalah Perilaku Kekerasan

3.6 Pengumpulan Data

1. Pengkajian
Pengkajian adalah percakapan yang bertujuan, biasanya antara dua

orang yang diarahkan oleh seorang dengan maksud memperoleh

keterangan. Wawancara atau interview dilakukan dengan prinsip

berdialog, diskusi untuk membangun pemahaman dan pemaknaan dalam

memecahkan masalah (Gulo, 2019).

2. Diagnosa Keperawatan

Pernyataan yang dibuat oleh perawat profesional yang memberi

gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien baik aktual maupun

potensial, yang ditetapkan berdasarkan interpretasi data hasil pengkajian

untuk penentuan intervensi yang tepat.

3. Intervensi Keperawatan

Serangkaian rencana yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang

terjadi pada pasien

4. Implementasi

Suatu tindakan yang telah direncanakan.

5. Evaluasi

Tahap akhir dimana proses dari keperawatan yang merupakan

perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang

teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.

Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan

tenaga kesehatan lainnya.


3.7 Uji Keabsahan Data

Uji kebasahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data atau

informasi yang diperoleh sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi.

Uji keabsahan data dilakukan yaitu dengan cara :

1. Memperpanjang pengamatan atau tindakan hingga penelitian berakhir.

2. Dengan cara triangulasi yang merupakan suatu langkah untuk

memperoleh data dengan orang lain sebagai penjelas. Apabila pada

penelitian ini orang lain yang ialah seorang perawat yang dahulunya

pernah merawat klien menderita penyakit yang sama.

3.8 Analisa Data

Menyusun atau menceritakan ulang jawaban-jawaban yang

didapatakan dari wawancara yang bertujuan untuk mendapat jawaban terkait

rumusan masalah. Urutannya antara lain (Nursalam, 2017).

1. Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi,

dokumen). Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin

dalam bentuk transkip. Data yang dikumpulkan terkait dengan data

pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan/implementasi, dan

evaluasi.

2. Mereduksi Data

Mengumpulkan data yang berupa sebuah caatatan lapangan yang

sudah dirangkum sebagai asuha keperawatan. Data tersebut

dikelompokan sebagai data subjektif dan objektif, diteliti sesui dengan


pemeriksaan diagnostik selanjutnya diperbandingkan dengan nilai

normal.

3. Penyajian data

Dalam menyajikan data dengan model gambar, tabel ataupun bagan.

Data klien akan dirahasiakan dengan cara memberi inisial nama klien.

4. Kesimpulan

Apabila semua data sudah terkumpul, selanjutnya data tersebut akan

dibahas dan dibandingkan secara teoritis bahkan dengan hasil penelitian

yang dahulu. Kesimpulan dilakukan menggunakan cara induksi. Adapun

hasil data yang sudah terkumpul melalui proses pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

3.9 Etika Penelitian

Macam-macam etika dalam penelitian yaitu (Nursalam, 2017) :


1. Informed Consent

Informed Consent adalah pengisian dari lembar persetujuan yang

dilakukan oleh responden sebagai tanda jika responden tersebut setuju.

Pemberian lembar tersebut dilakukan sebelum melakukan penelitian, dan

tujuannya ialah responden mengetahui tujuan,maksud dan akibatnya.


2. Anonimity (tanpa nama )

Peneliti menjaga informasi personal responden dan tidak boleh

memberikan informasi tanpa ijin dari responden tersebut. Salah satu

bentuk penerapan anonimity adalah peneliti menjelaskan bentuk

penulisan hasil penelitian dengan tidak perlu mencantumkan nama pada

lembar pengumpulan data, hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Peneliti merahasiakan informasi responden dalam penelitian.

Kerahasiaan didasarkan pada janji menjaga informasi personal yang

diinginkan. Seseorang dapat memilih kepada siapa informasi dapat

diberikan. Seseorang yang menerima informasi tersebut tetap harus

menjaga informasi yang didapat dan bertanggung jawab menjaga

kerahasiaan tersebut. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan

dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang

akan dilaporkan pada hasil riset.

4. Beneficence dan Non-maleficence

Etika penelitian beneficence menuntut penelitian yang dilakukan

memberikan keuntungan atau manfaat dari penelitian. Proses penelitian

yang dilakukan juga diharapkan tidak menimbulkan kerugian atau

meminimalkan kerugian yang mungkin ditimbulkan.


5. Justice (Keadilan)

Prinsip adil pada penelitian diterapkan pada semua tahap

pengumpulan data, misalnya pada pemilihan sampel dan pemberian

perlakuan. Proses pelaksanaan penelitian yang melibatkan beberapa

partisipan harus mendapatkan manfaat yang hampir sama.

3.10 Keterbatasan
1. Keluarga pasien jarang mengunjungi ke RSJ Lawang, sehingga menjadi

keterbatasan peneliti dalam memberikan intervensi kepada keluarga pasien.

2. Peneliti hanya mendapatkan waktu 2 minggu untuk memberikan intervensi

dan implementasi

Anda mungkin juga menyukai