METODE PENELITIAN
3.3.Data
3.3.1. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh
secara langsung dari subjek penelitian, yaitu data subjektif mengenai konsep
pelaporan keuangan yang diterapkan pada Masjid di Kota Pontianak serta data
berupa komponen sikap, pemikiran, pandangan dan pendapat berkaitan dengan
penerapan PSAK 45 pada organisasi tersebut. Selain itu, digunakan juga data
demografi responden, seperti umur, jenis kelamin,tingkat pendidikan, dan
sebagainya sesuai yang dijelaskan Indriantoro dan Supomo (2002).
Data yang diperoleh bersumber dari jawaban – jawaban responden atas butir
– butir pertanyaan dalam kuesioner yang telah disebarkan. Kuesioner diberikan
secara langsung kepada responden untuk kemudian disi paling lama dalam waktu
37
38
seminggu sejak kuesioner diberikan. Setelah sampai pada waktu yang ditetapkan,
kuesioner kemudian dikumpulkan untuk kemudian dianalisis. Jumlah kuesioner
yang disebarkan sebanyak 30 kuesioner yang mana akan dibagikan untuk 30
Masjid dengan rincian 1 kuesioner di tiap masjiddan diisi langsung oleh pengurus
masjid yang bertugas membuat laporan keuangan masjid tersebut. Adapun isi dari
kuesioner berkaitan dengan persepsi penyusun laporan keuangan terhadap
penerapan PSAK 45 di Masjid tersebut.
3.3.2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode survey.
Metode survey merupakan metode pengumpulan data primer yang menggunakan
pertanyaan lisan dan tertulis. Metode ini memerlukan adanya kontak atau
hubungan antara peneliti dengan subyek (responden) penelitian untuk
memperoleh data yang diperlukan (Indriantoro dan Supomo, 2002). Penyebaran
kuesioner disebarkan dengan survey langsung yaitu mendatangi satu per satu
calon responden, lalu menanyakan kesedian untuk mengisi kuesioner. Prosedur ini
penting dilaksanakan karena peneliti ingin menjaga agar kuesioner hanya diisi
oleh responden yang memenuhi syarat dan bersedia mengisi dengan kesungguhan.
minimal yang harus diambil oleh peneliti yaitu sebanyak 30 sampel. Sampel yang
diambil untuk penelitian ini adalah data dari jawaban-jawaban responden dalam
kuesioner yang telah disebarkan.
3.5. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel independen
dan variabel dependen. Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat (Indriantoro dan Supomo, 2016).
Berdasarkan landasan teori dan perumusan hipotesis, maka yang menjadi
variabel bebas dalam penelitian ini adalah Sikap (attitude) dan Norma Subyektif
(subjective norm). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Minat(intention)
dan Perilaku (behavior) dalam penerapan PSAK 45.
3.5.1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono,2008:59). Adapun
variabel bebasdalam penelitian ini adalah berikut ini :
1. Sikap (attitude) (X1)
Sikap (attitude) adalah evaluasi kepercayaan atau perasaan positif atau
negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan
ditentukan. Fishbein dan Ajzen (1975) mendefinisikan sikap (attitude)
sebagai jumlah dari afeksi (perasaan) yang dirasakan seseorang untuk
menerima atau menolak suatu obyek atau perilaku dan diukur dengan
suatu prosedur yang menempatkan individual pada skala evaluatif dua
kutub, misalnya baik atau jelek, setuju atau menolak, dan lainnya. Dengan
demikian dalam penelitian ini, sikap (attitude) seseorang terhadap minat
penerapan PSAK 45 menunjukkan seberapa jauh orang tersebut merasakan
bahwa penerapan PSAK 45 baik atau buruk.
2. Norma Subyektif (subjective norm) (X2)
Norma-norma subyektif (subjective norms) adalah persepsi atau
pandangan seseorang terhadap kepercayaaan-kepercayaan orang lain yang
akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan
40
SS = Sangat Setuju, 5
S = Setuju, 4
N = Ragu-Ragu, 3
TS = Tidak Setuju, 2
STS = Sangat Tidak Setuju, 1
3.6. Metode Analisis
3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mendiskripsikan data pada penelitian ini
yang terdiri dari Sikap (attitude) (X1), Norma-norma subyektif (subjective norms)
(X2), Minat (intention) (Y1) dan Perilaku (behavior) dalam Penerapan PSAK 45
(Y2). Ukuran yang kemudian digunakan adalah nilai rata-rata (mean) masing-
masing butir jawaban. Nilai tendensi sentral ini dihitung dengan membagi nilai
total skor variabel dari tiap responden dengan jumlah skor ideal untuk variabel
tersebut. Skor ideal yang dimaksud adalah nilai maksimum yang dapat dicapai
dengan pengisian kuesioner, yaitu apabila semua responden memilih pilihan
jawaban dengan skor tertinggi untuk seluruh pertanyaan dalam kuesioner.
Perhitungan rata-rata (mean) tersebut adalah :
Keterangan :
x = mean (rata-rata)
∑ ¿ Epsilon (jumlah)
Xi = nilai X responden ke-i, i dari 1 sampai ke-n
n = jumlah skor ideal
Hasil perhitungan rata-rata jawaban untuk masing-masing variabel kemudian
dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan untuk setiap butir jawaban
dari kuesioner. Untuk penentuan kriteria, maka terlebih dahulu ditentukan interval
skor rata-rata untuk masing-masing variabel secara keseluruhan dengan mencari
rentang data sebagai berikut:
42
Rentang Data
Panjang kelas interval=
Panjang Kelas
Dengan menggunakan skala Likert, nilai skor tertinggi adalah skor 5 bernilai
100% dan nilai skor terendah adalah skor 1 bernilai 20%. Skoring ini
menghasilkan perhitunhan sebagai berikut:
100 %−20 %
Panjang kelas interval= =16 %
5
Tabel 3.1
Kriteria Persepsi
Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan
ditentukan reabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika r alpa positif atau > r tabel maka pertanyaan reliabel.
2. Jika r alpa negatif atau < r tabel maka pertanyaan tidak reliabel.
3.8. Pengujian Hipotesis
3.8.1 P-Value
P-value dapat pula diartikan sebagai besarnya peluang melakukan kesalahan
apabila kita memutuskan menolak H0(Kurniawan, 2008). Pada umumnya, p-value
dibandingakan dengan suatu taraf nyata α tertentu, biasanya 0.05 atau 5%. Taraf
nyata α diartikan sebagai peluang kita melakukan kesalahan untuk menyimpulkan
bahwa H0 salah, padahal sebenarnya H0yang benar. Kesalahan semacam ini biasa
dikenal dengan galat/kesalahan jenis I (type I error, baca = type one error). Misal
α yang digunakan adalah 0.05, jika p-value sebesar 0.021 (< 0.05), maka kita
berani memutuskan menolak H0. Hal ini disebabkan karena jika kita memutuskan
menolak H0(menganggap statement H0salah), kemungkinan kita melakukan
kesalahan masih lebih kecil daripada α = 0.05, dimana 0.05 merupakan ambang
batas maksimal dimungkinkannya kita salah dalam membuat keputusan.
3.8.2 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada umumnya untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dimana nilai
R2 berkisar antara 0 dan 1. Semakin besar nilai R2, maka variabel independen
semakin dekat hubungannya dengan variabel dependen. Dengan kata lain model
tersebut dianggap baik (Ghozali, 2009:87).