Anda di halaman 1dari 6

32

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian adalah rencana penelitan yang disusun sedemikian rupa

sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Desain

penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk mencapai

tujuan penelitian, serta berperan sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan

tersebut (Setiadi, 2007). Dalam rancangan studi kasus umumnya yaitu deskriptif

(mendeskripsikan). (suprajitno dan sri mugianti, 2018).


Dalam penelitian ini penulis menggunakan rancangan deskriptif. Rancangan

penelitian deskriptif ialah rancangan yang menggambarkan masalah penelitian

keperawatan yang terjadi pada kasus suatu penyakit berdasarkan distributif, tempat,

waktu, umur , jenis kelamin, sosisal, ekonomi, perkerjaan, status perkawinan, cara

hidup, dll. (Alimul Aziz,2003). Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui tentang

perilaku remaja putri usia 10-13 tahun dalam menjaga kesehatan reproduksi.
3.2 Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang digunakan pada studi kasus dengan pendekatan mendalam ini

ditentukan dengan teknik purposive sampling, yaitu metode pemilihan subyek dalam

suatu penelitian dengan menentukan terlebih dahulu kriteria yang akan dimasukkan

dalam penelitian, dimana subyek yang diambil dapat memberikan informasi yang

berharga bagi peneliti (Burn & Grove dalam Saparwati, 2012). Pada studi kasus ini

subyek penelitian yang diambil sebanyak 30 orang klien yang memiliki kriteria

sebagai berikut:
1. Siswa bersedia menjadi responden dan mau menandatangani informed consent.
2. Merupakan siswa Sekolah Dasar yang berusia 10-13 tahun.
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SD Plus Sunan Pandanaran Papungan-Kanigoro .
3.3.2 Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret-April 2019
33

3.4 Fokus Studi


Fokus studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap

remaja putri usia 10-13 tahun dalam menjaga kesehatan reproduksi.


3.5 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan

karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Donsu,

2016). Definisi operasional dilakukan untuk membatasi ruang lingkup variable yang

diteliti dan juga dapat mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap

variable yang bersangkutan (Notoadmodjo, 2010). Batasan istilah atau definisi

operasional pada penelitian ini adalah “Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Usia 10-

13 Tahun dalam Menjaga Kesehatan Reproduksi”.


1. Pengetahuan merupakan sesuatu yang dihasilkan setelah seseorang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek. Pengetahuan merupakan hal dasar yang

dijadikan manusia untuk mengambil keputusan, tanpa pengetahuan manusia tidak

dapat menentukan tindakan apa yang harus dilakukan selanjutnya.


2. Sikap merupakan respon seseorang terhadap suatu rangsangan atau stimulus.
3. Kesehatan reproduksi merupakan keadaan yang bebas dari segala penyakit. Hal

ini dapat terwujud dari upaya orang tersebut dalam mempertahankan

kesehatannya. Salah satu upaya tersebut aalah dengan menjaga area vagina tetap

bersih, tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat, arah cebok dari arah depan

ke belakang , dsb.
4. Remaja awal merupakan masa peralihan dari anak-anak, dimana dalam usianya

masih duduk di sekolah dasar. Dalam usia ini terjadi perubahan fisiologis dalam

dirinya atau biasa disebut dalam masa pubertas.


3.6 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah proses pendekatan kepada subjek dan proses

pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam penelitian. Selama proses

pengumpulan data, peneliti fokus kepada penyediaan subjek, melatih tenaga


34

pengumpul data (jika ada), memperhatikan prinsip-prinsip validitas dan reliabitas

agar data dapat terkumpul sesuai rencana yang diinginkan (Nursalam, 2009).
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode

proporsional sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan teknik

alat ukur berupa kuesioner. Dalam metode kuisioner adalah teknik pengumpulan data

dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi

(Sukandarrumidi, 2006).
Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan sampel pada penelitian ini

menggunakan metode proporsional sampling.. Dalam alat ukur kuisoner yang standar

atau fabrikasi. Data yang dihasilkan dari pengamatan tidak memiliki satuan dan yang

dihasilkan dari pengukuran memiliki satuan (Suprajitno,Mugianti. 2018), ada format

yang disusun sebagai instrument berisi item-item kejadian atau tingkah laku yang

digambarkan akan terjadi (Arikunto, 2006).

Langkah-langkah pengumpulan data:


1. Dimulai setelah proposal karya tulis ilmiah disetujui oleh pembimbing dan

penguji karya tulis ilmiah.


2. Menentukan responden yang sesuai dengan kriteria subyek penelitian.
3. Peneliti mengurus surat izin untuk melakukan penelitian dari Jurusan

Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang Prodi D-III Keperawatan Blitar.


4. Peneliti mengajukan surat izin kepada Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan

Perlindungan Masyarakat Kota Blitar.


5. Peneliti mengajukan permohonan surat rekomendasi penelitian ke Poltekkes

Kemenkes Malang prodi DIII Keperawatan Blitar yang ditujukan ke Sekolah

Dasar Kota Blitar.


6. Menjelaskan tujuan penelitian kepada subyek penelitian, agar subyek penelitian

dapat memahami dan mengerti sehingga bersedia memberikan informasi kepada

peneliti.
7. Responden yang menyetujui untuk dilakukan penelitian, responden akan mengisi

lembar informed consent sebagai bukti persetujuan untuk terlibat dalam penelitian.
35

8. Melakukan pengkajian sebelum melakukan wawancara dan menbagikan kuisoner

pada responden yang merupakan siswi SD berusia 10-13 tahun. Peneliti

menjelaskan kepada responden untuk mengisi kuisoner sesuai dengan yang

dilakukan sehari-hari dalam menjaga kesehatan reproduksinya.


9. Data yang terkumpul kemudian diolah, data hasil wawancara dan observasi diolah

secara non-statistik dengan membuat ringkasan hasil penelitian dan secara statistik

dengan membuat tabel.


10. Data hasil pengolahan kemudian disajikan dalam bentuk narasi dan tabel

kemudian dibuat laporan untuk disajikan dalam sidang hasil karya tulis ilmiah.
3.7 Analisa dan Penyajian Data
Analisa data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya

membandingkan dengan teori yang ada dan dituangkan dalam opini pembahasan

(Alimul Aziz, 2003).


a. Pengetahuan
Pengolahan data pengetahuan dengan jumlah soal 10, dilakukan dengan cara

memberi skor dimana setiap jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah

diberi skor 0 pada masing-masing sub variable yang dihitung dengan rumus

sebagai berikut :
rumus yang digunakan menurut Sutomo (2011) adalah :

P= x 100%

Keterangan :
P = Prosentase
f = jumlah jawaban yang diberikan
N = jumlah skor
Penentuan tingkat pengetahuan responden penelitia tentang sub variable dan

variable dengan cara mengkonversikan nilai sub variable maupun variable.

Nilai Baik : 76-100 %

Cukup : 56-75 %

Kurang : ≤ 55%
36

Hasil yang diperoleh dijelaskan secara deskriptif dengan menggunakan tabel-tabel

distribusi frekuensi berupa diagram pie yang dikonfirmasikan dalam bentuk

prosentase dan narasi.

b. Sikap

Data mengenai sikap dari 10 pernyataan diukur dalam skala likert. Pada

pernyataan dan pertanyaan nilai skor adalah :

Sangat Setuju (SS) =4

Setuju (S) =3

Tidak Setuju (TS) =2

Sangat tidak Setuju (STS) =1

Selanjutnya hasil jawaban pernyataan tersebut diubah kedalam nilai coding

yang teah ditentukan, kemudian skor jawaban responden dijumlahkan. Nilai

responden diubah menjadi skor T. skor T merupakan standar yang biasanya

digunakan dalam skala model Likert (Azwar, 2003). Rumus pengubahan skor

total responden (dari keseluruhan peernyataan) pada skala sikap menjadi skor T

digunakan rumus sebagai berikut :

T = 50 + 10 [

Keterangan :

X = Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor T

X¯ = mean skor sikap kelompok

S = Deviasi standar skor kelompok

Setelah nilai T didapatkan kemudian dibandingkan dengan nilai responden.

Setelah itu dikelompokkan menjadi sikap positif dan sikap negatif. Apabila
37

skor T ≥ 50 maka responden dikatakan memiliki sikap positif. Sedangkan

apabila skor T < 50 maka respondden dikatakan memiliki sikap ngatif.

3.8 Etika Penelitian


Dalam melakukan penelitian ini, etika yang harus diperhatikan oleh peneliti

terdiri dari :
1. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan (Alimul

Aziz, 2003). Sebelum memberikan lembar persetujuan peneliti akan

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta dampak

yang mungkin akan terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika

reponden menolak maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati

hak-hak responden.
2. Anonymity (tanpa nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dan penggunaan subjek penelitian denan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan

kode pada lmbar pengumpulan data atau hail penelitian yang disajikan (Alimul

Aziz, 2003). Untuk menjaga privasi responden, peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data dan hanya

memberi nomor kode pada masing-masing lembar tersebut.


3. Confidientially (Kerahasiaan)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh

peneliti, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi

yang telah dikumpulkan di jamin kerahasiannya oleh peneliti, hanya kelompok

data tertentu yang akan diperoleh pada hasil riset.

Anda mungkin juga menyukai