TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Persepsi
Persepsi berasal dari kata perception (Inggris) yang artinya menerima atau
mengambil. Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi
manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya.
Beberapa ahli telah memberikan definisi yang beragam tentang persepsi,
walaupun pada prinsipnya mengandung makna yang sama.
7
8
obyek atau lingkungan yang memberikan kesan kepadanya. Kemudian dengan itu
ia dapat memberikan suatu penilaian pandangan atau pendapat.
2.1.1.3Prinsip-Prinsip Persepsi
Persepsi masing-masing individu timbul dan berkembang sejalan dengan
waktu berlangsungnya proses interaksi. Hal ini merupakan sarana dari individu
untuk memberlakukan prinsip-prinsip persepsi dengan baik. Menurut Zikri Neni
Iska ada Beberapa prinsip-prinsip pengorganisasian persepsi adalah sebagai
berikut:
9
2.1.1.4Faktor-Faktor Persepsi
Menurut Robbins (2003) persepsi pada umumnya dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu faktor internal dan faktor ekstenal. Faktor internal berasal dari dalam
diri individu misalnya sikap, kebiasaan dan kemauan. Sedangkan faktor eksternal
adalah faktor yang berasal dari luar individu.
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama, mereka dapat mempersepsikannya
berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh:
1. Pelaku persepsi
Apabila seorang individu memandang suatu obyek dan mencoba
menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh
karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individu itu, seperti sikap, motif,
kepentingan, minat, pengalaman dan harapan.
2. Obyek atau yang dipersepsikan
Karakteristik dari target yang akan diamati dapat mempengaruhi apa yang
dipersepsikan, sasaran itu mungkin berupa orang, benda atau peristiwa.
10
Tabel 2.1
Perbedaan Organisasi Bisnis dan Organisasi Nirlaba
Hal Perbedaan Organisasi Bisnis Organisasi Nirlaba
Tujuan Organisasi Menentukan laba bersih Menghimpun dana dan
(net income) dan untuk menggunakannya untuk
mendapatkan laba per masyarakat secara
lembar saham(earning keseluruhan.
per share) yang setinggi
- tingginya.
12
Menurut SFAC No. 4 yang dialih bahasakan oleh Sabeni dan Gozali (2001:4)
dalam Shinta Darmasari (2005) menyatakan beberapa karakteristik organisasi
nirlaba yaitu:
1. Organisasi non profit tidak mempunyai motif mencari laba atau dengan
kata lain motif mendapatkan keuntungan bukanlah tujuan utama bagi
organisasi jenis itu.
2. Organisasi non profit ini, dimiliki secara kolektif, artinya adalah hak
kepemilikan tidak ditujukan oleh saham yang dapat dimilki secara
perorangan yang dapat diperjual belikan.
3. Pihak-pihak yang memberikan sumber keuangan kepada organisasi non
profit ini, tidak harus menerima imbalan langsung baik, berupa barang,
uang dan jasa.
2.1.3.Pelaporan Keuangan
Walaupun para donatur tersebut tak pernah mengharapkan balasan dari apa
yang telah dikorbankannya, namun para donatur yang merupakan stokeholder dari
entitas nirlaba tersebut tentu perlu mendapatkan informasi pengelolahaan dana
yang telah didapatkan oleh entitas nirlaba. Informasi berupa laporan keuangan
harus dibuat oleh entitas nirlaba baik diminta oleh donatur maupun tidak diminta.
Para donatur ingin mengetahui sistem pengelolaan atas dana yang diberikan dan
23
aktifitas sosial yang dilakukan oleh entitas nirlaba dengan menggunakan donasi
itu memberikan manfaat yang dirasakan oleh khalayak ramai.
2.1.4. Masjid
2.1.4.1Pengertian Masjid
Masjid merupakan suatu institusi utama dan paling besar dalam Islam, serta
merupakan salah satu institusi yang pertama kali berdiri. Masjid adalah rumah
tempat ibadah umat Muslim. Masjid artinya tempat sujud, tempat beribadah
kepada Allah SWT. Akar kata dari Masjid adalah sajadah dimana berarti sujud
atau tunduk.
Selain tempat ibadah Masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas
muslim. Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah
dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam,
Masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan.
2.1.4.2 Fungsi Masjid
Masjid di zaman Rasulullah SAW mempunyai banyak fungsi. Itulah sebabnya
Rasulullah SAW membangun Masjid terlebih dahulu. Masjid menjadi simbol
persatuan umat Islam. Selama sekitar 700 tahun sejak Nabi mendirikan Masjid
pertama, fungsi Masjid masih kokoh dan original sebagai pusat peribadatan dan
peradaban yang mencerdaskan dan mensejahterakan umat manusia. (Supardi dkk:
2001:1)
Menurut dewan masjid indonesi (DMI) terdapat tiga fungsimasjid yaitu:
Pertama masjid sebagai ibadah (mdlahah) jugamerupakan tempat ibadah secara
luasa (ghairu madhlah)selama dilakukan dalam batas – batas syariah. Kedua
masjidsebagai wadah pengembangan masyarakat melalui berbagaisarana dan
prasarana yang dimiliki masjid yangbersangkutan dan ketiga masjid sebagai pusat
komunikasidan persatuan umat.
Di antara kegiatan yang tergolong memakmurkan Masjid saat ini adalah
(Supardi dkk: 2001:26)
1. Pengelolaan Masjid yang professional
2. Menyemarakkan Majelis taklim
3. Taman pendidikan Al-Qur’an
4. Memberdayakan remaja Masjid
26
5. Mengelola perpustakaan
6. Mengelola keuangan Masjid sesuai prinsip-prinsip Islam
7. Unit pelayanan zakat
8. Baitul Maal
9. Bimbingan penyelenggaraan haji dan umrah, dll.
Selain kegiatan-kegiatan di atas, pengurus Masjid harus tanggap terhadap
kondisi sosial yang terjadi di masyarakat. Kendala-kendala maupun masalah-
masalah sosial yang dialami warga sekitarnya, misalnya kelaparan, musibah,
kesusahan, kefakiran, deviasi sosial, kenakalan remaja, musafir (pendatang yang
kesusahan), ketiadaan air, dan lain sebagainya. Masjid melalui pengurusnya harus
bertindak sebagai, pengayom, pencegah, pengobat dan konseling. Dalam hal
peristiwa-peristiwa besar, pengurus Masjid perlu bekerja sama dengan lembaga-
lembaga di atasnya, dengan organisasi terkait lain, ataupun dengan Pemerintah.
Oleh karena Masjid merupakan instrumen pemberdayaan umat, yang memiliki
peranan sangat strategis dalam upaya peningkatan kualitas masyrakat dan
kesejahteraan umat, maka pengelolaan manajemen Masjid harus professional.
(pendatang yang kesusahan), ketiadaan air, dan lain sebagainya. Masjid melalui
pengurusnya harus bertindak sebagai, pengayom, pencegah, pengobat dan
konseling. Dalam hal peristiwa-peristiwa besar, pengurus Masjid perlu bekerja
sama dengan lembaga-lembaga di atasnya, dengan organisasi terkait lain, ataupun
dengan Pemerintah. Seorang pengelola Masjid yang mendapat amanah Allah
SWT untuk mengurus Masjid, haruslah seorang yang ikhlas, jujur, amanah, adil,
disiplin,bertanggung jawab, peduli, bisa bekerja sama, bahkan dia seharusnya
seorang visioner, berfikir maju bagaimana Masjid bisa memberi manfaat yang
banyak kepada umat.
Allahberfirman dalam QS. At Taubah : 18 yang artinya :
“Hanya yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orangorang yang beriman
kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat
dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-
orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”.
2.1.4.3Masjid sebagai Organisasi Nirlaba
27
Dalam teori ini, minat merupakan suatu fungsi dari dua penentu dasar, yang
satu berhubungan dengan faktor pribadi yang lainnya berhubungan dengan
faktor sosial. Penentu pertama yang berhubungan dengan faktor pribadi adalah
sikap terhadap perilaku (attitude toward the behavior) individual. Sikap ini
adalah evaluasi kepercayaan atau perasaan positif atau negatif individual jika
harus melakukan perilaku tertentu yang dikehendaki.
28
Penentu yang kedua dari minat yang berhubungan dengan pengaruh sosial
adalah norma subyektif (subjective norm). Disebut dengan norma subyektif
karena berhubungan dengan preskripsi normatif persepsian, yaitu persepsi atau
pandangan seseorang terhadap tekanan sosial (kepercayaan-kepercayaan orang
lain) yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan
perilaku yang sedang dipertimbangkan.
Untuk melihat model theory reasoned action perhatikan Gambar 2.1. berikut ini.
Sikap
(Attitude)
Minat Perilaku
Norma (Intention)
Subyektif (Behavior)
(Subjective Norm)
Persepsi :
Sikap
H1
(Attitude)
HMinat
3
Perilaku Penerapan
(Intention) PSAK 45
H2
Norma Subyektif
(Subjective Norm)
2.3.2.Hipotesis Penelitian
ini diuji dengan model theory of reasoned action yang menunjukkan bahwa sikap
berpengaruh positif terhadap minat.
Sesuai dengan uraian tersebut diatas, hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Sesuai dengan uraian tersebut diatas, hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Dalam hal ini Theory of Reasoned Action (TRA) merupakan model penelitian
yang menjelaskan bahwa perilaku aktual (actual behavior) dilakukan karena
individu mempunyai minat (intention) atau keinginan untuk melakukannya. Ini
berarti bahwa minat seseorang untuk melakukan perilaku (behavioral intention)
diprediksi oleh sikap terhadap perilakunya dan bagaimana orang lain akan
menilainya jika dia melakukan perilaku itu yang termasuk dalam norma-norma
subyektif. Sikap (attitude) seseorang dikombinasikan dengan norma-norma
subyektifnya (subjective norms) akan membentuk minat perilakunya.
Sesuai dengan uraian tersebut diatas, hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :