Anda di halaman 1dari 19

KONSEP DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERILAKU INDIVIDU SERTA PERILAKU NORMAL


DAN ABNORMAL
Disusun untuk Ujian Akhir Semester

Dosen Pengampu: Dr. Sobar, S.Psi., MKM

Disusun Oleh:

Nabila Rahma Putri

(14401KH27020)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KARYA HUSADA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya saya masih diberi kesehatan sehingga dapat
menyelesaikan makalah dengan tema “Konsep dan Faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Individu serta Perilaku Normal dan Abnormal.” tepat pada waktunya.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi Ujian Akhir Semester MK


Psikologi. Penyelesaian makalah ini juga bersumberkan dari beberapa referensi,
seperti dari internet yaitu dari google, dan dari pengetahuan yang saya miliki
seputar hal ini. Saya menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh
dari yang diharapkan, maka kritik dan saran sangat diharapkan sebagai
penyempurnaan karya tulis ini.

Depok, 1 Februari 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 1


DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ 2
BAB I ........................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 3
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................................................. 3
B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................................................................. 3
C. TUJUAN ................................................................................................................................................... 3
BAB II .......................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 4
A. KONSEP PERILAKU ................................................................................................................................. 4
a. Pengertian Perilaku ........................................................................................................................... 4
b. Jenis-jenis perilaku ............................................................................................................................ 5
c. Bentuk-bentuk perilaku ..................................................................................................................... 5
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ............................................................................ 6
C. PERILAKU NORMAL DAN ABNORMAL .................................................................................................. 11
BAB III .......................................................................................................................................................17
PENUTUP...................................................................................................................................................17
A. KESIMPULAN ......................................................................................................................................... 17
B. SARAN ................................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................18

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Notoatmodjo (2017) perilaku dari segi biologis adalah suatu kegiatan
atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia dapat diartikan
sebagai suatu aktivitas yang sangat kompleks sifatnya, antara lain perilaku
dalam berbicara, berpakaian, berjalan, persepsi, emosi, pikiran dan motivasi.

Tingkah laku normal adalah sikap hidup yang sesuai dengan kelompok
masyarakat tempat ia berada, sehingga tercapailah suatu relasi interpersonal dan
intersosial yang memuaskan. Sedangkan tingkah laku abnormal adalah sikap
hidup yang tidak sesuai dengan keseharusannya sebagai manusia ditempat ia
berada, dan jika perilaku itu sudah mengganggu dan menghambat
keberfungsian nya dalam kehidupan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disusun rumusan
masalah:
1. Apa saja konsep dan faktor yang mempengaruhi perilaku
individu?
2. Apa yang dimaksud perilaku normal dan perilaku abnormal?
C. Tujuan
Tujuan penulisan ini adalah untuk memahami tentang konsep dan faktor
yang mempengaruhi perilaku individu serta perilaku normal dan perilaku
abnormal.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Perilaku
a. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi
dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang
tidak tampak, dari yang dirasakan sampai paling yang tidak dirasakan
(Oktaviana, 2015).

Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta


interaksi manusia dengan lingkunganya yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku merupakan respon/reaksi seorang
individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya
(Notoatmojo, 2010). Sedangkan menurut Wawan (2011) Perilaku
merupakan suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi
spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak.Perilaku adalah
kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi.

Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2011) merumuskan bahwa perilaku


merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar). Pengertian ini dikenal dengan teori “S-O-R” atau “Stimulus-
Organisme-Respon”. Respon dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Respon respondent atau reflektif


Adalah respon yang dihasilkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu.
Biasanya respon yang dihasilkan bersifat relatif tetap disebut juga
eliciting stimuli. Perilaku emosional yang menetap misalnya orang
akan tertawa apabila mendengar kabar gembira atau lucu, sedih jika
mendengar musibah, kehilangan dan gagal serta minum jika terasa
haus.
2. OperanRespon
Respon operan atau instrumental respon yang timbul dan

4
berkembang diikuti oleh stimulus atau rangsangan lain berupa
penguatan. Perangsang perilakunya disebut reinforcing stimuli yang
berfungsi memperkuat respon. Misalnya, petugas kesehatan
melakukan tugasnya dengan baik dikarenakan gaji yang diterima
cukup, kerjanya yang baik menjadi stimulus untuk memperoleh
promosi jabatan.

b. Jenis-jenis perilaku
Jenis-jenis perilaku individu menurut Okviana(2015):

1. Perilaku sadar, perilaku yang melalui kerja otak dan pusat susunan
2. saraf,
3. Perilaku tak sadar, perilaku yang spontan atau instingtif,
4. Perilaku tampak dan tidak tampak,
5. Perilaku sederhana dan kompleks,
6. Perilaku kognitif, afektif, konatif, dan psikomotor.

c. Bentuk-bentuk perilaku
Menurut Notoatmodjo (2011), dilihat dari bentuk respons terhadap
stimulus, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua.

1. Bentuk pasif / Perilaku tertutup (covert behavior)


Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau
tertutup. Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas
pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap
yang terjadi pada seseorang yang menerima stimulus tersebut, dan
belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktik, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat
orang lain.

5
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

Menurut teori Lawrance Green dan kawan-kawan (dalam Notoatmodjo,


2007) menyatakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua faktor
pokok, yaitu faktor perilaku (behaviorcauses) dan faktor diluar perilaku
(non behaviour causes).

Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor


yaitu:
1. Faktor predisposisi (predisposing factors), yang mencakup pengetahuan,
sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.

a. Pengetahuan apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku


melalui proses yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap
yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting)
daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang dalam hal ini pengetahuan yang tercakup dalam
domain kgnitif mempunyai tingkatan (Notoatmodjo, 2007). Untuk lebih
jelasnya, bahasan tentang pengetahuan akan dibahas pada bab
berikutnya.

b. Sikap Menurut Zimbardo dan Ebbesen, sikap adalah suatu


predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide atau
obyek yang berisi komponen-komponen cognitive, affective
danbehavior (dalam Linggasari, 2008). Terdapat tiga komponen sikap,
sehubungan dengan faktor-faktor lingkungan kerja, sebagai berikut:

1) Afeksi (affect) yang merupakan komponen emosional atau


perasaan.
2) Kognisi adalah keyakinan evaluatif seseorang. Keyakinan-
keyakinan evaluatif, dimanifestasi dalam bentuk impresi atau
kesan baik atau buruk yang dimiliki seseorang terhadap objek
atau orang tertentu.

6
3) Perilaku, yaitu sebuah sikap berhubungan dengan
kecenderungan seseorang untuk bertindak terhadap seseorang
atau hal tertentu dengan cara tertentu.

Seperti halnya pengetahuan, sikap terdiri dari berbagai tingkatan,


yaitu: menerima (receiving), menerima diartikan bahwa subjek
mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.Merespon
(responding), memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan,
dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
sikap. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk
mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu
indikasi sikap tingkat tiga. Bertanggungjawab (responsible),
bertanggungjawab atas segala suatu yang telah dipilihnya dengan
segala risiko merupakan sikap yang memiliki tingkatan paling
tinggi manurut Notoatmodjo (2011).

2. Faktor pemungkin (enabling factor), yang mencakup lingkungan fisik,


tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
keselamatan kerja, misalnya ketersedianya alat pendukung, pelatihan
dan sebagainya.
3. Faktor penguat (reinforcement factor), faktor-faktor ini meliputi
undang-undang, peraturan-peraturan, pengawasan dan sebagainya
menurut Notoatmodjo (2007).

Sedangkan faktor yang dapat mempengaruhi perilaku dibagi menjadi 2 yaitu

1. Faktor Genetik atau Faktor Endogen


Faktor genetik atau faktor keturunan merupakan konsep dasar atau
modal untuk kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu.
Faktor genetik berasal dari dalam individu (endogen), antara lain:

a. Jenis Ras
Semua ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik, saling
berbeda dengan yang lainnya, ketiga kelompok terbesar yaitu ras

7
kulit putih (Kaukasia), ras kulit hitam (Negroid) dan ras kulit
kuning (Mongoloid).
b. Jenis Kelamin
Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara
berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari, pria
berperilaku berdasarkan pertimbangan rasional. Sedangkan
wanita berperilaku berdasarkan emosional.
c. Sifat Fisik
Perilaku individu akan berbeda-beda karena sifat fisiknya.
d. Sifat Kepribadian
Perilaku individu merupakan manifestasi dari kepribadian
yang dimilikinya sebagai pengaduan antara faktor genetik dan
lingkungan. Perilaku manusia tidak ada yang sama karena
adanya perbedaan kepribadian yang dimiliki individu.
e. Bakat Pembawaan
Bakat menurut Notoatmodjo (2003) dikutip dari William B.
Micheel (1960) adalah kemampuan individu untuk melakukan
sesuatu lebih sedikit sekali bergantung pada latihan mengenai
hal tersebut.
f. Intelegensi
Intelegensi sangat berpengaruh terhadap perilaku individu,
oleh karena itu kita kenal ada individu yang intelegensi tinggi
yaitu individu yang dalam pengambilan keputusan dapat
bertindak tepat, cepat dan mudah. Sedangkan individu yang
memiliki intelegensi rendah dalam pengambilan keputusan akan
bertindak lambat.

2. Faktor Eksogen atau Faktor Dari Luar Individu


Faktor yang berasal dari luar individu antara lain:

a. Faktor Lingkungan
Lingkungan disini menyangkut segala sesuatu yang ada disekitar
individu. Lingkungan sangat berpengaruh terhadap individu karena
lingkungan merupakan lahan untuk perkembangan perilaku.

8
Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku itu dibentuk melalui suatu
proses dalam interkasi manusia dengan lingkungan.

1) Usia
Usia adalah faktor terpenting juga dalam menentukan sikap
individu, sehingga dalam keadaan diatas responden akan
cenderung mempunyai perilaku yang positif dibandingkan
umur yang dibawahnya. Masa dewasa dibagi menjadi 3
periode yaitu masa dewasa awal (18-40 tahun), masa dewasa
madya (41-60 tahun) dan masa dewasa akhir (>61 tahun).
Menurut Santrock (2003) dalam Apritasari (2018), orang
dewasa muda termasuk masa transisi, baik secara fisik,
transisi secara intelektual, serta transisi peran
sosial.Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah
puncaak dari perkembangan sosial masa dewasa.
2) Pendidikan
Kegiatan pendidikan formal maupun informal berfokus pada
proses belajar dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku,
yaitu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti
menjadi mengerti dan tidak dapat menjadi dapat. Menurut
Notoatmodjo (2007), pendidikan mempengaruhi perilaku
manusia, beliau juga mengatakan bahwa apabila penerimaan
perilaku baru didasari oleh pengetahuan, kesadaran, sikap
positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng.
Dengan demikian semakin tinggi tingkat pengetahuan
seseorang maka semakin tepat dalam menentukan perilaku
serta semakin cepat pula untuk mencapai tujuan
meningkatkan derajat kesehatan.
3) Pekerjaan
Bekerja adalah salah satu jalan yang dapat digunakan
manusia dalam menemukan makna hidupnya. Dalam
berkarya manusia menemukan sesuatu serta mendapatkan
penghargaan dan pencapaian pemenuhan diri. Sedangkan

9
pekerjaan umumnya merupakan kegiatan yang menyita
waktu dan kadang cenderung menyebabkan seseorang lupa
akan kepentingan kesehatan diri.
4) Agama
Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk dalam
konstruksi kepribadian seseorang sangat berpengaruh dalam
cara berpikir, bersikap, bereaksi dan berperilaku individu.
5) Sosial Ekonomi
Lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang
adalah lingkungan sosial, lingkungan sosial dapat
menyangkut sosial. Status sosial ekonomi adalah posisi dan
kedudukan seseorang di masyarakat berhubungan dengan
pendidikan, jumlah pendapatan dan kekayaan serta fasilitas
yang dimiliki. Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh
penduduk atas kerjanya dalam satu periode tertentu, baik
harian, mingguan, bulanan atau tahunan. Pendapatan
merupakan dasar dari kemiskinan. Pendapatan setiap
individu diperoleh dari hasil kerjanya. Sehingga rendah
tingginya pendapatan digunakan sebagai pedoman kerja.
Mereka yang memiliki pekerjaan dengan gaji yang rendah
cenderung tidak maksimal dalam berproduksi. Sedangkan
masyarakat yang memiliki gaji tinggi memiliki motivasi
khusus untuk bekerja dan produktivitas kerja mereka lebih
baik dan maksimal.
6) Kebudayaan
Kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat-istiadat atau
peradaban manusia, dimana hasil kebudayaan manusia akan
mempengaruhi perilaku manusia itu sendiri.

3. Faktor-faktor lain
Faktor ini dapat disebutkan antara lain sebagai berikut: susunan saraf
pusat, persepsi dan emosi. Green (1980) berpendapat lain tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, antara lain:

10
1. Faktor lain mencakup pengetahuan dan sikap seseorang terhadap
kesehatan tradisi dan kepercayaan seseorang terhadap hal-hal yang
terkait dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut seseorang tingkat
pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya.
2. Faktor pemungkin (enabling factors)
Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan bagi masyarakat, termasuk juga fasilitas pelayanan
kesehatan. Berbagai bentuk media massa seperti : radio, televisi,
majalah dan penyuluhan mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Sehingga semakin
banyak menerima informasi dari berbagai sumber maka akan
meningkatkan pengetahuan seseorang sehingga berperilaku ke arah
yang baik.
3. Faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor ini meliputi sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh
agama termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan
baik dari pusat atau pemerintah daerah yang terkait dengan
kesehatan.

C. Perilaku Normal dan Abnormal

Normal adalah keadaan sehat (tidak patologis) dalam hal fungsi


keseluruhan. Sedangkan Abnormal adalah menyimpang dari yang normal
(tidak biasa terjadi).
Perilaku Normal adalah perilaku yang adekuat (serasi dan tepat) yang
dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya. Sedangkan Perilaku Pribadi
Abnormal adalah sikap hidup yang sesuai dengan pola kelompok
masyarakat tempat seseorang berada sehingga tercapai suatu relasi
interpersonal dan intersosial yang memuaskan.

Perilaku Abnormal adalah suatu perilaku yang berbeda, tidak mengikuti


peraturan yang berlaku, tidak pantas, mengganggu dan tidak dapat
dimengerti melalui kriteria yang biasa.

11
Normal dan abnormal perlu dipertimbangkan dari berbagai aspek dan
pendekatan. Profesor Suprapti Sumarno (1976), ada dua pendekatan dalam
membuat pedoman tentang normalitas:
1. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan yang didasarkan atas patokan statistik dengan melihat
pada sering atau tidaknya sesuatu terjadi dan acapkali berdasarkan
perhitungan maupun pikiran awam. Misal, perilaku makan sepuluh
kali dalam sehari.
2. Pendekatan Kualitatif
Pendekatan yang didasarkan observasi empirik pada tipe-tipe ideal
dan sering terikat pada faktor sosial kultural setempat. Misal,
perilaku menangis berlebihan hingga menjerit-jerit pada mereka
yang sedang mengalami kehilangan seseorang di suatu lingkungan
budaya.
Jadi, batas antara normal dengan abnormal bukan dilihat sebagai dua
kutub yang berlawanan, melainkan lebih berada dalam satu kontinum
sehingga garis yang membedakan sangatlah tipis.

a. Penyebab Perilaku Abnormal


Menurut tahap-tahap berfungsinya, sebab-sebab perilaku abnormal dapat
dibedakan sebagai berikut :
a. Penyebab Primer (Primary Cause)
Penyebab primer adalah kondisi yang tanpa kehadirannya suatu
gangguan tidak akan muncul. Misalnya infeksi sipilis yang menyerang
system syaraf pada kasus paresis general yaitu sejenis psikosis yang
disertai paralysis atau kelumpuhan yang bersifat progresif atau
berkembang secara bertahap sampai akhirnya penderita mengalami
kelumpuhan total. Tanpa infeksi sipilis gangguan ini tidak mungkin
menyerang seseorang.
b. Penyebab yang Menyiapkan (Predisposing Cause)
Kondisi yang mendahului dan membuka jalan bagi kemungkinan
terjadinya gangguan tertentu dalam kondisi – kondisi tertentu di masa

12
mendatang. Misalnya anak yang ditolak oleh orang tuanya (rejected
child) mungkin menjadi lebih rentan dengan tekanan hidup sesudah
dewasa dibandingkan dengan orang – orang yang memiliki dasar rasa
aman yang lebih baik.
c. Penyebab Pencetus (Preciptating Cause)
Penyebab pencetus adalah setiap kondisi yang tak tertahankan bagi
individu dan mencetuskan gangguan. Misalnya seorang wanita muda
yang menjadi terganggu sesudah mengalami kekecewaan berat
ditinggalkan oleh tunangannya. Contoh lain seorang pria setengah baya
yang menjadi terganggu karena kecewa berat sesudah bisnis pakaiannya
bangkrut.
d. Penyebab Yang Menguatkan (Reinforcing Cause)
Kondisi yang cenderung mempertahankan atau memperteguh tinkah
laku maladaptif yang sudah terjadi. Misalnya perhatian yang berlebihan
pada seorang gadis yang ”sedang sakit” justru dapat menyebabkan yang
bersangkutan kurang bertanggungjawab atas dirinya, dan menunda
kesembuhannya.
e. Sirkulasi Faktor – Faktor Penyebab
Dalam kenyataan, suatu gangguan perilaku jarang disebabkan oleh satu
penyebab tunggal. Serangkaian faktor penyebab yang kompleks, bukan
sebagai hubungan sebab akibat sederhana melainkan saling
mempengaruhi sebagai lingkaran setan, sering menadi sumber penyebab
sebagai abnormalitas . Misalnya sepasang suami istri menjalani
konseling untuk mengatasi problem dalam hubungan perkawinan
mereka. Sang suami menuduh istrinya senang berfoya – foya sedangkan
sang suami hanya asyik dengan dirinya dan tidak memperhatikannya.
Menurut versi sang suami dia jengkel keada istrinya karena suka
berfoya-foya bersama teman-temannya. Jadi tidak lagi jelas mana sebab
mana akibat.
Berdasarkan sumber asalnya, sebab-sebab perilaku abnormal dapat
digolongkan sedikitnya menjadi tiga yaitu:
1. Faktor Biologis

13
Adalah berbagai keadaan biologis atau jasmani yang dapat
menghambat perkembangan ataupun fungsi sang pribadi dalam
kehidupan sehari-hari seperti kelainan gen, kurang gizi, penyakit
dsb. Pengaruh-pengaruh faktor biologis lazimnya bersifa
menyeluruh. Artinya mempengaruhi seluruh aspek tingkah laku,
mulai dari kecerdasan sampai daya tahan terhadap stress.
2. Faktor-faktor psikososial
a) Trauma Di Masa Kanak-kanak
Trauma Psikologis adalah pengalaman yang
menghancurkan rasa aman, rasa mampu, dan harga diri
sehingga menimbulkan luka psikologis yang sulit
disembuhkan sepenuhnya. Trauma psikologis yang
dialami pada masa kanak – kanak cenderung akan terus
dibawa sampai ke masa dewasa.
b) Deprivasi Parental
Tiadanya kesempatan untuk mendapatka rangsangan
emosi dari orang tua, berupa kehangatan, kontak
fisik,rangsangan intelektual, emosional dan social. Ada
beberapa kemungkinan sebab misalnya:
1. Dipisahkan dari orang tua dan dititipkan di panti
asuhan.
2. Kurangnya perhatian dari pihak orang tua kendati
tinggal bersama orang tua di rumah.
c) Hubungan orang tua – anak yang patogenik
Hubungan patogenik adalah hubungan yang tidak serasi,
dalam hal ini hubungan antara orang tua dan anak yang
berakibat menimbulkan masalah atau gangguan tertentu
pada anak.

d) Struktur keluarga yang patogenik


Struktur keluarga sangat menentukan corak komunikasi
yang berlangsung diantara para anggotanya. Struktur
keluarga tertentu melahirkan pola komunikasi yang

14
kurang sehat dan selanjutnya muncul pola gangguan
perilaku pada sebagian anggotanya. Ada empat struktur
keluarga yang melahirkan gangguan pada para
anggotanya:
1. Keluarga yang tidak mampu mengatasi
masalah sehari-hari. Kehidupan keluarga karena
berbagai macam sebab seperti tidak memiliki
cukup sumber atau karena orang tua tidak
memiliki pengetahuan dan keterampilan
secukupnya.
2. Keluarga yang antisosial Keluarga yang
menganut nilai – nilai yang bertentangan dengan
masyarakat luas.
3. Keluarga yang tidak akur dan keluarga yang
bermasalah.
4. Keluarga yang tidak utuh. Keluarga
dimana ayah/ibu yang tidak ada di rumah, entah
karena sudah meninggal atau sebab lain seperti
perceraian, ayah memiliki dua istri dll.
e) Stress berat
Stress adalah keadaan yang menekan khususnya secara
psikologis. Keadaan ini dapat ditimbulkan oleh berbagai
sebab, seperti :
1. Frustasi yang menyebabkan hilangnya harga
diri.
2. Konflik nilai.
3. Tekanan kehidupan modern.
3. Faktor-faktor sosiokultural
Meliputi keadaan obyektif dalam masyarakat atau tuntutan dari
masyarakat yang dapat berakibat menimbulkan tekanan dalam
individu dan selanjutnya melahirkan berbagai bentuk gangguan
seperti :

15
a. Suasana perang dan suasana kehidupan yang diliputi
oleh kekerasan,
b. Terpaksa menjalani peran social yang berpotensi
menimbulkan gangguan, seperti menjadi tentara yang
dalam peperangan harus membunuh.
c. Menjadi korban prasangka dan diskriminasi
berdasarkan penggolongan tertentu seperti berdasarkan
agama, ras, suku dll.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia merupakan
hasil dari segala pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya.
Perilaku manusia terdiri dari beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku manusia, sifat-sifat umum dan khusus perilaku manusia, bentuk-bentuk
perubahan perilaku, dan macam-macam perilaku manusia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku terdiri Faktor Personal, dan Faktor
Situsional.

Manusia merupakan individu yang khas, penghampiran terhadap permasalahan


individu memerlukan penanganan yang berbeda. Jadi sebagai sesama manusia,
kita harus mengetahui mengapa itu bisa terjadi dan seorang mahasiswa yang
baik harus bisa mengerti apa yang dialami oleh teman sekitarnya dengan baik
dan solusi yang tepat agar orang yang berprilaku abnormal dapat keluar dari
masalah yang dihadapi.

B. Saran
Perilaku abnormal sulit untuk didefinisikan. Tidak ada satupun kriteria yang
secara sempurna dapat membedakan abnormal dari perilaku normal. Tapi
sekurang-kurangnya kriteria tersebut berusaha untuk dapat menentukan definisi
perilaku abnormal. Dan adanya kriteria pertimbangan sosial menjelaskan bahwa
abnormalitas adalah sesuatu yang bersifat relatif dan dipengaruhi oleh budaya
serta waktu.

17
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, S. 2017. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, 2010. Promosi kesehatan dan ilmu perlaku. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Armyati, Eky Oktaviana. 2015. Buku Ajar Psikologi Kebidanan. Ponorogo:


Unmuh Ponorogo Press.

A.Wawan & Dewi M. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusi.Cetakan II. Yogyakarta : Nuha Medika

Linggasari. (2008). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku. FKMUI

King, Laura A., 2010. Psikologi Dasar, Jakarta : Salemba Humanika

Nevid, Jeffrey S., dkk. 2005. Psikologi Abnormal, Edisi ke 5. Jakarta: PT.
Gramedia

Nevid, Jeffrey S., dkk. 2005. Psikologi Abnormal, Jakarta : PT Gelora Aksara
Pratama

18

Anda mungkin juga menyukai