Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP PERILAKU

KELOMPOK II

NH0520043 MUNIRA

NH0520044 NIRENSA RAY YOHANIS

NH0520052 PUTRI ANUGRAH

NH0520056 RISMA

NH0520058 RIZKY ENAL ISMAIL

NH0520064 SUCI AULIA

NH0520070. VALENTINA SATRIA SUHARTINI

NH0520072 VONNI ASTUTI

NH0520073 WA ODE SALIYATI

NH0520080 LISDAYANTI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur hanya milik Allah SWT, Karena berkat rahmat, karunia serta
hidayah-Nya Penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP
PERILAKU”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
PERILAKU DAN ETIKA PROFESI. Makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa
bantuan dari beberapa pihak yang ikhlas bersedia meluangkan waktunya untuk saling
bekerja sama. Maka pada kesempatan ini Penyusun ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak pihak yang telah membantu.

Penyusun menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
Penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan Makalah ini.

Semoga Makalah ini dapat berguna bagi Penyusun, pihak-pihak yang telah
membantu dan kepada siapa saja yang ingin memanfaatkannya sebagai referensi
keilmuanya. Amiin..

Makassar,Sebtember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi konsep perilaku

B. Cakupan perilaku

C. Domain perilaku

D. Perilaku kesehatan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manusia adalah mahluk ciptaan tuhan yang paling sempurna. Hal ini
berarti bahwa manusia mempunyai keistimewaan disbanding dengan mahluk
yang lain. Salah satu keistimewaan yang menonjol adalah perilakunya.
Meskipun semua mahluk hidup mempunyai perilaku, namun perilaku manusia
berbeda dengan perilaku mahluk lain. (Notoadmodjo,2018).
Perilaku manusia melibatkan 3 komponen yaitu kondisi lingkungan
tempat terjadinya perilaku tersebut perilaku itu sendiri dan kosekuensi dari
perilaku tersebut. Berulang atau tidak berulangnya situ perilaku dipengaruhi
oleh tiga komponentersebut.
Perilaku manusia tidak lepas dari proses pematangan organ organ tubuh.
Sebagai ilustrasi bahwa seorang bayi belum dapat duduk atau berjalan apabia
organ oragn tibuhnya belum cukup kuat menopang tubuh. Oleh karena iru
perlu pematangan tulamg belakang terutama tulang leher, punggung,
pinggang, serta tulang kaki. Selain itu seorang bayi tidak akan berjalanterlebih
dahyulu sebelum tegkurap, dan sebagainya. Selain itu, perilaku individu tidak
timbul dengan sendirinya, tetapi akibat adanya rangsangan (stimulus) dalam
dirinya (internal)ataupun dari luar dirinya (eksternal).
Pada hakikatnya perilaku individu mencakup perilaku yang tampakdan
perilaku yang tidak tampak. (Sunaryo, 2019)
Perilaku tentang bagaimana seseorang menaggapi rasa sakit dan
penyakit yang bersifat respon internal dan eksternal. Respon yang diberikan
antara lain respon pasif berupa pengetahuan, persepsi, dan sikap maupun
respon aktif yang dilakukan sehubungan dengan sakit dan penyakitnya.
Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseorang terhadaprangsangan yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit. System pelayanan kesehatan, makanan
dan lingkungan. Rangsangan yang berkaitan dengan perilaku kesehatan terdiri
dari 4 unsur yaitu sakit dan penyakitsistem pelayanan kesehatan makanan dan
lingkungan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, rumusan masalah yang
dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut
1. Apa yamg dimaksud dengan perilaku dan konsep perilaku
2. Apa saja cakupan perilaku
3. Bagaimana domain perilaku
4. Apa yang dimaksud dengan perilaku kesehatan
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah:
1. Mengetahui konsep perilaku
2. Mengetahui cakupan perilaku
3. Mengetahui domain perilku
4. Mengetahui perilaku kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi konsep perilaku


Perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi dengan
lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak tampak,
dari yang dirasakan sampai paling yang tidak dirasakan (Okviana, 2019).
Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi
manusia dengan lingkunganya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap
dan tindakan. Perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap
stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmojo, 2018).
Sedangkan menurut Wawan (2019) Perilaku merupakan suatu tindakan yang
dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari
maupun tidak.Perilaku adalah kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi.
dalam Notoatmodjo (2018) merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau
reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Pengertian ini dikenal
dengan teori „S-O‟R” atau “Stimulus-Organisme-Respon”. Respon dibedakan
menjadi dua yaitu:
1. Respon respondent atau reflektif Adalah respon yang dihasilkan oleh
rangsangan-rangsangan tertentu. Biasanya respon yang dihasilkan bersifat
relatif tetap disebut juga eliciting stimuli. Perilaku emosional yang
menetap misalnya orang akan tertawa apabila mendengar kabar gembira
atau lucu, sedih jika mendengar musibah, kehilangan dan gagal serta
minum jika terasa haus.
2. Operan Respon Respon operant atau instrumental respon yang timbul dan
berkembang diikuti oleh stimulus atau rangsangan lain berupa penguatan.
Perangsang perilakunya disebut reinforcing stimuli yang berfungsi
memperkuat respon. Misalnya, petugas kesehatan melakukan tugasnya
dengan baik dikarenakan gaji yang diterima cukup, kerjanya yang baik
menjadi stimulus untuk memperoleh promosi jabatan.
Jenis-jenis perilaku Jenis-jenis perilaku individu menurut Okviana(2019):
a. Perilaku sadar, perilaku yang melalui kerja otak dan pusat susunan
saraf,
b. Perilaku tak sadar, perilaku yang spontan atau instingtif,
c. Perilaku tampak dan tidak tampak,
d. Perilaku sederhana dan kompleks,
e. Perilaku kognitif, afektif, konatif, dan psikomotor.
1. Bentuk-bentuk perilaku
Bentuk pasif /Perilaku tertutup (covert behavior) Respons
seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup.
Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada
perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi
pada seseorang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat
diamati secara jelas oleh orang lain.
a. Perilaku terbuka (overt behavior) Respons terhadap stimulus
tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik, yang
dengan mudah dapat diamati atau dilihat orang lain. perilaku
manusia dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor
perilaku (behaviorcauses) dan faktor diluar perilaku (non
behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan
atau terbentuk dari 3 faktor yaitu:
b. Faktor predisposisi (predisposing factors), yang mencakup
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan
sebagainya.

Pengetahuan apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi


perilaku melalui proses yang didasari oleh pengetahuan,
kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan
bersifat langgeng (long lasting) daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. b. Sikap Menurut Zimbardo dan
Ebbesen, sikap adalah suatu predisposisi (keadaan mudah
terpengaruh) terhadap seseorang, ide atau obyek yang berisi
komponen-komponen cognitive, affective danbehavior (Terdapat
tiga komponen sikap, sehubungan dengan faktor-faktor
lingkungan kerja, sebagai berikut:

1) Afeksi (affect) yang merupakan komponen emosional atau


perasaan.
2) Kognisi adalah keyakinan evaluatif seseorang.
Keyakinankeyakinan evaluatif, dimanifestasi dalam bentuk
impresi atau kesan baik atau buruk yang dimiliki seseorang
terhadap objek atau orang tertentu.
3) Perilaku, yaitu sebuah sikap berhubungan dengan
kecenderungan seseorang untuk bertindak terhadap
seseorang atau hal tertentu dengan cara tertentu Seperti
halnya pengetahuan, sikap terdiri dari berbagai tingkatan,
yaitu: menerima (receiving), menerima diartikan bahwa
subjek mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan.Merespon (responding), memberikan jawaban
apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk
mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah
suatu indikasi sikap tingkat tiga. Bertanggungjawab
(responsible), bertanggungjawab atas segala suatu yang
B. Cakupan perilaku
Cakupan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (health related
behavior) sebagai berikut:
1. Perilaku kesehatan (health behavior), yaitu hal-hal yang berkaitan dengan
tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Termasuk juga tindakan-tindakan untuk mencegah penyakit,
kebersihan perorangan, memilih makanan, sanitasi, dan sebagainya.
2. Perilaku - sakit (illness behavior), yakni segala tindakan atau kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang individu yang merasa sakit, untuk merasakan dan
mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit, termasuk juga kemampuan
atau pengetahuan individu untuk mengidentifikasi penyakit, penyebab
penyakit, serta usaha-usaha mencegah penyakit tersebut.
3. Perilaku peran sakit (the sick role behavior), yakni segala tindakan atau
kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk memperoleh
kesembuhan. Perilaku ini di samping berpengaruh terhadap
kesehatan/kesakitannya sendiri, juga berpengaruh terhadap orang lain,
terutama kepada anakanak yang belum mempunyai kesadaran dan tanggung
jawab terhadap kesehatannya. (Notoatmodjo, 2018)
C. Domain Perilaku
Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk
kepentingan pengukuran hasil pendidikan ketiga domain ini diukur dari:
1. Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan
(knowledge).
2. Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang
diberikan (attitude)
3. Praktik atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik. Sehubungan
dengan materi pendidikan yang diberikan (practice)
Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa
dimulai pada bermain kognitif, dalam arti subyek tahu terlebih dahulu yang
berupa materi atau obyek diluarnya sehingga menimbulkan pengetahuan baru
terhadap subyek baru, dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam
bentuk sikap subjek terhadap objek yang diketahui itu. Akhirnya rangsangan
yakni objek yang telah diketahui dan disadari sebelumnya akan menimbulkan
respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan (action) terhadap atau
sehubungan dengan stimulus atau objek tadi. Namun demikian, dalam
kenyataan stimulus yang diterima oleh subyek dapat langsung menimbulkan
tindakan. Artinya seseorang dapat bertindak atau berperilaku baru tanpa
mengetahui terlebih dahulu terhadap makna yang diterimanya.

Dengan kata lain tindakan (practice) seseorang tidak harus didasari oleh
sikap atau pengetahuan. Menurut Ki Hajar Dewantara tokoh pendidikan nasional kita,
ketiga kawasan perilaku ini disebut Cipta (kognisi), rasa (emosi), dan karsa (konasi).
Tokoh pendidikan kim ini mengajarkan baliwa tujuan pendidikan adalah membentuk
dan atau meningkatkan kemumpuan manusia yang mencakup cipta, rasa, dan karsa
tersebut. Ketiga kemampuan tersebut harus dikembangkan bersama-sama secara
seimbang, sehingga terbentuk manusia Indonesia yang seutuhnya (harmonis)

1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
pancaindra manusi, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,
dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Dari pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan aka lebih
langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian
Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku
baru dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni:
 Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyedari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (object)
 Interest (tertarik), terhadap stimulus atau objek tersebut. Disni sikap subjek
sudah mulai timbul.
 Evaluation (menimbang-nimbang), ferhadap baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudahlebih baik lagi.
 Trial dimana subjek mulai mencoba melakukan suatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki. oleh stimulus
 Adoption, dimana subjek telah berperilaku haru sesuai denga pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus
Namun demikian, dari penchitan sekoyatnya Roger menyimpulkan bahwa
perubahan. perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap terschut Apabila
penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini,
dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positive maka
perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila
perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak
berlangsung lama. Suatu contoh dapat dikemukakan disini ibu-ibu peserta KB
yang diperintahkan oleh lurah atau ketua RT. tanpa ibu-ibu tersebut
mengetahui makna dan tujuan KB, mereka akan keluar dari peserta KB
setelah beberapa saat perintah tersebut diterima. Pengetahuan yang dicakup
dalam domain kognitif mempunyai enam tingkat yakni :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai menginagat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang dijerima. Contoh seseorang dapat
menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.
b. Memahami (Comprehension)
Memaahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi
tersebut dengan benar. Orang tersebut paham terhadap materi atau objek
tersebut Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan
yang bergizi
c. Aplikasi (apllication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi sebenarnya (read) aplikasi diartikan sebagai
penggunaan hukum-hukum rumus.
d. Analisis (Analysis
)Adalah suatu kemampum menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut, dan saling berkaitan. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja dapat: menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokan dan sebagainya.
e. Sintesis (syntesis)
Menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun
fomulasi baru dari fonnulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun.
merencanakan, meringkas, menyesuaikan dan sebagainya terlahadap suatu
teori atau rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kenuntpuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu objek terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya: dapat
membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi dengan anak yang
kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya wabah diare disuatu tempat,
dapat menafsirkan sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB. Pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi
materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden ke dalam
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur. Dapat kita sesuaikan
dengan tingkat-tingkat tersebut
2. Sikap (afektif)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suato stimulus atau objek. Allport (2017) menjelaskan
bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok:
a. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Ketiga komponen ini secara bersama membentuk sikap yang utuh (total
atitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan berfikir,
keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Contoh seorang ibu telah
mendengarkan penyakit polio (tentang penyebab, akibat, pencegahan dan
sebagainya). Pengetahuan tersebut akan membawa si ibu untuk berfikir dan
berusaha supaya anaknya tidak terkena polio. Dalam berfikir komponen emosi
dan keyakinan ikut bekerja sehingga si ibu berniat untuk mengimunisasikan
anaknya. Hal ini mencerminkan si ibu mempunyai sikap tertentu terhadap
objek (penyakit polio).
D. Prilaku kesehatan

1. Pengertian dan klasifikasi prilaku kesehatan

Skinner mendefinisikan perilaku kesehatan (health behavior)

adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan

dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan

minuman serta lingkungan. Dengan perkataan lain, perilaku kesehatan

adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat diamati

(observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable) yang

berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

Dari batasan ini perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi

3 klompok.

a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health Maintanance)

Help maintenance adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk

memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk

menyembuhkan bila sakit. Oleh sebab itu Perilaku pemeliharaan kesehatan

ini terdiri dari 3 aspek yaitu:

 Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila

sakit serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari

penyakit.
 Perilaku peningkatan kesehatan apabila seseorang dalam keadaan

sehat perlu dijelaskan di sini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis

dan relatif maka dari itu orang yang sehat pun perlu diupayakan

supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin.

 Perilaku gizi (makanan) dan minuman makanan dan minuman

dapat memelihara serta peningkatan kesehatan seseorang tetapi

sebaliknya makanan dan minuman dapat menjadi penyebab

menurunnya kesehatan seseorang, bahkan dapat mendatangkan

penyakit. Hal ini sangat tergantung pada perilaku orang terhadap

makanan dan minuman tersebut.

2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan /

perilaku pencarian pengobatan (Health seeking Behaviour)

Perilaku ini menyangkut Upaya atau tindakan seseorang pada saat

penderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai

dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan keluar

negeri.

3. Perilaku kesehatan lingkungan

Bagaimana seseorang merespon lingkungan baik lingkungan fisik

maupun lingkungan sosial budaya, dan sebagainya Sehingga lingkungan

tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Dengan perkataan lain bagaimana

seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu

kesehatannya sendiri, keluarga, atau masyarakatnya, misalnya sebagai


mengelola pembuangan tinja, air minum, tempat pembuangan sampah,

pembuangan limbah, dan lainnya.

Seorang ahli lain (Becker 1979) membuat klasifikasi tentang perilaku

kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan (health related behavior)

adalah sebagai berikut:

a. Prilaku hidup sehat

Perilaku hidup sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan Upaya atau

kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan

kesehatannya. Perilaku ini mencakup antara lain:

 Respon seseorang terhadap makanan, perilaku ini meliputi

pengetahuan, persepsi, sikap dan praktik kita terhadap makanan serta

unsur-unsur yang terkandung di dalamnya (zat gizi) pengelolaan

makanan dengan menu seimbang (apporiate diet). Menu seimbang

disini dalam arti kualitas( Mengandung zat-zat gizi yang diperlukan

tubuh), dan kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi

kebutuhan tubuh. Secara kualitas mungkin di Indonesia dikenal

dengan ungkapan empat sehat lima sempurna.

 Olahraga teratur, juga menekan kualitas (gerakan) dan kuantitas dalam

arti frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olahraga. Dengan

sendirinya kedua aspek ini akan tergantung dari usia, dan status

kesehatan yang bersangkutan.


 Tidak merokok, yang merupakan kebiasaan jelek yang mengakibatkan

berbagai macam penyakit ironisnya kebiasaan merokok ini khususnya

di Indonesia seolah-olah sudah membudaya hampir 50% penduduk

Indonesia usia dewasa merokok bahkan dari Hasil studi penelitian

sekitar 15% remaja kita merokok inilah tantangan pendidikan

kesehatan kita.

 Tidak minum-minuman keras dan narkoba kebiasaan minum minuman

keras dan mengkonsumsi narkoba narkotik dan bahan-bahan

berbahaya lainnya juga cenderung meningkat sekitar 1% penduduk

Indonesia dewasa diperkirakan sudah mempunyai kebiasaan minum

miras ini.

 Istirahat yang cukup dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat

tuntutan untuk Penyesuaian dengan lingkungan modern mengharuskan

orang untuk bekerja keras dan berlebih sehingga waktu beristirahat

berkurang hal ini juga membahayakan kesehatan.

 Mengendalikan stres terjadi pada siapa saja dan akibatnya bermacam-

macam bagi kesehatan terlebih sebagai akibat dari tuntutan hidup yang

keras stres tidak dapat kita hindari yang penting dijaga agar stres tidak

menyebabkan gangguan kesehatan kita harus dapat mengendalikan

atau mengelola stres dengan kegiatan-kegiatan yang positif.


 Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan misalnya

tidak berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seks penyesuaian

diri kita dengan lingkungan dan ssebagainya.

b. Perilaku sakit (Iilnes Bihaviour)

Perilaku sakit ini mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit

persepsinya terhadap sakit pengetahuan tentang penyebab dan gejala

penyakit pengobatan penyakit dan sebagainya.

c. Prilaku peran sakit (The Sick Behaviour)

Dari segi sosiologi orang sakit mempunyai peran yang mencakup hak-hak

orang right dan kewajiban sebagai orang sakit obligation hak dan kewajiban

ini harus diketahui oleh orang sakit itu sendiri maupun orang lain terutama

keluarganya yang selanjutnya disebut perilaku peran orang sakit desigroho

perilaku ini mmeliputi:

 Tindakan untuk memperoleh kesehatan.

 Mengenal atau mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan penyembuhan

penyakit yang layak.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perilaku merupakan respon atau reaksi terhadap suatu stimulus atau
rangsangan dari luar. Oleh karena itu perilaku ini terjadi karena proses adanya
stimulus terhadap oragnisme dan kemudian organisme tersebut merespon,
yang disebut stimulus organisme respon, Cakupan kesehatan mempunyai
beberapa bagian yaitu perilaku kusehatan , perilaku sakit, dan perilaku peran
sakit. Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai
pada bermain kognitif, dalam arti subyek tahu terlebih dahulu yang berupa
materi atau obyek diluarnya sehingga menimbulkan pengetahuan baru
terhadap subyek baru, dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam
bentuk sikap subjek terhadap objek yang diketahui itu. Akhirnya rangsangan
yakni objek yang telah diketahui dan disadari sebelumnya akan menimbulkan
respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan (action) terhadap atau
sehubungan dengan stimulus atau objek tadi. Namun demikian, dalam
kenyataan stimulus yang diterima oleh subyek dapat langsung menimbulkan
tindakan. Artinya seseorang dapat bertindak atau berperilaku baru tanpa
mengetahui terlebih dahulu terhadap makna yang diterimanya.
B. Saran
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
pembacanya khususnya dapat meningkatkan kemampuan mengenai system
konsep perilaku kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

Atik Purwandari, (2018). Konsep Kebidanan Sejarah dan Profesionalisme, Jakarta :

Bagir manan,( 2010)., Perkembangan dan Pengaturan Hak Asasi Manusia Di

Indonesia, Buku Kedokteran EGC. Bandung

Grasindo, (2019). Binsar Gultom, Pelanggaran HAM Dalam Keadaan Darurat Di

Indonesia, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Christina Lia Uripni. (2013). Komunikasi Kebidanan, Buku Kedokteran EGC jakarta

Chotib, (2017) Menuju Masyarakat Madani CPT Ghalia Indonesia, 2007.

Dwi Ratna Sarashvati, (2018) Tanya Jawab Hukum Kesehatan: Yayasan

Kusuma Buana. Jakarta

Notoatmodjo, 2018. Metode penelitian kesehatan.rineka cipta. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai