KONSEP PERILAKU
KELOMPOK II
NH0520043 MUNIRA
NH0520056 RISMA
NH0520080 LISDAYANTI
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur hanya milik Allah SWT, Karena berkat rahmat, karunia serta
hidayah-Nya Penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP
PERILAKU”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
PERILAKU DAN ETIKA PROFESI. Makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa
bantuan dari beberapa pihak yang ikhlas bersedia meluangkan waktunya untuk saling
bekerja sama. Maka pada kesempatan ini Penyusun ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak pihak yang telah membantu.
Penyusun menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
Penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan Makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat berguna bagi Penyusun, pihak-pihak yang telah
membantu dan kepada siapa saja yang ingin memanfaatkannya sebagai referensi
keilmuanya. Amiin..
Makassar,Sebtember 2022
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
B. Cakupan perilaku
C. Domain perilaku
D. Perilaku kesehatan
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia adalah mahluk ciptaan tuhan yang paling sempurna. Hal ini
berarti bahwa manusia mempunyai keistimewaan disbanding dengan mahluk
yang lain. Salah satu keistimewaan yang menonjol adalah perilakunya.
Meskipun semua mahluk hidup mempunyai perilaku, namun perilaku manusia
berbeda dengan perilaku mahluk lain. (Notoadmodjo,2018).
Perilaku manusia melibatkan 3 komponen yaitu kondisi lingkungan
tempat terjadinya perilaku tersebut perilaku itu sendiri dan kosekuensi dari
perilaku tersebut. Berulang atau tidak berulangnya situ perilaku dipengaruhi
oleh tiga komponentersebut.
Perilaku manusia tidak lepas dari proses pematangan organ organ tubuh.
Sebagai ilustrasi bahwa seorang bayi belum dapat duduk atau berjalan apabia
organ oragn tibuhnya belum cukup kuat menopang tubuh. Oleh karena iru
perlu pematangan tulamg belakang terutama tulang leher, punggung,
pinggang, serta tulang kaki. Selain itu seorang bayi tidak akan berjalanterlebih
dahyulu sebelum tegkurap, dan sebagainya. Selain itu, perilaku individu tidak
timbul dengan sendirinya, tetapi akibat adanya rangsangan (stimulus) dalam
dirinya (internal)ataupun dari luar dirinya (eksternal).
Pada hakikatnya perilaku individu mencakup perilaku yang tampakdan
perilaku yang tidak tampak. (Sunaryo, 2019)
Perilaku tentang bagaimana seseorang menaggapi rasa sakit dan
penyakit yang bersifat respon internal dan eksternal. Respon yang diberikan
antara lain respon pasif berupa pengetahuan, persepsi, dan sikap maupun
respon aktif yang dilakukan sehubungan dengan sakit dan penyakitnya.
Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseorang terhadaprangsangan yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit. System pelayanan kesehatan, makanan
dan lingkungan. Rangsangan yang berkaitan dengan perilaku kesehatan terdiri
dari 4 unsur yaitu sakit dan penyakitsistem pelayanan kesehatan makanan dan
lingkungan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, rumusan masalah yang
dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut
1. Apa yamg dimaksud dengan perilaku dan konsep perilaku
2. Apa saja cakupan perilaku
3. Bagaimana domain perilaku
4. Apa yang dimaksud dengan perilaku kesehatan
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah:
1. Mengetahui konsep perilaku
2. Mengetahui cakupan perilaku
3. Mengetahui domain perilku
4. Mengetahui perilaku kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan kata lain tindakan (practice) seseorang tidak harus didasari oleh
sikap atau pengetahuan. Menurut Ki Hajar Dewantara tokoh pendidikan nasional kita,
ketiga kawasan perilaku ini disebut Cipta (kognisi), rasa (emosi), dan karsa (konasi).
Tokoh pendidikan kim ini mengajarkan baliwa tujuan pendidikan adalah membentuk
dan atau meningkatkan kemumpuan manusia yang mencakup cipta, rasa, dan karsa
tersebut. Ketiga kemampuan tersebut harus dikembangkan bersama-sama secara
seimbang, sehingga terbentuk manusia Indonesia yang seutuhnya (harmonis)
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
pancaindra manusi, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,
dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Dari pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan aka lebih
langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian
Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku
baru dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni:
Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyedari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (object)
Interest (tertarik), terhadap stimulus atau objek tersebut. Disni sikap subjek
sudah mulai timbul.
Evaluation (menimbang-nimbang), ferhadap baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudahlebih baik lagi.
Trial dimana subjek mulai mencoba melakukan suatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki. oleh stimulus
Adoption, dimana subjek telah berperilaku haru sesuai denga pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus
Namun demikian, dari penchitan sekoyatnya Roger menyimpulkan bahwa
perubahan. perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap terschut Apabila
penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini,
dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positive maka
perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila
perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak
berlangsung lama. Suatu contoh dapat dikemukakan disini ibu-ibu peserta KB
yang diperintahkan oleh lurah atau ketua RT. tanpa ibu-ibu tersebut
mengetahui makna dan tujuan KB, mereka akan keluar dari peserta KB
setelah beberapa saat perintah tersebut diterima. Pengetahuan yang dicakup
dalam domain kognitif mempunyai enam tingkat yakni :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai menginagat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang dijerima. Contoh seseorang dapat
menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.
b. Memahami (Comprehension)
Memaahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi
tersebut dengan benar. Orang tersebut paham terhadap materi atau objek
tersebut Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan
yang bergizi
c. Aplikasi (apllication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi sebenarnya (read) aplikasi diartikan sebagai
penggunaan hukum-hukum rumus.
d. Analisis (Analysis
)Adalah suatu kemampum menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut, dan saling berkaitan. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja dapat: menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokan dan sebagainya.
e. Sintesis (syntesis)
Menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun
fomulasi baru dari fonnulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun.
merencanakan, meringkas, menyesuaikan dan sebagainya terlahadap suatu
teori atau rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kenuntpuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu objek terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya: dapat
membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi dengan anak yang
kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya wabah diare disuatu tempat,
dapat menafsirkan sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB. Pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi
materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden ke dalam
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur. Dapat kita sesuaikan
dengan tingkat-tingkat tersebut
2. Sikap (afektif)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suato stimulus atau objek. Allport (2017) menjelaskan
bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok:
a. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Ketiga komponen ini secara bersama membentuk sikap yang utuh (total
atitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan berfikir,
keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Contoh seorang ibu telah
mendengarkan penyakit polio (tentang penyebab, akibat, pencegahan dan
sebagainya). Pengetahuan tersebut akan membawa si ibu untuk berfikir dan
berusaha supaya anaknya tidak terkena polio. Dalam berfikir komponen emosi
dan keyakinan ikut bekerja sehingga si ibu berniat untuk mengimunisasikan
anaknya. Hal ini mencerminkan si ibu mempunyai sikap tertentu terhadap
objek (penyakit polio).
D. Prilaku kesehatan
adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan
adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat diamati
3 klompok.
memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk
penyakit.
Perilaku peningkatan kesehatan apabila seseorang dalam keadaan
dan relatif maka dari itu orang yang sehat pun perlu diupayakan
penderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai
negeri.
Perilaku hidup sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan Upaya atau
sendirinya kedua aspek ini akan tergantung dari usia, dan status
kesehatan kita.
miras ini.
macam bagi kesehatan terlebih sebagai akibat dari tuntutan hidup yang
keras stres tidak dapat kita hindari yang penting dijaga agar stres tidak
Perilaku sakit ini mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit
Dari segi sosiologi orang sakit mempunyai peran yang mencakup hak-hak
orang right dan kewajiban sebagai orang sakit obligation hak dan kewajiban
ini harus diketahui oleh orang sakit itu sendiri maupun orang lain terutama
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku merupakan respon atau reaksi terhadap suatu stimulus atau
rangsangan dari luar. Oleh karena itu perilaku ini terjadi karena proses adanya
stimulus terhadap oragnisme dan kemudian organisme tersebut merespon,
yang disebut stimulus organisme respon, Cakupan kesehatan mempunyai
beberapa bagian yaitu perilaku kusehatan , perilaku sakit, dan perilaku peran
sakit. Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai
pada bermain kognitif, dalam arti subyek tahu terlebih dahulu yang berupa
materi atau obyek diluarnya sehingga menimbulkan pengetahuan baru
terhadap subyek baru, dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam
bentuk sikap subjek terhadap objek yang diketahui itu. Akhirnya rangsangan
yakni objek yang telah diketahui dan disadari sebelumnya akan menimbulkan
respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan (action) terhadap atau
sehubungan dengan stimulus atau objek tadi. Namun demikian, dalam
kenyataan stimulus yang diterima oleh subyek dapat langsung menimbulkan
tindakan. Artinya seseorang dapat bertindak atau berperilaku baru tanpa
mengetahui terlebih dahulu terhadap makna yang diterimanya.
B. Saran
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
pembacanya khususnya dapat meningkatkan kemampuan mengenai system
konsep perilaku kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Christina Lia Uripni. (2013). Komunikasi Kebidanan, Buku Kedokteran EGC jakarta