Disusun Oleh :
1. AHDAN NADZARIDWAN
2. BUDIMAN ASYARI
3. DEVITA RUNIA ROFA
4. M. IKHTIAR ILVANSAH
5. OKI PRATAMA
6. PANCA SATRIA MUDA
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, nikmat, serta karunia-Nyakepada kami.Tak lupa sholawat serta salam kita
haturkan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW karena beliaulah kita bisa
terbebas dari zaman jahiliyah ke zaman yang diridhoi Allah SWT.
Kami menyadari bahwa makalah kami masih dinilai kurang. Kami menyadari akan
keterbatasan kami sebagai mahasiswa dalam menyelesaikan makalah tersebut.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang akan membacanya.
Kebenaran datangnya hanyalah dari Allah SWT, kekurangan datangnya dari diri
kami.Akhir kata, wabillahitaufikwalhidayah wassalammualaikum.Wr. Wb.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I :.....................................................................................................................
1. PENDAHULUAN
2. LATAR BELAKANG
3. RUMUSAN MASALAH
4. TUJUAN
BAB II :.....................................................................................................................
BAB IV :.................. ..
1. PENUTUP
BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya sikap adalah suatu keadaan jiwa dan keadaan berfikir
yang disiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu obyek yang
diorganisasikan melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung
atau tidak langsung pada praktik atau tindakan.
Seiring berkembangnya tehknologi saat ini, perilaku seseorang dapat
dipengaruhi kapan saja. Karna dengan mudahnya mengakses inernet,
bergaul di media sosial seperti Fcebook, Twitter, dan lain-lain, seseorang
dengan mudahnya dipengaruhi, terutama pada kalangan remaja. Mereka
sering kali terpengaruh oleh tayangan-tayangan negatif yang di tonton melalui
sosoial media, salah satunya adalah tayangan vidio porno yang marak terjadi
saat ini. Yang lebih ironisnya lagi, mereka tidak merasa enggan ketika
memperaktikkan apa yang mereka tonton di kehidupan sehari-hari.
Tentu saja ini tidak bisa di biarkan, perilaku seperti ini harus segera di
tangan dan musnahkan. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah
dengan kita sama-sama belajar ilmu psikologi, yaitu tentang ap itu sikap,
bagaimana pembemtukan sikap itu bisa terjadi, bagaimana ciri-ciri sikap yang
seharusnya kita tiru atau teladani dan lain sebagainya.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Defiisi Sikap
2. Setruktur Sikap
Ada tiga komponen utama dari sikap, antara lain:
1. Kognitif atau evaluasi Kognitif atau evaluasi adalah segmen
opini atau keyakinan dari sikap, yang menentukan tingkatan untuk
bagian yang lebih penting dari sebuah sikap.
2. Afektif atau perasaan, Perasaan adalah segmen emosional atau
perasaaan dari sebuah sikap, yang menimbukan hasil akhir
perilaku.
3. Perilaku atau tindakan Perilaku atau tindakan adalah sikap
merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam cara tertentu
terhadap sesuatu atau seseorang
3. Fungsi Sikap
1. Utilitarian function : sikap berfungsi sebagai penyesuaian sosial
dan membantu individu merasa menjadi bagian dari masyarakat.
4. Tingkatan Sikap
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari
berbagai tingkatan
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap
orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian
orang itu terhadap ceramah-ceramah.
2. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
sikap.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung jawab
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
5. Determinan Sikap
Menurut Bimo Walgito (2001) ada 4 hal determinan atau faktor
penentu sikap individu
1. Faktor fsikologis
Faktor yang penting adalah umur dan kesehatan yang
menentukan sikap individu
Contoh : orang yang sedang sakit, biasanya memiliki sikap
yang lebih sensitif dibandingkan orang yang sehat.
2. Faktor pengalaman langsung terhadap objek sikap
Pengalaman langsung yang dialami individu terhadap objek
sikap, berpengaruh terhadap inividu terhadap objek sikap
tersebut.
Contoh : Seorang pasien yang pernah dirawat dengan sangat
baik oleh seorang perawat, maka ia akan menaruh sikap positif
kepada perawat tersebut.
3. Faktor kerangka acuan
Kerangka acuan yang tidak sesuai dengan objek sikap, akan
yang menimbulkan sikap yang negatif terhadap objek sikap
tersebut.
Contoh : Individu yang meyakini bahwa hubungan seksual
dengan pacar sebelum menikah adalah tidak sesuai dengan
norma agama dan masyarakat. Oleh karena itu , individu
tersebut tidak akan melakukan hal itu sebelum mrlakukan
perkawinan ( bersifat negatif)
4. Faktor komunikasi sosial
Informasi yang diterima individu akan dapat menyebabkan
perubahan sikap pada diri individu terebut.
Contoh : PNS mendengarkan dari tv bahwa mulai bulan depan
gaji akan naik 10% maka sikap PNS akan baik terhadap
pemerintah.
9 . Pengukuran sikap
Secara garis besar, pengukuran sikap dibedkan menjadi dua
cara yaitu secara langsung dan tidak langsung
1. Secara lansung
Dengan cara ini, subjek secara langsung dimintai pendapat
bagaimana sikapnya terhadap suatu masalah atau hal yang
dihadapkan kepadanya.
Adapun jenis pengukuran secara langsung, yaitu :
Langsung Berstruktur
Cara ini mengukur sikap dengan menggunakan pertanyaan-
pertanyaan yang telah disusun sedemikian rupa dalam
suatu alat yang telah ditentukan dan lansung diberikan
kepada subjek yang diteliti.
Contoh :
Pengukuran sikap dengan skala Bogardus (Menyusun
pertanyaan berdasarkan jarak sosial)
Seseorang dari suatu golongan dihadapkan pada
suatu golongan tertentu, bagaimana sikapnya terhadap
golongan tersebut. Misalnya : kesediaannya untuk
menikah, menjadi teman dekat, menerima sebagai
tetangga, sebagai tamu dan bersedia menerima dalam
negaranya. Jawabannya YA atau TIDAK.
Sebagai contoh, suku jawa dihadapkan dengan suku
lain di Indonesia untuk kesediaannyaseperti disebutkan
diatas.
Pengukuran sikap dengan skala Thurson (mengukur
sikap menggunakan metode Equal-Appearing
Intervals ). Skala yang telah disusun sedemikian rupa
sehingga merupakan range dari yang menyengkan
(favorable) sampe tidak menyenagkan (unfavorable).
Nilai skala bergerak dari 0,0 merupakan ekstrem bawah
sampe dengan 11,0 sebagai ekstrem atas.
Sebagai contoh sikap perawat terhadap
organisasi PPNI. Perxataanya sebagai berikut: saya
berkeyakinan bahwa masuk menjadi anggota PPNI
adalah bermanfaat Nilai 0,0 adalah nilai yang paling
tidak menyetujui menjadi anggota PPNI dan nilai 11,0
adalah yang paling setuju menjadi anggota PPNI.
Pengukuran sikap dengan skala Likert- dikenal dengan
teknik summated Ratings. Responden diberikan
pernyataan-pernyataan dengan kategori jawaban yang t
dituliskan dan pada umumnya 1 sampai 5 kategori
jawaban.
Sebagai contoh seorang perawat sebaiknya tidak
memelihara kuku panjang dan pada penderita diabetes
militus dapat mencegah komplikasi dengan melakukan
pengaturan pola makan.
Sebagai jawabannya yaitu: sangat setuju (5), setuju (4),
ragu-ragu (3), tidak setuju (2), dan setengah tidak setuju
(1). Nilai 5 adalah adalah hal yang menyenangkan dan
nilai 1 adalah tidak menyenangkan.
Langsung Tak Berstruktur
Cara ini merupakan pengukuran sikap yang
sederhana dan tidak diperlukan persiapan yang cukup
mendalam, misalnya mengukur sikap dengan
wawancara bebas (free interview), pengmatan langsung
atau survei.
Contoh : Untuk mengetahui sikap sementara
penduduk terhadap masalah kesehatan lingkungan
dengan cara melakukan obsevasi langsung atau
wawancara. Dari hasil tersebut, kemudian ditarik
kesimpulan bagaimana sikap penduduk terhadap
kesehata lingkungan tersebut.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sikap adalah keadaan dalam diri manusia yang menggerakkan untuk
bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di
dalam menggapai obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya.
Selain ity sikap juga dapat memberikan kesiapan untuk merespon yang
sifatnya positif ataupun negatif terhadap obyek atau situasi yang telah
terjadi.
2. Saran
Sikap adalah sesuatu yang menunjukkan keperibadian
seseorang,dimana dengan sikap atau prilaku itu, orang bisa menilai
apakah kita mempunyai sikap yang baik atau buruk. Jadi sudah
sewajarnya ataupun bisa menjadi sebuah keharusan untuk kita selalu
menjaga sikap atau perilaku dalam kehidupan sehari-hari, baik itu
dengan teman, keluarga, lebih-lebih dengan masyarakat sekitar.