Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMBENTUKAN SIKAP ATAU PERILAKU

Disusun Oleh :

1. AHDAN NADZARIDWAN
2. BUDIMAN ASYARI
3. DEVITA RUNIA ROFA
4. M. IKHTIAR ILVANSAH
5. OKI PRATAMA
6. PANCA SATRIA MUDA

Akademi Teknik Elektro Medik Andakara Jakarta


Tahun Ajaran 2015 - 2016
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum. Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, nikmat, serta karunia-Nyakepada kami.Tak lupa sholawat serta salam kita
haturkan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW karena beliaulah kita bisa
terbebas dari zaman jahiliyah ke zaman yang diridhoi Allah SWT.

Kami menyadari bahwa makalah kami masih dinilai kurang. Kami menyadari akan
keterbatasan kami sebagai mahasiswa dalam menyelesaikan makalah tersebut.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang akan membacanya.

Kebenaran datangnya hanyalah dari Allah SWT, kekurangan datangnya dari diri
kami.Akhir kata, wabillahitaufikwalhidayah wassalammualaikum.Wr. Wb.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I :.....................................................................................................................

1. PENDAHULUAN
2. LATAR BELAKANG
3. RUMUSAN MASALAH
4. TUJUAN

BAB II :.....................................................................................................................

1. TEORI DAN PEMBAHASAN


BAB III : ....................................................................................................................
1. SIMPULAN
2. SARAN

BAB IV :.................. ..

1. PENUTUP
BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Pada dasarnya sikap adalah suatu keadaan jiwa dan keadaan berfikir
yang disiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu obyek yang
diorganisasikan melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung
atau tidak langsung pada praktik atau tindakan.
Seiring berkembangnya tehknologi saat ini, perilaku seseorang dapat
dipengaruhi kapan saja. Karna dengan mudahnya mengakses inernet,
bergaul di media sosial seperti Fcebook, Twitter, dan lain-lain, seseorang
dengan mudahnya dipengaruhi, terutama pada kalangan remaja. Mereka
sering kali terpengaruh oleh tayangan-tayangan negatif yang di tonton melalui
sosoial media, salah satunya adalah tayangan vidio porno yang marak terjadi
saat ini. Yang lebih ironisnya lagi, mereka tidak merasa enggan ketika
memperaktikkan apa yang mereka tonton di kehidupan sehari-hari.
Tentu saja ini tidak bisa di biarkan, perilaku seperti ini harus segera di
tangan dan musnahkan. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah
dengan kita sama-sama belajar ilmu psikologi, yaitu tentang ap itu sikap,
bagaimana pembemtukan sikap itu bisa terjadi, bagaimana ciri-ciri sikap yang
seharusnya kita tiru atau teladani dan lain sebagainya.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu sikap ?


2. Bagaimana struktur sikap ?
3. Apakah fungsi sikap ?
4. Tingkatan sikap ?
5. Apa itu determinan sikap ?
6. Apa saja ciri-ciri ?
7. Bagaimana pembentukan sikap atau perilaku tersebut ?
8. Bagaimana sikap perawat dalam merawat pasien ?
9. Cara pengukuran sikap ?
3. TUJUAN

Dengan kita mempelajari makalah ini, diharapkan kepada pembaca,


khususnya kita selaku pembuat makalah ini mengetahui apa itu sikap,
bagaimana cara pembentukan sikap, ciri-ciri dari pembentukan sikap,
dan lain sebagainya , yang tentunya dapat memotivasi kita untuk selalu
bersikap atau berprilaku baik dalam kehidupan sehari-hari.
BAB 2

1. Defiisi Sikap

Menurut Stephen dan Timothy, 2008:92 mendefinisikan Sikap


(attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan
maupun tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau
peristiwa. menurut Ramdhani, 2008 sikap adalah cara
menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan
pikiran, dan perilaku.
Menurut Kotler dan Armstrong (1997, p.157), sikap adalah
Evaluasi,perasaan, dan kecenderungan dari individu terhadap
suatu obyek yang relatif konsisten. Sikap menempatkan orang
dalam kerangka pemikiran mengenai menyukai atau tidak
menyukai sesuatu, mengenai mendekati atau menjauhinya
Menurut Muchlas (2005:151) sikap (attitudes) ialah sesuatu yang
kompleks, yang dapat didefinisikan sebagai pernyatan-pernyataan
evaluatif, baik yang menyenangkan maupun yang tidak
menyenangkan, atau penilaian mengenaiobjek, manusia, atau
peristiwa-peristiwa. Sebahagian sikap terbentuk melalui proses
belajar sosial yang diperoleh dari orang lain.
Menurut Azwar (1995)sikap dapat dikategorikan ke dalam tiga
orientasi pemikiran, yaitu: sikap yang berorientasi pada respon,
sikap yang berorientasi pada kesiapan respon, dan sikap yang
berorientasi pada skema triadic .
Dari beberapa pengertian sikap di atas dapat
disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan dalam diri manusia
yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan
sosial dengan perasaan tertentu di dalam menggapai obyek
situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya.
Perilaku dapat dibedakan menjadi dua
1. Perilaku tertutup (convert behavior) Perilaku tertutup adalah
respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung
atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini
masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran,
dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus
tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. 2.
Perilaku terbuka (overt behavior) Respon seseorang terhadap
stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon
terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan
atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh
orang lain

2. Setruktur Sikap
Ada tiga komponen utama dari sikap, antara lain:
1. Kognitif atau evaluasi Kognitif atau evaluasi adalah segmen
opini atau keyakinan dari sikap, yang menentukan tingkatan untuk
bagian yang lebih penting dari sebuah sikap.
2. Afektif atau perasaan, Perasaan adalah segmen emosional atau
perasaaan dari sebuah sikap, yang menimbukan hasil akhir
perilaku.
3. Perilaku atau tindakan Perilaku atau tindakan adalah sikap
merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam cara tertentu
terhadap sesuatu atau seseorang

3. Fungsi Sikap
1. Utilitarian function : sikap berfungsi sebagai penyesuaian sosial
dan membantu individu merasa menjadi bagian dari masyarakat.

Contoh : seseorang dapat memperbaiki ekspresi dari sikapnya


terhadap suatu objek tertentu untuk mendapatkan persetujuan
atau dukungan.

2. Knowledge function : sikap membantu individu untuk


memahami dunia, yang membawa keteraturan terhadap
bermacam-macam informasi yang perlu diasimilasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Setiap individu memiliki motif untuk ingin
tahu, ingin mengerti, dan ingin banyak mendapat pengalaman dan
pengetahuan.
3. Value-expressive function : sikap mengkomunikasikan nilai dan
identitas yang dimiliki seseorang terhadap orang lain.
4. Ego defensive function : sikap melindungi diri, menutupi
kesalahan, agresi, dsb dalam rangka mempertahankan diri. Sikap
ini mencerminkan kepribadian individu yang bersangkutan dan
masalah masalah yang belum mendapatkan penyelesaian secara
tuntas sehingga individu berusaha mempertahankan dirinya
secara tidak wajar karena ia merasa takut kehilangan statusnya
(Brigham, 1991).

4. Tingkatan Sikap
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari
berbagai tingkatan
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap
orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian
orang itu terhadap ceramah-ceramah.
2. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
sikap.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung jawab
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
5. Determinan Sikap
Menurut Bimo Walgito (2001) ada 4 hal determinan atau faktor
penentu sikap individu
1. Faktor fsikologis
Faktor yang penting adalah umur dan kesehatan yang
menentukan sikap individu
Contoh : orang yang sedang sakit, biasanya memiliki sikap
yang lebih sensitif dibandingkan orang yang sehat.
2. Faktor pengalaman langsung terhadap objek sikap
Pengalaman langsung yang dialami individu terhadap objek
sikap, berpengaruh terhadap inividu terhadap objek sikap
tersebut.
Contoh : Seorang pasien yang pernah dirawat dengan sangat
baik oleh seorang perawat, maka ia akan menaruh sikap positif
kepada perawat tersebut.
3. Faktor kerangka acuan
Kerangka acuan yang tidak sesuai dengan objek sikap, akan
yang menimbulkan sikap yang negatif terhadap objek sikap
tersebut.
Contoh : Individu yang meyakini bahwa hubungan seksual
dengan pacar sebelum menikah adalah tidak sesuai dengan
norma agama dan masyarakat. Oleh karena itu , individu
tersebut tidak akan melakukan hal itu sebelum mrlakukan
perkawinan ( bersifat negatif)
4. Faktor komunikasi sosial
Informasi yang diterima individu akan dapat menyebabkan
perubahan sikap pada diri individu terebut.
Contoh : PNS mendengarkan dari tv bahwa mulai bulan depan
gaji akan naik 10% maka sikap PNS akan baik terhadap
pemerintah.

6. Ciri- Ciri Sikap

Ciri-ciri Sikap Sikap mempunyai segi-segi perbedaan dengan


pendorong-pendorong lain yang ada dalam diri manusia. Oleh
karena itu untuk membedakan sikap dengan pendorong-pendorong
yang lain, ada beberapa ciri atau sifat dari sikap tersebut. Ciri-
cirinya adalah sebagai berikut: 1. Sikap itu tidak dibawa sejak lahir
Ini berarti bahwa manusia pada waktu dilahirkan belum membawa
sikap-sikap tertentu terhadap suatu objek.Karena sikap tidak
dibawa sejak individu dilahirkan, berarti bahwa sikap itu terbentuk
dalam perkembngan individu bersangkutan.Oleh karena sikap itu
terbentuk atau dibentuk, maka sikap itu dapat dipelajari dan sikap
itu dapat berubah.Walaupun demikian sikap itu mempunyai
kecenderungan stabil, sekalipun sikap itu dapat mengalami
perubahan.Sikap itu dibentuk ataupun dipelajari dalam hubungan
nya dengan objek-objek tertentu.Maka faktor pengalaman dalam
pembentukan sikap itu penting. Sikap sebagai daya dorong
berbeda dengan motif biologis yang juga sebagai daya dorong
individu, karena motif biologis ada sejak individu dilahirkan. 2.
Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap Oleh karena itu
sikap selalu tebentuk atau dipelajari dalam hubungan nya dengan
objek-objek tertentu, yaitu melalui proses persepsi terhadap objek
tersebut. Hubungan yang positif atau negatif antara individu
dengan objek tertentu, akan menimbulkan sikap tertentu pula dari
individu terhadap objek tersebut. 3. Sikap dapat tertuju pada satu
objek saja, tetapi juga dapat tertuju pada sekumpulan objek-objek
Bila seseorang mempunyai sikap yang negatif pada seseorang,
orang tersebut akan mempunyai kecendrungan untuk menunjukan
sikap yang negatif pula kepada kelompok dimana seseorang
tersebut tergabung didalamnya. DIsini terlihat adanya
kecendrungan untuk menggeneralisasikan objek sikap. 4. Sikap itu
dapat berlangsung lama atau sebentar Jika sesuatu sikap telah
terbentuk dan merupakan nilai dalam kehidupan seseorang, secara
relative sikap itu akan lama bertahan pada diri orang yang
bersangkutan. Sikap tersebut akan sulit berubah dan walaupun
dapat berubah akan memakan waktu yang relative lama. Tetapi
sebaliknya bila sikap itu belum begitu mendalam ada dalam diri
seseorang, maka sikap tersebut secara relative tidak bertahan lama
dan sikap tersebut akan mudah berubah. 5. Sikap itu mengandung
faktor perasaan dan motivasi Sikap terhadap suatu objek tertentu
akan selalu diikuti oleh perasaan tertentu yang dapat bersifat
positif (yang menyenangkan) tetapi juga dapat bersifat negatif
(yang tidak menyenangkan) terhadap objek tersebut. Disamping itu
sikap juga mengandung motivasi, ini berarti bahwa sikap itu
mempunyai daya dorong bagi individu untuk berperilaku tertentu
terhadap objek yang dihadapinya.
http://www.slideshare.net/vidyatiara/psikologi-sosial
7. Pembentukan Sikap

Proses pembentukan pengubahan sikap berlangsung secara


bertahap, dimulai dari proses belajar. Proses belajar ini dapat
terjadi karena pengalaman-pengalaman pribadi seseorang dengan
objek tertentu, seperti orang, benda atau peristiwa,dengan cara
menghubungkan objek tersebut dengan pengalaman-pengalaman
lain dimana seseorang telah memiliki sikap tertentu terhadap
pengalaman itu atau melalui proses belajar sosial dengan orang
lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap, antara
lain:

1. Faktor internal, yaitu cara individu dalam menanggapi dunia


luarnya dengan selektif sehingga tidak semua yang datang akan
diterima atau ditolak.

a. Faktor faktor Genetik dan Fisiologik

Faktor ini berperan penting dalam pembentukan sikap melalui


kondisi kondisi fisiologik. Misalnya waktu masih muda, individu
mempunyai sikap negatif terhadap obat-obatan, tetapi ia menjadi
biasa setelah menderita sakit sehingga secara rutin harus
mengkonsumsi obat obatan tertentu

Adapun faktor lain yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah


(Azwar:1995,30):
1. Pengalaman Pribadi . Apa yang telah dan sedang kita alami
akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita
terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu
dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan
penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang
berkaitan dengan obyek psikologis yang akan membentuk sikap
positif dan sikap negatif. Pembentukan tanggapan terhadap obyek
merupakan proses kompleks dalam diri individu yang melibatkan
individu yang bersangkutan, situasi di mana tanggapan itu
terbentuk, dan ciri-ciri obyektif yang dimiliki oleh stimulus. Untuk
dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi
haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan
lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi
dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam situasi
yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih
mendalam dan lebih lama berbekas.
2. Pengaruh Orang Lain Yang Dianggap Penting. Orang lain di
sekitar kita merupakan salah satu di antara komponen sosial yang
ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting
akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap
sesuatu. Orang-orang yang biasanya dianggap penting bagi
individu adalah orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi,
teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau suami, dan
lain-lain.
3. Pengaruh Kebudayaan.Kebudayaan mempunyai pengaruh
besar terhadap pembentukan sikap kita terutama kebudayaan
dimana kita hidup dan dibesarkan. Kebudayaan telah menanamkan
garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan
telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan
pula-lah yang memberi corak pengalaman-pengalaman individu-
individu yang menjadi anggota kelompok masyarakatnya. Hanya
kepribadian individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat
memudarkan dominansi kebudayaan dalam pembentukan sikap
individual.

4. Media massa . Media massa sangatlah mempengauhi sikap


atau prilaku seseornag, karna di media massa mereka dengan
leluasa melihat tayangan-tayangan, baik itu yang sifatnya baik
ataupun buruk. Bagi mereka yang tidak bisa mengontrol
dirinya, maka dengan sepontan meniru prilaku-prilaku
tersebut.
https://krizkrisna.wordpress.com/tag/pembentukan-sikap/

8. Sikap perawat dalam merawat pasien


a) Penerimaan , perhatian meliputi sikap perawat yang selalu
ramah, periang, selalu tersenyum, menyapa semua pasien.
Perawat perlu memiliki minat terhadap orang lain, menerima
pasien tanpa membedakan golongan, pangkat, latar belakang
sosial ekonomi dan budaya, sehingga pribadi utuh. Agar dapat
melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan perawat harus
memiliki minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan luas.

b) Perhatian, meliputi sikap perawat dalam memberikan


pelayanan keperawatan perlu bersikap sabar, murah hati dalam
arti bersedia memberikan bantuan dan pertolongan kepada
pasien dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan, memiliki
sensitivitas dan peka terhadap setiap perubahan pasien, mau
mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan pasien.

c) Komunikasi, meliputi sikap perawat yang harus bisa


melakukan komunikasi yang baik dengan pasien, dan keluarga
pasien. Adanya komunikasi yang saling berinteraksi antara
pasien dengan perawat, dan adanya hubungan yang baik dengan
keluarga pasien.

d) Kerjasama, meliputi sikap perawat yang harus mampu


melakukan kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarga
pasien.
e) Tanggung jawab, meliputi sikap perawat yang jujur, tekun
dalam tugas, mampu mencurahkan waktu dan perhatian, sportif
dalam tugas, konsisten serta tepat dalam bertindak.

9 . Pengukuran sikap
Secara garis besar, pengukuran sikap dibedkan menjadi dua
cara yaitu secara langsung dan tidak langsung
1. Secara lansung
Dengan cara ini, subjek secara langsung dimintai pendapat
bagaimana sikapnya terhadap suatu masalah atau hal yang
dihadapkan kepadanya.
Adapun jenis pengukuran secara langsung, yaitu :
Langsung Berstruktur
Cara ini mengukur sikap dengan menggunakan pertanyaan-
pertanyaan yang telah disusun sedemikian rupa dalam
suatu alat yang telah ditentukan dan lansung diberikan
kepada subjek yang diteliti.
Contoh :
Pengukuran sikap dengan skala Bogardus (Menyusun
pertanyaan berdasarkan jarak sosial)
Seseorang dari suatu golongan dihadapkan pada
suatu golongan tertentu, bagaimana sikapnya terhadap
golongan tersebut. Misalnya : kesediaannya untuk
menikah, menjadi teman dekat, menerima sebagai
tetangga, sebagai tamu dan bersedia menerima dalam
negaranya. Jawabannya YA atau TIDAK.
Sebagai contoh, suku jawa dihadapkan dengan suku
lain di Indonesia untuk kesediaannyaseperti disebutkan
diatas.
Pengukuran sikap dengan skala Thurson (mengukur
sikap menggunakan metode Equal-Appearing
Intervals ). Skala yang telah disusun sedemikian rupa
sehingga merupakan range dari yang menyengkan
(favorable) sampe tidak menyenagkan (unfavorable).
Nilai skala bergerak dari 0,0 merupakan ekstrem bawah
sampe dengan 11,0 sebagai ekstrem atas.
Sebagai contoh sikap perawat terhadap
organisasi PPNI. Perxataanya sebagai berikut: saya
berkeyakinan bahwa masuk menjadi anggota PPNI
adalah bermanfaat Nilai 0,0 adalah nilai yang paling
tidak menyetujui menjadi anggota PPNI dan nilai 11,0
adalah yang paling setuju menjadi anggota PPNI.
Pengukuran sikap dengan skala Likert- dikenal dengan
teknik summated Ratings. Responden diberikan
pernyataan-pernyataan dengan kategori jawaban yang t
dituliskan dan pada umumnya 1 sampai 5 kategori
jawaban.
Sebagai contoh seorang perawat sebaiknya tidak
memelihara kuku panjang dan pada penderita diabetes
militus dapat mencegah komplikasi dengan melakukan
pengaturan pola makan.
Sebagai jawabannya yaitu: sangat setuju (5), setuju (4),
ragu-ragu (3), tidak setuju (2), dan setengah tidak setuju
(1). Nilai 5 adalah adalah hal yang menyenangkan dan
nilai 1 adalah tidak menyenangkan.
Langsung Tak Berstruktur
Cara ini merupakan pengukuran sikap yang
sederhana dan tidak diperlukan persiapan yang cukup
mendalam, misalnya mengukur sikap dengan
wawancara bebas (free interview), pengmatan langsung
atau survei.
Contoh : Untuk mengetahui sikap sementara
penduduk terhadap masalah kesehatan lingkungan
dengan cara melakukan obsevasi langsung atau
wawancara. Dari hasil tersebut, kemudian ditarik
kesimpulan bagaimana sikap penduduk terhadap
kesehata lingkungan tersebut.

2. Secara Tidak Langsung


Dalam pengkuran sikap secara tidak langsung, biasanya
seorang peneliti memberikan gambar-gambar kepada
subjek, dan subjek diminta untuk menceritakan apa-apa
yang ia lihat dari gambar itu. Subjek kemudian di-score
yang memperlihatkan sikapnya terhadap orang atau
situasi di dalam gambar ini. Seperti yang pernah
dilakukan oleh Proshansky pada tahun 1943, yang
menyelidiki tentang sikap terhadap buruh. Disini
pengkuran sikap dilakukan secara tidak langsung
dengan cara memberikan gambar-gambar kepada
subjek atau para pekerja dalam berbagai konflik situasi.
Kemudian subjek diminta untuk menceritakan tentang
gambar-gambar itu dalam sebuah karangan atau cerita.
Nah dari karangan itulah seorang peneliti bisa
mengukur bagaimana sikap seseorang.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Sikap adalah keadaan dalam diri manusia yang menggerakkan untuk
bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di
dalam menggapai obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya.
Selain ity sikap juga dapat memberikan kesiapan untuk merespon yang
sifatnya positif ataupun negatif terhadap obyek atau situasi yang telah
terjadi.

2. Saran
Sikap adalah sesuatu yang menunjukkan keperibadian
seseorang,dimana dengan sikap atau prilaku itu, orang bisa menilai
apakah kita mempunyai sikap yang baik atau buruk. Jadi sudah
sewajarnya ataupun bisa menjadi sebuah keharusan untuk kita selalu
menjaga sikap atau perilaku dalam kehidupan sehari-hari, baik itu
dengan teman, keluarga, lebih-lebih dengan masyarakat sekitar.

Anda mungkin juga menyukai