Anda di halaman 1dari 16

STRATEGI PERUBAHAN PERILAKU

MAKALAH

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan dan Konsultasi Gizi
Dasar yang diberikan oleh Bapak Dadang Rosmana

oleh
Isti Tri Novia (P17331113053)
Resty Diah Utami (P17331113067)
Ines Destarani (P17331113081)

Tingkat: 2A

JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI DIPLOMA III

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

2014
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Strategi Perubahan Perilaku”.

Tujuan penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pendidikan dan Konsultasi Gizi Dasar yang diberikan oleh Bapak Dadang
Rosmana. Penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga, dosen, teman-
teman dan semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi dosen serta


mahasiswa lainnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima saran beserta kritik dari Bapak/Ibu
dosen maupun rekan-rekan.

Bandung, Oktober 2014

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR..............................................................................................I

DAFTAR ISI...........................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. LATAR BELAKANG........................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................2

C. TUJUAN.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. TEORI PERUBAHAN PERILAKU.........................................................................3

B. FAKTOR PEMBENTUK PERILAKU......................................................................5

C. BENTUK-BENTUK PERUBAHAN PERILAKU.......................................................6

D. STRATEGI PERUBAHAN PERILAKU...................................................................6

E. TAHAPAN PERUBAHAN PERILAKU “MODEL TRANSTEORETIKAL” (SIMON-


MORTON, GREENE & GOTTLIEB, 1995).................................................................7

F. CARA-CARA PERUBAHAN PERILAKU................................................................8

BAB III PENUTUPAN..........................................................................................11

A. KESIMPULAN..................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta
tidak dapat dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa
berubah tidak ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah
terjadi ketakutan, kebingungan dan kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang
dapat memberikan perubahan pada orang lain. Merubah orang lain bisa bersifat
implicit dan eksplisit atau bersifat tertutup dan terbuka. Kenyataan ini penting
khususnya dalam kepemimpinan dan manajemen. Pemimpin secara konstan
mencoba menggerakkkan sistem dari satu titik ke titik lainnya untuk memecahkan
masalah. Maka secara konstan pemimpin mengembangkan strategi untuk merubah
orang lain dan memecahkan masalah.
Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon
Skinner, cit. Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain
yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif
dari sikap psikomotor dan tindakan (ketrampilan).
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman, selain guru, orangtua, teman, buku,
media massa (WHO 1992). Menurut Notoatmojo (1993), pengetahuan merupakan
hasil dari tabu akibat proses penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan
tersebut terjadi sebagian besar dari penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan
yang cakap dalam koginitif mempunyai enam tingkatan, yaitu : mengetahui,
memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan evaluasi.
Dalam promosi kesehatan perubahan perilaku merupakan hal yang penting
karena untuk mengetahui sejauh mana promosi kesehatan yang di berikan berjalan
efektif. Keberhasilan suatu promosi kesehatan dapat di nilai dari perubahan
perilaku dari penerima promosi kesehatan.Olehnya, makalah ini membahas
perubahan perilaku secara spesifik.

1
B. Rumusan Masalah
 Apa saja faktor-faktor pembentuk perilaku?
 Apa saja bentuk-bentuk perubahan perilaku?
 Bagaimana strategi perubahan perilaku?
 Bagaimana cara-cara perubahan perilaku?

C. Tujuan
 Mampu mengetahui dan memahami faktor-faktor pembentuk perilaku.
 Mampu mengetahui dan memahami bentuk-bentuk perubahan
perilaku.
 Mengetahui dan memahami strategi perubahan perilaku.
 Mengetahui cara-cara perubahan perilaku.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Perubahan Perilaku


1. Teori S-O-R:
Perubahan perilaku didasari oleh: Stimulus – Organisme — Respons.
Perubahan perilaku terjadi dengan cara meningkatkan atau
memperbanyak rangsangan (stimulus). Oleh sebab itu perubahan perilaku
terjadi melalui proses pembelajaran (learning process). Materi
pembelajaran adalah stimulus.
Proses perubahan perilaku menurut teori S-O-R.:
1. Adanya stimulus (rangsangan): Diterima atau ditolak
2. Apabila diterima (adanya perhatian) mengerti (memahami) stimulus.
3. Subyek (organisme) mengolah stimulus, dan hasilnya:
- Kesediaan untuk bertindak terhadap stimulus (attitude)
- Bertindak (berperilaku) apabila ada dukungan fasilitas (practice)
2. Teori “Dissonance” : Festinger
Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan
antara sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil
(conssonance). Apabila terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka
dalam diri orang tersebut akan terjadi ketidak seimbangan (dissonance).
Kalau akhirnya stilmulus tersebut direspons positif (menerimanya dan
melakukannya) maka berarti terjadi perilaku baru (hasil perubahan), dan
akhirnya kembali terjadi keseimbangan lagi (conssonance).
Terjadinya perubahan perilaku karena adanya perbedaan elemen
kognitif yang seimbang dengan elemen tidak seimbang. Contoh: Seorang
ibu hamil memeriksakan kehamilannya terjadi karena ketidak
seimbangan antara keuntungan dan kerugian stimulus (anjuran periksa
hamil).

3
3. Teori fungsi: Katz
Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh sebab
itu stimulus atau obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang
(subyek).
Prinsip teori fungsi:
1. Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan
subyek)
2. Perilaku merupakan pertahanan diri dalam menghadapi lingkungan
(bila hujan, panas)
3. Perilaku sebagai penerima obyek dan pemberi arti obyek (respons
terhadap gejala sosial)
4. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi
(marah, senang)
4. Teori “Driving forces”: Kurt Lewin
Perilaku adalah merupakan keseimbangan antara kekuatan
pendorong (driving forces) dan kekuatan penahan (restraining forces).
Perubahan perilaku terjadi apabila ada ketidak seimbangan antara kedua
kekuatan tersebut. Kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan
perilaku:
1. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatanpenahan tetap.
2. Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan menurun.
3. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.
5. Health Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan)
Health belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial:
1. Kesiapan individu intuk merubah perilaku dalam rangka
menghindari suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan.
2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya
merubah perilaku.
3. Perilaku itu sendiri.
Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta

4
pengalaman berhubungan dengan sarana & petugas kesehatan. Health
Belief Model menurut Becker (1979) ditentukan oleh :
- Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan
- Menganggap serius masalaH
- Yakin terhadap efektivitas pengobatan
- Tidak mahal
- Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan
6. Model Komunikasi – Persuasi
Dasar nya dalah pesan yang komunikatif melalui beberapa
pendekatan-pendekatan, yakni :
1. Pendekatan tradisional : sumber, pesan, penerima.
2. Pendekatan teori kognitif stimulus menghasilkan respon kognitif
yang terdiri dari hal yang penting dan relevan. Stimulus juga di
pengaruhi oleh argumnetasi (pendapat). Sehingga menghasilkan
perubahan perilaku.
3. Pendekatan belajar pesan : perhatian,pemahaman, penerimaan, dan
retensi.

B. Faktor Pembentuk Perilaku

Perilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain :

 Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam


pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan
sebagainya.
 Faktor-faktor pendukung ( enebling factors), yang terwujud dalam
lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau
sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat
kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.

5
 Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang terwujud dalam
sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang
merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan


ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari
orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas,
sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan
mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.

C. Bentuk-Bentuk Perubahan Perilaku


 Perubahan alamiah (natural change): Perubahan perilaku karena terjadi
perubahan alam (lingkungan) secara alamiah.
 Perubahan terencana (planned change): Perubahan perilaku karena
memang direncanakan oleh yang bersangkutan.
 Kesiapan berubah (Readiness to change): Perubahan perilaku karena
terjadinya proses internal (readiness) pada diri yang bersangkutan,
dimana proses internal ini berbeda pada setiap individu.

D. Strategi Perubahan Perilaku


a. Inforcement (Paksaan):
- Perubahan perilaku dilakukan dengan paksaan, dan atau menggunakan
peraturan atau perundangan.
- Menghasilkan perubahan perilaku yang cepat, tetapi untuk sementara
(tidak langgeng)
b. Persuasi
Dapat dilakukan dengan persuasi melalui pesan, diskusi dan
argumentasi. Melalui pesan seperti jangan makan babi karna bisa
menimbukkan penyakit H1N1. Melalui diskusi seperti iskusi tentang
abortus yang membahayakan jika digunakan untuk alasan yang tidak baik
c. Fasilitasi

6
Strategi ini dengan penyediaan sarana dan prasarana yang
mendukung. Dengan penyediaan sarana dan prasarana ini akan
meningkatkan Knowledge (pengetahuan) Untuk melakukan strategi ini
mmeerlukan beberapa proses yakni kesediaan, identifikasi dan
nternalisasi. Ketika ada rangsangan yang dipengaruhi oleh pengetahuan
dan keyakinan akan menimbulkan aksi dan kemudian hal itu menjadikan
perbahan perilaku.
d. Education :
Perubahan perilaku dilakukan melalui proses pembelajaran, mulai
dari pemberian informasi atau penyuluhan-penyuluhan. Menghasilkan
perubahan perilaku yang langgeng, tetapi makan waktu lama.

E. Tahapan Perubahan Perilaku “Model Transteoretikal”


(Simon-Morton, Greene & Gottlieb, 1995)
Terdapat 6 tahapan perubahan :
a. Prekontemplasi
Pada tahap ini klien belum menyadari adanya permasalahan
ataupun kebutuhan untuk melakukan perubahan. Oleh karena itu
memerlukan informasi dan umpan balik untuk menimbulkan kesadaran
akan adanya masalah dan kemungkinan untuk berubah. Nasehat
mengenai sesuatu hal/informasi tidak akan berhasil bila dilakukan pada
tahap ini.
b. Kontemplasi
Sudah timbul kesadaran akan adanya masalah. Namun masih
dalam tahap keraguraguan. Menimbang-nimbang antara alasan untuk
berubah ataupun tidak. Konselor mendiskusikan keuntungan dan
kerugian apabila menerapkan informasi yang diberikan.
c. Preparasi
Jendela kesempatan untuk melangkah maju atau kembali ke tahap
kontemplasi.
d. Aksi (Tindakan)

7
Klien mulai melakukan perubahan. Goalnya adalah dihasilkannya
perubahan perilaku sesuai masalah.
e. Pemeliharaan
Pemeliharaan perubahan perilaku yang telah dicapai perlu
dilakukan untuk terjadinya pencegahan kekambuhan.
f. Relaps

Saat terjadi kekambuhan, proses perubahan perlu diawali kembali.


Tahapan ini bertujuan untuk kembalinya upaya aksi.

F. Cara-Cara Perubahan Perilaku

Untuk mencapai perubahan perilaku, ada beberapa cara yang bias


ditempuh, yaitu :
1. Dengan Paksaaan.
Ini bisa dengan :
a. Mengeluarkan instruksi atau peraturan, dan ancaman huluman
kalau tidak mentaati instruksi atau peraturan tersebut. Misalnya :
instruksi atau peraturan tidak membuang sampah disembaerang
tempat, dan ancaman hukuman atau denda jika tidak mentaati.
b. Menakut-nakuti tentang bahaya yang mungkin akan diderita kalau
tidak mengerjakan apa yang dianiurkan Misal: menyampaikan
kepada ibu-ibu bahwa anaknya bisa mati kalau tidak diberi oralit
waktu mencret.
2. Dengan memberi imbalan.
lmbalan bisa berupa materi seperti uang atau barang, tetapi blsa
juga imbalan yang tidak berupa materi, seperti pujian, dan sebagainya.
Contoh: Jika ibu-ibu membawa anaknya ke Posyandu untuk ditimbang
dan diimunisasi, maka anaknya akan sehat, (ini juga imbalan non materi).

8
Dalam hal ini orang berbuat sesuatu karena terdorong atau tertarik
oleh imbalan tersebut, bukan karena kesadran atau keyakinan akan
manfatnya.
3. Dengan membina hubungan baik.
Kalau kita mempunyai hubungan yang baik dengan seseorang atau
dengan masyarakat. biasanya orang tersebut atau masyarakat akan
mengikuti anjuran kita untuk berbuat sesuatu, karena ingin memelihara
hubungan baiknya dengan kita. Misal: Pak Lurah membuat jamban
karena tidak ingin mengecewakan petugas kesehatan yeng sudah
dikenalnya dengan baik Jadi bukan karena kesadarannya akan pentingnya
jamban tersebut.
4. Dengan menunjukkan contoh-contoh.
Salah satu sifat manusia ialah ingin meniru Karena itu usahakanlah
agar Puskesmas dengan lingkungannya bersih, para petugas nampak
bersih, rapi dan ramah. Selain itu, para petugas juga berperilaku sehat.
misalnya tidak merokok, tidak meludah disembarang tempat, tidak
membuang sampah sembarangan, dan sebagainya. Dibeberapa tempat
disediakan tempat sampah agar orang juga tidak membuang sampah
sembarangan. Dengan contoh seperti ini biasanya orangakan ikut berbuat
yang serupa yaitu berperilaku sehat.
5. Dengan memberikan kemudahan.
Misalnya kita ingin agar masyarakat memanfaatkan Puskesmas,
maka Puskesmas didekatkan kepada masyarakat, pembayarannya dibuat
sedemikian hingga masyarakat. mampu membayar pelayanannya yang
baik dan ramah, tidak usah menunggu lama. dan sebagainya. Semua ini
merupakan kemudahan bagi masyarakat, maka diharapkan masyarakat
akan tergerak untuk memanfaatkan Puskesmas. ltulah sebabnya mengapa
Puskesmas berlokasi dekat dengan masyarakat, ditambah pula dengan
Puskesmas Pembantu dan Puskesmas keliling.
6. Dengan menanamkan kesadaran dan motivasi

9
Dalam hal ini individu, kelompok, maupun masyarakat, diberi
pengertian yang benar tentang kesehatan. Kemudian ditunjukkan kepada
mereka baik secara langsung ataupun tidak langsung, yaitu misalnya
melalui film, slide, photo, gambar, atau ceritera, bagaimana bahayanya
perilaku yang lidak sehat , dan apa untungnya kalau berperilaku sehat.
Hal ini diharapkan akan bisa membangkitkan keinginan mereka untuk
berperilaku hidup sehat Selanjutnya berkali-kali disampaikan ataupun
ditunjukkan kepada mereka bahwa telah makin banyak orang yang
berperilaku sehat tersebut dan sekaligus ditunjukkan atau disampaikan
pula keuntungan-keuntungannya, hingga mereka akan tergerak untuk
berperilaku sehat.
Cara ini memang memakan waktu lama untuk bisa dilihat hasilnya,
tetapi sekali berhasil. maka ia akan bertahan lebih lama dibandingkan
dengan cara cara lainnya.
Dari keenam cara diatas dapat disimpulkan bahwa sesorang atau
kelompok akan terdorong untuk berbuat sesuatu kalau di sadari bahwa
dengan berbuat sesuatu kalau sisadari bahwa dengan berbuat sesuatu itu,
kebutuhan nya bisa terpenuhi. Atau kebutuhannya terancam kalau tidak
berbuat.

10
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku seseorang atau


masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan,
tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping
itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap
kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.
Bentuk-bentuk perubahan perilaku terdiri dari:
 Perubahan alamiah (natural change): Perubahan perilaku karena terjadi
perubahan alam (lingkungan) secara alamiah.
 Perubahan terencana (planned change): Perubahan perilaku karena memang
direncanakan oleh yang bersangkutan.
 Kesiapan berubah (Readiness to change): Perubahan perilaku karena
terjadinya proses internal (readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana
proses internal ini berbeda pada setiap individu.
Strategi perubahan perilaku dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu Inforcement
(Paksaan), Persuasi, Fasilitasi, dan Education.

Cara-cara perubahan perilaku dapat dilakukan dengan paksaan, dengan


memberi imbalan, dengan membina hubungan baik, menunjukkan contoh-contoh,
memberikan kemudahan, dan menanamkan kesadaran dan motivasi. Dari cara-
cara tersebut dapat disimpulkan bahwa sesorang atau kelompok akan terdorong
untuk berbuat sesuatu kalau di sadari bahwa dengan berbuat sesuatu kalau sisadari
bahwa dengan berbuat sesuatu itu, kebutuhan nya bisa terpenuhi. Atau
kebutuhannya terancam kalau tidak berbuat.

11
DAFTAR PUSTAKA

PERSAGI. 2010. Penuntun Konseling Gizi. PT. Abadi, Jakarta.


Soekidjo Notoadmodjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka
Cipta. Jakarta
Yayi Suryo Prabandari .2009 Strategi perubahan Perilaku .
http://www.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Ilmu%20Sosial/Strategi
%20Perubahan%20Perilaku.pdf, online, diakses tanggal 3 september 2011).
Zumroh Hasana.2010. Makalah Perubahan Perilaku Sebagai Dampak Adanya
Promosi Kesehatan. UNAIR Surabaya ( http://zumrohhasanah.wordpress.com/,
Online, diakses tanggal 3 September 2011)

12

Anda mungkin juga menyukai