Anda di halaman 1dari 14

MATA KULIAH : ETIKA PROFESI SANITARIAN

DOSEN PENGAJAR : ERLANI, SKM., M.Kes

STRATEGI PERUBAHAN PERILAKU

OLEH:

NAMA : AISYAH NURSYAFARIAH BUDIAMAN

NIM : PO714221211003

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI D.IV

2021/2022

i
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Strategi Perubahan Perilaku”.

Tujuan penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Sanitarian
yang diberikan oleh Bapak Erlani, SKM,.M.Kes Penulis mengucapkan terima kasih kepada
keluarga, dosen, temanteman dan semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi dosen serta mahasiswa lainnya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
menerima saran beserta kritik dari Bapak/Ibu dosen maupun rekan-rekan.

Makassar, 5 Oktober 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................1
C. TUJUAN..............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3

A. TEORI PERUBAHAN PERILAKU....................................................................3


B. FAKTOR PEMBENTUK PERILAKU...............................................................5
C. BENTUK-BENTUK PERUBAHAN PERILAKU..............................................6
D. STRATEGI PERUBAHAN PERILAKU............................................................6
E. TAHAPAN PERUBAHAN PERILAKU “MODEL TRANSTEORETIKAL”
(Simon-Morton, Greene & Gottlieb, 1995).........................................................7
F. CARA-CARA PERUBAHAN PERILAKU........................................................7

BAB III PENUTUP.........................................................................................................10

A. KESIMPULAN....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta tidak
dapat dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak
ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan,
kebingungan dan kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan perubahan
pada orang lain. Merubah orang lain bisa bersifat implicit dan eksplisit atau bersifat tertutup
dan terbuka. Kenyataan ini penting khususnya dalam kepemimpinan dan manajemen.
Pemimpin secara konstan mencoba menggerakkkan sistem dari satu titik ke titik lainnya
untuk memecahkan masalah. Maka secara konstan pemimpin mengembangkan strategi
untuk merubah orang lain dan memecahkan masalah. Perilaku merupakan basil hubungan
antara perangsang (stimulus) dan respon Skinner, cit. Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut
dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Kognitif diukur dari
pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan tindakan (ketrampilan). Pengetahuan
diperoleh dari pengalaman, selain guru, orangtua, teman, buku, media massa (WHO 1992).
Menurut Notoatmojo (1993), pengetahuan merupakan hasil dari tabu akibat proses
penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan tersebut terjadi sebagian besar dari
penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan yang cakap dalam koginitif mempunyai enam
tingkatan, yaitu : mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan
evaluasi. Dalam promosi kesehatan perubahan perilaku merupakan hal yang penting karena
untuk mengetahui sejauh mana promosi kesehatan yang di berikan berjalan efektif.
Keberhasilan suatu promosi kesehatan dapat di nilai dari perubahan perilaku dari penerima
promosi kesehatan.Olehnya, makalah ini membahas perubahan perilaku secara spesifik.

B. Rumusan Masalah
 Apa saja faktor-faktor pembentuk perilaku?
 Apa saja bentuk-bentuk perubahan perilaku?
 Bagaimana strategi perubahan perilaku?
 Bagaimana cara-cara perubahan perilaku?

1
C. Tujuan
 Mampu mengetahui dan memahami faktor-faktor pembentuk perilaku.
 Mampu mengetahui dan memahami bentuk-bentuk perubahan perilaku
.  Mengetahui dan memahami strategi perubahan perilaku
.  Mengetahui cara-cara perubahan perilaku.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Perubahan Perilaku

1. Teori S-O-R: Perubahan perilaku didasari oleh: Stimulus – Organisme — Respons.

Perubahan perilaku terjadi dengan cara meningkatkan atau memperbanyak


rangsangan (stimulus). Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi melalui proses
pembelajaran (learning process). Materi pembelajaran adalah stimulus. Proses perubahan
perilaku menurut teori S-O-R.:

1. Adanya stimulus (rangsangan): Diterima atau ditolak

2. Apabila diterima (adanya perhatian) mengerti (memahami) stimulus.

3. Subyek (organisme) mengolah stimulus, dan hasilnya: - Kesediaan untuk bertindak


terhadap stimulus (attitude) - Bertindak (berperilaku) apabila ada dukungan fasilitas
(practice)

2. Teori “Dissonance” :

Festinger Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara
sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil (conssonance). Apabila terjadi
stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang tersebut akan terjadi ketidak
seimbangan (dissonance). Kalau akhirnya stilmulus tersebut direspons positif
(menerimanya dan melakukannya) maka berarti terjadi perilaku baru (hasil perubahan),
dan akhirnya kembali terjadi keseimbangan lagi (conssonance). Terjadinya perubahan
perilaku karena adanya perbedaan elemen kognitif yang seimbang dengan elemen tidak
seimbang. Contoh: Seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya terjadi karena ketidak
seimbangan antara keuntungan dan kerugian stimulus (anjuran periksa hamil).

3. Teori fungsi:

3
Katz Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh sebab itu stimulus atau
obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang (subyek). Prinsip teori fungsi:

1. Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan subyek)

2. Perilaku merupakan pertahanan diri dalam menghadapi lingkungan (bila hujan, panas)
3. Perilaku sebagai penerima obyek dan pemberi arti obyek (respons terhadap gejala
sosial)

4. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi (marah, senang)

4. Teori “Driving forces”:

Kurt Lewin Perilaku adalah merupakan keseimbangan antara kekuatan pendorong


(driving forces) dan kekuatan penahan (restraining forces). Perubahan perilaku terjadi
apabila ada ketidak seimbangan antara kedua kekuatan tersebut. Kemungkinan terjadinya
perubahan-perubahan perilaku:

1. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatanpenahan tetap.

2. Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan menurun.

3. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.

5. Health Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan)

Health belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial:

1. Kesiapan individu intuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit
atau memperkecil risiko kesehatan.

2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku.

3. Perilaku itu sendiri. Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta

4 pengalaman berhubungan dengan sarana & petugas kesehatan. Health Belief Model
menurut Becker (1979) ditentukan oleh :

4
- Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan

- Menganggap serius masalaH

- Yakin terhadap efektivitas pengobatan

- Tidak mahal

- Menerima anjuran untuk mengambil tindakan Kesehatan

6. Model Komunikasi – Persuasi

Dasar nya dalah pesan yang komunikatif melalui beberapa pendekatan-pendekatan, yakni
1. Pendekatan tradisional : sumber, pesan, penerima.

2. Pendekatan teori kognitif stimulus menghasilkan respon kognitif yang terdiri dari hal
yang penting dan relevan. Stimulus juga di pengaruhi oleh argumnetasi (pendapat).
Sehingga menghasilkan perubahan perilaku.

3. Pendekatan belajar pesan : perhatian,pemahaman, penerimaan, dan retensi.

B. Faktor Pembentuk Perilaku

Perilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain :

 Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam pengetahuan,


sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.

 Faktor-faktor pendukung ( enebling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik,


tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya
puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.

 Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku
masyarakat. Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan
ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau
masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku

5
para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat
terbentuknya perilaku.

C. Bentuk-Bentuk Perubahan Perilaku


 Perubahan alamiah (natural change): Perubahan perilaku karena terjadi perubahan alam
(lingkungan) secara alamiah.
 Perubahan terencana (planned change): Perubahan perilaku karena memang
direncanakan oleh yang bersangkutan.
 Kesiapan berubah (Readiness to change): Perubahan perilaku karena terjadinya proses
internal (readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana proses internal ini berbeda pada
setiap individu.

D. Strategi Perubahan Perilaku

a. Inforcement (Paksaan): - Perubahan perilaku dilakukan dengan paksaan, dan atau


menggunakan peraturan atau perundangan. - Menghasilkan perubahan perilaku yang
cepat, tetapi untuk sementara (tidak langgeng)

b. Persuasi Dapat dilakukan dengan persuasi melalui pesan, diskusi dan argumentasi.
Melalui pesan seperti jangan makan babi karna bisa menimbukkan penyakit H1N1.
Melalui diskusi seperti iskusi tentang abortus yang membahayakan jika digunakan untuk
alasan yang tidak baik

c. Fasilitasi Strategi ini dengan penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung.
Dengan penyediaan sarana dan prasarana ini akan meningkatkan Knowledge
(pengetahuan) Untuk melakukan strategi ini mmeerlukan beberapa proses yakni
kesediaan, identifikasi dan nternalisasi. Ketika ada rangsangan yang dipengaruhi oleh
pengetahuan dan keyakinan akan menimbulkan aksi dan kemudian hal itu menjadikan
perbahan perilaku.

6
d. Education : Perubahan perilaku dilakukan melalui proses pembelajaran, mulai dari
pemberian informasi atau penyuluhan-penyuluhan. Menghasilkan perubahan perilaku
yang langgeng, tetapi makan waktu lama.

E. Tahapan Perubahan Perilaku “Model Transteoretikal” (Simon-Morton, Greene &


Gottlieb, 1995)

Terdapat 6 tahapan perubahan :

a. Prekontemplasi Pada tahap ini klien belum menyadari adanya permasalahan ataupun
kebutuhan untuk melakukan perubahan. Oleh karena itu memerlukan informasi dan
umpan balik untuk menimbulkan kesadaran akan adanya masalah dan kemungkinan
untuk berubah. Nasehat mengenai sesuatu hal/informasi tidak akan berhasil bila
dilakukan pada tahap ini.

b. Kontemplasi Sudah timbul kesadaran akan adanya masalah. Namun masih dalam
tahap keraguraguan. Menimbang-nimbang antara alasan untuk berubah ataupun tidak.
Konselor mendiskusikan keuntungan dan kerugian apabila menerapkan informasi yang
diberikan.

c. Preparasi Jendela kesempatan untuk melangkah maju atau kembali ke tahap


kontemplasi.

d. Aksi (Tindakan) 7 Klien mulai melakukan perubahan. Goalnya adalah dihasilkannya


perubahan perilaku sesuai masalah.

e. Pemeliharaan Pemeliharaan perubahan perilaku yang telah dicapai perlu dilakukan


untuk terjadinya pencegahan kekambuhan.

f. Relaps Saat terjadi kekambuhan, proses perubahan perlu diawali kembali. Tahapan ini
bertujuan untuk kembalinya upaya aksi.

7
F. Cara-Cara Perubahan Perilaku

Untuk mencapai perubahan perilaku, ada beberapa cara yang bias ditempuh, yaitu :

1. Dengan Paksaaan. Ini bisa dengan :

a. Mengeluarkan instruksi atau peraturan, dan ancaman huluman kalau tidak mentaati
instruksi atau peraturan tersebut. Misalnya : instruksi atau peraturan tidak membuang
sampah disembaerang tempat, dan ancaman hukuman atau denda jika tidak mentaati.

b. Menakut-nakuti tentang bahaya yang mungkin akan diderita kalau tidak mengerjakan
apa yang dianiurkan Misal: menyampaikan kepada ibu-ibu bahwa anaknya bisa mati
kalau tidak diberi oralit waktu mencret.

2. Dengan memberi imbalan. lmbalan bisa berupa materi seperti uang atau barang, tetapi
blsa juga imbalan yang tidak berupa materi, seperti pujian, dan sebagainya. Contoh: Jika
ibu-ibu membawa anaknya ke Posyandu untuk ditimbang dan diimunisasi, maka anaknya
akan sehat, (ini juga imbalan non materi).Dalam hal ini orang berbuat sesuatu karena
terdorong atau tertarik oleh imbalan tersebut, bukan karena kesadran atau keyakinan akan
manfatnya.

3. Dengan membina hubungan baik. Kalau kita mempunyai hubungan yang baik dengan
seseorang atau dengan masyarakat. biasanya orang tersebut atau masyarakat akan
mengikuti anjuran kita untuk berbuat sesuatu, karena ingin memelihara hubungan
baiknya dengan kita. Misal: Pak Lurah membuat jamban karena tidak ingin
mengecewakan petugas kesehatan yeng sudah dikenalnya dengan baik Jadi bukan karena
kesadarannya akan pentingnya jamban tersebut.

4. Dengan menunjukkan contoh-contoh. Salah satu sifat manusia ialah ingin meniru
Karena itu usahakanlah agar Puskesmas dengan lingkungannya bersih, para petugas
nampak bersih, rapi dan ramah. Selain itu, para petugas juga berperilaku sehat. misalnya
tidak merokok, tidak meludah disembarang tempat, tidak membuang sampah
sembarangan, dan sebagainya. Dibeberapa tempat disediakan tempat sampah agar orang
juga tidak membuang sampah sembarangan. Dengan contoh seperti ini biasanya
orangakan ikut berbuat yang serupa yaitu berperilaku sehat.

8
5. Dengan memberikan kemudahan. Misalnya kita ingin agar masyarakat memanfaatkan
Puskesmas, maka Puskesmas didekatkan kepada masyarakat, pembayarannya dibuat
sedemikian hingga masyarakat. mampu membayar pelayanannya yang baik dan ramah,
tidak usah menunggu lama. dan sebagainya. Semua ini merupakan kemudahan bagi
masyarakat, maka diharapkan masyarakat akan tergerak untuk memanfaatkan Puskesmas.
ltulah sebabnya mengapa Puskesmas berlokasi dekat dengan masyarakat, ditambah pula
dengan Puskesmas Pembantu dan Puskesmas keliling.

6. Dengan menanamkan kesadaran dan motivasi Dalam hal ini individu, kelompok,
maupun masyarakat, diberi pengertian yang benar tentang kesehatan. Kemudian
ditunjukkan kepada mereka baik secara langsung ataupun tidak langsung, yaitu misalnya
melalui film, slide, photo, gambar, atau ceritera, bagaimana bahayanya perilaku yang
lidak sehat , dan apa untungnya kalau berperilaku sehat. Hal ini diharapkan akan bisa
membangkitkan keinginan mereka untuk berperilaku hidup sehat Selanjutnya berkali-kali
disampaikan ataupun ditunjukkan kepada mereka bahwa telah makin banyak orang yang
berperilaku sehat tersebut dan sekaligus ditunjukkan atau disampaikan pula keuntungan-
keuntungannya, hingga mereka akan tergerak untuk berperilaku sehat. Cara ini memang
memakan waktu lama untuk bisa dilihat hasilnya, tetapi sekali berhasil. maka ia akan
bertahan lebih lama dibandingkan dengan cara cara lainnya. Dari keenam cara diatas
dapat disimpulkan bahwa sesorang atau kelompok akan terdorong untuk berbuat sesuatu
kalau di sadari bahwa dengan berbuat sesuatu kalau sisadari bahwa dengan berbuat
sesuatu itu, kebutuhan nya bisa terpenuhi. Atau kebutuhannya terancam kalau tidak
berbuat.

9
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku seseorang atau masyarakat
tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan
sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu,
ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan
juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Bentuk-bentuk
perubahan perilaku terdiri dari:
 Perubahan alamiah (natural change): Perubahan perilaku karena terjadi perubahan
alam (lingkungan) secara alamiah.
 Perubahan terencana (planned change): Perubahan perilaku karena memang
direncanakan oleh yang bersangkutan.
 Kesiapan berubah (Readiness to change): Perubahan perilaku karena terjadinya
proses internal (readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana proses internal ini
berbeda pada setiap individu. Strategi perubahan perilaku dapat dilakukan dengan 4
cara, yaitu Inforcement (Paksaan), Persuasi, Fasilitasi, dan Education.
Cara-cara perubahan perilaku dapat dilakukan dengan paksaan, dengan memberi
imbalan, dengan membina hubungan baik, menunjukkan contoh-contoh, memberikan
kemudahan, dan menanamkan kesadaran dan motivasi. Dari caracara tersebut dapat
disimpulkan bahwa sesorang atau kelompok akan terdorong untuk berbuat sesuatu
kalau di sadari bahwa dengan berbuat sesuatu kalau sisadari bahwa dengan berbuat
sesuatu itu, kebutuhan nya bisa terpenuhi. Atau kebutuhannya terancam kalau tidak
berbuat

10
DAFTAR PUSTAKA

PERSAGI. 2010. Penuntun Konseling Gizi. PT. Abadi, Jakarta. Soekidjo Notoadmodjo. 2005.
Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta. Jakarta Yayi Suryo Prabandari .2009
Strategi perubahan Perilaku .
http://www.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Ilmu%20Sosial/Strategi %20Perubahan
%20Perilaku.pdf, online, diakses tanggal 3 september 2011). Zumroh Hasana.2010. Makalah
Perubahan Perilaku Sebagai Dampak Adanya Promosi Kesehatan. UNAIR Surabaya (
http://zumrohhasanah.wordpress.com/, Online, diakses tanggal 3 September 2011

11

Anda mungkin juga menyukai