Anda di halaman 1dari 20

TEORI-TEORI PERUBAHAN PERILAKU DALAM KESEHATAN

Definisi Teori

“ A set of interrelational constructs (concepts), definitions, and propositions that present a


systematic view of phenomena by specifying relations among variables, with the purpose of
explaining and predicting phenomena” (Glanz, 2008)
Serangkaian konsep, definisi, hubungan antar konsep. Memuat pandangan sistematis tentang
suatu fenomena mengkaitkannya dengan variabel-variabel. Untuk menjelaskan atau memprediksi
fenomena

TEORI-TEORI PERILAKU INDIVIDU

1. The health belief model (Rosenstock, 1974)


2. The theory of reasoned action and planned behavior (Fishbein and Ajzen, 1980)
3. Stage models: TTM (transtheorical model) (Prochaska and DiClemente,
4. PAPM (Precaution Adoption Process Model)

HBM memperkirakan perilaku sebagai hasil keyakinan/kepercayaan yang merupakan persepsi


individu terhadap :

1. Susceptibility to illness (Kepercayaan ttg kerentanan terhadap penyakit)

Merupakan persepsi seseorang tentang resiko terkena penyakit


Seseorang yang merasa mungkin terkena penyakit akan lebih merasa terancam
My chances of getting lung cancer are high

2. The severity of the illness (kepercayaan tentang keparahan penyakit)

Persepsi seseorang tentang tingkat keparahan suatu penyakit akibat perilaku tertentu
Jika seseorang yakin penyakit makin berat akibatnya maka akan makin merasa terancam
Lung cancer is a serious illness

3. The cost involved in carrying out the behaviour (Pengorbanan yang dikeluarkan untuk berubah
perilakunya)

Pengorbanan yang dikeluarkan tidak hanya finansial tapi juga hal-hal yang bersifat psikologis
seperti khawatir, malu, rasa sakit, dll
Stopping smoking will make me irritable

-Threats (ancaman)

Ancaman mendorong individu melakukan tindakan pencegahan atau penyembuhan penyakit


Namun ancaman yang terlalu besar malah menimbulkan ketakutan yang menghambat melakukan
tindakan karena merasa tidak berdaya (pasrah)
Guna mengurangi ancaman, ditawarkan suatu alternatif tindakan oleh petugas kesehatan
Apakah individu menyetujui atau tidak alternatif tindakan tersebut tergantung persepsi tentang
manfaat dan hambatan pelaksanaannya

4. The Benefits Involved in Carrying Out the Behaviour (persepsi tentang manfaat yang
dirasakan jika berubah perilakunya)

Seseorang tidak akan menerima tindakan kesehatan yang dianjurkan kepadanya kecuali bila ia
yakin bahwa tindakan tersebut dapat mengurangi ancaman penyakit atau menguntungkan.
Stopping smoking will save me money

5. Cues to action (Isyarat terhadap Tindakan)

Mempengaruhi seseorang dalam mendapatkan pengertian yang benar tantang kerentanan,


kegawatan, dan kerugian dari tindakan pencegahan dan pengobatan yang dilakukan, bisa berasal
dari faktor internal maupun eksternal.
Cues to action
Internal ( The symptom of breathlessness)
External ( Information from leaflet)

TEORI DIFFUSI INNOVASI

Pengertian diffusi : Proses perembesan


Innovasi: * Ide atau gagasan yang dianggap baru oleh seseorang atau masyarakat
* perubahan yang direncanakan, yang bertujuan untuk memperbaiki praktek-praktek
(Skogen,’97)
DIFFUSI INNOVASI :
Suatu proses dimana perilaku baru merupakan suatu inovasi yang dikomunikasikan melalui suatu
saluran oleh sumber (pembawa inovasi) kepada kelompok sasaran.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Adopsi


1. Persepsi tehadap faktor-faktor inovasi
2. Jenis keputusan inovasi
3. Saluran komunikasi
4. Sistem sosial
5. Tingkat perubahan, agen promosi dan usaha

Persepsi Terhadap Faktor – Faktor Inovasi Dipengaruhi Oleh :

1. Keuntungan relatif ( misalnya dalam hal ekonomi, prestise, resiko, kenyamanan, dan
hasil kongkrit yang didapat)
2. Compatibility ( kesesuaian dengan tradisi, nilai2 dan kepercayaan yang ada
dimasyarakat)
3. Complexity/ kerumitan dari inovasi bila dilaksanakan oleh sasaran
4. Triability/dapat diujicobakan, setiap inovasi yang dibawa dapat diujicoba dulu oleh
sasaran sehingga dapat dilanjutkan atau tidak tergantung dari persepsi sasaran terhadap
inovasi tersebut.
5. Observability, meninjau apakah suatu inovasi sudah banyak diadopsi.
Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Agen:
• Gencarnya promosi
• Orientasi pada sasaran
• Kerjasama dengan tokoh masyarakat
• Kredibilitas pembawa inovasi di mata sasaran
Penyebab Umum Kegagalan Di Dalam Memproses Inovasi Pada Organisasi :
1. Definisi sukses yang lemah
2. Konsisten tindakan  yang lemah untuk menuju sukses
3. Partisipasi lemah dalam kelompok
4. Monitor hasil yang lemah
5. Cara komunikasi dan akses ke informasi yang lemah

TEORI PERUBAHAN PERILAKU TINGKAT ORGANISASI

1. Stage theory
Stages of change: organisasi didorong untuk bergerak secara bertahap menuju perubahan
yang diinginkan
a. Problem definition (awareness stage)
b. Initiation of action (adoption stage)
c. Implementation of change
d. Institutionalization of change

2. Tahap Organizational Development Theory

a. Iklim organisasi
- Kepribadian organisasi
b. Budaya organisasi
- Asumsi dan kepercayaan yang diyakini anggota
- Diyakini secara tidak sadar
- Outsider: menggaungkan budaya
c. Kapasitas organisasi
- Fungsi optimal sub-sistem dalam organisasi
- Fungsi optimal organisasi
3. Teori Hubungan Interorganisasi (Interorganizational theory) (Glanz, 2008)
Bagaimana beberapa organisasi bekerja sama untuk menyelesaikan permasalahan
bersama
a. Menentukan organisasi yang berkepentingan dengan masalah
b. Menilai tahap dimana organisasi lain merasa berkepentingan
c. Menjalin kerja sama sejauh yang diinginkan organisasi-organisasi yang terlibat

TEORI-TEORI PERUBAHAN PERILAKU TINGKAT KOMUNITAS

1. Teori Norma Sosial


Norma sosial: nilai tak tertulis dalam suatu komunitas yang mengharapkan anggota untuk
berperilaku tertentu
Teori norma sosial : berusaha memanfaatkan norma yang ada dalam masyarakat untuk
merubah perilaku
2. Kesadaran Sosial
Anggota satu komunitas menyadari untuk bertindak bagi komunitasnya karena adanya
dorongan lingkungan sosial di sekitarnya
Tahap-tahap tanggung jawab untuk bertindak:
a. Orientasi perhatian pada lingkungan sosial
b. Individu merasa bertanggung jawab untuk ikut bertindak
c. Komunitas merasa bertanggung jawab untuk bertindak
3. Community organization/participation
Komunitas dengan kapasitas problem-solving yang tinggi
Agen perubah: tokoh masyarakat
Tindakan: melakukan aksi bersama untuk merubah kondisi kesehatan masyarakat
Metode:
a. Problem solving yang partisipatif
b. Pengorganisasian
c. Pembentukan koalisi
d. Advokasi

HUBUNGAN TEORI- TEORI PERUBAHAN PERILAKU DENGAN PERUBAHAN


PERILAKU INDIVIDU, KELOMPOK DAN MASYARAKAT DALAM KONTEKS
KESEHATAN

Pengertian Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas dari makhluk hidup


Aktivitas tersebut dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
 Aktivitas-aktivitas yang dapat diamati oleh orang lain .
 Aktivitas yang tidak dapat diamati orang lain

• Skiner (1938), merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi ssorg
terhadap stimulus (rangsangan dari luar)
= Stimulus  Organisme  Respons
(Teori S-O-R)

Ada 2 jenis respons :


1) Respondent Respons (refleksif)
2) Operant Respons (instrumental respons)

Respondent Respons/ Reflexive Respons


 Respons yang ditimbulkan oleh rangsangan tertentu, yang disebut exciting stimuli 
menimbulkan respons-respons yang relatif tetap, misal:
• Makanan lezat akan menimbulkan selera makan
• Cahaya terang akan menimbulkan reaksi mata menyipit/ tertutup
 Respon ini juga mencakup perilaku emosional/ emotional behavior yang timbul karena
hal yang kurang mengenakkan individu, misal:
• Mendengar berita duka akan menimbulkan rasa sedih
• Mendengar berita gembira akan menimbulkan rasa suka cita
Operant Respons
 Respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimuli (rangsangan) yang
lain
 Perangsang tsb disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, karena berfungsi untuk
memperkuat respons
 Contoh: mahasiswa yang rajin belajar  nilai baik  memacu semangat utk
mendapatkan beasiswa

Berdasarkan teori S-O-R tersebut, maka perilaku manusia dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Perilaku tertutup (Covert Behavior)
Terjadi apabila respons terhadap stimuli tsb masih belum dapat diamati orang lain
Bentuk covert behavior yang dapat di ukur adalah pengetahuan dan sikap
Contoh: ibu hamil tahu pentingnya periksa hamil utk kesehatan bayi dan dirinya sendiri
(pengetahuan)  kemudian ibu tersebut bertanya kpd tetangganya dimana tempat
periksa hamil yang dekat (sikap)

2. Perilaku terbuka (Overt behavior)


Terjadi apabila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan, atau praktik ini
dapat diamati orang lain dari luar atau ‘’observable behavior
Contoh :
1. seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke puskesmas atau ke bidan
praktik
2. Seorang anak mengosok gigi setelah makan

Pengertian Perilaku Kesehatan

 Respons seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat - sakit, dan
faktor – faktor yang mempengaruhinya seperti lingkungan, makanan, minuman dan
yankes.
 Semua aktivitas/ kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati atau tidak, yang berkaitan
dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

3 Kelompok Perilaku Kesehatan


1. Health Maintenance
Adalah perilaku individu untuk memelihara/ menjaga kesehatan agar tidak sakit dan
usaha untuk penyembuhan bila sakit
Perilaku pemeliharaan kesehatan terdiri dari 3 aspek:
1. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan bila sakit serta pemulihan bila
sembuh
2. Perilaku peningkatan kesehatan
3. Perilaku gizi (makanan) dan minuman

2. Health Seeking Behavior


Upaya/ tindakan individu saat menderita penyakit atau kecelakaan
Perilaku mulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar
negeri

3. Perilaku Kesehatan Lingkungan


Bagaimana individu merespon lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial budaya dan
sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya
Contoh:
bagaimana mengelola pembuangan tinja, air limbah, sampah, dll
Klasifikasi Perilaku Kesehatan

Becker (1979)
1. Perilaku sehat (healthy Behavior)
Merupakan perilaku atau kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan, a.l:
a. Makan dengan menu seimbang
b. Kegiatan fisik secara cukup dan teratur
c. Tidak merokok, minum minuman keras dan narkoba
d. Istirahat yang cukup
e. Pengendalian / manajemen stress
f. Perilaku / gaya hidup positif

2. Perilaku sakit (Illness Behavior)


Berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang yang sakit dan/atau terkena
masalah kesehatan pada dirinya atau keluarganya. Pada saat seseorang / klg nya sakit,
ada beberapa perilaku yang muncul, a.l:
a. Didiamkan saja (no action)
b. Mengambil tindakan dengan melakukan pengobatan sendiri (self treatment atau self
medication)
 Cara tradisional > kerikan, minum jamu, pakai balsem
 Cara modern > minum obat yang beli di warung
c. Mencari penyembuhan atau pengobatan ke fasilitas yankes
 Yankes tradisional > dukun, sinshe, paranormal
 Yankes Modern > Puskesmas, klinik, rumah sakit, praktek dokter

3. Perilaku peran orang sakit (The Sick Role Behavior)


Orang yang sakit memiliki peran, yang mencakup hak-haknya dan kewajiban sebagai
orang sakit .
Perilaku Peran Orang Sakit ini adalah:
a. Perilaku untuk mencari kesembuhan
b. Perilaku untuk mengenal fasilitas kesehatan yang tepat utk memperoleh kesembuhan
c. Tidak melakukan sesuatu yang merugikan bagi proses kesembuhannya
d. Melakukan kewajiban agar tidak kambuh penyakitnya…….dsb

Domain Perilaku Kesehatan Menurut Ki Hajar Dewantara


1. Cipta (kognitif) = Penalaran
2. Rasa (afektif) = Penghayatan
3. Karsa (psikomotor) = Pengamalan

Indikator Perilaku Kesehatan Dan Pengukurannya

Dalam perkembangannya, para ahli menetapkan indikator pengukuran dari ketiga domain
tersebut menjadi Indikator Perilaku Kesehatan:
1. Pengetahuan Kesehatan (Health Knowledge)
2. Sikap terhadap Kesehatan (Health Attitude)
Praktik Kesehatan (Health Practice)

Aspek Sosbud Yang Berhubungan Dengan Perilaku Kesehatan


 Aspek Sosial
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Pekerjaan
4. Sosial ekonomi

 Aspek Budaya
1. Tradisi
2. Sikap fatalistis
> Percaya takdir
1. Nilai
>Nilai yang berlaku dimasyarakat akan mempengaruhi nilai individu
1. Sikap Ethnocentris
>Adalah sikap yang memandang kebudayaannya sendiri yang paling baik apabila dibandingkan
dengan kebudayaan pihak lain

TEORI PERUBAHAN PERILAKU DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENDIDIKAN


KESEHATAN (KEPERAWATAN)

Pengertian Perilaku

 Skiner (1938) merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

 Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia
dengan lingkunganya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.
Perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari
luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmojo, 2010).

Domain Perilaku (Benyamin Bloom)

1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif)

berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan


keterampilan berpikir.

Pengetahuan (Knowledge)
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta,
gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb. Sebagai contoh, ketika diminta
menjelaskan manajemen kualitas, orang yg berada di level ini bisa menguraikan dengan baik
definisi dari kualitas, karakteristik produk yang berkualitas, standar kualitas minimum untuk
produk.
Pemahaman (Comprehension)
Berisikan kemampuan mendemonstrasikan fakta dan gagasan mengelompokkan dengan
mengorganisir, membandingkan, menerjemahkan, memaknai, memberi deskripsi, dan
menyatakan gagasan utama
 Terjemahan
 Pemaknaan
 Ekstrapolasi
Pertanyaan seperti: Membandingkan manfaat mengkonsumsi apel dan jeruk terhadap kesehatan
Aplikasi (Application)
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode,
rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi informasi tentang
penyebab meningkatnya reject di produksi, seseorang yg berada di tingkat aplikasi akan mampu
merangkum dan menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam bentuk fish bone diagram.
Analisis (Analysis)
Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisis informasi yang masuk dan membagi-
bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau
hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah
skenario yg rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan mampu memilah-milah penyebab
meningkatnya reject, membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan
menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan.
Sintesis (Synthesis)
Satu tingkat di atas analisis, seseorang di tingkat sintesis akan mampu menjelaskan struktur atau
pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau
informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yg dibutuhkan. Sebagai contoh, di
tingkat ini seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat reject
di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas produk.
Evaluasi (Evaluation)
Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi,
dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yg ada untuk memastikan nilai
efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas harus
mampu menilai alternatif solusi yg sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai
manfaat, nilai ekonomis, dsb.
2. Affective Domain (Ranah Afektif)

berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap,


apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

Penerimaan (Receiving/Attending)

Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. Dalam pengajaran


bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya.

Tanggapan (Responding)

Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan,


kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.
Penghargaan (Valuing)

Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomena, atau tingkah
laku. Penilaian berdasar pada internalisasi dari serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke
dalam tingkah laku.

Pengorganisasian (Organization)

Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk suatu
sistem nilai yang konsisten.

Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value Complex)

Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya-
hidupnya.

3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor)

berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan,
mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

Persepsi (Perception)

Penggunaan alat indra untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan.

Kesiapan (Set)

Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.

Respon Terpimpin (Guided Response)

Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya imitasi dan
gerakan coba-coba.

Mekanisme (Mechanism)

Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan
cakap.

Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)

Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang kompleks.

Penyesuaian (Adaptation)

Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi.

Penciptaan (Origination)

Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi, kondisi atau permasalahan tertentu.
Beberapa Teori Perilaku

1. Teori Lawrence Green

Kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor :

1. Faktor penyebab perilaku (Behavior causes)

2. Faktor penyebab bukan perilaku (Non behavior causes)

Faktor penyebab perilaku (behavior causes) ditentukan oleh 3 faktor:

 Predisposisi (Predisposing factors)

 Pemungkin (Enabling factors)

 Pendorong (Reinforcing factor)

2.Teori Snehandu B. Karr

Menganalisis perilaku dari fungsinya: niat, dukungan sosial,informasi atau fasilitas kesehatan,
otonomi pribadi, situasi.

MEMBUAT PERENCANAAN DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN/KEPERAWATAN


(DALAM TATARAN/SETTING KLINIK, COMMUNITY, SEKOLAH DAN TEMPAT
KERJA

PENGERTIAN:

Pedoman yang dipakai sebagi petunjuk pada waktu pelaksanaan prose belajar mengajar

Fungsi:

Mengefektifkan perencanaan dan pelaksaan program pengajaran secara sistem untuk dijadikan
sebagai pedoman dalam proses belajar mengajar

Langkah-langkah perencanaan

1.      Menetukan prioritas masalah

Kebutuhan belajarharus diurut berdasarkan prioritas, cara menentukan prioritas diantaranya


adalah:

- Motivasi klien/objek berkonsentrasi pada kebutuhan belajar yang telah diidentifikasi

- Sesuai dengan herarki kebutuhan dasar maslow

- Kteria untuk memprioritaskan pengajaran didalam komunitas, antara lain:


- Kesadaran komunitas terhadap masalah

- Motivasi komunitas memecahkan masalah

- Kemampuan petugas/perawat untuk mempengaruhi pemecahan masalah

- Berat seta konsekuensi jika masalah tidak terpecahkan

2.      Menetapkan tujuan belajar

Tujuan belajar dapat disamakan dengan tujuan asuhan keperawatan, baik sekali jika berdasarkan
tiga ranah belajar yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor.

Perumusan Tujuan Instruksional

Tujuan instruksional adalah tujuan yang berbentuk tingkah laku atau kemampuan yang
diharapkan dapat dimiliki objek/siswa setelah proses belajar mengajar, tujuan instruksional
terdiri dari:

a.  Tujuan instruksional umum (TIU)

b.  Tujuan instruksional khusus (TIK)

a)   Tujuan Instruksional Umum

Tujuan umum adalah suatu pernyataan umum tentang tujuan akibatnya kurang jelas arahnya

b)    Tujuan Instruksional Khusus

Tujuan khusus jauh lebih bersifat sfesifik dan jelas, tujuan khusus dapat membantu secara nyata
serta memberikan arah yang jelas.

Menurut Bloom TIK dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok tujuan yaitu:

1)     Tujuan kognitif

2)     Tujuan afektif

3)     Tujuan psikomotor

Contoh-contoh tujuan khusus yang tergolong pada tujuan kognitif:

Membandingkan, membedakan, mendefinisikan, menguraikan, menggambarkan, menjelaskan,


mengidentifikasi, memberi tanda, mengurutkan, menjodohkan, menanamkan, menyiapkan,
merencanakan,merangkum dll.

Contoh tujuan khusus yang tergolong pada tujuan afektif:


Merubah, menjawab, menetukan, memlih, melengkapi, menyepakati, menuruti,
mempertahankan, mendiskusikan, membantu, bekerjasama, merspon,dll.

Contoh tujuan khusus yang tergolong pada tujuan psikomotor.

Beradaptasi,memulai,merangkai, menghitung, mengalikan, merubah, mengubah, mengukur,


menciptakan, mengukur bereaksi.dll

Jenjang Istilah yang Digunakan

Bidang kemampuan intelektual

a.   Jenjang pengetahuan

1)   Istilah untuk TIU:

-     Mengetahui istilah-istilah umum

-     Mengetahui hal-hal terinci

-     Mengetahui metode dan prosedur

-     Mengetahui konsep-konsep dasar

-     Mengetahui prinsip-prinsip\

2)    Istilah kata kerja untuk TIK:

-      Mengidentifikasikan (defines)

-      Menggambarkan (dscribes)

-      Mengindentifikasi (identifies)

-      Memberi nama (labels)

-      Membuat garis besar (out line)

-      Menyusun daftar (list)

-      Menyatakan kenyataan kembali (reproduces)

-      Memilih (selects)

-       Menyatakan (states)

b.      Jenjang pemahaman

1.      Istilah untuk TIU:

-        Memahami fakta dan prinsip

-        Mengintepretasi secara lisan


-        Mengubah bahan tulisan menjadi rumus matematika

-        Memperkirakan akibat-akibat yang akan datang yang terantum dalam data

-        Membenarkan metide dan prosedur

2.     Istilah untuk TIK:

-       Mengubah (convert)

-        Mempertahankan (defends)

-        Memperkirakan (estimatis)

-        Menjelaskan (explains)

-        Membedakan (distinguish)

-        Menyatakan secara luas (express)

-        Menarik kesimpulan umum (generalises)

-        Memberi contoh (gives examples)

-        Menarik kesimpulan (infers)

-        Melukiskan dengan kata-kata sendiri (paraphrases)

-        Meramalkan (predicts)

-        Menuliskan kembali (rewrites)

-        Membuat rangkuman (summarizes)

c.       Jenjang penerapan

1.      Istilah untuk TIU:

-        Menetapkan konsep dan prinsip terhadap situasi-2 baru

-        Menerapkan hukum dan teori pada situasi praktis

-        Memecahkan personal-2 matematik

-        Mengonstruksi bagan dan graiks

-        Mendemonstransikan penggunaan metode dan prosedur secara benar

2) Istilah untuk TIK

-        Mengubah (changes)

-        Mendemonstrasikan (demonstrates)
-        Menggunkapkan (discovers)

-        Mengerjakan dengan teliti (manipulates)

-        Membuat modifikasi (modifies)

-        Menjalankan (operates)

-        Meramalkan (predicts)

-        Menghubungkan relates

-        Menunjukan (show)

3. MENENTUKAN MATERI PELAJARAN

materi pelajaran atau bahan yang akan dipelajarai siswa untuk mencapai TIK yang perlu
dirumuskan meliputi pokok bahasa dan garis besar uraianya.

Materi ini biasanya diambil dari BGPP sesuai dengan kurikulum yang berlaku materi pelajaran
harus jelas atau bersumber dari teks book atau sumber perpustakaan yang jelas.

4.MENENTUKAN STRATEGI DAN METODE BELAJAR

Pembahasan berikut akan membicarakan masalah macam-macam metode menajar secara global
untuk memberikan tambahan wawasan umum. Diharapkan dengan uraian ini pembaca akan
mendapatka gambaran mengenai macam-macam metode mengajar dan selanjutnya akan
mendalaminya. Metode-metode mengajar yang di uraikan berikut ini :

1.      Metode eksperimen

Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang di pelajari.

Metode ekksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan :

a.       Kelebihan metode eksperimen

1.      Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya

2.      Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penumuan dari
hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia

3.      Hasil-hasil percobaaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuaran umat


manusia

b.      Kekurangan metode eksperiman

1.      Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi

2.      Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah
diperolaeh dan mahal
3.      Metode ini menuntut ketelitian, keulutan dan ketabahan

4.      Setiap percobaan tidak selalu membarikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada
faktor-faktor tertentu yang berada diluar jangkauan kemempuan atau pengendalian

2.      Metode penugasan

Metode penugasan adalah metode penyajian bahan diman guru memberikan tugas tertentu agar
siswa malakukan kegiatan belajar.

Metode tugas mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain:

a.       Kelebihan metode penugasan

1.      Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar

2.      Dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan guru

3.      Dapat membina tanggung jawab dan disiplain siswa

4.      Dapat mengembangkan kreativitas siswa

b.      Kekurangan metode penugasan

1.      Siswa sulit dikontrol

2.      Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya
adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisiapsi dengan baik

3.      Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa

4.      Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulakn kebosanan
siswa

3.      Metode diskusi

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, diman siswa-siswa dihadapakan kepada suatu
masalah yang bisa berupa pernyataan atau pernyataan yang bersifat problematis untuk dibahas
dan dipecahkan bersama.

a.       Kelebihan metode diskusi

1.      Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan perkasa, dan terobosan baru
dalam pemecahan suatu masalah

2.      Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain

3.      Memperluas wawasan

4.      Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah

b.      Kekurangan metode diskusi


1.      Pembicaraan terkadang menyimpang

2.      Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar

3.      Peserta mendapat informasi yang terbatas

4.      Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri

4.Metode demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau menunjukan kepada
siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun
tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.

a.    Kelebihan metode demonstrasi

1.      Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan konkret

2.      Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari

3.      Proses pengajaran lebih menarik

4.      Siswa merangsang untuk aktif mengamati

b.    Kekurangan metode demonstrasi

1.      Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus

PERENCANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN


1. PENGERTIAN

Sekumpulan pengalaman yang mendukung kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang


berhubungan dengan kesehatan individu, kelompok maupun masyarakat. (Wood, 1926). Proses
perubahan perilaku kesehatan yang dinamis, bukan hanya proses pemindahan materi dari
seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur (Nyswander, 1947). Pedoman yang
dipakai sebagi petunjuk pada waktu pelaksanaan proses belajar mengajar.

2. TUJUAN

 Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat

 Membantu individu agar mampu secara mandiri atau kelompok mengadakan kegiatan
untuk mencapai tujuan hidup sehat

 Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan


yang ada
MENGEMBANGKAN KOMPONEN PENDIDIKAN KESEHATAN

1. Menentukan Sasaran Pendidikan Kesehatan

Di dalam promosi kesehatan yang dimaksud dengan sasaran adalah kelompok sasaran,
yaitu individu, kelompok maupun keduanya

2. Menentukan Isi/Materi Pendidikan Kesehatan

Isi promosi kesehatan harus dibuat sesederhana mungkin sehingga mudah dipahami oleh
sasaran. Bila perlu buat menggunakan gambar dan bahasa setempat sehingga sasaran mau
melaksanakan isi pesan tersebut

3. Menentukan metode

 Pengetahuan : penyuluhan langsung, pemasangan poster, spanduk, penyebaran leaflet,


dll

 Sikap : memberikan contoh konkrit yang dapat menggugah emosi, perasaan dan sikap
sasaran, misalnya dengan memperlihatkan foto, slide atau melalui pemutaran
film/video

 Keterampilan : sasaran harus diberi kesempatan untuk mencoba keterampilan tersebut

 Pertimbangkan sumber dana & sumber daya

4. Menetapkan Media

Teori pendidikan : belajar yang paling mudah adalah dengan menggunakan media.

Media yang dipilih harus bergantung pada jenis sasaran, tk pendidikan, aspek yang ingin dicapai,
metode yang digunakan dan sumber daya yang ada

5. Menyusun rencana evaluasi

Harus dijabarkan tentang kapan evaluasi akan dilaksanakan, dimana akan dilaksanakan,
kelompok sasaran yang mana akan dievaluasi & siapa yang akan melaksanakan evaluasi tersebut

6. Menyusun Jadwal Pelaksanaan

Merupakan penjabaran dari waktu,tempat & pelaksanaan yang biasanya disajikan dalam
bentuk gan chart
LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN PEND-KES

1. Latar belakang masalah

2. Tujuan kegiatan

3. Sasaran

4. Materi

5. Metode

6. Media

7. Rencana evaluasi

STRATEGI PERENCANAAN DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN

1. Pengertian

Cara-cara yang dipilih untuk menyampaika materi dalam lingkungan pendidikan kesehatan
yang meliputi sifat, ruang lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman
belajar kepada klien.

Langkah-langkah perencanaan :
a. Menetukan prioritas masalah Kebutuhan belajar harus diurut berdasarkan prioritas. Caranya:

 Motivasi klien/objek berkonsentrasi pada kebutuhan belajar yang telah


diidentifikasi

 Sesuai dengan herarki kebutuhan dasar maslow

 Kriteria untuk memprioritaskan pengajaran didalam komunitas, antara lain:


- Kesadaran komunitas terhadap masalah
- Motivasi komunitas memecahkan masalah
- Kemampuan petugas/perawat untuk mempengaruhi pemecahan masalah
- Berat seta konsekuensi jika masalah tdk terpecahkan

b. Menetapkan tujuan belajar


 Tujuan belajar dapat disamakan dengan tujuan asuhan keperawatan, baik sekali jika
berdasarkan tiga ranah belajar yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor.

 Tujuan belajar yang dirancang dengan baik akan menuntun perencanaan tentang isi
atau substansi, metode, sterategi, aktifitas dan perencanaan metode evaluasi belajar

Jenis Strategi Pendidikan Kesehatan:

 Pendekatan  berorientasi  kepada  pendidikan  (Tradisional  teacher/institution  centred 


approach) 

 Pendekatan  berorientasi  kepada  kebutuhan  dan  karakteristik  peserta  didik  secara


individual (student centred approach) (Zaidin Ali, 2010)

A. Pendekatan tradisional

 Karakteristik

- Pembelajaran dari pengajar

- Audience hanya mendengarkan saja

- Metode ceramah

 Keuntungan :

- Pendidik menggunakan metode pendekatan secara tradisional yang diterapkan kepada siwanya.

- Sistem administrasi relatif lebih mudah ditinjau dari sudut edukatif dimana lebih terarah,
terencana, tepat waktu, dll.

- Tenaga pendidik umumnya banyak yang memiliki 4 kemampuan bidang ini.

- Efisiensi dalam hal akomodasi, peralatan, penjadwalan (waktu),  dll. 

- Pendidik  dpt  menyiapkan  materi lebih  matang , sesuai dengan rencana yang dibuat.

- Pendidik  dapat  merencanakan  metode  mengajar 

- Ssistem  ini  baik  bagi  peserta pendidik yang belum berpengalaman.

 Kelemahan

- Kurang  demokratis, .
- Keberhasilan  proses  belajar  mengajar  sangat tergantung kepada kemampuan pendidik,.

-Tingkat kemampuan penyusun silabus banyak mempengaruhi proses  belajar-mengajar 


tersebut. 

-  Kelas  yang  besar  tidak  menguntungkan  bagi pendidik  dan peserta didik.

- Tidak memacu proses belajar bagi yang punya kemampuan lebih tinggi, atau sebaliknya

B. Pendekatan peserta didik

ciri-ciri  dan kebutuhan peserta didik secara individual, sedangkan lembaga pendidikan
dan pada pendidik berfungsi dan berperan sebagai penunjang saja,  fasilitator,  motivasi. 
Sistem  ini  disebut  juga  sistem belajar terbuka (open learning sistem) dimana setiap peserta
didik dapat berkembang dengan kemampuannya (Zaidin Ali, 2010).

Anda mungkin juga menyukai