Teori ini menyediakan suatu kerangka untuk mempelajari sikap terhadap perilaku.
Berdasarkan teori tersebut, penentu terpenting perilaku seseorang adalah intensi untuk
berperilaku. Intensi individu untuk menampilkan suatu perilaku adalah kombinasi dari sikap
untuk menampilkan perilaku tersebut dan norma subjektif. Sikap individu terhadap perilaku
meliputi kepercayaan mengenai suatu perilaku, evaluasi terhadap hasil perilaku, norma
subjektif, kepercayaan- kepercayaan normatif dan motivasi untuk patuh (Pratiwi, 2016).
G. Teori ABC (Antecedent, Behavior, Consequences)
Antecedent adalah pemicu (trigger) yang menyebabkan seseorang berperilaku akibat
kejadian-kejadian di sekitar kitaAntecedent ini dapat berupa alamiah (hujan, angin, cuaca, dan
sebagainya) dan buatan manusia/man made (interaksi dan komunikasi dengan orang
lain).Behavior adalah perilaku atau tindakan terhadap adanya antecedent atau pemicu yang
berasal dari lingkungan.Consequences merupakan kejadian selanjutnya yang mengikuti
perilaku atau tindakan tersebutBentuk konsekuensi terdiri positif atau negatif.
H. Teori " thought and feeling" (WHO)
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain. Kepercayaan sering diperoleh
dari orang kakek ataupun nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan
pembuktian terlebih dahulu. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap
objek. Sikap ini sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang terdekat. Sikap
membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Nilai (value) dalam
suatu masyarakat apa pun, selalu berlaku nilai-nilai yang menjadi pegangan setiap orang
dalam menyelenggarakan hidup bermasyarakat. Orang penting sebagai referensi, apabila
seseorang itu penting maka apa yang dikatakan atau diperbuat cenderung untuk dicontoh.
Orang-orang yang dianggap penting ini sering disebut sebagai kelompok referensi (reference
group)antara lain guru, alim ulama, kepala suku, kepala desa, dan sebagainya. Sumber daya
(resource) mencakup fasilitas, uang, waktu tenaga dan sebagainya. Semua itu berpengaruh
terhadap perilaku seseorang atau kelompok masyarakat.
Teori Health Belief Model merupakan salah satu model pertama yang dirancang untuk
mendorong masyarakat dalam melakukan tindakan ke arah kesehatan yang positif. Teori
Health Belief Model menekankan bahwa individu memiliki persepsi kerentanan terhadap
penyakit yang mengancam kesehatan, sehingga melakukan tindakan yang dapat mencegah
ancaman dan memusnahkan penyakit yang mungkin menyerang (Bensley, 2008) (Kurniawati
& Sulistyowati, 2014). Teori ini didasarkan pada kepercayaan bahwa perilaku individu
ditentukan oleh persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, persepsi manfaat dari upaya
pencegahan yang dilakukan, persepsi hambatan dalam hal yang dapat mengganggu tindakan
pencegahan, dan persepsi kemampuan diri untuk melakukan tindakan pencegahan
(Kurniawati & Sulistyowati, 2014).
Teori perubahan perilaku kesehatan yang dikembangkan meletakan adanya
keyakinan/persepsi individu terhadap tindakan medis/kesehatan yang telah didapatkanAdanya
pengalaman pengobatan dalam diri individu maupun pengalaman orang lain menumbuhkan
persepsi tentang kesehatan. Adanya kepercayaan yang ada menyebabkan individu mengikuti
perilaku sesuai kepercayaan yang diyakini.
2. Self efficacy
Perlu keyakinan tinggi agar dapat mengubah gaya hidup tersebut sebelum dimungkinkan
melakukan perubahan. Dengan demikian agar perubahan perilaku berhasil seperti halnya teori
Health Belief Model awal, orang harus merasa terancam oleh faktor perilaku mereka saat itu
(persepsi kerentanan dan berat) dan yakin bahwa perubahan tertentu akan bermanfaat jika
memperoleh hasil berguna dengan pengobatan yang wajar. Makin banyak literatur yang
mendukung arti penting self- efficacy dalam memulai dan mempertahankan perubahan
perilaku (Glanz, 2008).
3. Teori "PRECEDE-PROCEED"
Teori ini dikembangkan oleh Lawrence Green dari teorinya tahun 1980. Lawrence Green
mencoba menganalisa perilaku manusia-manusia dari tingkat kesehatan, dimana kesehatan
seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh faktor perilaku dan faktor diluar perilaku.
PRECEDE adalah akronim dari 3 faktor yang mempengaruhi perilaku yait Predisposing,
Enabling, dan Reinforcing Causes in Educational Diagnosis and Evaluation. Menurut
Lawreen Green (1991) faktor-faktor yang menentukan perilaku sehingga menimbulkan
perilaku yang positif adalah:
4. Teori Lewin
Kurt Lewin mengatakan ada tiga tahap dalam sebuah perubahan, yaitu:
Transtheoretical Model adalah perubahan perilaku atas kesiapan individu untuk memiliki
tindakan yang lebih sehat, memberikan strategi, atau proses perubahan untuk memandu
individu untuk berperilaku sehat melalui tahapan perubahan dan pemeliharaan kesehatan.
Model ini menjelaskan bagaimana individu memodifikasi perilaku yang menjadi masalah dan
memperoleh perilaku positifTahap Perubahan menurut Transtheoretical model.
6. Teori Rogers
Rogers (19831995, 2003) dan lainnya (misalnya, Greenhalgh dan lain-lain, 2004; Wejnert,
2002) telah secara komprehensif meninjau atribut atau karakteristik inovasi yang paling
mungkin mempengaruhi kecepatan dan tingkat proses adopsi dan difusi. Atribut-atribut inti
yang dimiliki oleh sekumpulan bukti kuat adalah: keuntungan relatif, kompatibilitas,
kompleksitas, kemampuan uji coba, dan kemampuan observasi (Rogers, 2003; Greenhalgh
dkk, 2004).
Keuntungan relatif.
KesesuaianInovasi yang kompatibel
Kompleksitas
Trialabilitas
observabilitas