Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN

 Teori – Teori perilaku kesehatan


A. Teori Snehandu B.Kar
Dikembangkan oleh Snehandu B.Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan masyarakat.
seseorang atau Perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat ditentukan oleh:
 Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan
kesehatan (behavioral intention)
 Dukungan dari masyarakat sekitarnya (sosial support)
 Ada atau tidaknya informasi kesehatan atau fasilitas kesehatan (accessibility of
information)
 Kebebasan dari individu untuk mengambil keputusan atau bertindak (personal
autonomy)
 Situasi yang memungkinkan ia bertindak atau tidak bertindak (action situation).
B. Theory Self efficacy
Self efficacy didefinisikan sebagai keyakinan individu tentang kemampuannya untuk
mencapai tingkat kinerja dengan menggunakan pengalamannya terhadap peristiwa-peristiwa
lampau yang mempengaruhi kehidupannya. Tinggi rendahnya self efficacy seseorang akan
menentukan kemampuan seseorang untuk merasakan sesuatu, berpikir, bermotivasi dan
berperilaku yang sesuai (Bandura, 1997) (Irwan, 2017).
C. teori dukungan sosial (social support theory)
Dukungan sosial didefinisikan sebagai informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang
nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam
lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan
keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku.
D. theory social cognitive of self-regulation
Teori Kognitif Sosial (SCT) pertama kali dikenal sebagai teori pembelajaran sosial, seperti
yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar dalam konteks sosial manusiaItu namanya Teori
Kognitif Sosial ketika konsep- konsep dari psikologi kognitif yang terintegrasi untuk
mengakomodasi pertumbuhan pemahaman kapasitas
pengolahan informasi manusia dan mempengaruhi belajar dari pengalaman, observasi, dan
komunikasi simbolikDengan pengembangan lebih lanjut, SCT telah memeluk konsep-konsep
dari ilmu sosiologi dan politik untuk memajukan pemahaman tentang fungsi dan kapasitas
adaptif kelompok dan masyarakatTeori ini menganalisis proses-proses yang mendasari
penentuan nasib sendiri, altruisme, dan moral perilaku.
E. Theory of Reasoned Action (TRA)
Theory of Reasoned Action (TRA) mengusulkan bahwa minat perilaku (behavioral
intentional) adalah suatu fungsi dari sikap (attitude) dan norma-norma subjektif (subjective
norm) terhadap perilaku. Ini berarti minat seseorang untuk melakukan perilaku-perilaku
(behavioral intention) diprediksi oleh sikapnya terhadap perilakunya (attitude towards
behavior) dan bagaimana dia berpikir orang lain akan menilainya jika dia melakukan perilaku
itu (disebut dengan norma-norma subyektif) (Pratiwi, 2016).mengusulkan bahwa minat
perilaku (behavioral intentional) adalah suatu fungsi dari sikap (attitude) dan norma-norma
subjektif (subjective norm) terhadap perilaku. Ini berarti minat seseorang untuk melakukan
perilaku-perilaku (behavioral intention) diprediksi oleh sikapnya terhadap perilakunya
(attitude towards behavior) dan bagaimana dia berpikir orang lain akan menilainya jika dia
melakukan perilaku itu (disebut dengan norma-norma subyektif) (Pratiwi, 2016).
F. Theory of Planned Behavior
Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan pengembangan dari TRA. Menurut Ajzen
dalam menambahkan konstruk yang belum ada dalam TRA, yaitu kontrol perilaku yang
dipersepsi (perceived behavioral control). Konstruk ini ditambahkan dalam upaya memahami
keterbatasan yang dimiliki individu dalam rangka melakukan perilaku tertentu (Pratiwi,
2016).

Teori ini menyediakan suatu kerangka untuk mempelajari sikap terhadap perilaku.
Berdasarkan teori tersebut, penentu terpenting perilaku seseorang adalah intensi untuk
berperilaku. Intensi individu untuk menampilkan suatu perilaku adalah kombinasi dari sikap
untuk menampilkan perilaku tersebut dan norma subjektif. Sikap individu terhadap perilaku
meliputi kepercayaan mengenai suatu perilaku, evaluasi terhadap hasil perilaku, norma
subjektif, kepercayaan- kepercayaan normatif dan motivasi untuk patuh (Pratiwi, 2016).
G. Teori ABC (Antecedent, Behavior, Consequences)
Antecedent adalah pemicu (trigger) yang menyebabkan seseorang berperilaku akibat
kejadian-kejadian di sekitar kitaAntecedent ini dapat berupa alamiah (hujan, angin, cuaca, dan
sebagainya) dan buatan manusia/man made (interaksi dan komunikasi dengan orang
lain).Behavior adalah perilaku atau tindakan terhadap adanya antecedent atau pemicu yang
berasal dari lingkungan.Consequences merupakan kejadian selanjutnya yang mengikuti
perilaku atau tindakan tersebutBentuk konsekuensi terdiri positif atau negatif.
H. Teori " thought and feeling" (WHO)
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain. Kepercayaan sering diperoleh
dari orang kakek ataupun nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan
pembuktian terlebih dahulu. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap
objek. Sikap ini sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang terdekat. Sikap
membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Nilai (value) dalam
suatu masyarakat apa pun, selalu berlaku nilai-nilai yang menjadi pegangan setiap orang
dalam menyelenggarakan hidup bermasyarakat. Orang penting sebagai referensi, apabila
seseorang itu penting maka apa yang dikatakan atau diperbuat cenderung untuk dicontoh.
Orang-orang yang dianggap penting ini sering disebut sebagai kelompok referensi (reference
group)antara lain guru, alim ulama, kepala suku, kepala desa, dan sebagainya. Sumber daya
(resource) mencakup fasilitas, uang, waktu tenaga dan sebagainya. Semua itu berpengaruh
terhadap perilaku seseorang atau kelompok masyarakat.

 Teori perubahan perilaku


1. Health belief model

Teori Health Belief Model merupakan salah satu model pertama yang dirancang untuk
mendorong masyarakat dalam melakukan tindakan ke arah kesehatan yang positif. Teori
Health Belief Model menekankan bahwa individu memiliki persepsi kerentanan terhadap
penyakit yang mengancam kesehatan, sehingga melakukan tindakan yang dapat mencegah
ancaman dan memusnahkan penyakit yang mungkin menyerang (Bensley, 2008) (Kurniawati
& Sulistyowati, 2014). Teori ini didasarkan pada kepercayaan bahwa perilaku individu
ditentukan oleh persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, persepsi manfaat dari upaya
pencegahan yang dilakukan, persepsi hambatan dalam hal yang dapat mengganggu tindakan
pencegahan, dan persepsi kemampuan diri untuk melakukan tindakan pencegahan
(Kurniawati & Sulistyowati, 2014).
Teori perubahan perilaku kesehatan yang dikembangkan meletakan adanya
keyakinan/persepsi individu terhadap tindakan medis/kesehatan yang telah didapatkanAdanya
pengalaman pengobatan dalam diri individu maupun pengalaman orang lain menumbuhkan
persepsi tentang kesehatan. Adanya kepercayaan yang ada menyebabkan individu mengikuti
perilaku sesuai kepercayaan yang diyakini.

Komponen health belief model :

1. Kerentanan yang dirasakan (perceived susceptibility)


2. Keparahan yang dirasakan ( perceived severity)
3. Manfaat yang dirasakan (perceived benefit)
4. Hambatan (perceived barrier)
5. Isyarat bertindak (cues to action)
6. Variabel lain

2. Self efficacy

Perlu keyakinan tinggi agar dapat mengubah gaya hidup tersebut sebelum dimungkinkan
melakukan perubahan. Dengan demikian agar perubahan perilaku berhasil seperti halnya teori
Health Belief Model awal, orang harus merasa terancam oleh faktor perilaku mereka saat itu
(persepsi kerentanan dan berat) dan yakin bahwa perubahan tertentu akan bermanfaat jika
memperoleh hasil berguna dengan pengobatan yang wajar. Makin banyak literatur yang
mendukung arti penting self- efficacy dalam memulai dan mempertahankan perubahan
perilaku (Glanz, 2008).

3. Teori "PRECEDE-PROCEED"

Teori ini dikembangkan oleh Lawrence Green dari teorinya tahun 1980. Lawrence Green
mencoba menganalisa perilaku manusia-manusia dari tingkat kesehatan, dimana kesehatan
seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh faktor perilaku dan faktor diluar perilaku.
PRECEDE adalah akronim dari 3 faktor yang mempengaruhi perilaku yait Predisposing,
Enabling, dan Reinforcing Causes in Educational Diagnosis and Evaluation. Menurut
Lawreen Green (1991) faktor-faktor yang menentukan perilaku sehingga menimbulkan
perilaku yang positif adalah:

1. Faktor predisposisi (predisposing factors)


2. Fator pemungkin atau pendukung (enabling factors)
3. Faktor penguat ( reinforcing factors)

4. Teori Lewin

Kurt Lewin mengatakan ada tiga tahap dalam sebuah perubahan, yaitu:

 Tahap Unfreezing. Masalah biasanya muncul akibat adanya ketidakseimbangan


dalam sistem.
 Tahap MovingPada tahap ini perawat berusaha mengumpulkan informasi dan
mencari dukungan dari orang- orang yang dapat membantu memecahkan masalah.
 Tahap Refreezing. Setelah memiliki dukungan dan alternatif pemecahan masalah
perubahan diintegrasikan dan distabilkan sebagai bagian dari sistem nilai yang
dianutTugas perawat sebagai agen berubah berusaha mengatasi orang-orang yang
masih menghambat perubahan

5. Teori Transstheoretical Model

Transtheoretical Model adalah perubahan perilaku atas kesiapan individu untuk memiliki
tindakan yang lebih sehat, memberikan strategi, atau proses perubahan untuk memandu
individu untuk berperilaku sehat melalui tahapan perubahan dan pemeliharaan kesehatan.
Model ini menjelaskan bagaimana individu memodifikasi perilaku yang menjadi masalah dan
memperoleh perilaku positifTahap Perubahan menurut Transtheoretical model.

 Pra Perenungan (Precontemplation)


 Perenungan (Contemplation)
 persiapan (preparation)
 aksi (action)
 pemeliharaan (maintenance)

6. Teori Rogers

Rogers (19831995, 2003) dan lainnya (misalnya, Greenhalgh dan lain-lain, 2004; Wejnert,
2002) telah secara komprehensif meninjau atribut atau karakteristik inovasi yang paling
mungkin mempengaruhi kecepatan dan tingkat proses adopsi dan difusi. Atribut-atribut inti
yang dimiliki oleh sekumpulan bukti kuat adalah: keuntungan relatif, kompatibilitas,
kompleksitas, kemampuan uji coba, dan kemampuan observasi (Rogers, 2003; Greenhalgh
dkk, 2004).

 Keuntungan relatif.
 KesesuaianInovasi yang kompatibel
 Kompleksitas
 Trialabilitas
 observabilitas

Anda mungkin juga menyukai