Disusun Oleh:
Rezky Abir
(J1B1 20 035)
i
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
dan karunia-Nya , sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Peranan Ilmu Kesehatan Masyarakat terhadap Pengembangan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi” untuk menjadi sumber nilai dalam mata kuliah Bahasa Indonesia.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis menghaturkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membimbing serta yang telah memberikan
bantuan baik moril maupun materil.
Dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, oleh
sebab itu penulis meminta maaf kepada penilai maupun pembaca. Saran dan kritik
yang membangun sangat diharapkan guna perbaikan dikemudian hari. Akhir kata
penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Prakata............................................................................................................ i
Daftar Isi........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................ 2
1.4 Manfaat.............................................................................................. 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep Ilmu Kesehatan Masyarakat................................................. 3
2.2 Konsep Ilmu Pengetahuan................................................................. 4
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Peranan Ilmu Kesehatan Masyarakat terhadap Pengembangan Ilmu
Pengetahuan....................................................................................... 6
3.2 Peranan Ilmu Kesehatan Masyarakat terhadap Pengembangan Ilmu
Teknologi........................................................................................... 12
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ....................................................................................... 15
4.2 Saran.................................................................................................. 15
Daftar Pustaka................................................................................................ 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji
lebih dalam mengenai bagaimana peranan ilmu kesehatan masyarakat terhadap
pengembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya ilmiah ini yaitu untuk mengetahui bagaimana
peranan ilmu kesehatan masyarakat terhadap pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
keterpaduan antara ilmu kedokteran, sanitasi, dan ilmu sosial dalam mencegah
penyakit yang terjadi di masyarakat.
4
kondisi manusia. Tentu saja, paling sedikit hingga saat ini, bahwa pengembangan
teknologi hanya terbatas bagi umat manusia, tetapi kajian-kajian ilmiah terbaru
mengisyaratkan bahwa primata lainnya, dan komunitas lumba-lumba tertentu
telah mengembangkan alat sederhana, dan belajar untuk mewariskan pengetahuan
mereka kepada keturunan mereka.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan cabang ilmu yang
harus dikuasai dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
tidak mungkin terjadi secara instant melainkan memerlukan usaha yang konsisten
dan terus menerus. Salah satu misi pembangunan IPTEK 2025 adalah
mewujudkan masyarakat Indonesia yang cerdas dan kreatif dalam suatu peradaban
masyarakat yang berbasis pengetahuan.
Perkembangan IPTEK yang makin pesat telah membawa perubahan di
segala sektor kehidupan manusia. Karenanya penguasaan IPTEK merupakan suatu
keharusan bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan manusia yang berkualitas.
Hal tersebut menyadarkan kita bahwa belajar tidak hanya cukup di sekolah, tetapi
dapat dilakukan dari pendidikan di luar sekolah. Dengan fakta bahwa belum
adanya wadah untuk mengenal dan mendapatkan informasi tentang perkembangan
IPTEK di Semarang khususnya bagi anak usia sekolah. Hal tersebut dapat
ditempuh dalam keberhasilan untuk menyampaikan ilmu pengetahuan dan
teknologi kepada pelajar dan masyarakat umum adalah dengan cara yang mudah
dipahami dan menyenangkan melalui media pendidikan, sehingga dapat
menumbuhkan minat masyarakat khususnya pelajar sebagai generasi muda
penerus bangsa.
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
dan augmented reality sedang dikembangkan untuk bidang kesehatan.
Teknologi ini sangat berguna karena dokter dapat melakukan pemeriksaan
pada pasien tanpa harus bertatap wajah. Tentunya hal ini sangat bermanfaat
karena dapat menghemat waktu dan lebih efisien. Selain itu, dengan teknologi
ini dokter juga dapat melakukan latihan operasi pada pasien sebelum
melakukan operasi yang sebenarnya.
2. Robot
Robot sangat sering digunakan pada urusan-urusan yang sangat berbahaya
bagi manusia atau pergi ke tempat yang sulit dijangkau. Di bidang kesehatan
robot dapat digunakan untuk menjangkau bagian dalam tubuh manusia yang
sulit dijangkau. Robot tersebut berukuran sangat kecil dan dapat dikendalikan
dengan menggunakan controller sehingga meminimalisir bahaya bagi pasien.
Robot juga nantinya dapat diprogram untuk menyerang sel sel penyakit
dengan melalui aliran darah pada tubuh.
3. Artificial intelligence
Artificial intelligence atau kecerdasan buatan dapat digunakan oleh rumah
sakit untuk berbagai hal seperti memeriksa dan mendiagnosa pasien hingga
menuliskan resep obat. Penggunaan kecerdasan buatan sangat berguna karena
dapat mempermudah pelayanan pasien-pasien dan meringankan pekerjaan
dokter.
4. Health monitoring tech
Teknologi yang dapat memantau kondisi kesehatan seseorang sudah
banyak digunakan saat ini. Teknologi ini memungkinkan pengguna teknologi
ini dapat melihat dan memantau kondisi kesehatan tubuhnya melalui sebuah
chip yang ditanam dalam tubuh. Chip ini nantinya dapat mengirim kondisi
kesehatan seseorang seperti detak jantung, tekanan darah hingga kadar gula
dalam darah. Informasi ini dapat diakses dengan sebuah aplikasi di
smartphone atau device-device lain.
5. Organ atau bagian tubuh buatan
Dengan teknologi, orang-orang dapat membuat bagian-bagian tubuh
seperti kaki atau tangan sebagai pengganti bagian tubuh yang telah rusak dan
7
terpaksa diamputasi. Kaki/tangan prostetik ini memungkinkan pemakainya
untuk melakukan kegiatan seperti sedia kala sebelum mengalami kecelakaan.
Organ organ tubuh seperti mata juga dapat dibuat agar pemakai dapat kembali
melihat.
8
Tahap yang paling kritis ada pada tahap 5, uji kendali acak, disini
dengancermat dilakukan evaluasi klinis tentang efektivitas inovasi. Biasanya
hasil-hasil ujiklinis kendali acak kurang disukai untuk teknologi inovasi
daripada laporan kasusyang tanpa kontrol. Pada tahap 6, dimana ada bukti-
bukti yang negatif dalampenelitian uji klinik kendali acak dapat menimbulkan
pengaduan oleh profesional.Laporan bukti-bukti laporan kasus yang positif
tampaknya mencukupi untukmemperluan difusi dari suatu inovasi. Sedangkan
uji kendali acak yang mendukungpraktek klinis kelihatannya lebih banyak
diterima persetujuannya dari pada hasil yangnegatif. Inovasi teknologi
kesehatan merupakan suatu proses yang saling terkait jarangmempunyai
pengembangan teknologi yang merupakan garis lurus. Biasanya
dimulaidengan pengenalan akan kebutuhan, dimana klinisi sebagai penyedia
utamapelayanan kesehatan sebagai orang yang kemungkinan paling
mengetahui apa yangdibutuhkan dan menyatakan masalah dalam konteks yang
secara medis tepat.Proses inovasi teknologi pada umumnya diawali dengan
suatu proses pengembangan ilmu pengetahuan melalui riset dasar.
Pengembangan mempunyai makna proses, cara mengembangkan agar menjadi
maju, baik atau sempurna.
Menurut Basari (2006), masih banyak universitas dan lembaga-lembaga di
Indonesia yang belum mempunyai kesadaran bahwa penelitian merupakan
’ruh’ dari pendidikanuniversitas Kemampuan riset pendidikan tinggi saat ini
masih rendah karena laboratorium miskin peralatan, para dosen penelitinya
tidak cukup waktu merenung (contemplating) mengenai bidang
spesialisasinya. Dosen peneliti meninggalkan tugaspenelitiannya demi
memenuhi kebutuhan dasar bagi kehidupannya yang layak. Masihbanyak
masalah yang perlu diselesaikan namun perlengkapan laboratorium
dankesejahteraan minimal dosen peneliti merupakan masalah utama di
Indonesia.
2. Proses pengembangan teknologi
Proses pengembangan teknologi dibedakan menjadi :
9
a. Teknologi bakalan (emerging technology) adalah teknologi yang sedang
diterapkan dalam tarafpengembangan di laboratorium inkubator atau
sedang dalam uji coba laboratorium;
b. Teknologi baru (new technology). Teknologi baru secara fundamental
berbedadengan teknologi yang sudah ada sebelumnya. Teknologi ini
biasanya menunjukkanperbaikan dalam diagnosis dan ketepatan diagnosis,
demikian juga memberikanteknologi terapi yang baru. Contoh teknologi
diagnostik baru : Multislices CT(Computerized Tomograph) Scan lebih
baik bila dibandingkan dengan CT scan tipe lama. Teknologi terapi baru :
intervensi endovaskuler, transplantasi organ, organbuatan (Artifisial
Organ), katup jantung prostetik.
c. Teknologi masa kini (currenttechnology, establish technology) adalah
teknologi yang sudah biasa dikenal,contohnya : MRI (Magnetic
Resonance Imaging).
d. Teknologi masa depan (futuretechnology) seperti : sistem mikroelektro
mekanik, robotik untuk membantupembedahan sebagai pengembangan
dari kombinasi Ilmu Fisika, Tehnik dan IlmuInformasi, Nano tehnologi,
Rekayasa Genetik dan sebagainya.
3. Difusi teknologi
Difusi teknologi adalah suatu proses dimana teknologi memasuki
danmenjadi bagian dari sistem pelayanan kesehatan (Banta et al, 1981). Fase
inimengikuti tahap riset dan pengembangan dan mungkin juga tidak mengikuti
uji klinikyang teliti untuk menunjukkan efikasi dan keselamatan pasien. Pada
awal fase difusibiasanya berjalan lambat, hal ini menunjukkan kehati-hatian
dari sebagian penggunawalaupun boleh jadi juga menunjukkan masalah
komunikasi informasi tentanginovasi yang sudah dikembangkan. Penelitian-
penelitian yang telah dilakukanmenunjukkan bahwa difusi ini dipengaruhi
oleh pembuat keputusan dan kendala-kendala yang dihadapi oleh perorangan
terhadap keputusan untuk penggunaanteknologi tersebut. Untuk rumah sakit
biasanya terkendala dengan keterbatasananggaran atau kendala dalam
penggunaannya. Hasil-hasil dari uji klinik dan pengalaman di praktek
10
lapangan terpengaruhterhadap sikap dan perilaku dokter. Jika hasilnya positip
difusi berjalan cepat danakan berlanjut sampai ada teknologi baru yang
menggantikannya. Bila bukti-buktiklinis tidak jelas atau negatif mungkin akan
memperlambat difusi atau bahkanmenolak teknologi tersebut.
4. Evaluasi
Evaluasi teknologi kesehatan menyangkut beberapa faktor, diantaranya :
(a)potensi terapi,
(b) kemampuan diagnosis dan skrining,
(c) efektivitas di masyarakat,
(d) kepatuhan pasien dan cakupannya (Tugwell et al, 1986).
a. Potensi untuk terapi.
Evaluasi teknologi kesehatan hendaknya dikaitkan dengan
kemampuanteknologi baru itu untuk meningkatkan derajat kesehatan
secara langsung maupuntidak langsung. Dalam hal ini yang perlu
dipertanyakan adalah apakah teknologiterapi yang baru itu lebih
bermanfaat dibandingkan dengan kerugian terhadap pasienyang
diagnosanya tepat, diobati dengan tepat dan taat pada rekomendasi
pengobatantersebut.
b. Kemampuan untuk diagnosis dan skrining.
Teknologi untuk diagnosis dan skrining kemungkinan merupakan
area yangtumbuh paling cepat dalam teknologi kesehatan, misalnya
pengembangan dalam CTScan dan MRI. Biasanya teknologi untuk
diagnosis dan skrining dikaitkan dengankemanfaatan terapi dan untuk
meningkatkan perbaikan hasil akhir (outcome). Hal ini dapat dibedakan
dalam beberapa tingkatan sebagai berikut :
● Kemampuan teknologis dari alat diagnostik yang menunjukkan
kinerja spesifikasiyang dilakukan di lingkungan laboratorium,
● Akurasi diagnostik. Teknologimemberikan informasi yang
memungkinkan personil kesehatan membuat lebih
akuratpenilaiannya dan berat ringannya penyakit,
11
● Pengaruh terhadap penyedia pelayanan.teknologi memberikan
personil kesehatan lebih percaya terhadap diagnosis dan
olehkarenanya mengurangi kecemasan dan meningkatkan
kenyamanan,
● Efek terapi.keputusan terapi yang dibuat oleh profesional kesehatan
dapat berubah sebagai hasilaplikasi teknologi,
● Outcome pasien.akan menentukan aplikasi teknologi
yangbermanfaat bagi pasien.
c. Efektivitas di masyarakat
Untuk menentukan efektivitas teknologi di masyarakat perlu
dilibatkanpenilaian terhadap besarnya peningkatan derajat kesehatan
yang dapat diharapkansebagai akibat aplikasi dari teknologi spesifik di
dalam masyarakat atau populasiyang terjangkau. Kepatuhan profesional
kesehatan merupakan salah satu komponenefektivitas penggunaan
teknologi di masyarakat di sini diperlukan informasi sejauhmana
profesional kesehatan tersebut mematuhi aplikasi teknologi yang
diperlukanuntuk aplikasi diagnosa yang tepat dan teknologi manajemen
(pencegahan,penyembuhan paliatif dan rehabilitasi). Pendidikan
kedokteran berkelanjutan sangatpenting untuk menjamin bahwa dokter
dan profesional kesehatan terlibat secara benardalam penerapan teknologi
baru.
d. Evaluasi kepatuhan pasien
Seberapa jauh kepatuhan pasien terhadap penyedia pelayanan
kesehatandalam hal rekomendasi dan terapi dapat dinilai tergantung dari
jenis teknologi yangsecara substansial mempengaruhi besarnya manfaat
yang diperoleh darinya.e. Evaluasi cakupan (Evaluation Coverage)
Cakupan disini diartikan sebagai seberapa jauh teknologi yang
bermanfaatditerapkan secara tepat terhadap semua pasien atau masyarakat
yang memperolehmanfaat darinya. Cakupan melukiskan apakah pasien
secara individual memerlukanatau tidak teknologi tersebut.
12
3.2 Peranan Ilmu Kesehatan Masyarakat terhadap Pengembangan Ilmu
Teknologi
Berikut adalah beberapa contoh manfaat peranan ilmu Kesehatan
masyarakat terhadap Teknologi di Bidang Kesehatan
1. Memudahkan Pasien
Keuntungan teknologi di bidang kesehatan yang pertama adalah
memudahkan pasien. Hadirnya teknologi sangat memudahkan pasien terutama
dalam mengakses informasi dan pelayanan kesehatan. Hanya dengan ponsel
atau komputer, kini pasien dapat mengakses berbagai macam informasi
kesehatan di internet. Selain itu, berbagai macam layanan kesehatan yang
hadir secara online juga memudahkan pasien dalam mengakses pelayanan
kesehatan. Pasien kini dapat mengakses informasi, mendapat layanan
konsultasi, hingga melakukan penebusan resep obat secara online. Hal ini
tentu sangat menghemat tenaga dan waktu yang dimiliki pasien.
2. Mempersingkat Waktu Tunggu Pasien
Selain memudahkan pasien dalam mengakses pelayanan kesehatan,
teknologi di bidang kesehatan juga dapat mempersingkat waktu tunggu pasien.
Biasanya jika Anda melakukan pelayanan kesehatan di rumah sakit, Anda
dapat mengantri hingga berjam-jam untuk mendapat pelayanan. Namun kini
dengan adanya teknologi, Anda tidak perlu menunggu lama. Anda dapat
membuat janji secara online lalu melakukan konsultasi secara tatap muka di
pelayanan kesehatan. Anda juga bisa membuat janji untuk melakukan
konsultasi secara online dengan dokter.
3. Mempermudah Dokter dan Tenaga Medis Lainnya dalam Menolong
Pasien
Hampir sama dengan manfaat teknologi di bidang kesehatan sebelumnya.
Dengan adanya perkembangan teknologi di bidang kesehatan, dokter dan
tenaga medis lainnya jadi lebih mudah dalam menjangkau pasien. Kini hanya
dengan koneksi internet dan ponsel, dokter dan tenaga medis lainnya dapat
menolong pasien tanpa harus bertatap muka. Dokter juga dapat memiliki
waktu dan tempat yang lebih fleksibel untuk menolong pasien
13
4. Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat
Dengan akses yang lebih cepat dan mudah dijangkau, kesehatan
masyarakat tentunya akan meningkat. Terutama berbagai informasi yang
tersedia di internet, ditambah layanan kesehatan secara online dapat
meningkatkan pengetahuan pasien dan membuat pasien lebih cepat untuk
ditangani. Selain itu, dengan berkembangnya teknologi alat-alat kesehatan
juga mengalami kemajuan. Berbagai macam alat kesehatan yang
mempermudah dokter dalam mendiagnosa dan menangani pasien. Beberapa
teknologi yang mempermudah dokter dalam menangani pasien adalah alat
cuci darah. Tentunya hal ini sangat membantu dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
5. Penyimpanan dan Perawatan Data Menjadi Lebih Mudah
Keuntungan teknologi di bidang kesehatan selanjutnya adalah
penyimpanan dan perawatan data menjadi lebih mudah. Teknologi tidak hanya
memudahkan dari sisi pasien dan tenaga medis saja. Namun ternyata juga
membantu sisi penyedia layanan kesehatan. Dengan adanya teknologi,
penyedia layanan menjadi lebih mudah dalam menyimpan data-data penting
milik pasien seperti rekam medis, atau data penting lainnya. Penyedia layanan
kesehatan dapat membuka dan menyimpan data kembali secara mudah.
14
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dalam kesehariannya Ilmu kesehatan masyarakat sangat berperan penting
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi baik secara langsung
maupun tidak langsung di antaranya ada beberapa contoh teknologi kesehatan
yang akan terdapat di masa depan adalah Virtual reality dan augmented reality,
Robot, Artificial intelligence, Health monitoring tech dan Organ atau bagian
tubuh buatan.
Selain itu, ada beberapa Tahapan-tahapan pengembangan teknologi
kesehatanPengembangan mempunyai makna proses, cara mengembangkan
agarmenjadi maju, baik atau sempurna. Pengembangan teknologi kesehatan
dapatdibedakan dalam 4 tahapan : (1) inovasi; (2) pengembangan; (3) difusi
ataudisiminasi; (4) evaluasi (Feeney, 1986).
4.2 Saran
Agar Ilmu Kesehatan masyarakat dapat berperan lebih aktif dalam
menangani berbagai masalah masalah masyarakat yang muncul di kehidupan
masyarakat mestinya pemerintah lebih peduli terhadap generasi penerus bangsa
agar dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam ilmu
kesehatan masyarakat
15
DAFTAR PUSTAKA
Adnani. H, (2011). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika.
Adriani. M, dan Bambang W. (2012). Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Baiquni, A, (1996) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Cet.IV, Yogyakarta: Dana
Bakti Prima Yasa,
Bensley, R, et.all (2009). Metode Pendidikan Kesehatan
Masyarakat, Edisi 2. EGC.
Depkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Entjang, Indan, (2000), Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Citra Aditya Bakti
Kumpulan Materi Kesmas Bahan Bacaan Jurusan Kebidanan Politeknik
Makassar.
Eliana, E dan Sumiati, Sri, (2020) Konsep Kesehatan Masyarakat, di akses
melalui https://pediailmu.com/kesehatan/konsep-kesehatan-masyarakat/
diakses pada tanggal 8 januari 2021 20:20 WITA.
Tim Redikta, (2007). Ensiklopedia Ilmu Pengetahuan Alam FISIKA, Aneka Ilmu,
Semarang,
16