Anda di halaman 1dari 35

NAMA : HARTINI

NIM : J1A121026
KELAS : A
JURUSAN : KESEHATAN MASYARAKAT
MATA KULIAH : PANCASILA
TUGAS : 1 ( SATU), (13-09-2021)

1.Apa landasan/alasan memperkuat argumen mempelajari pancasila dilihat dari:


• Historis
• Kultural
• Yuridis, dan
• Filosofis
Jawaban:
• Historis
Presiden Soekarno pernah mengatakan, “jangan sekali-kali meninggalkan
sejarah”.Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa sejarah mempunyai fungsi penting
dalam membangun kehidupan bangsa dengan lebih bijaksana dimasa depan. Hal itu
sejalan dengan ungkapan seorang Filsuf Yunani yang bernama Cicero (106-43 sm)
yang mengungkapakan, “Histori Urtae Magistra “. Pengertian lain dari istilah tersebut
yang sudah menjadi pendapat umum(Common Sense) adalah “Sejarah merupakan guru
kehidupan “.Implikasinya pengayaan materi perkuliahan pancasila melalui pendekatan
historis adalah amat penting dan tidak boleh dianggap remeh guna mewujudkan
kejayaan bangsa di kemudian hari.
• Kultural
Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu
sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan bermusyawarah yang terkandung dalam nilai-nilai
pancasila bukanlah hanya merupakan hasil konseptual Seseorang Raja, melainkan
merupakan suatu hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri yang diangkat dari nilai-
nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses Refleksi
Filosofis Para Pending Negara seperti Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo serta
para tokoh Pendiri Negara Lainnya. Satu-satunya karya bangsa Indonesia yang sejajar
dengan karya bangsa lain di dunia ini adalah hasil pemikiran tentang Bangsa dan
Negara yang mendasarkan pandangan hidup suatu prinsip nilai yang tertuang dalam
nilai-nilai pancasila.
• Yuridis
Ada beberapa landasan yuridis pancasila antara lain:
1. Pembukaan UUD 1945
Di dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat disebutkan, “Maka disusunlah
kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang Dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada ketuhanan yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia”.Jelaslah disitu bahwa dasar negara kita adalah
pancasila.
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, BAB II Pasal 2 menyatakan, “ Pendidikan nasional
berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
3. Surat Edaran Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Department Pendidikan
Nasional tanggal 5 Januari 2010 Nomor 06/D/T/2010 perihal penyelenggaraan
perkuliahan pancasila, bahwa dengan maksud menumbuhkembangkan
kesadaran terhadap nilai-nilai pancasila Kepada Mahasiswa, bahwa secara
filosofis, yuridis, dan sosiologis penyelenggaraan pancasila di perguruan tinggi
tidak melanggar peraturan per undang-undangan yang berlaku. Bagi perguruan
tinggi yang telah Menyelengggarkan MASA kuliah pancasila agar
meningkatkan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, kontekstual,
dan menyenangkan.
4. Keputusan Direktural Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian dan
Kebudayaan No. 84/E/KPT/2020 Tentang Pedoman pelaksanaan mata kuliah
wajib pada kurikulum Pendidikan Tinggi. Menyatakan bahwa;mata kuliah
wajib pada kurikulum Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud dalam diktum
kesatu terdiri atas;A, Agama, B, Pancasila, C, Kewarganegaraan dan D. Bahasa
Indonesia mata kuliah wajib pada kurikulum Pendidikan Tinggi sebagaimana
dimaksud dalam diktum ke Dua berfungsi untuk membentuk dan keadaan
Mahasiswa yang bermartabat.
• Filosofis
Pancasila adalah sebagai dasar filsafat Negara dan pandangan bangsa Indonesia. Oleh
karena itu, sudah merupakan suatu keharusan moral untuk secara konsisten
merealisasikanyya dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa,dan
bernegara. Hal ini mendasarkan pada suatu kenyataan secara filosofis dan objektif
bahwa bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara mendasarkan pada
nilai-nilai yang tertuang dalam nilai-nilai pancasila yang secara filosofis merupakan
bangsa Indonesia sebelum mendirikan bangsa Indonesia. Secara filosofis bangsa
Indonesia sebelum mendirikan Negara adalah sebagai bangsa yang Berketuhanan dan
Berkemanusian, hal ini berdasarkan kenyataan objektif bahwa manusia adalah makhluk
Tuhan yang Maha Esa. Syarat mutual suatu negara adalah adanya persatuan yang
terwujudkan sebagai rakyat (merupakan Unsur Pokok Negara), sehingga secara
filosofis Negara berpesatuan dan berkerakyatan. Konsekuensinya rakyat adalah
merupakan dasar ontologis demokrasi, karena rakyat merupakan asal mula Kekuasaan
Negara. Atas dasar pengertian filosofis tersebut maka dalam kehidupan bernegara nilai-
nilai pancasila termaksud sistem peraturan per undang-undangan di Indonesia. Oleh
karena itu, dalam realisasi kenegaraan termaksud dalam proses reformasi dewasa ini
merupakan suatu keharusan bahwa pancasila merupakan nilai dalam pelaksanaan
kenegaraan, baik dalam pembangunan nasional ekonomi, polotik, hukum, sosial
budaya, maupun pertahanan dan keamanan.
2. Kapan Indonesia menyepakati sebagai bangsa dan negara Indonesia!
Jawaban:
• Tepatnya pada tanggal 28 oktober 1928,secara sadar pemimpin kita merumuskan
sumpah pemuda, yang pada dasarnya adalah sumpah bangsa. Jadi secara politis
dinyatakan dasar bangsa Indonesia berdiri pada saat sumpah pembeda tersebut, yang
tampil kemudian, menegara pada tanggal 17 agustus 1945
• Para pendiri negara Republik Indonesia menyepakati dasar negara pada tanggal 18
Agustus 1945, tepatnya pada sidang pengesahan UUD 1945 oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
NAMA : HARTINI
NIM : J1A121026
KELAS : A
JURUSAN : KESEHATAN MASYARAKAT
MATA KULIAH : PANCASILA
TUGAS : 2 (DUA), (20-09-2021)

“Pancasila dalam tinjauan sejarah”


1.Bagaimana pelaksanaan pancasila pada zaman:
1) Kerajaan Majapahit
2) Kerajaan Sriwijaya
3) Penjajahan Jepang
4) Penjajahan Belanda
5) Pasca Kemerdekaan
6) Masa RIS 1949-1950
7) Masa NKRI (UUDS 1950)
8) Masa Orde Lama, sd 1965
9) Masa Orde Baru 1966-1998
10) Masa Reformasi
Jawaban :
a. Kerajaan Sriwijaya lahir pada abad ke-7 Masehi dengan pendirinya yang bernama
Dapuntahyang Sri Jayanasa. Keterangan ini tertulis pada salah satu prasasti yang
ditemukan di Kota Kapur, Mendo Barat, Bangka. Berdasarkan prasasti kota (686 M) di
pulau Bangka, Sriwijaya diperkirakan telah berhasil menguasai Sumatera bagian
selatan, Bangka dan Belitung, bahkan sampai ke Lampung.
Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan bercorak Buddha, terletak di tepian Sungai Musi, di daerah
Pelembang, Sumatera Selatan. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan ketika diperintah
oleh Raja Balaputradewa, yang berkuasa pada abad ke-9. Pada masa kejayaannya, Sriwijaya
mengontrol perdagangan di jalur utama Selat Malaka dan daerah kekuasaannya meliputi
Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, dan sebagian Jawa. Selain itu,
kebesarannya juga dapat dilihat dari keberhasilannya dibeberapa bidang,seperti bidang
maritim,politik,dan ekonomi.
Nilai nilai pancasila pada kerajaan sriwijaya :
a.Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya agama budha dab hindu yg hidup berdampingan
secara damai
b. Nilai sila kedua, terjaminnya hubungan antara sriwijaya dengan india (dinasti marsha)
c. Nilai sila ketiga, sebagi negara maritim, kerajaan sriwijaya telah menerapkan konsep negara
kepulauan sesuai dengan konsep wawasan nusantara
d. Nilai sila keempat, kerajaan sriwijaya yg telah memiliki kedaulatan yg luas meliputi siam
dan semenanjung melayu.
e. Nilai sila kelima, kerajaan sriwijaya menjadi pusat pelayanan dab perdagangan sehingga
kehidupan rakyat nya sangat makmur.

b. Kerajaan Majapahit
Majapahit adalah sebuah kemaharajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia, yang pernah
berdiri sekitar tahun 1293 hingga 1527 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya menjadi
kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas di Nusantara pada masa kekuasaan
Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389.
Nilai nilai pancasila pada kerajaan majapahit :
a. Nilai sila pertama, terbukti pada waktu agama hindu berdampingan secara damai
b. Nilai sila kedua, terwujud pada hubungan baik raja hayam wuruk dengan kerajaan tiongkok,
ayoda, champa, dan kamboja
c. Nilai sila ketiga, terwujud dengan keutuhan raja
d. Nilai sila keempat, terdapat semacam penasehat dalam tata pemerintahan kerajaan
e. Nilai sila kelima, terwujud dengan berdirinya kerajaan selama beberapa abad yg ditopang
dengan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat nya.

c. Penjajahan Jepang
Selama masa pendudukan Jepang,membentuk badan persiapan kemerdekaan yaitu BPUPKI
(Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau 独立準備調査会
(Dokuritsu junbi chōsa-kai) dalam bahasa Jepang. Bertugas untuk mempelajari dan memeriksa
hal-hal yang krusial dalam pembentukan negara Indonesia, pada tanggal 1 maret 1945.
Nilai-nilai pancasila pada zaman penjajahan Jepang :
Nilai sila pertama, yaitu pada saat Irish. Soekarno mencantumkan naskah rancangan
UUD”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syari’at Islam bagi pemeluknya “tanggal 1
Juni 1945 dalam Masa Persidangan BPUPKI yang berlanjut pada 10 Juni hingga 13 Juli
1945.Pada sidang ini J. Laluharhary menyampaikan keberatannya pada rancangan sila pertama
“Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya, karena
berakibat besar terhadap pemeluk agama lain. Sehingga setelah melalui
beberapa proses persidangan, pancasila pertama menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”
disahkan pada sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945.
b. Nilai sila kedua, yaitu pada saat penyampaikan pendapatnya para tokoh tidak saling
membeda-bedakan antara pendapat individu dengan individu lainnya. Bersama-sama para
tokoh merancang naskah UUD.
c. Nilai sila ketiga, yaitu pada saat perancangan naskah UUD para tokoh bersatu mencari jalan
keluar (mengeluarkan pendapat) terbaik demi tercipnya UUD.
d. Nilai sila keempat, yaitu pada saat perumusan naskah UUD para tokoh mengadakan
beberapakali rapat musyawarah dengan ide pokok dan pendapat yang di dominasi untuk
keberhasilan bersama dalam merancang UUD untuk kesejahteraan masyarakata.
e. Nilai sila kelima, yaitu dengan tercipta dan berjalannya sila pertama, kedua, ketiga, dan
keempat, adalah kesimpulan sila kelima ini. Terwujud dalam terjadinya Kemerdekaan
Indonesia.

d. Penjajahan Belanda
Hindia Belanda atau Hindia Timur Belanda adalah sebuah daerah pendudukan Belanda yang
wilayahnya saat ini dikenal dengan nama Republik Indonesia. Hindia Belanda dibentuk sebagai
hasil dari nasionalisasi koloni-koloni Vereenigde Oostindische Compagnie, yang berada di
bawah pemerintahan Belanda pada tahun 1800.
Pada 1596, Belanda di bawah pimpinan Cornelis de Houtman pertama kali mendarat di Banten.
Saat itu, sudah banyak bangsa asing yang melakukan perdagangan di Indonesia. Bahkan
beberapa kerajaan telah terikat perjanjian perdagangan dengan Portugis dan Spanyol.Indonesia
Dijajah Belanda Selama 350 Tahun.
Nilai-nilai pancasila pada zaman penjajahan Belanda :
a. Nilai sila pertama, yaitu pada saat Belanda menyebarkan agama keyakinan mereka (Kristen)
pada masyarakat, sehingga masyarakat hidup dengan berbagai kepercayaan.
b. Nilai sila kedua, yaitu masyarakat melakukan perlawanan terhadap Belanda karena
mengancam keselamatan yang membuat penderitaan masyarakat Indonesia.
c. Nilai sila ketiga, yaitu masyarakat dari berbagai Nusantara bersatu beradu tanding dengan
Belanda.
d. Nilai sila keempat, yaitu pada saat dirasa mengancam keselamatan bangsa, masyarakat
mencoba melawan Belanda dengan berbagai upaya, misal terbentuknya kelompok-kelompok
yang melawan Belanda.
e. Nilai sila kelima, yaitu pada saat tandingan Belanda berupa perlawanan-perlawanan oleh
rakyat diberbagai Nusantara sebagai akibat latihan praktek Belanda yang dirasa membuat
penderitaan bagi masyarakat Indonesia.

e. Pasca Kemerdekaan
Penerapan pancasila pada saat awal Kemerdekaan sangat di patuhi karena kerja keras yang
telah dilakukan oleh pahlawan bangsa Indonesia sebagai dasar negara Indonesia yang baru
merdeka.
Nilai-nilai pancasila pada zaman pasca Kemerdekaan :
a. Nilai sila pertama, dari setiap masyarakat yang berbeda keyakinan, hidup berdampingan dan
melakukan kewajiban sesuai kepercayaan masing-masing.
b. Nilai sila kedua, baik masyarakat dan para pemimpin hidup nyaman karena tidak ada lagi
perbudakan ataupun tindak kekerasan (kerja paksa) dari para penjajah.
c. Nilai sila ketiga, pancasila sangat di patuhi, karena kerja keras yang dilakukan oleh para
pahlawan bangsa Indonesia.
d. Nilai sila keempat, masyarakat yang langsung dipimpin oleh para pejuang bangsa dalam
bentuk pemerintahan.
e. Nilai sila kelima, yaitu kehidupan masyarakat sudah terlepas dari tindakan kekerasan dan
penjajahan.

f. Masa RIS 1949-1950


Pada masa 27 Desember hingga 15 Augustus 1950 gangs and Indonesia bergabung dalam
negara federasi Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS dibentuk sebagai bentuk kesepakatan
antara Indonesia dan Belanda, dan Bijeenkongt Voor Federal Overleg (BFO) pada konferensi
meja bundar (KMB). Hal ini karena Belanda yang ingin menguasai Indonesia sehingga PBB
mendesak Indonesia dan Belanda agar menyelesaikan permasalahan tersebut.
Nilai pancasila pada masa RIS, yaitu:
a. Nilai sila pertama, setiap penganut kepercayaan berjalan dengan semestinya.
b. Nilai sila kedua, Indonesia Mengikuti konferensi meja bundar (KMB).
c. Nilai sila ketiga, Indonesia bergabung dalam negara federasi Republik Indonesia
Serikat (RIS)
d. Nilai sila keempat, Indonesia menjadi NKRI karena masyarakat demo besar-besaran
untuk membubarkan RIS.
e. Nilai sila kelima, Indonesia resmi kembali menjadi NKRI dengan (UUDS) Undang-
Undang Dasar Sementara.

g. Masa NKRI (UUDS 1950)


Berdirinya NKRI ditandai dengan di bacanya proklamasi oleh Irish. Soekarno pada tanggal 17
Augustus 1954.
Nilai pancasila pada masa NKRI, yaitu:
a. Nilai sila pertama, Indonesia merupakan negara yang ber-Tuhan, agama dijalankan
dengan berkeadaban.
b. Nilai sila kedua, mengakui dan memberlakukan manusia sesuai harkat dan martabat
nya.
c. Nilai sila ketiga, Indonesia bebas untuk menentukan nasibnya sendiri dan berdaulat.
d. Nilai sila keempat, yaitu adanya kepimpinan dalam masyarakat untuk mengatur
kehidupan bangsa.
e. Nilai sila kelima, menyelenggarakan masalah-masalah sosial dalam negara untuk
membangun kesejahteraan bangsa.

h. Masa Orde Lama, Sampai Dengan 1966


Pada masa Orde Lama kondisi politik dan keamanan dalam negeri diliputi oleh kekerasan dan
kondisi sosial-budaya berada dalam suasana peralihan dari masyarakat terjajah menjadi
masyarakat merdeka.
1) Periode 1945 sampai 1950
Bagaimana Penerapan Pancasila Pada Masa Orde Lama?Masa Orde Lama ini merupakan
pencarian dari penerapan Pancasila dalam sistem kenegaraan.
Pada periode ini, banyak sekali tantangan yang harus dihadapi dalam penerapan Pancasila.
Mulai dari upaya-upaya menggantikan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa Indonesia hingga munculnya berbagai pemberontakan untuk mengganti ideologi.
Pemberontakan yang terjadi pada periode ini, yaitu:
1.Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun pada 18 September 1948.
Pemberontakan yang dipimpin oleh Muso ini bertujuan untuk mendirikan Negara Soviet
Indonesia dengan ideologi komunis.
2.Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DII) yang dipimpin Sekarmaji Marijan
Kartosuwiryo. Pemberontakan ini bertujuan untuk mengganti Pancasila dengan syariat Islam.

2) Periode 1950 sampai 1959


Masa Orde Lama ini merupakan pencarian dari penerapan Pancasila dalam sistem kenegaraan.
Penerapan pada periode ini ingin mengarahkan Pancasila seperti ideologi liberal. Pada periode
ini pun masih ada beberapa pemberontakan, yakni:
1.Republik Maluku Selatan (RMS)
2.Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)
3.Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) yang ingin lepas dari NKRI.

3) Periode 1959 sampai 1965


Dari segi politik, demokrasi pada periode ini berjalan lebih baik dengan adanya Pemilu untuk
memilih anggota Konstituante. Namun, Konstituante gagal menjalankan tugasnya hingga
Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang isinya membubarkan
Konstituante dan kembali memakai UUD 1945.
Demokrasi Terpimpin. Demokrasi tidak berada pada kekuasaan rakyat, melainkan
kekuasaan pribadi Presiden. Hal ini yang menyebabkan terjadinya penyimpangan dalam
penafsiran Pancasila. Pada masa ini, Presiden Soekarno dianggap menjadi otoriter karena ingin
diangkat menjadi presiden seumur hidup. Ia pun menggabungkan paham Nasionalis, Agama,
dan Komunis (Nasakom) menjadi satu yang ternyata tidak cocok dengan NKRI.
Di masa ini pun pemberontakan kembali terjadi. Yang dimaksud adalah peristiwa G30S/PKI
pada 30 September 1965 yang dipimpin oleh D.N. Aidit. Tujuan pemberontakan tersebut
adalah mendirikan Negara Soviet Indonesia dan mengganti Pancasila dengan paham Komunis.

i. Masa Orde Baru


Pada masa orde baru, awalnya penerapan pancasila dilakukan dengan sangat baik, dangan visit
menerapakn dan menjalanka secara murni dan konsekuen. Beberapa kebijakan-kebijakan
pemerintah yang ada masa ini adalah :
1. Pancasila Pada Era Orde Baru Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan presiden
Soeharto di indonesia. Orde Baru menggantikan orde lama yang merujuk kepada era
pemerintahan soekarno. Lahirnya Orde Baru diawali dengan dikeluarkannya surat pemerintah
11 maret 1966. Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu
tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan
praktik korupsi yang merajalela.
2. Pancasila Pada Era Orde Baru Ir. Soekarno menghendaki persatuan di antara beragam
golongan dan ideologi termasuk komunis, di bawah satu payung besar, bernama Pancasila
(doktrin Manipol), sementara golongan antikomunis mengkonsolidasi diri sebagai kekuatan
berpaham Pancasila yang lebih “murni” dengan menyingkirkan paham komunisme yang
tidak ber- Tuhan (ateisme). Pada rezim orde baru, hubungan yang tidak baik dengan barat
mulai diperbaiki. Hal itulah yang mendasari munculnya Orde Baru
3. Soekarno dilengserkan oleh MPRs, dan Jend. Soeharto kemudian memegang kendali Pada
peringatan hari lahir Pancasila, 1 Juni 1967 Presiden Soeharto mengatakan, “Pancasila makin
banyak mengalami ujian zaman dan makin bulat tekad kita mempertahankan Pancasila”.
Selain itu, Presiden Soeharto juga mengatakan, “Pancasila sama sekali bukan sekedar
semboyan untuk dikumandangkan, Pancasila bukan dasar falsafah negara yang sekedar
dikeramatkan dalam naskah UUD, melainkan Pancasila harus diamalkan (Setiardja, 1994: 5)
Selanjutnya pada tahun 1968 Presiden Soeharto mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 12
tahun 1968 yang menjadi panduan dalam mengucapkan Pancasila sebagai dasar negara, yaitu:
1. Ke-Tuhan-an Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan
Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Instruksi Presiden tersebut mulai
berlaku pada tanggal 13 April 1968.
4. Pada tanggal 22 Maret 1978 ditetapkan ketetapan (disingkat TAP) MPR Nomor
II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya
Pancakarsa) Pada bulan Agustus 1982 Pemerintahan Orde Baru menjalankan “Azas Tunggal”
yaitu pengakuan terhadap Pancasila sebagai Azas Tunggal, bahwa setiap partai politik harus
mengakui posisi Pancasila sebagai pemersatu bangsa (Pranoto dalam Dodo dan Endah (ed.),
2010) Adanya kesadaran dan timbullah gerakan masyarakat yang dipelopori oleh mahasiswa,
cendekiawan dan masyarakat sebagai gerakan moral politik yang menuntut adanya
“reformasi” di segala bidang politik, ekonomi dan hukum Pancasila hanya dijadikan sebagai
legitimasi kekuasaan
5.. Romantisme Pelaksanaan P4 Di era Orde Baru, terdapat kebijakan Pemerintah terkait
penanaman nilai-nilai Pancasila, yaitu Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
(P4). Materi penataran P4 bukan hanya Pancasila, terdapat juga materi lain seperti UUD
1945, Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), Wawasan Nusantara, dan materi lain yang
berkaitan dengan kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme. Kebijakan tersebut
disosialisaikan pada seluruh komponen bangsa sampai level bawah termasuk penataran P4
untuk siswa baru Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA), yang
lalu dilanjutkan di perguruan tinggi hingga di wilayah kerja. Pelaksanaannya dilakukan
secara menyeluruh melalui Badan Penyelenggara Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (BP7) dengan metode indoktrinasi. Dalam ungkapan Langenberg
(1990), Orde Baru adalah negara dan sekaligus sistem negara (pemerintahan eksekutif,
militer, polisi, parlemen, birokrasi, dan pengadilan), yang sejak 1965/1966 membangun
hegemoni dengan formulasi ideologi sebagai tiang penyangganya. Visi Orde Baru pada saat
itu adalah untuk mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
6. Peran Pancasila pada Masa Orde Baru Peran Pancasila pada Masa Orde Baru Pancasila
merupakan dasar bagi suatu pemerintahan untuk menjalankan kuasa bagi seluruh Rakyat
Indonesia. Mulai dari Indonesia sebelum merdeka hingga padamasa sekarang ini. Setiap masa
Pemerintahan mempunyai penerapan Pancasila yang berbeda- beda. Dimulai dari pengaruh
Pancasila pada pengambilan keputusan hi ngga peran Pemerintah dalam mengatur disiplin
Pancasila bagi masyarakat Indonesia.Pemerintah mempunyai peranan penting dalam
mengatur disiplin Pancasila bagi masyarakat Indonesia. Pancasila yang merupakan dasa r
negara, dapat dijadikanlandasan agar pemikiran seluruh rakyat Indonesia sesuai dengan dasar
negarasehingga dapat dijadikan landasan kuat Pemerintah dalam pengambilan
suatukeputusan kenegaraan agar tidak terdapat pro kontra yang besar bagi
kehidupankenegaraan.
7. Lanjutan., Pada masa Orde Baru, adalah masa saat gencar-gencarnya penanaman nilai-nilai
Pancasila. Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan Pancasila sebagai asastunggal dalam
kehidupan berorganisasi. Semua organisasi seperti organisasimasyarakat, komunitas,
perkumpulan dan sejenisnya harus menggunakan Pancasilasebagai asas utamanya. Pada sisi
masyarakat, banyak hal positif dari gencarnya penanaman Pancasila oleh pemerintah seperti
meningkatnya kehidupan sosial di kalangan rakyat Indonesia.Sifat-sifat ketimuran sangat
menonjol karena penanaman Pancasila yang kuat padamasa orde baru tersebut. Antara lain
yaitu kepedulian antarwargasangat kental, toleransi di kalangan masyarakat cukup baik, dan
budaya gotong royong yang sangat dijunjung tinggi.
8. Pasca-Orde Baru Mundurnya Soeharto dari jabatannya pada tahun 1998 dapat dikatakan
sebagai tanda akhirnya Orde Baru, untuk kemudian digantikan “Era Reformasi”. Masih
adanya tokoh-tokoh penting pada masa Orde Baru di jajaran pemerintahan pada masa
Reformasi ini sering membuat beberapa orang mengatakan bahwa Orde Baru masih belum
berakhir. Oleh karena itu Era Reformasi atau Orde Reformasi sering disebut sebagai “Era
Pasca Orde Baru”. Meski diliputi oleh kerusuhan etnis dan lepasnya Timor Timur,
transformasi dari Orde Baru ke Era Reformasi berjalan relatif lancar dibandingkan negara
lain seperti Uni Soviet dan Yugoslavia. Hal ini tak lepas dari peran Habibie yang berhasil
meletakkan pondasi baru yang terbukti lebih kokoh dan kuat menghadapi perubahan zaman.
9. Kelebihan sistem Pemerintahan Orde Baru Perkembangan GDP per kapita Indonesia
yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.565
Sukses transmigrasi Sukses KB Sukses memerangi buta huruf Sukses swasembada
pangan Pengangguran minimum Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima
Tahun) Sukses Gerakan Wajib Belajar Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh
Sukses keamanan dalam negeri Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia
Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri
10. Konflik Perpecahan Pasca Orde Baru Di masa Orde Baru pemerintah sangat
mengutamakan persatuan bangsa Indonesia. Setiap hari media massa seperti radio dan televisi
mendengungkan slogan “persatuan dan kesatuan bangsa”. Salah satu cara yang dilakukan
oleh pemerintah adalah meningkatkan transmigrasi dari daerah yang padat penduduknya
seperti Jawa, Bali dan Madura ke luar Jawa, terutama ke Kalimantan, Sulawesi, Timor Timur,
dan Irian Jaya.[butuh rujukan] Namun dampak negatif yang tidak diperhitungkan dari
program ini adalah terjadinya marjinalisasi terhadap penduduk setempat dan kecemburuan
terhadap penduduk pendatang yang banyak mendapatkan bantuan pemerintah. Muncul
tuduhan bahwa program transmigrasi sama dengan jawanisasi yang sentimen anti-Jawa di
berbagai daerah, meskipun tidak semua transmigran itu orang Jawa. Pada awal Era Reformasi
konflik laten ini meledak menjadi terbuka antara lain dalam bentuk konflik Ambon dan
konflik Madura-Dayak di Kalimantan.[12] Sementara itu gejolak diPapua yang dipicu oleh
rasa diperlakukan tidak adil dalam pembagian keuntungan pengelolaan sumber alamnya, juga
diperkuat oleh ketidaksukaan terhadap para transmigran
11. Penyimpangan Konstitusi pada Masa Orde Baru yaitu: 1. Kekuasaan presiden dijalankan
secara sewenang-wenanghal ini terjadi karena kekuasaan MPR, DPR, dan DPA yang pada
waktu itu belum dibentuk dan dilaksanakan oleh presiden. 2. Mprs menetapkan presiden
menjadi presiden seumur hiduphal ini tidak sesuai dengan ketentuan mengenai masa jabatan
presiden. 3. Pimpinan mprs dan dpr diberi status sebagai menteridengan demikian, MPR dan
DPR berada di bawah presiden. 4. Pimpinan ma diberi status menteripeyimpangan terhadap
prinsip bahwa kekuasaan kehakiman merupakankekuasaan yang merdeka. 5. Presiden
membuat penetapan yang isinya semestinya diatur dengan undang- undangdengan demikian,
presiden melampaui kewenangannya yang seharusnya undang-undang dibuat bersama dengan
dpr. 6. Pembentukkan lembaga negara yang tidak diatur dalam konstitusi. 7. Presiden
membubarkan dprmenurut konstitusi, presiden tidak bisa membubarkan DPR.
12. Kesimpulan., Pancasila merupakan dasar bagi suatu Pemerintahan untuk menjalankan
kuasa bagi seluruh Rakyat Indonesia. Pemerintah mempunyai peranan penting
dalammengatur disiplin Pancasila bagi masyarakat Indonesia. Sehingga sebagai
rakyatIndonesia yang baik, kita juga perlu melakukan pengawasan bagi Pemerintah
apakahsesuai dengan dasar negara yang ditetapkan atau tidak.Masa Orde Baru dapat
dikatakan sebagai puncak diagung- agungkannyaPancasila. Pada kehidupan masyarakat,
Pancasila merupakan hal positif yang dapatdijadikan dasar dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam kehidupan bernegara. Namundalam beberapa penerapannya terdapat beberapa
penyimpangan yang dilakukan oleh Pemerintah.

j. Masa Reformasi
Reformasi secara umum berarti perubahan terhadap suatu sistem yang telah ada pada suatu
masa. Reformasi Indonesia: Di Indonesia, kata Reformasi umumnya merujuk kepada gerakan
mahasiswa pada tahun 1998 yang menjatuhkan kekuasaan presiden Soeharto atau era setelah
Orde Baru, yaitu era reformasi.
Nilai -niai pancasila pada masa reformasi, yaitu :
a. Nilai sila pertama, contohnya presidan B. J. Habibie menerbitkan impres No. 26/1998
yang membatalkan aturan-aturan discriminatif terhadap aturan-aturan komunitas
Tionghoa. Impres tersebut berisi penghentian penggunaan istilah pribumi dan non
pribumi dalam penyelenggaraan pemerintahan.
b. Nilai sila kedua, yakni diberlakukan ibadah sesuai keyakinan masing-masing tanpa
membedakan keturunan, agama, suku,dan lain-lain.
c. Nilai sila ketiga, berbagai upaya dilakukan untuk memperbaiki kondisi bangsa dimasa
reformasi yakni persatuan Indonesia sangat krusual untuk ketahanan Indonesia yang
saat itu berada d jurang perpecahan.
d. Nilai sila keempat, membuat tempat ibadah sesuai dengan kepercayaan masing-
masing yang dilakukan secara kekeluargaan.
e. Nilai sila kelima, presidan ke-4 Abdurrahman Wahid mengembalikan haka warga
Indonesia keturunan Tionghoa untuk melaksanakan ritual keagamaan secara terbuka.
Sebelumnya presiden Soeharto mengelurakan impres No. 16/1967 tentang Larangan
Agama, Kepercayaan, dan Adat istiadat
NAMA : HARTINI
NIM : J1A121026
KELAS : A
JURUSAN : KESEHATAN MASYARAKAT
MATA KULIAH : PANCASILA
TUGAS : 3 (TIGA), (28-09-2021)

“ Penerapan nilai -niai pancasila dalam berbagai bidang kehidupan Nasional Masa Orde
Lama, Order Baru, Reformasi “
a) Bidang Ideologi
b) Bidang Politik
c) Bidang Ekonomi
d) Bidang Sosial Budaya
e) Bidang Pertahanan Keamanan
Jawaban :
1.Nilai pancasila Masa Orde Lama di lihat dari :
a) Bidang Ideologi
• Pada masa orde lama, pada masa Soeharto, pancasila mengalami Ideologisasi.
Artinya pancasila berusaha untuk dibangun, dijadikan sebagai keyakinan dan
kepribadian bangsa Indonesia.
• Pada masa ini, pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang berkembang
pada situasi dunia yang ketika itu diliputi oleh kekacauan dan kondisi sosial
budaya berada dalam suasana transisional dari masyarakat merdeka. Masa ini
adalah masa pencarian bentuk implementasi pancasila, terutama dalam sistem
kenegaraan. Maka itu pancasila diimplementasikan dalam bentuk yang
berbeda-beda.
• Pada periode tahun 1945 sampai dengan 1950 nilai persatuan dan kesatuan
rakyat Indonesia masih tinggi karena menghadapi Belanda yang masih ingin
mempertahankan daerah jajahannya di Indonesia. Namun, setelah penjajahan
dapat diusir, bangsa Indonesia mulai dapat tantangan dari dalam.
• Dalam kehidupan politik, sila keempat yang mengutamakan musyawarah dan
mufakat tidak dapat dilaksanakan karena demokrasi yang diterapkan adalah
demokrasi parlamenter,. Presiden hanya berfungsi sebagai kepala negata,
sedangkan kepada pemerintahan dipegang oleh perdana menteri sistem ini
menyebabkan tidak adanya stabilitas pemerintah.
• Padahal dasar negara yang digunakan adalah pancasila dan IUD 1945 yang
presidensial, namun dalam praktiknya sistem ini tidak dapat terwujud.
Persatuan rakyat Indonesia mulai mendapatkan tantangan dengan munculnya
upaya-upaya untuk mengganti pancasila sebagai dasar negara dengan paham
komunis oleh PKI melalui pemberontakan did madium pada tahun 1948.
Setelah itu, ada juga DI/TII yang ingin mendirikan negara berdasarkan ajaran
islam.
• Pada periode tahun 1956 sampai dengan 1965, dikenal sebagai demokrasi
terpimpin. Akan tetapi, demokrasi justru tidak ada pada kekuasaan rakyat yang
merupakan amanah nilai-nilai pancasila, konstituante menemui jalan buntu
hingga bulan Juni 1959. Presiden Soekarno turun tangan dengan sebuah dekrit
presiden yang disetujui kabinet tanggal 3 Juli 1959, yang kemudian
dirumuskan did Istana Bogor pada tanggal 4 Juli 1959 dan diumumkan secara
resmi oleh presiden pada tanggal 5 Juli 1959 pukul 1: 00, di depan Istana
Merdeka. Dekrit presiden tersebut berisi :
➢ Pembukaan Konstituante
➢ Undang- Undang Dasar 1945 kembali berlaku
➢ Pembentukan MPRS

• Pada periode tahun 1950 sampai 1955 menerapakn pancasila diarahkan sebagai
ideologi liberal yang yang pada kenyataanya tidak dapat menjamin stabilitas
pemerintahan. Walaupun dasar negara tetap pancasila tetapi rumusan sila keempat
tidak berjiwakan musyawawah mufakat, melaikan suara terbanyak sistem
pemerintahannya liberal lebih menekankan hak-hak individual.
• Pada periode ini persatuan dan kesatuan bangsa mendapatkan tantangan yang
berat dengan munculnya pemberontakan yang dilakukan oleh RMS, PRRI, dan
Pemesta yang ingin melepaskan diri dari NKRI.

b) Bidang Politik
• Dalam bidang politik, demokrasi berjalan dengan baik terlaksananya
pemilihan umum tahun 1955 yang diterapkan sebagai pemilihan umum yang
paling demokrasi. Akan tetapi, anggou konstituante hasil pemilihan umum
tidal dapat menyusun Undang- Undang Dasar seperti yang diharapkan. Half
ini menimbulkan krisis polotik, ekonomi, dan keamanan.

c) Bidang Ekonomi
• Masa Orde Lama ( 1951- 1966 ) keadaan ekonomi dan keuangan amat buruk,
yang disebabkan ( inflansi sangat tinggi dikarenakan beredarnya lebih dari
satu mata uang secara tidak terkendali).
• Did tahun 1958, diberlakukannya UUDS No. 78/1958 (tentang investasi asing,
jadi memperburuk perekonomian, di tahun 1965 mendirikan Bank Berjuang,
perbankan berfungsi sebagai pemasok dana proyek pemerintah.
• Penurunan angkatan kerja ( pengangguran) sebanyak 1,8 juta dan 34,5 juta.
Disektor pertanian 72 % , sektor masa 9,5 % , perdagangan dan keuangan 6,7
% , industry 5,7 % . Tahun 1953 do Jakarta pekerja menerima upah Rp. 5- 6
perhari.
• Dan dianggaran pemerintah pada tahun 1955- 1965 mengalami defisit sebesar
137 % dari pendapatan, sehingga negara melakukan pinjaman luar negeri.
• Soekarno memutuskan hubungan dengan dua dunia kapitalis Barat dengan
mengelurkan Indonesia dari keanggotaan International Monetary Fund ( IMF).

d) Bidang Sosial Budaya


• Pada masa ini, pancasila dapat dipahami berdasarkan paradigma yang
berkembang pada situasi dunia yang ketika itu diliputi oleh kekacauan dan
kondisi sosial sosial- budaya berada dalam suasana traditional dari masyarakat
merdeka. Masa ini dalam masa pencarian bentuk implementasi pancasila,
terutama dalam sistem kenegaraan. Mama dari itu, pancasila diimlementasikan
dalam bentuk yang berbeda- beda.
• Masyarakat Indonesia yang sangat pluralistis melalui pancasila yaitu, adalah
tuntunan pendirian negara islam oleh partai- partai islam. Pada awalnya,
panitia sembilan ( komite yang terdiri dari 9 orang tokoh Kemerdekaan yang
merumuskan dasar negara Indonesia) setuju untuk menambahkan tambahan
pendek pada sila pertama : “Ketuhanan dengan kewajiban menjalani syariat
islam bagi pemeluk- pemeluknya “. Namun, sebelum diumumkan kepublik,
tambahan dasar negara tahun 1945 yang dikenal sebagai ( piagam Jakarta)
dihapus karena akan menimbulkan kemarahan dari kelompok no- muslim.
Menjadi “ Ketuhanan Yang Maha Esa” sila pertama.

e) Bidang Pertahanan Keamanan


• Dengan menggunakan kekuatan militer, pemerintah pusat berhasil
menghancurkan gerakan – gerakan Militan Darul Islam, yang bertujuan
mendirikan negara islam. Gerakan subversif lain yang berdampak adalah
piagam perjuangan semesta ( permesta) menkonfrontasi pemerintah pusat
dengan tuntutan – tuntutan reformasi politik, ekonomi, dan regional, berhasil
di bubarkan. Terakhir para mantan anggota militer bentukan Pemerintah
Kolonial Belanda yang bernama Koninklijk Nederlands – Indische Leger (
KNIL) Mempromosiakan Republik Maluku Selatan pada tahun 1950.
Sebaliknya berhasil di kalahkan oleh kekuatan milliter Indonesia pada tahun
yang Sama, konflik bersenjata berlanjut hingga tahun 1963.
• Soekarno sadar bahwa demokrasi Leberal telah menghambat perkembangan
Indonesia karena perbedaan – perbedaan ideologi di dalam kabinet. Solusi
yang disampaikan oleh Soekarno adalah “ Demokrasi Terpimpin “ yang
berarti pengembalian kepada UUD 1945 yang mengatur sistem kepresidenan
yang kuat dan otoriter.
• Pada tahun 1956 , Soekarno memulai periode Demokrasi Terpimpin. Ia
membubarkan parlemen – parlemen dengan parlemen baru yang anggotanya
di tunjuk oleh Soekarno langsung. Soekarno juga sadar akan bahaya bagi
kedudukannya bila militer menjadi terlalu kuat. Oleh karena itu, Soekarno
mengandalakan dukungan dari PKI untuk mengimbangi kekuatan militer. Baik
militer dan PKI merupakan bagian dari filosofinya yang disebut “Nasakon “
sebuah ekronim yang menghancurkan 3 buah ideologi yang paling penting
dalam masyarakat Indonesia pada tahun 1950 – 1960 yaitu nasionalisme,
agama, dan komunisme. 3 komponen ini hanya memiliki sedikit kesamaan.,
bahkan tiap komponen bermasalah dengan komponen lainnya semuanya
tergantung pada kemampuan politik kharisma dan status Soekarno untuk tetap
menjaga kesatuan 3 komponen ini.
• Karakteristik dari Demokrasi Terpimpin Soekarno adalah todensi anti Barat
dalam kebijakan – kebijakannya. Beliau memperkuat usaha – usaha untuk
mengambil alih bagian Barat Papua dari Belanda. Setelah sejuta konflik
bersenjata, Belanda menyerahkan wilayah ini kepersatuan Bangsa – Bangsa
(PBB) yang kemudian menyerahkannya kepada Indonesia pada tahun
selanjutnya.
2. Nilai pancasila Masa Orde Baru di lihat dari :
1) Bidang Ideologi
• Penerapan pancasila pada masa orde baru sejak 1966 – 1998 , ketika
Soeharto menjadi presiden RI. Pemerintah Orde Baru mempunyai visi
utama dengan menjalankan nilai – nilai pancasila fan UUD RI dalam
kehidupan masyarakat serta bernegara.
• Penerapan pancasila sebagai ideologi bangsa pun berproses sesuai dengan
keadaan zamannya.
• Rezim baru ( Orde Baru) mewajibkan pancasila sebagai asas tunggal. Oleh
karena itu, baik organisasi hingga partai politik harus menjadikan pancasila
sebagai pedoman utama dalam menjalankan kegiatannya
2) Bidang Politik
• Upaya penerapan pancasila di rezim injury salah satunya adalah
penyederhanaan partai politik. Partai politik dibatasi Dan hanya berjumlah 3,
meliputi partai Demokrasi Indonesia ( PDI), partai persatuan pembangunan (
PPP) dan Golkar.
• Penerapan pancasila juga terjadi dalam bidang sosial politik. Militer juga ikut
terlibat demi menjaga keutuhan pancasila yang merupakan dasar negara
Indonesia. Pada akhirnya, kegiatan bebas yang seharusnya diperbolehkan
menjadi lebih dibatasi.
• Pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila atau P – 4 atau Ekaprasetya
Pancakarsa. Bertujuan memberi pemahaman keseluruh lapisan masyarakat (
pancasila)
3) Bidang Ekonomi
• Melakukan kebijakan ekonomi, trilogi pembangunan ( pertahanan ekonomi
yang cukup tingg, kemerataan pembangunan dan hasil – hasil yang menuju
kepada terciptanyan keadilan sosial bagi seluruh rakyat, stabilitas nasional
yang sehat dan dinamis).
• Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan dan pelayanan, pemerataan pembagian pendapatan,
pemerataan kesempatan kerja, pemerataan kesempatan berusaha, pemerataan
kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan, pemerataan penyebaran
pembangunan, pemerataan memperoleh keadilan.
• Pemilihan dan penggunaan bibit unggul atau variates unggul, pemupukan
yang cukup, perairan yang cukup, pemberantasan hama secara intensif, dan
teknik penanaman yang baik.
4) Bidang Sosial Budaya
• Konsep Bhinneka Tunggal Ika adalah konsep kenegaraan secara suku bangsa
atau kebudayaan, suku bangsa yang menjadi ciri khas masyarakat yang
majemuk. Sedangkan konsep multikultural menekankan keanekaragaman
kebudayaan dalam kesederajatan.
• Dengan mengetahuai sangat multikulturalisme yang menkankan kesetaraan
antara elemen masyarakata yang berbeda secara latar belakang budaya.
Menimbulkan suatu rasa saling menghargai, diantara elemen masyarakat
terse but.
5)Bidang Pertahanan Keamanan
• Peran Ganda ( Dwi Fungsi) ABRI. Untuk mendapatkan stabilitas politik,
pemerintah orde baru memberikan peran ganda kepada ABRI, yaitu peran
Hankam dan sosial. Peran ganda ABRI ini kemudian terkenal dengan sebutan
Dwi Fungsi. Timbulnya pemberian peran ganda pada karena adanya
pemikiran bahwa TNI adalah tentara pejuang dan pejuang tentara. Kedudukan
TNI dan Polri dalam pemerintahan adalah sama.
• Di era orde baru kemudian pertahanan didominasi atau selalu adalah pada
umumnya dijabat rangkayo oleh panglima Panglima Angkatan Perang atau
Panglima Angkatan Bersenjata. Sementara waktu setelahnya kementerian
pertahanan pernah dijabat oleh personal non – militer atau pejabat sipil.

3. Nilai pancasila Masa Reformasi dilihat dari :


1. Bidang Ideologi
➢ Pelaksanaan sistem pemerintahan demokrasi pancasila diterapkan sesuai dengan asas
demokrasi yang berlandaskan pancasila. Pada era ini, pemerintah memberi ruang
gerak kepada partai politik dan DPR untuk turut serta mengawasi pemerintahan secara
kritis.
➢ Berbekal semangat pancasila, berbagai upaya dilakukan untuk memperbaiki kondisi
bangsa Indonesia.

2. Bidang Politik
➢ Departmen perorangan dibubarkan, di anggap mengganggu kebebasan pers.
➢ Departmen sosial dibubarkan, di anggap sebagai seorang kurupsi.
➢ Menyetujui penggatian nama Irian Jaya pada Desember 1999 menjadi Papua.
➢ Masyarakat etnis Tionghoa diperbolehkan beribadah dan merayakan implek.

3..Bidang Ekonomi
➢ Kondisi ekonomi yang mulai membaik, tetapi belum stabil dengan membentuk
Dewan Ekonomi Nasional untuk mengatasi ekonomi.
➢ Mengutamakan kebutuhan rakyat, yang pada masa era orde baru mengalami krisis
ekonomi.
➢ Membangun kehidupan ekonomis bagi kehidupan bermasyarakat.

4.Bidang Sosial Budaya


➢ Memperbaharui tatanan kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara sesuai
dengan nilai pancasila.
➢ Mewujudkan pandangan hidup falsafah pancasila.
➢ Membin sistem sosial budaya yang tetap berkepribadian Indonesia dalam nilai – nilai
pancasila.
➢ Kegiatan keibadahan sesuai keyakinan dan kebiasaan setiap individu bebas.
5.Bidang Pertahanan Keamanan
➢ Reformasi sektor atau sistem keamanan yang bertujuan untuk menjamin terjadinya
demokrasi dan kontrol dari pihak – pihak sipil terhadap sektor keamanan, dan
mengembangkan sektor keamanan yang efektif, bisa dilaksanakan dan efisien. Kedua
tujuan inj mencangkup penguatan terhadap manajemen, kapasitas pemerintah.

4) Pengimplementasian nilai – nilai pancasila erat kaitannya dengan sudut pandang


pemimpin negara, akibatnya setiap rezim yang berkuasa dapat dirasakan berbeda –
beda (dinamis). Bagaimana pandangan presiden – presiden Indonesia tentang
pancasila?
➢ Presiden Soekarno
➢ Presiden Soeharto
➢ Presiden B. J. Habibie
➢ Presiden Abdurrahman Wahid
➢ Presiden Megawati Soeharto Putri
➢ Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
➢ Presiden Jokowi Dodo

Jawaban :

1.Presiden Soekarno
➢ Rumusan Ir.Soekarno pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, menyampaikan
pidato yang berisi gagasan tentang dasar negara. Soekarno juga mengusulkan tiga
dasar negara yang diberi nama Ekasila, Trisila, dan Pancasila. Namun, pada akhirnya
dasar negara yang dipilih adalah pancasila.
➢ Rumusan pancasila yang diusulkan I. Soekarno berbunyi : “ Kebangsaan Indonesia
Nasionalisme – Internationalisme / Perikemanusian – Mufakat / Demokrasi.
➢ Soekarno memberi Intleiding atau kursus pendahuluan soal pancasila yang
dibanggakannya. Posisi pancasila sebagai dasar negara, Soekarno menyakini
pancasila adalah falsafah yang mempersatukan dan mengikat Indonesia.
➢ “Pancasila adalah satu alat mempersatu, yang saya yakini seyakin – yakinnya bangsa
Indonesia dari sabang sampai merauke hanyalah dapat bersatu pada di atas dasar
pancasila itu” kata Soekarno.
2. Presiden Soeharto
➢ Sebagai seorang yang telah terlihat di dalam perjuangan menegakkan dan
mempertahanoan negara ini, dan bahkan selanjutnya memimpin prosese jalannya
sejarah ini, pancasila merupakan pusat segala perhatiannya.
➢ Presiden Soeharto dalam pidatonya pada Juli 1983 mengatakan bahwa penerimaan
tanpa syarat atas pancasila untuk stabilitas dnt kesatuan nasional.
➢ Soeharto memiliki gagasan untuk membuat suatu program yang digunakan untuk me
masyarakatkan nilai – nilai pancasila melalui rumusan ( P – 4 ).
3. Presiden B. J. Habibie
➢ Presiden 3 RI B. J. Habibie mengatakan pancasila adalah darah daging dalam jiwa
bangsa Indonesia. Pernyataan ini di sampaikan dalam Dialog kebangsaan : mengelola
keberagaman meneguhkan ke- Indonesiaan yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia ( LIPI).
➢ Pancasila is a must dan itu bukan hasil dari suatu generasi tapi Bung Karno sendiri
katakan dia gali dari tubuh bangsa Indonesia. Di situ ( pancasila) sudah ada dalam
tubuh kita sendiri, pelihara baik dan sesuaikan dengan keadaan teknologi , kendala
baru dan adanya informasi bisa masuk kesini, “ Kata Habibie di kantor LIPI, Jakarta
Selatan, Selasa ( 15 / 8 ).
4.Presiden Abdurrahman Wahid
➢ Menurut presiden Abdurrahman Wahid / yang biasa dikenal dengan nama Gus Dur
pancasila justru merupakan dokrin politik religius yang sesuai dengan Islam. Nilai –
nilai agama ini menyinari ruang publik bangsa melalui pancasila.
➢ Jika dianalogikan, islam adalah tebu, “ sedangkan pancasila merupakan gula “.
Sebagai agama yang turun dari Tuhan, Islam adalah (Sumber – Tebu )
➢ Dalam kehidupan berbangsa bernegara yang memiliki konteksnya sendiri, islam
menerangi bangsa melalui “ saripati manis – nya , yakni nilai – nilai pancasila.
➢ Dalam pandangan Gus Dur, pancasila yang bermahkota Ketuhanan Yang Masa Esa,
menjadi jalan keluar dari dua kebuntuan.
➢ Pada satu sisi, kebutuhan terkresi yang menghendaki pengakuan kedaulatan Allah (
hakimiyatullah).
5.Presiden Megawati Soeharto Putri
➢ Presiden kehidupan – 5 RI Megawati Soeharto Putri menyatakan pancasila adalah
falsafah kemanusiaan. Nilai – nilai di dalam pancasila menurut Ketua Umum PDIP ini
bisa dilaksanakan secara Internasional dengan menghadirkan nilai kemanusiaan
dalam wujud perdamainaw dunia.
➢ Megawati mengatakan pancasila tidak sekedar dasar negara, ideologi, cita – cita
persatuan semua golongan saja, tapi suatu dedikasi moral, suatu tuntunan hidup,
termaksud dalam pembentukan karakter dan jiwa kepemimpinan.
➢ Negara menjadi kuat jika pancasila diajarkan terus menerus “ negara kuat jika
pancasila diajarkan mulai dari keluarga bahkan sejak kecil, karena pancasila adalah
dasar negara” . Kata Megawati dalam acara Sarasehan Gebyar Bola Negara di
Tondano , Senin, 11 Desember 2017.
➢ Megawati mengatakan selain diajarkan dari keluarga, pancasila pun harus dijadikan
budaya, karena pancasila merupakan pertahanan atau simbol negara.
6.Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
➢ Menurut SBY, pancasila adalah ideologi yang paling cocok bagi Indonesia. Dengan
catatan, pancasila dimaknai sebagai living Ideologi, bukan dagma Ideologi.
➢ SBY mengatakan Indonesia memiliki ideologi terbaik di dunia, yaitu pancasila. “ saya
mempelajari semua ideologi di semua negara. Pancasila yang menurut saya, yang
terbaik. Ujar SBY saat memberikan keynote speech dalam seminar memaknai 70
tahun kemerdekaan RI di Balai Sidang Universitas Indonesia, kamis 20 Agustus 2015.
➢ SBY menuturkan pancasila masih tetap releven dan mampu menjawab tantangan
bangsa. Pancasila juga mampu membuat Indonesia bersatu dan tumbuh menjadi
negara besar.
7. Presiden Jokowi Dodo
➢ Menyampaikan bahwa bangsa Indonesia dianugerahi pancasila yang menjadi
pemandu dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. “ Yang menjadi benteng
untuk menghadapi bahaya ideologi – ideologi lain. Yang jadi rumah bersama bagi
seluruh komponen bangsa”. Ujar Jokowi saat memimpin Upacara Peringatan Hari
Lahir Pancasila Nasional Tahun 2019 di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri.

NAMA : HARTINI
NIM : J1A121026
KELAS : A
JURUSAN : KESEHATAN MASYARAKAT
MATA KULIAH : PANCASILA
TUGAS : 4 ( EMPAT) , (05-10-2021)

1.“Tuliskan pokok-pokok materi penting dari 3 vidio(mulai dari awal hingga seterusnya) “
Jawaban:
Vidio 1

Istilah “Falsafat” berasal dari bahasa Yunani. Bangsa Yunanilah yang mula-mula
berfilsafat seperti lazimnya dipahami orang sampai sekarang. Kata ini majemuk, berasal dari
kata “Philosophia” yang berarti “persahabatan,tertarik kepada” and kata “Sophos” yang berarti
“pengetahuan, kebijaksanaan, keterampilan, pengalaman praktis intelegensi “
Secara harfiah philosophia adalah mencari kebijaksanaan, persahabatan. Mempelajari
filsafat berarti upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup”menjadi konsep yang
bermanfaat bagi peradaban manusia “.Pancasila merupakan sebuah sistem filsafat berarti
diharapkan, pancasila itu bisa menjadi konsep yang bermanfaat bagi peradaban manusia
khususnya bagi bangsa indonesia.
Mengapa pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat? “Pancasila dikatakan sebagai filsafat,
karena Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the
faounding father kita, yang dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Gani). Filsafat
Pancasila memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasila
(Notonagoro).”
Pancasila disebut sebagai sistem filsafat, karena keseluruhan sila sila yang didalamnya
merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan, saling bekerjasama guna pencapaian
tujuan tertentu dan secara menyeluruh merupakan bagian suatu kesatuan yang utuh.
Pancasila sebagai sistem filsafat(sebagai landasan/dasar rumusan kemerdekaan indonesia
yang dirumuskan oleh para tokoh dengan pemenuhan 4 kriteria, yaitu:
1. Sistem filsafat harus bersifat koheren. Bahwa bagan konsepsional tersebut berhubungan
satu dengan lainnya secara runtut, tidak mengandung pernyataan yang saling bertentangan.
Metode dalam sistem filsafat mendasar, yakni mendalam sampai ke inti mutlak dari
permasalahannya sehingga merupakan hal yang sangat fundamental.
2. Sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup segala hal dan gejala yang
terdapat dalam kehidupan manusia. Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa merupakan suatu
pola yang dapat mewadahi semua kehidupan dan dinamika masyarakat di Indonesia.

3. Sistem filsafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk perenungan


mendalam yang sampai ke inti mutlak permasalahan sehingga menemukan aspek yang
sangat fundamental.

4. Filsafat spekulatif adalah suatu cara berfikir sistematis mengenai segala hal
yang ada. Filsafat spekulatif adalah suatu pencarian untuk aturan dan suatu hal yang
menyeluruh, yang diterapkan bukan hanya pada hal tertentu atau pengalaman tertentu
saja tetapi untuk seluruh ilmu pengetahuan dan pengalaman.
Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki esensi, yaitu sebagai berikut:
1. Hakikat Sila Ketuhanan terletak pada keyakinan bahwa Tuhan adalah prinsip
utama dalam kehidupan semua makhluk.
2. Sila kedua pancasila yakni Kemanusiaan yang Adil dan Beradab mengandung
pengertian bahwa seluruh manusia merupakan mahkluk yang beradab dan
memiliki keadilan yang setara di mata Tuhan. Dengan kata lain, seluruh
manusia sama derajatnya baik perempuan atau laki-laki, miskin maupun kaya,
berpangkat maupun yang tidak.
3. Hakikat Sila Persatuan terletak pada semangat kebangsaan. Makna sila ketiga
Pancasila yaitu menyatunya bangsa Indonesia dari berbagai sendi kehidupan,
yaitu politik, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan, dan keamanan. Tujuan
persatuan Indonesia adalah menumbuhkan rasa bersatu warga negara yang
memiliki beragam adat dan budaya.
4. Hakikat sila ini adalah demokrasi, yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat. Asas musyawarah untuk mufakat, yaitu yang memperhatikan
dan menghargai aspirasi seluruh rakyat melalui forum permusyawaratan,
menghargai perbedaan, mengedepankan kepentingan rakyat, bangsa dan
negara.
5. Makna Sila Kelima Pancasila, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Sila kelima Pancasila memiliki makna bahwa seluruh rakyat Indonesia
mendapatkan perlakuan yang adil baik dalam bidang kebudayaan, agama, suku,
hukum, politik, ekonomi, dan sebagainya.
• Keadilan distributif adalah persepsi mengenai kewajaran terkait
bagaimana seluruh sumber daya dan penghargaan didistribusikan oleh
organisasi.
• Keadilan legal yaitu keadilan yang diberikan individu kepada
masyarakat. Keadilan legal pertama-tama mengacu pada kewajiban
untuk mentaati hukum yang adil dari masyarakat sebagai tuntutan
minimal kepentingan hukum.
• Keadilan secara komutatif adalah perlakuan terhadap seseorang
dengan tidak melihat jasa-jasa yang dilakukan. Contoh keadilan
komutatif ialah memperlakukan setiap orang secara adil. Tidak hanya
mendapat haknya, namun juga harus menerima sanksi atau hukuman
ketika melakukan suatu kesalahan.

Vidio 2
Mengapa pancasila diperlukan sebagai sistem filsafat? “Karena pancasila terbagi dalam
beberapa konsep, yaitu:”
1. Agar dapat diberikan pertanggung jawaban rasional dasar mengenai sila-sila pancasila
sebagai prinsip politik
2. Agar dapat di jabarkan lebih lanjut sehingga menjadi oprasional dalam bidang-bidang
kehidupan bernegara
3. Agar dapat membuka dialog dengan berbagai Sprektif baru dalam kehidupan bernegara
dan berbangsa. Seperti yang di sampai kan Bung Karno bahwa” pancasila ini harus
dikaji lebih dalam lagi, supaya bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan
bernegara dan berbangsa “
4. Agar dapat menjadi kerangka evaluasi terhadap segala kegiatan dalam kehidupan
bermasyarakat, bernegara, berbangsa serta memberikan Sprektif pemecahan terhadap
pemasalahan nasional.
Filsafat Pancasila memiliki fungsi sebagai sebuah cara hidup dari Bangsa Indonesia. Pancasila
merupakan sebuah pedoman serta instruksi dalam kehidupan sehari-hari warga Negara.Setiap
ideologi bersumber dari filsafat. Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai dan
pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Pancasila
dikatakan sebagai filsafat karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam
yang dituangkan dalam suatu sistem.

Vidio 3

Hakikat pancasila itu seperti apa?”hakikat Pancasila adalah sesuatu yang terkandung
dalam nilai-nilai yang terdapat pada sila Pancasila yang harus dijadikan sebab, sehingga
dijadikan sebagai dasar negara”. Hakikat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa adalah
sebagai pegangan hidup, pedoman hidup, dan petunjuk arah bagi semua kegiatan hidup dan
penghidupan bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan.

Filsafat di KBBI adalah: pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat
segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya. Kata Turunan Falsafah Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata falsafah adalah anggapan, gagasan dan sikap batin yang
paling dasar yang dimiliki oleh orang atau masyarakat. Arti lainnya dari falsafah adalah
pandangan hidup.

Menurut KBBI, filsafat atau filosofi adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi
mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya. Filosofi juga diartikan sebagai
teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan, dan n ilmu yang berintikan logika,
estetika, metafisika, dan epistemologi.

Berfisalfat, Berfilosofi, Berfasafah “berpikir secara mendalam, komprehensif, kritis, radikal


tentang sesuatu. Filsafat sebagai hasil berpikiran sedalam-dalamnya diharapkan merupakan
pengetahuan yang paling bijaksana atau setidak-tidaknya mendekati kesempurnaan.

Filsafat menurut Bertrand Russel”Setidak- tidaknya dalam pengertian Bertrand Russell,


filsafat merupakan wilayah yang berada diantara dua termin, yakni teologi dan sains, yang
mana didalamnya berisikan pikiran dan gagasan mengenai masalah-masalah definitif, yang
kurang jelas, filsafat lebih menarik perhatian akal logis ketimbang tradisi metafisika dan lain-
lain”.

Pemikiran dan kepenulisan Russell membentang luas dari filsafat, moral, pendidikan,
sejarah, agama, hingga politik. Kedua, melalui atomisme logis, Russell meyakini bahwa
kebenaran, bahasa, dan keberadaan suatu realitas harus dapat dibuktikan secara empiris,
sebagaimana pembuktian kebenaran dan keberadaan atom.
Filsafat Pancasila adalah penggunaan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bernegara. ... Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam tentang filsafat
Pancasila, bisa membaca pengertian para ahli maupun fungsinya. Pancasila dikatakan sebagai
filsafat karena merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh para
pendahulu kita, yang kemudian dituangkan dalam suatu sistem yang tepat. Jika ditilik dari soal
tempat, Filsafat Pancasila merupakan bagian dari Filsafat Timur dan juga bagian dari Filsafat
Barat.

Pancasila disebut sebagai dasar filsafat negara pada hakikatnya merupakan suatu sumber
nilai bagi bangsa dan negara indonesia. Pancasila disebut sebagai dasar filsafat negara
mengandung pengertian bahwa dlm setiap aspek penyelenggaraan negara dan pemerintahan
harus sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Pancasila sebagai Sistem
Filsafat adalah kesatuan dari berbagai unsur yang memiliki fungsi tersendiri, tujuan yang sama,
saling keterikatan dan ketergantungan. Maka dari itu Pancasila harus menjadi orientasi
pelaksanaan sistem politik dan pembangunan nasional.

Secara ontologis pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui
hakikat dasar dari sils-sila pancasila. Pancasila terdiri atas lima asas yang berdiri sendiri-
sendiri. Manusia merupakan pendukung pokok dari sila-sila pancasila. Maksudnya pada
hakikatnya manusia memiliki hakikat mutlak.
Dalam Pendidikan Pancasila (2002) karya Purwastuti dkk, Pancasila sebagai sistem nilai
artinya mengandung serangkaian nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan
keadilan yang merupakan satu kesatuan utuh dan sistematis.

Susunan sila-sila Pancasila merupakan merupakan kesatuan yang organis, satu sama lain
membentuk suatu sistem yang disebut dengan istilah majemuk tunggal. Majemuk tunggal
artinya Pancasila terdiri dari 5 sila tetapi merupakan satu kesatuan yang berdiri sendiri secara
utuh.

Pentingnya filsafat sebagai berikut:”Dari pelajaran filsafat diharapkan seiap manusia dapat
berfikir tentang dirinya sendiri. Memberi dasar-dasar pengetahuan kita, memberi tatapan atau
pandangan yang sintesis sehingga semua pengetahuan termasuk dalam kesatuan. Agar hidup
ini dipimpin oleh pengetahuan”.

Pancasila sebagai dasar falsafah negara, menurut Notonagoro, merupakan norma hukum
dasar positif., obyaketif dan subyektif, yang secara formil bersifat mutlak dan tidak dapat
dirubah dengan jalan hukum karena telah tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945. “Pancasila adalah dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi
pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan,
serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia”.

Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menurut Prof. Dr. Notonegoro terbaigi
menjadi tiga, yaitu nilai material, nilai vital, dan nilai kerohanian. Nilai pertama yaitu nilai
kebenaran yang bersumber pada unsur akal manusia, dan nilai kedua yaitu nilai keindahan yang
bersumber pada unsur rasa indah manusia.
Soekarno meyakini Pancasila adalah falsafah yang mempersatukan dan mengikat
Indonesia. "Pancasila adalah satu alat mempersatu, yang saya yakin seyakin-yakinnya bangsa
Indonesia dari Sabang sampai Merauke hanyalah dapat bersatu padu di atas
dasar Pancasila itu," kata Soekarno.

Ir. Soekarno, Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian abad
lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian, Pancasila tidak saja
falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia. Dalam perumusan
Pancasila, pada tanggal 1 Juni 1945 Soekarnomenyampaikan pemikirannya mengenai lima
prinsip dasar yang menjadi point penting mengenai Pancasila. Point tersebut ialah sebagai

1. Prinsip pertama yang menjadi


perhatian Soekarno adalahNasionalisme (Kebangsaan
Indonesia).
2. Prinsip kedua yang diuraikan Soekarno
adalah Internasionalisme. Internasionalisme yang dimaksud bukanlah
kosmopolitanisme yang tidak menginginkan adanya kebangsaan. Internasionalisme
sangat berhubungan dengan prinsip Kebangsaan yang diuraikan Soekarno pada sila
pertama.
3. Prinsip yang ketiga Soekarno menguraikan dasar Mufakat, dasar perwakilan, dasar
permusyawaratan.
4. Prinsip yang keempat yaitu Kesejahteraan. Dengan prinsip ”tidak akan ada kemiskinan
di dalam Indonesia Merdeka”.
5. Prinsip kelima yang diuraikan Soekarno adalah ke-Tuhanan Yang Maha Esa. Prinsip
sila keTuhanan YME (Ketuhanan Yang Berkebudayaan). Lima prinsip sebagai dasar
negara tersebut kemudian oleh Soekarno diusulkan agar diberi nama “Pancasila” atas
saran salah seorang teman beliau yang ahli bahasa. Berikutnya menurut Soekarno
kelima sila tersebut dapat diperas menjadi “Tri Sila” yang meliputi: Sosio-nasionalisme
yang merupakan sintesis dari Kebangsaan (nasionalisme) dengan Peri kemanusiaan
(internasionalisme), Sosio-demokrasi yang merupakan sintesis dari Mufakat
(demokrasi), dengan Kesejahteraan sosial, serta Ketuhanan.Berikutnya Soekarno juga
mengusulkan “Tri Sila” tersebut juga dapat diperas menjadi “Eka Sila” yang intinya
adalah gotong-royong.

Abdulkadir Besar menyatakan bahwa sebagai ideologi, Pancasila merupakan seperangkat nilai
intrinsik yang diyakini kebenarannya oleh suatu masyarakat, dijadikan dasar menata dalam
menegara Abdulkadir Besar, 1991.
Urgensi Pancasila sebagai dasar negara, yaitu: 1) agar para pejabat publik dalam
menyelenggarakan negara tidak kehilangan arah, 2) dan agar partisipasi aktif seluruh warga
negara dalam proses pembangunan dalam berbagai bidang kehidupan bangsa dijiwai oleh nilai-
nilai Pancasila.

2. Jawab pertanyaan, berikut :


a. Bagimana pengertian filsafat, filosofi, falsafah?
Jawaban:
• Filsafat merupakan pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-
sebab, asas-asas hukum dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta
ataupun mengetahui kebenaran dan arti “adanya” sesuatu.
• Filosofi adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat
segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya. Filosofi juga diartikan sebagai n teori yang
mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan, dan n ilmu yang berintikan logika, estetika,
metafisika, dan epistemologi.
• Falsafah di KBBI adalah: anggapan, gagasan, dan sikap batin yang paling dasar yang
dimiliki oleh orang atau masyarakat; “pandangan hidup”.

b. Landasan filsafat pancasila!


Jawaban:
Pancasila memiliki 3 landasan pijak filosofis yaitu Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis.
Ontologis dalam filsafat adalah tentang hakikat yang paling mendalam dan paling umum
(mendasar)Landasan filosofis adalah penggunaan hasil-hasil pemikiran filsafat Pancasila untuk
mengembangkan Pendidikan Pancasila. Pancasila yang merupakan filsafat negara harus
menjadi sumber bagi segala tindakan para penyelenggara negara, menjadi jiwa dari perundang-
undangan yang berlaku bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
c. Betulkah Pancasila sebagai filsafat?
Jawaban:
Ya, karena pancasila merupakan hasil renungan para Pendiri /Tokoh Negara Indonesia dalam
kehidupan bangsa.
Pancasila sebagai Sistem Filsafat adalah kesatuan dari berbagai unsur yang memiliki fungsi
tersendiri, tujuan yang sama, saling keterikatan dan ketergantungan. Pancasila memiliki 3
landasan pijak filosofis yaitu Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis
d. Bagaimana pancasila sebagai sistem filsafat menurut pendapat pakar yang namanya
disebut dalam video tersebut?
Jawaban:
• Russel menganggap Pancasila adalah sintesis kreatif antara Declaration of American
Independence (yang merepresentasikan ideologi demokrasi liberal-kapitalis) dengan
Manifesto Komunis (yang merepresentasikan ideologi komunis).
• Menurut Notonegoro Pancasila adalah dasar falsafah negara Indonesia, sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara
yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai pemersatu,
lambang persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara.
• Abdulkadir Besar menyatakan bahwa sebagai ideologi, Pancasila merupakan
seperangkat nilai intrinsik yang diyakini kebenarannya oleh suatu masyarakat,
dijadikan dasar menata dalam menegara (Abdulkadir Besar, 1991

e. Bagaimana urgensi Pancasila sebagi sstem filsafat ?


Jawaban:
Urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat atau filsafat Pancasila, artinya refleksi filosofis
mengenai Pancasila sebagai dasar negara. Sastrapratedja menjelaskan makna filsafat Pancasila
sebagai berikut. Pertama, agar dapat diberikan pertanggungjawaban rasional dan mendasar
mengenai sila-sila dalam Pancasila sebagai prinsip-prinsip politik. Kedua, agar dapat
dijabarkan lebih lanjut sehingga menjadi operasional dalam bidang-bidang yang menyangkut
hidup bernegara. Ketiga, agar dapat membuka dialog dengan berbagai perspektif baru dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Keempat, agar dapat menjadi kerangka evaluasi terhadap
segala kegiatan yang bersangkut paut dengan kehidupan bernegara, berbangsa, dan
bermasyarakat, serta memberikan perspektif pemecahan terhadap permasalahan nasional.

NAMA : HARTINI
NIM : J1A121026
KELAS : A
JURUSAN : KESEHATAN MASYARAKAT
MATA KULIAH : PANCASILA
TUGAS : 5 ( LIMA), ( 12 – 10 – 2021 )

“ Makna Filosofi pancasila dari pidato Bung Karno tanggal 1 Juni “


Pancasila merupakan hasil dari galian dalam ingatan, ciptaan, dan hayal yang terpendam di
dalam bumi Indonesia. Agar hasil dari penggalian itu dapat di pakai sebagai dasar negara
Indonesia merdeka. Sudah terbukti bahwa pancasila hasil yang digali dan dipersembahkan
kepada rakyat Indonesia bahwa pancasila adalah benar – benar satu dasar yang dinamis, satu
dasar yang benar – benar dapat menghimpun segenab bangsa Indonesia, satu dasar yang benar
– benar bisa mempersatukan rakyat Indonesia, untuk bukan saja mencatuskan refolusi tetapi
juga mengakhiri refolusi ini dengan hasil yang baik. Soekarno adalah sebenarnya utusan, wakil,
daripada refolusi Indonesia. Refolusi ini bukan dari Soekarno tapi refolusi bangsa Indonesia
dari sabang sampai merauke.
NAMA : HARTINI
NIM : J1A121026
KELAS :A
JURUSAN : KESEHATAN MASYARAKAT
MATA KULIAH : PANCASILA
TUGAS : 6 (ENAM), ( 19 – 10 – 2021 )

1. Jelaskan etika perilaku sistem politik yang sesuai dengan etika politik Pancasila!
2. jelaskan perilaku politik yang bertentangan dengan etika politik Pancasila!
Jawaban :
1.Etika politik Pancasila adalah perbuatan atau perilaku politik yang selaras dengan
Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang bersila ketiga, bersila keempat, bersila kelima, dan
bersila kesatu.”
Seperti yang kita pahami, persoalan terkait etika berhubungan dengan masalah nilai. Adapun
postulat mengenai nilai Ilmu Filsafat Pancasila ialah hakikat manusia Pancasila. Oleh sebab
itulah rumus dari keseluruhan rangkaian kesatuan sila dalam Pancasila yang bersinggungan
dengan etika Politik Pancasila diawali dari sila kedua; Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Untuk menguraikan rumus tersebut ke dalam penjelasan yang lebih terang, maka pemahaman
akan etika politik Pancasila mesti disesuaikan dengan kebutuhannya. Dengan kata lain, setiap
sila dalam Pancasila harus diuraikan dengan pengertian-pengertian yang umum ke dalam
pengertian yang khusus. Beriringan dengan hal tersebut, yang harus diingat adalah setiap
pemahaman mengenai sila-sila dalam Pancasila dikualifikasi oleh keempat sila yang lain.

• Etika Politik Pancasila dan Filsafat Politik Pancasila


Etika Politik Pancasila merupakan percabangan dari filsafat politik Pancasila yang memandang
baik dan buruknya suatu perbuatan maupun perilaku politik dengan dasar Filsafat Politik
Pancasila. Adapun definisi Filsafat Politik Pancasila yaitu segenap keyakinan yang
diperjuangkan penganutnya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia
berdasarkan Pancasila.

• Nilai-nilai Etika dalam Pancasila


Seperti yang kita pahami, etika tentunya membantu manusia dalam hal penentuan mengenai
tindakan yang perlu dilakukan dan apa alasannya hal tersebut harus dilakukan. Pancasila
sebagai dasar negara merupakan etika bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Sedangkan nilai-nilai etika yang dapat kita temukan dalam Pancasila
dimanifestasikan dalam bentuk tatanan seperti berikut:
➢ Tatanan bermasyarakat memiliki nilai-nilai dasar seperti pelarangan akan eksploitasi
sesama manusia. Semua orang wajib untuk berperikemanusiaan dan juga berkeadilan
sosial.
➢ Tatanan bernegara memiliki nilai-nilai dasar merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan
makmur.
➢ Tatanan luar negeri memiliki nilai ketertiban dunia, perdamaian abadi, kemerdekaan,
dan keadilan sosial.
➢ Tatanan pemerintah daerah dengan nilai-nilai permusyawaratan yang mengakui asal-
usul atau latar belakang keistimewaan daerah.
➢ Tatanan hidup beragama dengan kebebasan beribadah sesuai dengan keyakinan
masing-masing.
➢ Tatanan bela negara, hak dan kewajiban warga negara untuk membela negara.
➢ Tatanan pendidikan, dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa.
➢ Tatanan berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapat.
➢ Tatanan hukum dan keikutsertaan dalam pemerintahan, dan
➢ Tatanan kesejahteraan sosial dengan nilai dasar kemakmuran bagi seluruh masyarakat.

• Contoh penerapan etika politik Pancasila


Contoh kasusnya dapat kita temukan dalam kegiatan kampanye yang (harusnya) sesuai dengan
etika Pancasila. Dalam kampanye, orang-orang dapat menjalankan dengan caranya, akan tetapi
harus tetap dengan memegang prinsip sebagai berikut:

➢ Berkampanye dengan tetap mengusung nilai-nilai kemanusiaan, contohnya dengan


tetap menjaga keamanan pihak lain, tidak merugikan orang lain, dan menjaga hubungan
baik dengan sesama agar tetap harmonis, sehingga bentrokan tidak akan pernah terjadi.
Hal ini berdasarkan pada sila ke-3.
➢ Peraturan dalam kegiatan berkampanye harus dipatuhi, sebab dengan menaati
ketentuan berarti memberi keselamatan bagi diri kita semua. Hal tersebut berdasarkan
pada sila ke-4.
➢ Pemilu dan kampanye memiliki tujuan akhir kemakmuran dan kesejahteraan hidup
bersama. Oleh sebab itu, sebaiknya hindari hal-hal yang menjadi penghambat usaha-
usaha menuju kesejahteraan bersama. Langkah tersebut berdasarkan sila ke-5.
➢ Dengan menyadari bahwa semua perbuatan yang tidak baik dengan mengatasnamakan
Pemilu atau kampanye tidak akan lepas dari pengawasan Tuhan Yang Maha Esa. Hal
ini didasarkan pada sila ke-1.

Permasalahan inti politik tentu saja tidak terbatas pada masalah kekuasaan. Namun, politik
ialah tentang seperangkat keyakinan dalam kehidupan bermasyarakat, juga berbangsa dan
bernegara yang diperjuangkan oleh orang-orang yang meyakininya. Demikian adalah
pengertian “politik” secara ilmiah. Adapun pengertian “politik” secara non-ilmiah yaitu yang
memiliki prinsip perjuangan demi memenangkan kekuasaan. Bahkan cenderung mengabaikan
nilai kemanusiaan, sehingga menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
2.Etika politik di Indonesia sendiri pada asas legalitasnya termuat didalam TAP MPR NO.IV TAHUN
2001 TENTANG ETIKA KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA.

“Menurut Frans Magnus Suseno Bahwa Etika politik memberikan patokan-patokan, orientasi
dan pegangan normatif bagi mereka yang ingin menilai kualitas tatanan dan kehidupan politik
dengan tolak ukur martabat manusia”.

Etika politik erat kaitannya dengan sikap, nilai, maupun moral yang pada dasar
fundamentalnya hanya dimiliki oleh manusia. Dasar tersebut yang kemudian akan lebih
menguatkan bahwa etika politik senantiasa didasarkan pada manusia sebagai mahluk yang
beradab dan berbudaya.

Sebuah penyimpangan etika politik pada hakikatnya bisa kita jumpai didalam hidup dan
kehidupan bernegara dalam hal ini penerapan politik praktis di lapangan. Bentuk pelanggaran
dalam bentuk legitimasi hukum dapat kita lihat didalam kontestasi pemilihan umum.
Sebagaimana pasal 22 E ayat (1) UUD 1945 adalah pemilihan umum dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.

Namun yang menjadi perhatian tersendiri adalah kontestasi pemilihan umum ini justru
hanya dilakukan oleh para aktor politik yang hanya ingin mengejar popularitas dan
kekuasaan semata. Banyak dari para elit politik yang kemudian mengumbar janji untuk
memikat hati maupun suara rakyat menjelang pemilihan umum dilaksanakan, yang pada
hakikatnya janji politik tersebut belum tentu dapat dipertanggung jawabkan setelah mereka
terpilih sebagai calon pemerintah maupun wakil rakyat.

Bukan hanya janji-janji semata yang mereka gunakan untuk mencari popularitas dikalangan
rakyat bahkan tindakan Money Politic pun mereka halalkan. Perbuatan tersebut tentunya
merupakan tindakan yang tidak bermoral dan melanggar etika politik. Hak pilih yang
kemudian menjadi hak dari setiap warga negara untuk menentukan pilihan dalam kontestasi
politik pada sejatinya tidak dapat dipaksakan oleh orang lain.

Namun dengan cara Money Politic suara rakyat yang pada sejatinya merupakan hak mutlak
dari setiap warga negara mereka pengaruhi. Yang pada prinsipnya pemilihan umum
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Hal ini yang kemudian
mencerminkan tentang pelanggaran pemilihan umum. Perbuatan mempengaruhi hak pilih
orang lain dengan cara Money Politic, merupakan perbuatan yang tidak jujur, karena rakyat
yang dipengaruhi tersebut tidak mempunya dasar subyektif dalam menentukan hak
politiknya.
Namun hanya karena dengan menilai secara material, maka hak politik dari rakyat yang
dipengaruhi tersebut digadaikan. Dan tindakan seperti ini juga merupakan suatu tindakan
persaingan yang tidak sehat antar sesama calon yang menjadi pesaing politik.
Buah dari persaingan yang tidak sehat tersebut dapat kita lihat ketika para pemangku jabatan
pemerintah maupun wakil rakyat berhasil menduduki jabatan. Tentu akan sengat meragukan
ketika mereka menjalankan pemerintahan yang bersih.
Terbukti dengan banyaknya pemangku jabatan pemerintah maupun wakil rakyat yang
terlibat kasus korupsi. Ini disebabkan oleh banyaknnya dana yang mereka keluarkan untuk
membeli suara rakyat, sehinnga ketika mereka berhasil mendapapatkan kekuasaan mereka
akan cenderung memanfaatkan kekuasaannya untuk mengembalikan uang yang telah
mereka keluarkan.

Sikap dan perbuatan dari para politikus juga menjadi tolak ukur dalam melihat etika
perpolitikan. Khususnya untuk para pemangku jabatan pemerintahan maupun wakil rakyat.
Secara realitas dapat kita lihat bahwa banyak dari wakil rakyat yang mulai kehilangan jati
dirinya sebagai wakil rakyat yang seharusnya mereka merupakan penyambung lidah rakyat
demi mencapai kesejahteraan rakyat. Mereka justru menyalahgunakan kepercayaan rakyat
demi kepentingan pribadi maupun kelompok.

Terbukti dapat terlihat ketika banyak dari para wakil rakyat yang mengiginkan gaji tinggi,
fasilitas dan sarana yang mewah, namun mereka lupa bahwa apa yang mereka nikmati
tersebut merupakan uang rakyat. Dan hal tersebut tidak sebanding dangan apa yang telah
mereka lakukan untuk rakyat, bahkan sekedar menghadiri rapat saja mereka tidak dapat
menghadirinnya, atau mungkin hadir namun tidak berpartisipasi aktif dalam rapat tersebut,
bahkan banyak media yang memberitakan ada wakil rakyat yang tidur ketika rapat
berlangsung.

Banyak harapan yang kemudian timbul ditengah-tengah masyarakat untuk para politikus,
bahwa ada suatu tanggung jawab sosial dibalik peran mereka sebagai politikus. Bukan hanya
tanggung jawab pribadi, partai, atau golongan yang di emban. Namun ada tanggung jawab
besar yang harus dipertangung jawabkan. Khususnya tanggung jawab sosial yang harus
dilaksanakan dengan mengedepankan moral atau etika. Karena tanggung jawab sosial
mestinya dimaknai sebagai janji.

Artinya, berbicara janji tentunya berbicara sesuatu yang harus ditepati. Ketika para politisi
sadar akan tanggung jawab sosial mereka maka dengan sendirinya mereka akan selalu
memperhatikan etika dalam berpolitk. Dan rakyat harus paham bahwa politik itu sendiri
dilaksanakan sesuai dengan amanah pancasila yang tidak bertentangan, dan bukan pancasila
dipolitikkan oleh penguasa.
Seorang politisi maupun pejabat negara yang terlibat dalam kasus hukum, hendaknya dengan
berjiwa ksatria dapat menghadapinya sesuai dengan nilai-nilai etika dan budaya yang tertanam
di bangsa ini. Apalagi melihat cita-cita bangsa Indonesia adalah menuju kepada negara hukum
(rechtsstaat) dimana dalam prosesnya penegakan hukum harus dilaksanakan secara tegas dan
tidak tebang pilih demi mencapai kepastian hukum. Setiap orang pada dasarnya memiliki hak
yang sama di hadapan hukum (equality before the law) untuk mendapatkan proses peradilan
yang jujur dan terbuka (fair trial) serta imparsial, sehingga pada akhirnya tidak berpotensi
melakukan tindakan menghalangi proses hukum (obstruction of justice).

• Perilaku yang melanggar nilai Pancasila adalah tindakan diskriminasi terhadap orang
yang berbeda agama. Tidak menghormati orang yang berbeda agama. Memaksa orang
lain untuk memeluk suatu agama tertentu. Membunuh atau menyakiti orang lain.
Berikut perilaku yang melanggar nilai – nilai pancasila :
Contoh Perilaku Yang Melanggar Nilai Ketuhanan
• Tidak mengakui keberadaan Tuhan.

• Melanggar kewajiban dalam beribadah.

• Melakukan diskriminasi terhadap orang yang berbeda agama.

• Memaksakan kehendak orang lain atas kebebasan beragama.

• Melakukan penistaan agama.

Contoh Perilaku yang Melanggar Nilai Kemanusiaan

• Memperlakukan orang lain dengan semena-mena.


• Enggan membantu orang yang kesusahan atau membutuhkan bantuan.
• Melanggar hak orang lain untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
• Bertingkah sewenang-wenang.
• Menghalangi orang lain untuk memperoleh kesamaan derajat.
Contoh Perilaku Yang Melanggar Nilai Keadilan
• Bersikap egois dan mau menang sendiri
• Mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan orang banyak
• Melakukan hal – hal yang menimbulkan perpecahan seperti mengadu domba
• Hilang rasa cinta terhadap tanah air
• Intoleransi terhadap keberagaman suku, rasa, budaya, bahasa, dan agama.
Contoh Perilaku yang Melanggar Nilai Kerakyatan
• Main hakim sendiri.
• Mengabaikan pendapat orang lain terlebih kelompok minoritas.
• Mengambil keputusan secara sepihak.
• Tidak menggunakan hak pilih dalam pemilu.
• Memberontak karena tidak puas dengan keputusan musyawarah.
Contoh Perilaku yang Melanggar Nilai Keadilan
• Menghalangi orang lain untuk mendapat penghidupan yang layak sesuai dengan amanat
UUD 1945 dalam setiap lini kehidupan.
• Bersikap sewenang-wenang terhadap sesama.
• Tidak menghormati dan menghargai hak orang lain.
• Memanfaatkan kekayaan alam dan seluruh isinya untuk kepentingan pribadi
• Menyalahgunakan kekuasaan dan jabatan yang menyengsarakan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai