Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AGAMA ISLAM

“ PUASA ”

DOSEN

LA ODE WAHIDIN S.Pd, M.Pd.I

OLEH :

NAMA : Anggli Febrina R.

NIM : J1A121006

KELAS : A

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Atas berkat dan rahmatnya
sehingga saya mampu menyelesaikan makalah dengan judul “ PUASA ” dengan tepat waktu.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama
Islam dengan dosen pengampu yaitu Bapak LA ODE WAHIDIN S.Pd, M.Pd.I

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak LA ODE WAHIDIN S.Pd, M.Pd.I. selaku
dosen mata kuliah Agama Islam yang telah memberikan tugas ini kepada saya sebagai sarana
untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman bagi penulis dan pembaca.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan
memberikan pemahamannya dalam pembuatan makalah ini. Saya menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saya menerima kritik dan saran dari para
pembaca untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.

Sabtu 1 Januari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN...................................................................................................................4
D. MANFAAT PENULISAN...............................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................................5
A. HAKIKAT PUASA.............................................................................................................................5
1. Pengertian Puasa....................................................................................................................5
2. Macam-macam Puasa............................................................................................................5
B. MENGAPA ALLAH MEWAJIBKAN PUASA...................................................................................7
C. TUJUAN DAN FUNGSI PUASA.....................................................................................................9
D. MAKNA SPRITUAL PUASA........................................................................................................10
E. SYARAT PUASA.........................................................................................................................10
F. Hal-hal yang membatalkan puasa dan mengurangi nilai puasa...............................................11
G. ADAB-ADAB BERPUASA....................................................................................................12
BAB 3 PENUTUP..................................................................................................................................14
A. KESIMPULAN............................................................................................................................14
B. SARAN......................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seperti yang kita ketahui agama islam mempunyai lima rukun islam yang salah
satunya ialah puasa, yang mana puasa termasuk rukun Islam yang keempat. Karena puasa itu
termasuk rukun Islam jadi semua umat Islam wjib melaksanakannya namun pada
kenyataannya banyak umat Islam yang tidak melaksanakannya, karena apa? Itu semua karena
mereka tidak mengetahui manfaat dan hikmah puas. Bahkan umat muslim juga masih banyak
yang tidak mengetahui pengertian puasa, dan bagaimana menjalankan puasa dengan baik dan
benar.
Banyak orang-orang yang melaksanakan puasa hanya sekedar melaksanakan, tanpa
mengetahui syarat sah puasa , tujuan dan fungsi puasa , makna spiritual puasa. Hasilnya pada
saat mereka berpuasa hanyalah mendapatkan rasa lapar saja. Sangatlah rugi bagi kita jika
sudah berpuasa tetapi tidak mendapatkan pahala

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan hakekat puasa
2. Mengapa Alloh mewajibkan puasa
3. Apa tujuan dan fungsi puasa
4. Bagaimana makna spiritual puasa
5. Bagaimana puasa dan pembentukan inrane berkarakter.

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui hakekat puasa
2. Untuk mengetahui mengapa Alloh mewajibkan puasa
3. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi puasa
4. Untuk mengetahui makna spiritual puasa
5. Untuk mengetahui puasa dan pembentukan insane berkarakter

D. MANFAAT PENULISAN
 Menambah referensi atau wawasan
 Menjadi bahan Informasi
BAB 2 PEMBAHASAN

A. HAKIKAT PUASA
1. Pengertian Puasa
Saum (puasa) secara bahasa artinya menahan atau mencegah. Menurut syariat agama
Islam artinya menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa
membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hinggalah terbenam matahari, dengan syarat
tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim. Perintah puasa difirmankan oleh
Allah pada Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 187.
Berpuasa (saum) merupakan salah satu dari lima Rukun Islam. Terdapat puasa wajib
dan puasa sunnah, namun tata caranya tetap sama.

2. Macam-macam Puasa
a. Puasa Fardhu
1. Puasa Ramadhan. Firman Alloh dalam QS.al-Baqarah: 183:

َ‫ب َعلَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬


َ ِ‫صيَا ُم َك َما ُكت‬ َ ِ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ال‬

“Hai orang-orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana


diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa” (QS.al-
Baqarah:183)
2. Puasa Qadla, mengganti puasa Ramadhan yang dotinggalkan. Firman Alloh dalam
QS.al-Baqarah: 184

‫ط َعا ُم ِم ْس ِكي ٍن‬ َ ٌ‫ت فَ َمن َكانَ ِمن ُكم َّم ِريضا ً َأوْ َعلَى َسفَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِّم ْن َأي ٍَّام ُأخَ َر َو َعلَى الَّ ِذينَ يُ ِطيقُونَهُ فِ ْديَة‬
ٍ ‫َأيَّاما ً َّم ْعدُودَا‬
ْ ‫فَ َمن تَطَ َّو َع خَ يْراً فَهُ َو َخ ْي ٌر لَّهُ َوَأن تَصُو ُم‬
َ‫وا َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم ِإن ُكنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬

“(yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barang siapa dintara kamu sakit atau
dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wjib mengganti) sebanyak hari
(yang dia tidak berpuasa itu ) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang
berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu member makan seorng
miskin. Tetapi barang siapa dengan kerelaan hati menjalkan kebaikan, maka itu
lebih baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
(QS.al-Baqarah: 184).
3. Puasa nadzar yaitu puasa yang dikerjakan karena nadzar untuk mendekatkan diri
kepada Alloh SWT . Apabila puasa itu dinadzarkan maka wajiblah hukumnya .
4. Puasa kafarat, yaitu sebagai akibat pelanggaran-pelanggaran tertentu seperti:
 Sumpah palsu 3 hari
 Melakukan hubungan seks pada siang hari di bulan Ramadhan
 Melakukan dhihar(Mengharamkan isteri dan mempersamakan istri dengan ibu
sendiri)masing-masing 60 hari puasa terus-menerus.
5. Puasa fidyah, yaitu pengganti dari kewajiban membayar dam karena melanggar
peraturan ibadah haji yaitu pada 3 hari di kota suci dan 7 hari dinegeri sendiri
sesuai dengan Firman Alloh QS.al-Baqarah: 196

ُ ‫ ْالهَ ْد‬ ‫يَ ْبلُ َغ‬ ‫ َحتَّ ٰى‬ ‫ ُر ُءو َس ُك ْم‬ ‫تَحْ لِقُوا‬  ‫ َواَل‬  ۖ‫ي‬
‫فَ َم‬  ُۚ‫ َم ِحلَّه‬ ‫ي‬ ِ ْ‫ُأح‬ ‫فَِإ ْن‬  ِۚ ‫هَّلِل‬ َ‫ َو ْال ُع ْم َرة‬ ‫ ْال َح َّج‬ ‫َوَأتِ ُّموا‬
ِ ‫ ْالهَ ْد‬  َ‫ ِمن‬ ‫ا ْستَ ْي َس َر‬ ‫فَ َما‬ ‫صرْ تُ ْم‬
‫ ْال‬ ‫ِإلَى‬ ‫بِ ْال ُع ْم َر ِة‬ ‫تَ َمتَّ َع‬ ‫فَ َمن‬ ‫َأ ِمنتُ ْم‬ ‫فَِإ َذا‬  ۚ‫ك‬
ٍ ‫نُ ُس‬  ْ‫َأو‬ ‫ص َدقَ ٍة‬
َ   ْ‫َأو‬ ‫صيَ ٍام‬ ِ  ‫ ِّمن‬ ٌ‫ َّرْأ ِس ِهفَفِ ْديَة‬ ‫ ِّمن‬ ‫َأ ًذى‬ ‫بِ ِه‬  ْ‫َأو‬ ‫ َّم ِريضًا‬ ‫ ِمن ُكم‬  َ‫ َكان‬ ‫ن‬
َ ِ‫ ٰ َذل‬  ٌۗ‫ َكا ِملَة‬ ٌ‫ َع َش َرة‬ ‫ك‬
‫لِ َم‬ ‫ك‬ َ ‫تِ ْل‬ ۗ ‫ َر َج ْعتُ ْم‬ ‫ِإ َذا‬ ‫ َو َس ْب َع ٍة‬ ‫ ْال َح ِّج‬ ‫فِي‬ ‫َأي ٍَّام‬ ‫ثَاَل ثَ ِة‬ ‫صيَا ُم‬ ِ ‫ ْالهَ ْد‬  َ‫ ِمن‬ ‫ا ْستَ ْي َس َر‬ ‫فَ َما‬ ‫َح ِّج‬
ِ َ‫ف‬ ‫يَ ِج ْد‬ ‫لَّ ْم‬ ‫فَ َمن‬  ۚ‫ي‬
‫ب‬ِ ‫ ْال ِعقَا‬ ‫ َش ِدي ُ›د‬ َ ‫هَّللا‬ ‫َأ َّن‬ ‫ َوا ْعلَ ُموا‬ َ ‫هَّللا‬ ‫ َواتَّقُوا‬  ۚ‫ ْال َح َر ِام‬ ‫ ْال َمس ِْج ِد‬ ‫ض ِري‬ ِ ‫ َحا‬ ُ‫َأ ْهلُه‬ ‫يَ ُك ْن‬ ‫لَّ ْم‬ ‫ن‬

“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Alloh. Tetapi jika kamu
terkepung (oelh musuh), maka (sembelihlah) hadyu yang mudah didapatkan, dan
jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum hadyu sampai di tempat
penyembelihan nya. Jika ada diantara kamu yang sakit atau ada gangguan di
kepalanya (lalu dia bercukur), maka dia wajib berfidyah, yaitu
berpuasa,bersedekah, atau berqurban. Apabila kamu dalam keadaan aman , maka
barang siapa mengerjkan umurah sebelum haji dia (wajib menyembelih)hadyu
yang didapatkan . Tetapi jika dia tidak mendapatkannya,maka dia (wajib)
berpuasa tiga (hari) setelah kamu kembali. Itu , bagi orang yang bukan penduduk
Masjidilharam. Bertakwalah kepada Alloh dan ketahuilah bahwa Alloh sangat
keras hukuman-Nya” (QS.al-Baqarah: 196)
b. Puasa Sunnah
 Puasa 3hari pada tiap tanggal 13,14,dan 15 bulan qomariah.
 Puasa Senin Kamis
 Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
 Puasa 6 hari bulan syawal
 Puasa Asyura (10 Muharram)
 Puasa Nabi Dawud (melakukan puasa selang)
c. Puasa haram
 Puasa terus menerus
 Puasa pada hari yang di haramkan yaitu, tasyri (11.12, dan 13 haji), hrai raya (1
syawal dan 10 haji) dan hari siqah (30 sya’ban)
 Puasa wanita yang sedang haid atau nifas
 Puasa sunah seorang istri yang tanpa izin suaminya ketika suami ada bersama
istrinya
d. Puasa Makruh
 Puasa Sunah dengan susah payah (sakit, perjalanan, dan lain – lain)
 Puasa sunah pada hari jum’at saja atau sabtu saja (kecuali kalau jum’at atau sabtu
itu bertepatan dengan hari yang di sunahkan puasa)

B. MENGAPA ALLAH MEWAJIBKAN PUASA

Pelaksanaan ibadah puasa merupakan kewajiban yang di perintahkan Allah. Seperti


firman Allah SWT :
َ‫ب َعلَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬
َ ِ‫صيَا ُم َك َما ُكت‬ َ ِ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ال‬
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)
Oleh karena itu puasa merupakan pertanggung jawaban langsung kepada Allah SWT
atau ibadah yang menyangkut aspek hablum minallah, termasuk juga peribadatan yang lain
yang menyangkut dengan puasa seperti niat, sikap mental dan perilaku tertentu, shalat sunnat
dan tarawih, membaca dan mempelajari Al – Qur’an, yang umumnya dilakukan bersama –
sama, maka puasa juga mempunyai akibat yang berhubungan antara manusia dengan manusia
lain.
Alasan dan keutamaan mengapa wajib berpuasa:
1. Karena puasa merupakan perintah agama
Seseorang tidaklah layak beragama islam sampai ia menyerahkan diri dan
menerima sepenuhnya agama islam, karena arti dari islam sendiri itu adalah “
menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah “. Sehingga segala bentuk perintah agama
wajib diterima dan dilaksanakan termasuk diantaranya adalah puasa.
2. Karena puasa adala rukum islam
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu umar radhiallahu anhuma
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
( Islam dibangun diatas lima ( pondasi ) : Syahadat laa ilaaha illallah wa anna
Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah
haji ( bagi yang mampu ), dan berpuasa di bulan Ramadhan ) diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim.
3. Karena dengan puasa kita bisa lebih bertakwa
Allah sendirilah yang memberikan jawaban ini kepada kita. Allah ta’ala
berfirman

›َ ›ِ‫ص يَ› ا› ُم› َك› َم› ا› ُك› ت‬


›‫ب› َع› لَ› ى‬ ِّ› ›‫ب› َع› لَ› ْي› ُك› ُم› ا›ل‬ ›َ ›ِ‫يَ› ا› َأ ي›ُّ هَ› ا› ا›ل›َّ ِذ› ي› َ›ن› آ› َم› نُ›و›ا› ُك› ت‬ 
›‫ا›ل›َّ ِذ› ي› َ›ن› ِم› ْ›ن› قَ› ْب› لِ› ُك› ْم› لَ› َع› ل›َّ ُك› ْم› تَ› ت›َّقُ›و› َ›ن‬
“ wahai orang – orang yang beriman telah diwajibkan atas kalian berpuasa
sebagaimana telah diwajibkan atas  umat  – umat sebelum kalian agar kalian
bertakwa “ ( Al Baqarah : 183 ).

Dengan berpuasa terwujudlah hakekat takwa. Bagaimana tidak, sedangkan


orang yang berpuasa menjauhi segala hal yang dapat membatalkan puasanya karena
taat kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya, dengan ini terwujudlah takwa. Karena
ia menaati perintah Allah berupa puasa, dan menjauhi larangan Nya yang berupa
pembatal – pembatal Puasa.

4. Agar terhapus dosa dan mendapat banyak pahala


Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
“ barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala,
maka akan diampuni dosa – dosanya yang telah lalu “ ( diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim ).
5. Agar masuk surga dan terhindar dari serangga
Allah ta'ala berfiman :
‫ص ْمهُ َو َم ْن‬ ُ َ‫ان فَ َم ْن َش ِه َد ِم ْن ُك ُم ال َّش ْه َر فَ ْلي‬ ِ َ‫ت ِمنَ ْالهُدَى َو ْالفُرْ ق‬ ٍ ‫اس َوبَيِّنَا‬ ِ َّ‫ضانَ الَّ ِذي ُأ ْن ِز َل فِي ِه ْالقُرْ آنُ هُدًى لِلن‬ َ ‫َش ْه ُر َر َم‬
َ ‫َكانَ َم ِريضًا َأوْ َعلَى َسفَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِم ْن َأي ٍَّام ُأ َخ َر ي ُِري ُد هَّللا ُ بِ ُك ُم ْاليُ ْس َر َواَل ي ُِري ُد بِ ُك ُم ْال ُع ْس َر َولِتُ ْك ِملُوا ْال ِع َّدةَ َولِتُ َكبِّرُوا هَّللا‬
َ‫َعلَى َما هَدَا ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُون‬
“Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan ) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda ( antara yang hak dan yang bathil )
“ ( Al Baqarah : 185 )
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
“apabila telah masuk bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu – pintu rahmat,
sedangkan pintu – pintu neraka jahannam ditutup, dan setanpun dibelenggu “
(diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dan ini adalah lafadz Muslim)

C. TUJUAN DAN FUNGSI PUASA


1. Tujuan Puasa
Tujuan puasa secara tegas dijelaskan dalam Alqur’an surah Al-Baqarah :183
adalah untuk membentuk pribadi muslim yang bertaqwa kepada Allah. Yakni
menjalankan semua perintah Alloh dan menjauhi semua yang dilarang Allah.
“Sesungguhnya seluruh amal anak adam itu untuk diri mereka sendiri kecuali
puasa. Puasa itu untuk –Ku dan akulah yang akan membalasnya”(Hadis Qudsi).

2. Ahli tafsir terkemuka , Muhammad Ali Asabuni mengatakan ibadah puasa memiliki
tujuan yang sangat besar yaitu:
a. Puasa menjadi sarana pendidikan bagi manusia agar tetap bertaqwa kepada Alloh
SWT
b. Puasa merupakan media pendidikan bagi jiwa untuk tetap bersabar dan tahan dari
segala penderitaan dalam menempuh dan melaksanakan perintah Alloh SWT
c. Puasa menjadi sarana untuk menumbuhkan rasa kasih sayang dan persaudaraan
terhadap orang lain, sehingga tumbuh rasa empati untuk menolong sesama yang
membutuhkan.
d. Melatih untuk berbuat baik kepada orang lain.
e. Melatih untuk bersabar
f. Melatih mengendaliakan hawa nafsu
g. Bermanfaat untuk kesehatan.
D. MAKNA SPRITUAL PUASA
Salah satu ajaran yang potensial untuk mengembalikan kesadaran spiritual manusia
adalah ibadah puasa.Puasa adalah ajaran Tuhan yang sangat universal. Bagi kaum awam
puasa adalah sebuah upacara ritual keagamaan yang hanya menekankan pada keabsahan
secara lahiriyah yaitu tidak makan, minum,dan berhungan seksual.Akan tetapi bagi kaum
spiritualis, maka dimensi puasa sangatlah luas.Ia mencakup semua hal yang terkait didalam
kehidupannya.

Sesungguhnya agama memberikan pedoman agar seseorang dapat mengarungi


kehidupan bersearah kepada kebaikan , maka di antara yang diajarkannya adalah dengan
menahan hawa nafsunya. Sesorang harus mengrahkan kehidupan dengan mengembangkan
nafsu mutmainnahnya atau nafsu yang membawa kepada kedamaian, ketenangan,kesabaran
dan hal-hal baik lainnya.Seirama dengan hal itu maka nafsu amarah yang terwujud di dalam
keangkaramurkaan,merasa paling berkuasa,merasa paling hebat dan segala nafsu yang terkait
dengan keburukan harus dipangkas sesuai dengan kapasitas dirinya. Nafsu amarah ini yang di
dalam banyak hal dapat membawa kepada perilaku buruk atau jahat. Nafsu amarah akan
membawa kepada kerusakan diri, lingkungan, masyarakat dan juga bngsa.Jika makin banyak
orang yang memiliki nafsu amarah, maka akan terjadi partentangan, rivalitas dan bahkan
konflik. Kerusakan sebagai akibat perang sebenarnya dipicu oleh perilaku yang diarahkan
oleh nafsu amarah in ini.Demikian pula nafsu lawwamah atau nafsu yang lebih
mengedepankan kepada pemenuhan kebutuhan fisikal atau biologis.

Melalui puasa yang mengajarkan spiritual, maka manusia diajarkan agar menjadi
manusia yang baik yaitu mengedepankan nafsu muthmainnah atau nafsu nafsu yang
membawa kepada kedamaian, ketenangan, kesabaran dan hal-hal baik lainnya sesuai dengan
futrah manusia yang sebenarnya juga menginginkan kebaikan.

E. SYARAT PUASA
1. Syarat Wajib
 Beragama Islam
 Baligh (telah mencapai umur dewasa)
 Berakal
 Mumayyiz
 Berupaya untuk mengerjakannya.
 Sehat
 Tidak musafir
2. Syarat Sah
 Beragama Islam
 Berakal
 Tidak dalam haid, nifas dan wiladah (melahirkan anak) bagi kaum wanita
 Hari yang sah berpuasa.

F. Hal-hal yang membatalkan puasa dan mengurangi nilai puasa


Beberapa hal yang membatalkan dan mengurangi nilai puasa:

1. Makan
Ayat yang menjelaskan tentang batalnya puasa karena makan adalah Surah Al-
baqarah ayat 187.
Artinya : dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-
istri kamu, mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi
mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena
itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang
campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan
minumlam hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.
Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai(datang) malam.
2. Minum
3. Hubungan Seksual
Sama seperti surat diatas tapi yang membedakan adalah konsekuensi
hukumnya yang lebih berat yaitu bagi suami istri yamg vberhubungan sex saat puasa
Ramadhan maka ia harus membebaskan budak jika punya, atau jika tidak punya,
berpuasalah selama 2 bulan berturut-turut, atau jika tidak mampu, memberi makan
fakir miskin 60 orang, dan mengganti puasanya. Adapun jika bermimpi di siang hari
atau bangun kesiangan padahal dia lupa mandi zunub maka hal itu tidak membatalkan
puasa.
4. Muntah dengan sengaja
Hadist yang menjelaskan tentang muntah yang disengaja yang artinya : Barang
siapa yang muntah maka tidak ada kewajiban mengganti terhadapnya. Namun barang
siapa muntah denjgan sengaja maka hendaklah ia menggantinya. (HR. Tirmidzi, abu
daud, ibn mazah, dari abu hurairah).
5. Keluar darah haidh dan nifas sebagai konsekwensi dari syarat syahnya puasa.
6. Gila saat sedang puasa
Sedangkan hal yang mengurangi nilai puasa adalah mengerjakan hal-hal yang
memang dibenci oleh Allah swt, seperti bertengkar berkata jorok, berperilaku curang,
atau berbuat sesuatu yang tidak ada manfaatnya dan semacamnya.
Intinya, bila seluruh panca indera dan anggota badannya tidak ikut dipuasakan
terhadap hal-hal yang memang dibenci bahkan dilarang oleh allah swt maka dapat
mengurangi bahkan menghilangkan bobot puasanya, sehingga dia termasuk orang
yang merugi.

G. ADAB-ADAB BERPUASA
1. Niat karena Allah Awt. Semata
Niat ini cukup dalam hati tanpa diucapkan. Akan tetapi banyak ulama yang
berbeda pendapat tentang hal ini. Yang pertama ialah menurut imam hanbali, menurut
beliau niat cukup pada awal puasa saja untuk satu bulan penuh. Kedua, ialah menurut
imam Maliki yang mengatakan niat bisa dimulai ketika awal ramadhan sekaligus.
Yang terakhir yaitu menurut imam Syafii yang mengatakan bahwa niat dilakukan
setiap malam atau bertepatan dengan terbitnya fajar shadiq. Bahkan jika semisal ada
seseorang yang berniat puasa satu tahun yang lalu itupun sebenarnya sudah bisa
dikatakan niat.
Berbeda halnya dengan puasa wajib, untuk puasa sunat kebanyakan ulama
membolehkan berniat puasa pada siang hari, sebagaimana riwayat dari Aisyah bahwa
Rosululloh saw pernah datang kepadanya dan bertanya “ apakah kamu punya sesuatu
(maksudnya makanan?) jawab aisyah “ tidak! Kata Nabi saw “ kalau begitu saya
puasa saja”. Dan dari riwayat tersebut dapat disimpulkanb bahwa niat puasa sunat
bisa dilakukan pada siang hari.
2. Makan sahur
Nabi saw bersabda yang artinya “ sahurlah kalian, karena pada sahur itu
terdapat berkah” (HR. Jama’ah kecuali abu Daud, dari Anas ra). Dari riwayat
tersebut sudahlah jelas bahwa sahur pada saat akan berbuasa sangatlah dianjurkan.
Sedangkan waktu makan sahur yang disunatkan dan yang paling baik menurut Nabi
saw yaitu diakhir malam.
3. Menjahui hal-hal yang dapat membatalkan puasa atau mengurangi nilai puasa.
Selain yang telah disebutkan di atas berkumur secara berlebihan saat berwudu
juga termasuk salah satu hal yang bisa mengurangi nilai puasa. Seperti sabda Nabi
saw yang artinya “ sempurnakanlah dalam berwudhu, sela-selailah diantara jari-
jemarimu dan smpikanlah (ke dalam-dalam) dalam berkumur, kecualai kamu
berpuasa”. ( HR. Imam yang lima, dari Laqith bin Shabirah).
4. Berbuka puasa dengan segera.
Bila waktu berbuka sudah tiba, sangat dianjurkan untuk menygerakannya. Hal
ini karena Nabi saw bersabda yang artinaya: manusia senantiasa berada dalam
kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka. Segerakanlah berbuka karena orang
Yahudi mengakhirkannya.

BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN
Saum (puasa) secara bahasa artinya menahan atau mencegah. Menurut syariat agama
Islam artinya menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa
membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hinggalah terbenam matahari, dengan syarat
tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim.Macam-macam puasa yaitu puasa
fardhu,puasa sunnah,puasaharam,puasa makruh.
Mengapa Allah Mewajibkan Puasa yaitu karena puasa adalah perintah Agama, karena
puasa rukun islam, karena puasa kita bertakwa, karena puasa terhapus dosa dan banyak
pahala.Tujuan puasa untuk menjadikan diri kita selalu bertaqwa kepada alloh , puasa
memiliki fungsi yaitu puasa sebagai sarana pendidikan untuk manusia agar tetap bertaqwa,
melatih untuk bersabar dan mengendalikan hawa nafsu. Melalui puasa yang mengajarkan
spiritual, maka manusia diajarkan agar menjadi manusia yang baik yaitu mengedepankan
nafsu muthmainnah atau nafsu nafsu yang membawa kepada kedamaian, ketenangan,
kesabaran dan hal-hal baik lainnya sesuai dengan futrah manusia yang sebenarnya juga
menginginkan kebaikan. Puasa dan pembentukan insa berkarakter dapat membuat manusia
menjadi : bertaqwa, jujur, nenahan diri, gaya hidup sederhana dll.

B. SARAN
Muslim yang taat dengan perintah Allah SWT tidak akan pernah meninggalkan puasa
karena factor malas.Berlomba-lombalah dalam kebaikan niscaya Allah SWT akan
membalasnya dengan apa yang kita perbuat .

DAFTAR PUSTAKA
Alkaf, Idrus.2004.Ihtisar Hadits.CV Karya Utama : Surabaya
Azra.Azyumardi.2002.Pendidikan Agama Islam.Departemen Agama RI : Jakarta HPT
Muhammadiyah
Syihab.2001.Tuntunan Puasa Praktis.Bumi Aksara : Jakarta
Syarafuddin, dkk. 1995. Al Islam dan Kemuhammadiyahan. Surakarta: LPPI UMS.
Bahreisj, Hussein., 1980. Pedoman Fiqih Islam. Surabaya: Al-Ikhlas.
Latif, M. Djamil., 2001. Puasa dan Ibadah Bulan Ramadhan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Rifa’i, Moh., 1978. Ilmu Fiqih Islam Lengkap. Semarang: PT Karya Toha Putra.
Rasjid, Sulaiman., 2012. Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo Sabiq, Sayyid.,
1993. Fikih Sunnah 3. Bandung: Al-Ma’arif.

Anda mungkin juga menyukai